Isi Referat
Isi Referat
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
II.3 Etiologi
II.3.1
Faktor Genetik
Sekitar 1/3 orang yang terkena psoriasis melaporkan riwayat penyakit
keluarga yang juga menderita psoriasis. Pada kembar monozigot resiko
menderita psoriasis adalah sebesar 70% bila salah seorang menderita
psoriasis. Bila orangtua tidak menderita psoriasis maka risiko mendapat
psoriasis sebesar 12%, sedangkan bila salah satu orang tua menderita
yang
suseptibilitas
spesifik
terhadap
dalam
suatu
psoriasis
populasi,
berhubungan
didapatkan
bahwa
dengan
Major
II.3.2
Faktor Imunologik
Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari
ketiga jenis sel yaitu limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau
keratinosit. Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya.
Lesi psoriasis umumnya ditemukan limfosit T di dermis yang terutama
terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit limfositik dalam epidermis.
Sedangkan pada lesi baru pada umumnya lebih didominasis oleh sel
II.3.3
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan memegang peranan penting pada terjadinya
psoriasis. Beberapa faktor seperti trauma fisik, obat-obatan,stress
psikologis dan infeksidapat mencetuskan psoriasis pada individu yang
suseptibel secara genetik.14 Beberapa obat-obatan diketahui dapat
mencetuskan lesi psoriasis pada kulit yang awalnya secara klinis tidak
menunjukkan lesi psoriasis. Obat-obatan dapat mencetuskan psoriasis
berdasarkan bukti-bukti yang kuat yaitu litium, beta-blockers, anti malaria,
nonsteroidal anti-inflammatory, dan tetrasiklin. Obat-obatan lainnya yang
dicurigai dapat mencetuskan psoriasis seperti angiotensin-converting
enzyme inhibitors, calcium-channel blockers, potasium iodida.15
Penyebab dan patogenesis psoriasis vulgaris belum diketahui dengan
pasti, secara patologis terjadi proliferasi yang berlebihan pada keratinosit
dan peradangan kronis, sehingga penyakit ini bersifat kronik-residif.
Banyak teori tentang patogenesis yang berhubungan dengan psoriasis,
Lesi primer pada pasien psoriasis dengan kulit yang cerah adalah
merah, papul dan berkembang menjadi kemerahan, plak yang berbatas
tegas. Lokasi plak pada umumnya terdapat pada siku, lutut, skalp,
umbilikus, dan intergluteal. Pada pasien psoriasis dengan kulit gelap,
distribusi hampir sama, namun papul dan plak berwarna keunguan dengan
sisik abu-abu. Pada telapak tangan dan telapak kaki, berbatas tegas dan
mengandung pustule steril dan menebal pada waktu yang bersamaan. 23
nail pit yang berupa lekukan-lekukan miliar. Kelainan yang tidak khas
yaitu kuku yang keruh, tebal, bagian distalnya terangkat karena terdapat
lapisan tanduk dibawahnya (hyperkeratosis subungual) dan onikolisis.
Disamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat
pula menimbulkan kelainan pada sendi. Umumnya bersifat poliartikular,
tempat predileksinya pada sendi interfalangs distal dan terbanyak terdapat
pada usia 30-50 tahun. Sendi membesar kemudian terjadi ankilosis dan
lesi kistik subkorteks. Kelainan pada mukosa jarang ditemukan.11
Bentuk klinis psoriasis sendiri telah terbagi menjadi tujuh
kelompok yaitu psoriasis vulgaris, psoriasis gutata, psoriasis inversa
(psoriasis
fleksural),
psoriasis
eksudativa,
sebopsoriasis
psoriasis
Bentuk ini adalah yang lazim terdapat karena itu disebut psoriasis
vulgaris. Dinamakan juga tipe plak karena lesi-lesinya pada umumnya
berbentuk plak. Tempat predileksinya yaitu pada scalp, perbatasan scalp
dengan wajah, ekstremitas terutama bagian ekstensor yaitu lutut, siku dan
daerah lumbosakral.
2. Psoriasis Gutata
4. Psoriasis Eksudativa
5. Sebopsoriasis
11
Gambar 7. Psoriasis
Seboroik11
6. Psoriasis Pustulosa
12
13
7. Eritroderma psoriatic
II.4 Histopatologi
14
abses Munro. Pada puncak papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah
kecil yang disertai oleh sebukan sel radang limfosit dan monosit.11
15
16
maka dilakukan biopsy hepar setiap kali dosis mencapai dosis total
1,5 gram, tetapi bila fungsi hepar abnormal maka dilakukan biopsy
hepar bila dosis total mencapai 1 gram.
Efek samping dari penggunaan MTX adalah nyeri kepala,
alopecia, saluran cerna, sumsul tulang, hepar dan lien. Pada saluran
cerna berupa nausea, nyeri lambung, stomatitis ulcerosa dan diare.
Pada reaksi yang hebat dapat terjadi enteritis hemoragik dan
perforasi intestinal. Depresi sumsum tulang menyebabkan
timbulnya leucopenia, trombositopenia dan kadang-kadang
anemia. Pada hepar dapat terjadi fibrosis dan sirosis.
c. Levodopa
Levodopa sebenarnya dipakai untuk penyakit Parkinson.
Pada beberapa pasien Parkinson yang juga menderita psoriasis dan
diterapi dengan levodopa menunjukkan perbaikan. Berdasarkan
penelitian, Levodopa menyembuhkan sekitar 40% pasien dengan
psoriasis. Dosisnya adalah 2 x 250 mg 3 x 250 mg. Efek samping
levodopa adalah mual, muntah, anoreksia, hipotensi, gangguan
psikis dan gangguan pada jantung.
d. Diaminodifenilsulfon
Diaminodifenilsulfon (DDS) digunakan pada pengobatan
psoriasis pustulosa tipe Barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari.
Efek sampingnya adalah anemia hemolitik, methemoglobinuria
dan agranulositosis.
e. Etretinat & Asitretin
18
kayu. Ter dari batubara lebih efektif daripada ter berasal dari kayu,
sebaliknya kemungkinan memberikan iritasi juga besar. Pada
psoriasis yang telah menahun lebih baik digunakan ter yang berasal
dari batubara, karena ter tersebut lebih efektif daripada ter yang
berasal dari kayu dan pada psoriasis yang menahun kemungkinan
timbulnya iritasi kecil. Sebaliknya pada psoriasis akut dipilih ter
dari kayu, karena jika dipakai ter dari batu bara dikuatirkan akan
terjadi iritasi dan menjadi eritroderma.
Ter yang berasal dari kayu kurang nyaman bagi penderita
karena berbau kurang sedap dan berwarna coklat kehitaman.
Sedangkan likuor karbonis detergens tidak demikian. Konsentrasi
yang biasa digunakan 2 5%, dimulai dengan konsentrasi rendah,
jika tidak ada perbaikan konsentrasi dinaikkan. Supaya lebih
efektif, maka daya penetrasi harus dipertinggi dengan cara
menambahkan asam salisilat dengan konsentrasi 3 5 %. Sebagai
vehikulum harus digunakan salap karena salap mempunyai daya
penetrasi terbaik.
b. Kortikosteroid
Kortikosteroid topikal memberi hasil yag baik. Potensi dan
vehikulum bergantung pada lokasinya. Pada skalp, muka dan
daerah lipatan digunakan krim, di tempat lain digunakan salap.
Pada daerah muka, lipatan dan genitalia eksterna dipilih potensi
sedang, bila digunakan potensi kuat pada muka dapat memberik
efek samping di antaranya teleangiektasis, sedangkan di lipatan
berupa strie atrofikans. Pada batang tubuh dan ekstremitas
digunakan salap dengan potensi kuat atau sangat kuat bergantung
pada lama penyakit. Jika telah terjadi perbaikan potensinya dan
frekuensinya dikurangi.
c. Ditranol (Atralin)
Obat ini dikatakan efektif. Kekurangannya adalah
mewarnai kulit dan pakaian. Konsentrasi yang digunakan biasanya
0,2-0,8 persen dalam pasta, salep, atau krim. Lama pemakaian
hanya jam sehari sekali untuk mencegah iritasi.
Penyembuhan dalam 3 minggu.
d. Calcipotriol
Calcipotriol ialah sintetik vitamin D. Preparatnya berupa
salep atau krim 50 mg/g. Perbaikan setelah satu minggu.
19
20
digunakan ialah crude coal ter yang bersifat fotosensitif. Lama pengobatan
4 6 minggu, penyembuhan terjadi setelah 3 minggu. Ternyata bahwa
UVB lebih efektif daripada UVA. 11
II.7 Prognosis
11
Psoriasis
gutata akut timbul cepat. Terkadang tipe ini menghilang secara spontan
dalam beberapa minggu tanpa terapi. Seringkali, psoriasis tipe ini
berkembang menjadi psoriasis plak kronis. Penyakit ini bersifat stabil, dan
dapat remisi setelah beberapa bulan atau tahun, dan dapat saja rekurens
sewaktu-waktu seumur hidup. Pada psoriasis tipe pustular, dapat bertahan
beberapa tahun dan ditandai dengan remisi dan eksaserbasi yang tidak
dapat dijelaskan. Psoriasis vulgaris juga dapat berkembang menjadi
psoriasis tipe ini. Pasien dengan psoriasis pustulosa generalisata sering
dibawa ke dalam ruang gawat darurat dan harus dianggap sebagai
bakteremia sebelum terbukti kultur darah menunjukkan negatif. Relaps
dan remisi dapat terjadi dalam periode bertahun-tahun.24
BAB III
KESIMPULAN
21
dan
eritroderma
psoriatic.
Psoriasis
memberikan
gambaran
22