I.
ANAMNESA
Sampel
: Swab Kloaka Ayam
Tanggal Pengambilan : 4 Oktober 2016
Nama pemilik
: Muliyono
Jenis hewan
: Ayam
Umur
: 3,5 bulan
Jenis kelamin
: Betina
Alamat pasien
: Jln. Prada Utama No 18
Status gizi
: Kurang baik
Gejala klinis
: Kurus, diare, bulu kusam, fese sedikit
keruh (adanya kapur)
DIAGNOSA LABORATORIUM
II.
A.
Nutrient Broth (NB) adalah sebagai media transpor dan juga untuk
memperbanyak jumlah bakteri sehingga bisa dilanjutkan ke uji berikutnya,
selain itu juga dapat untuk screening test penentuan bakteri berdasarkan
kekeruhan yang terbentuk.
d) Pewarnaan Gram
Tujuan dari pewarnaan Gram untuk membedakan antara bakteri Gram
positif dan Gram negatif. Jika hasil pewarnaan bakteri berwarna ungu, maka
bakteri tersebut adalah bakteri Gram positif (+). Sebaliknya, jika hasil
pewarnaan bakteri bewarna merah,maka bakteri tersebut adalah Gram negatif
(-).
Prosedur kerja :
Dibuat sediaan bakteri dari koloni terpisah pada media Mc Conkey.
Diteteskan zat warna Kristal Violet ke objek glass selama 3-5 menit.
Kristal violet dibilas dengan air kran yang mengalir.
Kemudian objek glass diteteskan dengan larutan lugol selama 1
menit, lalu dibilas kembali dengan air kran yang mengalir.Setelah
dibilas, diteteskan lagi dengan alkohol 96% selama 10 detik, dbilas
kembali dengan air.
Setelah itu diteteskan lagi safranin selama 1 menit, bilas kembali dengan
air kran mengalir.
Dikeringkan, lalu diteteskan minyak emersi, kemudian amati morfologi
dan warna bakteri di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x.
f) Uji Biokimiawi
IMVIC ( Indol, Methyl Red, Voges-Proskauer, Simmons Citrate )
1. Uji Indol
Produk indol adalah senyawa yang mengandung nitrogen yang terbentuk
sebagai hasil pemecahan amino tryptopan. Pentingnya uji indol ini adalah karena
hanya beberapa jenis bakteri yang dapat membentuk indol dan produk ini dapat
diuji sehingga dapat digunakan sebagai identifikasi. Yang digunakan sebagai
tryptopan adalah media trypton.
Prosedur kerja :
Dengan menggunakan ose ambil sebagian kecil koloni dari NA miring
tanamkan pada media indol.
Media diinkubasikan dalam inkubator 37o C selama 18-24 jam.
2. Uji Methil Red dan Voges Proskauer (MR-VP)
Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi bakteri gram negatif bacil
yang tidak membentuk spora dan beberapa jenis bacillus. Golongan ini
memfermentasikan glukosa sampai tingkat pemecahan produk tingkat antara
seperti asam piruvat menjadi produk netral dan CO 2, pada uji VP, produk netral
acetyl methylcarbinol dapat diuji.
Uji Methyl Red (MR) untuk menentukan organisme yang tidak
merungubah produk asam menjadi netral, sehingga menurunkan pH media
sampai dibawah 4,5 yang menybabkan indikator Methyl Red yang ada dalam
media menjadi merah.
Prosedur kerja :
Dengan menggunakan ose ambil sebagian kecil koloni dari NA
miring tanamkan pada media MR-VP.
Media diinkubasikan dalam inkubator 37oC selama 18-24 jam.
3. Uji Pergerakan Bakteri (Sulfid Indol Motility)
Bakteri yang mempunyai flagella dapat bergerak, akan dapat berpindah
dan tumbuh jauh dari tempat dimana sel tersebut ditanam pada agar setengah
padat ( Sulfid Indol Moltility / SIM ).
Prosedur kerja :
Dengan menggunakan ose ambil sebagian kecil koloni dari NA
miring tanamkan pada media Sulfid Indol Moltility / SIM.
Media diinkubasikan dalam inkubator 37oC selama 18-24 jam.
4. Uji Simmons Citrate
Media Fermentasi
1. UjiTriple Sugar Iron Agar(TSIA)
Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) bertujuan untuk mengidentifikasi
bakteri yang berasal dari kelas enterobacteriaceae. Uji ini biasa juga digunakan
untuk membedakan gram negatif antara yang mampu mengkatabolisme glukosa,
laktosa, sukrosa, dan mampu membebaskan asam sulfat.
Prosedur kerja :
Dengan menggunakan ose ambil sebagian kecil koloni dari NA miring
tanamkan pada media TSIA.
Media diinkubasikan dalam inkubator 37oC selama 18-24 jam.
10
11
12
III.
13
14
15
16
17
18
Gambar 8. Biakan bakteri pada media Methil Red dan Voges Proskauer (MRVP)
3. Uji Pergerakan Bakteri (Sulfid Indol Motility)
Media yang dipakai adalah media yang bersifat semi solid dengan
kandungan agar-agar 0,2-0,4%. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui
gerak kuman, memakai media IM (Sulfida Indol Motility). Pada media SIM
selain untuk melihat motilitas bisa juga untuk test indol dan pembentukan H2S.
Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, hal ini terlihat adanya
penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini
menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti
bahwa bakteri ini memiliki flagella (Anonim, 2008).Selengkapnya dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
19
Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini adalah untuk
mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pada
media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa
dan berubah warna menjadi biru. Hasil uji sitrat yang diperoleh positif, yang
ditandai dengan terjadinya perubahan warna. Artinya bakteri ini mempunyai
enzim sitrat permiase yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam sel
(Anonimus, 2008). Selengkapnya dapat dilihat pada di bawah ini:
20
bakteri tertentu. Dari hasil uji gula-gula pada uji glukosa, Maltosa dan Manitol
terjadi fermentasi yang ditandai media berubah menjadi kuning, hasilnya positif
(+), pada uji laktosa dan sukrosa tidak terjadi fermentasi yang ditandai tidak
terjadi perubahan warna, hasilnya negatif (-), dari hasil tersebut menyebutkan
juga bahwa jenis bakteri yang tumbuh pada media adalah jenis bakteri
Salmonella sp, karena jenis bakteri tersebut tidak dapat memfermentasikan
21
laktosa dan sukrosa (Anonimus, 2008). Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar
di bawah ini.
22
23
Keter
Jenis Antibiotik
Hamb
o
1
2
3
angan
at
15
Sensit
mm
10
ive
Sensit
mm
ive
Resist
Tetrasiklin
Gentamicin
Streptomycin
4 mm
en
24
IV.
DIAGNOSA
V.
DIFERENSIAL DIAGNOSA
Penyakit yang mirip dengan infeksi salmonellosis adalah arizonosis,
VI.
PEMBAHASAN
Penyakit Berak Kapur (Pullorum Disease) pada Ayam
Ayam merupakan salah satu unggas yang sering dijumpai di peternakan-
peternakan kecil atau sebatas hewan peliharaan. Seperti halnya manusia ayam
pun mengalami sakit, misalnya diare. Penyakit ini sangat terlihat jelas dari feses
ayam. Feses yang dikeluarkan ayam yang diare berstruktur encer dibarengi
cairan bening serta warna feses yang tidak biasanya. Ada kalanya berwarna hijau
atau berwarna putih seperti kapur. Penyakit diare ini tentunya disebabkan oleh
adanya antigen atau bakteri yang masuk pada sistem pencernaan ayam. Selain
feses yang encer, biasanya ayam terlihat lemah dengan sayap menurun ke
25
bawah, dan biasanya juga ayam mengalami pertumbuhan yang lambat dari
kawanannya.
Penyakit ayam merupakan kendala utama pada peternakan intensif
dilingkungan tropis seperti di Indonesia, karena dapat menurukan produksi.
Dalam pemeliharaan ternak, salah satu penghambat yang sering dihadapi adalah
penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi
beternak akibat kematian ternaknya (Mutidjo, 1992). Oleh sebab itu,
pengamanan dan menjauhkan ternak ayam dari sumber wabah dan hambatan
potensial tersebut menjadi prioritas dan perhatian khusus. Pemilihan indukan
yang unggul, pengelolaan yang baik, sanitasi, peningkatan daya tahan ayam
dengan vaksinasi dan usaha menjauhkan ternak ayam dari sumber penyakit
adalah kunci sukses dalam beternak ayam. Tetapi kurangnya informasi
pengetahuan dan pemahaman dalam pengenalan suatu penyakit dapat
mengakibatkan kesalahan diagnosis dan pengobatan suatu penyakit pada ayam.
Salah satu penyakit pada unggas adalah penyakit Berak Kapur (Pullorum
Disease). Pullorum merupakan suatu penyakit infeksius pada unggas, terutama
anak ayam dan anak kalkun, yang ditularkan melalui telur (Tabbu, 2000).
Penyakit Berak Kapur (Pullorum Disease) biasanya ditemukan dalam bentuk
sistemik akut pada anak ayam, tetapi lebih sering bersifat local dan kronis pada
ayam dewasa.
Penyakit ini banyak menyerang anak ayam. Terutama umur 110 hari.
Kebanyakan yang kena lemah dan mati muda. Pada ayam dewasa tidak terlihat
26
gejala - gejala sakit. Ayam yang sembuh menjadi pembawa sifat dan seumur
hidupnya mengeluarkan bibit penyakit.
Etiologi
Kingdom
: Animalia/Bakteria
Filum
: Proteobakteria
Kelas
: Gamma protebakteria
Ordo
: Enterobakteriales
Famili
: Enterobakteriacrae
Genus
: Salmonella
Spesies
: Salmonella pullorum
Bentuk batang, Gram negatif, non motil, tidak berspora, fakultatif aerob.
Gejala
1.
berlendir dan banyak melekat pada daerah anus. Ayam terlihat pucat, lemah,
kedinginan dan suka bergerombol mencari tempat hangat. Sayap tampak
kusut dan menggantung, jengger pucat dan berkerut berwarna keabu-abuan.
2. Ayam dewasa : Menurunnya kesuburan dan daya tetas, depresi, anemia dan
kotoran encer warna kuning.
Patogenesis
Setelah berhasil memasuki tubuh penderita kuman akan memperbanyak
diri di dalam usus. Dalam waktu yang relatif singkat infeksi tersebut akan
menyebabkan septisemia (sepsis), yang dalam waktu pendek akan dapat
menyebabkan kematian penderita. Apabila yang terjadi cuma bakterimia,
mungkin kuman-kuman hanya akan menyebabkan radang usus akut. Pada yang
sifatnya kronik, kuman dapat diisolasi dari kelenjar-kelenjar limfe di sekitar
27
usus, hati, limpa, dan kantong empedu. Kuman kadang-kadang dibebaskan dari
tubuh melalui tinja atau air susu. Pada infeksi yang bersifat laten, kuman akan
berkembang biak di dalam tubuh bila keadaan umumnya menurun. Penurunan
kondisi tubuh mungkin disebabkan karena stres pengangkutan atau oleh
gangguan faali yang lain (Fardiaz, 1992).
Di dalam ileum terjadi kolonisasi bakteri dan terjadi invasi mukosa
akibat adanya bakteri Salmonella pullorump. Di intestinum Salmonella
pullorump.
mengeluarkan
sitotoksin
dan
enterotoksin
sehingga
akan
Terapi
Terapi terbaik dilakukan dengan pemberian antibiotik yang sebelumnya
dilakukan pemeriksaan dengan uji sensitifitas .Berdasarkan uji sensitifitas
antibiotik yang telah dilakukan yaitu antibiotic tetracyclin dan gentamycin yang
bersifat sensitif terhadap bakteri Salmonella pullorum.
Cara Pencegahan dan Pengendalian
28
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji pemeriksaan laboratorium, bakteri yang terdapat
pada swab kloaka ayam adalah bakteri Salmonella pullorum yang menyebabkan
penyakit salmonellosis atau berak kapur pada ayam.
DAFTAR PUSTAKA
29