KELOMPOK I
ANGGOTA KELOMPOK:
IKA AULIA RAHMI
RIZQAH
NITA AMALIA
SUCI LESTARI
YULIANITA PRATIWI INDAH LESTARI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
DASAR TEORI
A. BUVIPAKAIN
A.1. PENJELASAN MENGENAI BUPIVAKAIN
Nama
IUPAC
(RS)-1-Butyl-N-(2,6-dimethylphenyl)piperidine-2-
carboxamide
Bupivakain adalah obat anestesi lokal jenis amida yang memiliki
masa kerja panjang dan mula kerja yang pendek. Seperti halnya
anestesi lokal lainnya, bupivakain akan menyebabkan blokade yang
bersifat reversibel pada perambatan impuls sepanjang serabut
saraf, dengan cara mencegah pergerakan ion-ion natrium melalui
membran sel, ke dalam sel.
Penggunaan Bupivakain Untuk Anestesi Spinal:
Kontra-indikasi:
Septikemia
Dosis:
Efek Samping:
Interaksi Obat:
Bupivakain harus digunakan secara hati-hati bila diberikan pada
penderita yang menerima obat-obat aritmia dengan aktivitas
anestesi lokal, karena efek toksiknya dapat bersifat aditif
Toksisitasnya meningkat bila diberikan bersama propanolol
Overdosis:
Komposisi:
Bupivacaine 5 mg/mL (+ Dextrose 80 mg/mL atau hiperbarik)
Bentuk Sediaan:
Cairan injeksi dalam ampul 4 mL.
Farmakologi:
Merupakan anestetik lokal golongan amide yang menyebabkan
blokade penyebaran impuls sepanjang serat saraf yang reversible
dengan mencegah masuknya ion natrium melalui membran saraf,
dan diperkirakan bekerja dalam kanal natrium membran saraf. Lama
analgesia pada segmen T10-T12 adalah 2-3 jam.
Indikasi:
Anestesi spinal untuk pembedahan (bedah urologi dan anggota
gerak bawah yang berlangsung 2-3 jam, bedah abdomen yang
berlangsung 45-60 menit).
Dosis:
: 0,4-0,5 mg/kg
: 0,25-0,3 mg/kg
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Hipotensi, bradikardi, pusing, depresi napas, reaksi alergi.
B. ASAM TRANEKSAMAT
B.1. PENJELASAN MENGENAI ASAM TRANEKSAMAT
Nama Generik:
Asam Traneksamat
Nama Kimia/IUPAC:
Trans-4-(aminomethyl)cyclohexanecarboxylic acid.
Struktur Kimia:
C7H15NO2
Keterangan:
Larutan 5% dalam air mempunyai pH : 7.0 - 8.0
Sifat Fisikokimia:
Serbuk kristal berwarna putih. Larut baik dalam air dan dalam asam
asetat glasial.
Sub Kelas Terapi:
Obat yang mempengaruhi darah
karena
membantu
itu
asam
mengatasi
traneksamat
perdarahan
dapat
digunakan
untuk
akibat
fibrinolisis
yang
berlebihan.
Farmakologi:
Asam traneksamat diabsorbsi dari saluran cerna dengan konsentrasi
plasma puncak tercapai setelah 3 jam. Bioavailabilitasnya sekitar
30-50%, didistribusikan hampir ke seluruh permukaan tubuh dan
mempunyai ikatan protein yang lemah. ;Berdifusi ke plasenta dan
air susu. Waktu paruh eliminasi adalah 3 jam, diekskresikan dalam
urin sebagai obat tidak berubah.
Stabilitas Penyimpanan:
Disimpan ditempat yang sejuk
Indikasi:
a)
b)
c)
d)
Interaksi Obat:
Obat yang berfungsi untuk menjaga hemostasis tidak diberikan
bersamaan dengan obat antifibrinolitik. Pembentukan trombus akan
meningkat dengan adanya oestrogen, atau mekanisme
antifibrinolitk diantagonis oleh senyawa trombolisis.
Pengaruh Kehamilan:
Faktor resiko : B
Bentuk Sediaan:
Kapsul 250 mg, Tablet 500 mg, Injeksi 50 mg/ml
Peringatan:
Kurangi dosis pada gangguan ginjal pada pengobatan jangka
panjang secara teratur lakukan pemeriksaan mata regular dan uji
fungsi hati.
Mekanisme Aksi:
Asam traneksamat bekerja dengan cara memblok ikatan
plasminogen dan plasmin terhadap fibrin ; inhibisi terhadap plasmin
ini sangat terbatas pada tingkat tertentu.
Komposisi:
Tranexamic acid
Bentuk Sediaan:
Kapsul 250 mg, tablet 500 mg, injeksi 50 mg dan 100 mg.
Farmakologi:
Antifibrinolitik
yang
secara
kompetitif
menghambat
aktivasi
plasminogen menjadi plasmin, dengan berikatan dengan bagianbagian spesifik dari plasminogen dan plasmin. Absorpsi dalam
saluran cerna tidak dipengaruhi makanan, bioavailabilitas : 34%,
ikatan protein plasma 3%, distribusi luas ke SSP, cairan sinovial,
semen ginjal, kelenjar prostat
Indikasi:
Untuk fibrinolisis lokal seperti epistaksis, prostatektomi, konisasi
serviks, edema angioneurotik herediter, pendarahan abnormal
sesudah operasi, pendarahan sesudah operasi gigi pada penderita
hemofilia.
Dosis:
KALNEX 50 mg injeksi :
- Sehari 1 - 2 ampul (5 - 10 mL) disuntikkan secara intravena atau
intramuskular, dibagi dalam 1 - 2 dosis. Pada waktu atau setelah
operasi, bila diperlukan dapat diberikan sebanyak 2 -10 ampul (10 50 mL) dengan cara infus intravena.
KALNEX 100 mg injeksi :
- 2,5 - 5 mL per hari disuntikkan secara intravena atau
intramuskular, dibagi dalam 1 - 2 dosis pada waktu atau sesudah
operasi, bila perlu, 5 - 25 mL diberikan dengan cara infus intravena.
Dosis KALNEX harus disesuaikan dengan keadaan pasien masingmasing sesuai dengan umur atau kondisi klinisnya.
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Gangguan-gangguan
gastrointestinal,
mual,
muntah-muntah,
secara
pengurangan
dosis
oral.
atau
Gejala-gejala
penghentian
ini
menghilang
pengobatannya.
dengan
Injeksi
Ditranex
Ethinex
Lunex
Nexa
Plasminex
Ronex
Theranex
Tranec
Tranexamic
Transamin
Tranxa
C. PEMBERIAN INTRASPINAL
mendapatkan
resusitasi
yang
adekuat
dan
tidak
mengalami
hipovolemik.
Indikasi:
1. Bedah ekstremitas bawah
2. Bedah panggul
3. Tindakan sekitar rektum perineum
4. Bedah obstetrik-ginekologi
5. Bedah urologi
6. Bedah abdomen bawah
7. Pada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik biasanya
dikombinasikan dengan anesthesia umum ringan.
Kontra indikasi absolut:
1. Pasien menolak
2. Infeksi pada tempat suntikan
3. Hipovolemia berat, syok
4. Koagulapatia atau mendapat terapi koagulan
5. Tekanan intrakranial meningkat
6. Fasilitas resusitasi minim
7. Kurang pengalaman tanpa didampingi konsulen anestesi.
Kontra indikasi relatif:
1. Infeksi sistemik
BAB III
PEMBAHASAN
Dari adanya kasus ini, dapat ditarik beberapa hal yang perlu untuk
diketahui, yaitu:
KASUS:
Dua orang pasien RS Siloam Karawaci meninggal dunia dalam waktu
berdekatan setelah mendapat injeksi obat bius Buvanest Spinal 0,5
persen produksi Kalbe Farma untuk tindakan operasi yang diberikan di
bagian punggung sebelum operasi dilakukan.
Pasien tersebut memiliki jenis operasi yang berbeda, yang satu operasi
Caesar dan yang lain untuk kasus urologi.
Ada dugaan juga terjadi pada pasien di RS Saint Carolus. Badan POM
juga harus memeriksa kejadian di RS lainnya.
AKIBAT:
Setelah disuntikkan, pasien merasa gatal-gatal dan kejang. Lalu segera
dimasukkan ke ICU sebelum akhirnya meninggal dunia.
resistensi
obat
atau
penolakan
terhadap
obat
yang
diberikan.
KEMUNGKINAN PENYEBAB YANG TERJADI:
Buvanest telah tertukar label atau terkontaminasi dengan asam
traneksamat.
PT Kalbe Farma telah lalai dalam proses pengisian kandungan obat
anestesi ke dalam kemasan produknya.
BPOM juga melakukan audit dan investigasi ke sarana produksi obat
Buvanest Spinal, yaitu PT Kalbe Farma Tbk, dan menemukan adanya
potensi mix up. Dari sampel yang mereka teliti, kemasan Buvanest
Spinal memang berisi Asam traneksamat, yaitu anti pendarahan. Juga
ditemukan penerapan prosedur cara pembuatan obat yang baik (CPOB)
tidak seperti yang diharapkan.
Terjadi tindak kriminal oleh orang atau sekelompok orang tertentu baik
dari pihak RS atau Kalbe yang memasukkan ampul tersebut ke dalam
produk Buvanest.
Sampai saat ini, masih terdapat kejanggalan dari kasus ini, karena
sejumlah rumah sakit lain yang juga menggunakan obat produk PT Kalbe
Farma jenis, tidak ditemukan kesalahan seperti kasus di RS Siloam
Karawaci.
Saat ini, Perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menarik dua
jenis obat anestesi lokal yang digunakan dalam bedah urologi serta bedah
sesar yakni batch Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 ml dan Asam
Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml batch no.629668 dan 630025.
Sehubungan dengan adanya kasus ini, maka BPOM mengeluarkan
siaran pers melalui website-nya, yang bertuliskan sebagai berikut:
SIARAN PERS
PENJELASAN BADAN POM TENTANG KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN YANG
SERIUS TERKAIT INJEKSIBUVANEST SPINAL
Sehubungan dengan adanya kejadian tidak diinginkan yang serius pada
penggunaan obat injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy 4 ml/5 (Bupivacaine
HCl) produksi Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. di Siloam Hospital
Lippo Village Karawaci, berikut ini penjelasan dari Badan POM terkait
kasus tersebut:
1. Bahwa Sabtu 14 Februari 2015, Badan POM menerima informasi dari
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan mengenai kejadian tidak
diinginkan yang serius dan mengakibatkan meninggalnya pasien
pada penggunaan obat injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy 4 ml/5
(Bupivacaine HCl) produksi Industri farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. di
Siloam Hospital Lippo Village Karawaci;
2. Bahwa guna melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat
dari
potensi
sebagaimana
risiko
yang
dimaksud
membahayakan,
dalam
angka
1,
atas
Badan
informasi
POM
telah
Februari
Investigasi
2015,
yang
Badan
telah
POM
membentuk
melakukan
audit
Tim
pada
Audit
sarana
Pedagang
Besar
Farmasi
(PBF)
PT.
Enseval
Puta
Megatrading,
Tbk.
serta
melakukan
monitoring
Kesehatan
Republik
Indonesia
berupa
laporan
Asam
Traneksamat
produk
Industri
Farmasi
PT
dimaksud
dalam
angka
2,
Badan
POM
telah
Melakukan
investigasi
secara
menyeluruh
terhadap
investigasi
terhadap
dugaan
terjadinya
mix-up
produk
nomor
bets
629668
dan
630025,
sebagaimana
Center
HALO
BPOM
1-500-533,
SMS
0812-19999-533,
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bupivakain adalah obat anestesi lokal jenis amida yang memiliki
masa kerja panjang dan mula kerja yang pendek. Seperti halnya
anestesi lokal lainnya, bupivakain akan menyebabkan blokade yang
bersifat reversibel pada perambatan impuls sepanjang serabut
saraf, dengan cara mencegah pergerakan ion-ion natrium melalui
membran sel, ke dalam sel.
2. Asam traneksamat merupakan inhibitor fibrinolitik sintetik bentuk
trans dari asam karboksilat sikloheksana aminometil. Secara in
vitro,
asam
traneksamat
10
kali
lebih
poten
dari
asam
untuk
membantu
mengatasi
perdarahan
akibat
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://smart-pustaka.blogspot.com/2012/02/bupivacaine.html
(diakses pada tanggal 27 Februari 2015)
http://smart-pustaka.blogspot.com/2012/02/bupivacaine.html
(diakses pada tanggal 27 Februari 2015)
http://en.wikipedia.org/wiki/Bupivacaine (diakses pada tanggal 27
Februari 2015)
http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/321
4/Buvanest-Spinal-05-Heavy.aspx (diakses pada tanggal 27 Februari
2015)
https://indonesiacompanynews.wordpress.com/2015/02/19/soalbuvanest-kalbe-farma/ (diakses pada tanggal 27 Februari 2015)
http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/410
5/Kalnex.aspx (diakses pada tanggal 27 Februari 2015)
http://pionas.pom.go.id/monografi/asam-traneksamat (diakses pada
tanggal 27 Februari 2015)
http://www.informasiobat.com/traneksamat (diakses pada tanggal
27 Februari 2015)
http://rsuimadinah.blogspot.com/2012/05/traneksamat.html
(diakses pada tanggal 27 Februari 2015)
http://pharmaciststreet.blogspot.com/2013/01/sediaan-sterilpendahuluan.html (diakses pada tanggal 27 Februari 2015)
http://www.pom.go.id/new/index.php/view/pers/253/Siaran-PersPenjelasan-Badan-POM-Tentang-Kejadian-Tidak-Diinginkan-Yang-