Filosofi adalah merupakan pandangan atau keyakinan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak .Keperawatan anak adalah konsisten dengan
pengertian keperawatan the diagnosis and treatment of human respones to actual or potential
health problems( whaley & wong,1995, hal 14).
Tujuannya adalah pencapaian derajat kesehatan bagi anak sebagai suatu bagian dari
sistem pelayanan kesehatan di keluarga. Untuk menekankan pada tujuan tersebut.Pada bagian
ini akan diuraikan kunci filosofi keperawatan anak:
1. Family center care
Filosofi ini memperkenalkan keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan seorang
individu yang mendukung, menghargai dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam
memberikan asuhan terhadap anak (Johson, 1989).Hal ini menjelaskan bahwa Keluarga
merupakan unsur penting dalam merawat anak, mengingat anak adalah bagian dari
keluarga.Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak, harus mampu
menfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian
tindakan keperawatan maupun pemberian penyuluhan kesehatan.
Ada 2 konsep dasar pada proses filosofi
2. Atraumatic care
Kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang terapoutik oleh individu
melalui pelaksananaan intervensi keperawatan untuk membatasi/ mengurangi pengalaman yang
tidak menyenangkan terhadap anak dan keluarga di tatanan pelayanan kesehatan.
Tujuan utama dari atraumatic care adalah do no harm yang terdiri dari
3.
Primary Nursing
Primary nursing adalah menjaga /merawat anak selama 24 jam, jika asuhan keperawatan
oleh perawat tidak berjalan. Primary nursing secara umum mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan pada anak dan menjadikan asuhan yang konsisten terhadap anak serta berfokus
pada unit keluarga sebagai bagian komponen integral pada perencanaan dan pelaksanaan.
4. Case management
Merupakan sistem pemberian asuhan yang seimbang antara biaya dan kualitas dengan
memperhatikan pembiayaan yang berlebihan. Kemampuan perawat dalam memgelola kasus
dengan baik tentu berdampak pada proses penyembuhan pada anak.
sakit berat
meninggal
Sepanjang rentang tersebut, anak memerlukan bantuan perawat baik secara langsung saat
anak sakit maupun tidsk langsung dengan melakukan bimbingan antisipasi pada orang tuanya.
Dalam keadaan sehat optimalpun anak memerlukan bantuan perawat, misalnya untuk upaya
pencegahan dan promosi kesehatan, seperti pelayanan imunisasi atau peningkatan pengetahuan
tentang kebersihan perseorangan dan gizi yang memenuhi syarat kesehatan. Apabila terjadi
perbedaan persepsiantara oarang tua dan perawat tentang konsep sehat sakit tersebut, timbul
masalah pemahaman keluarga tentang makna sehat sakit. Kondisi sehat yang berat menurut
persepsi perawat, dapat dipersepsikan sebagai suatu kondisi yang biasa saja oleh orang tua.
Untuk itu diperlukan bantuan perawat untuk menyamakan persepsi tersebut. Pada kutub ekstrim,
yaitu kematian anak, orang tua tetap memerlukan bantuan perawat untuk mengantarkan anak
pada kematian yang tenang melalui perawatan menjelang ajal (dying care).
3. Lingkungan
Seperti telah dikemukakan di atas, anak adlah individu yang masih bergantung pada
lingkungan, yaitu orang dewasa disekitarnya. Lingkungan terdiri atas lingkungan internal dan
lingkungan eksternal dandapat memengaruhi kesehatan anak. Lingkungan internal yaitu genetik
(keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi, dan adanya predisposisi atau
resistensi terhadap penyakit. Lingkungan eksternal, yaitu status nutrisi, orang tua, saudara
sekandung (sibling), masyarakat atau kelompok sekolah, kelompok atau gen, disiplin yang
ditanamkan orang tua, agama, budaya, status sosial dan ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan
lingkungan fisik atau biologis, baik rumah maupun sanitasi disekelilingnya. Perkembangan anak
sangat dipengaruhi rangsangan terutama dari lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang aman,
peduli, dan penuh dengan kasih sayang.
4. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan pelayanan kesehatan yang komprehensif
meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu, keluarga,
masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat maupun sakit. Anak sebagai individu
maupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran dalam pelayanan keperawatan, Sehingga
perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan harus memandang anak sebagai individu yang
unik yang memiliki kebutuhan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada
keluarga dan perawatan yang terapeutik. Selama proses asuhan keperawatan yang dijalankan,
keluarga dianggap sebagai mitra bagi perawat dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Dua konsep yang mendasari dalam kerjasama orang tua dan perawat ini
adalah memfasilitasi keluarga untuk aktif terlibat dalam asuhan keperawatan anaknya di rumah
sakit dan memberdayakan kemampuan keluarga baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan
maupun sikap dalam melaksanakan perawatan anaknya di rumah sakit, melalui interaksi yang
terapeutik dengan keluarga(empowening). Bentuk intervensi utama yang diperlukan anak dan
keluarganya adalah pemberian dukungan, pemberian penkes, dan upaya rujukan kepada tenaga
kesehatan lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan anak.
adalah pengetahuan, keterampilan, serta sikap keluarga dalam hal kesehatan, khususnya
perawatan anak sakit.
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberi konseling keperawatan
ketika anak dan orang tuanya membutuhkan. Hal ini yang membedakan layanan konseling
dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan,
dan hadir secara fisik, perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua anak
tentang masalah anak denga keluarganya, dan membantu mencarikan alternatif pemecahannnya.
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan
anggota tim kesehatan lain, dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik dan komprehensif.
Perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi koordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam
berada di samping pasien. Keluarga adalah mitra perawat. Oleh karena itu, kerja sama dengan
keluarga juga harus terbina dengan baik, tidak hanya saat perawat membutuhkan informasi dari
keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan keluarga
secara aktif.
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan
berdasarkan pada nilai moral yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk mendapat
otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien, dan keuntungan asuhan keperawatan,
yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien. Perawat juga harus terlibat dalam perumusan rencana
pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus mempunyai suara untuk didengar oleh
para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan anak. Perawat yang paling mengerti tentang layanan keperawatan anak. Oleh
karena itu, perawat harus dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang
perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak terhadap
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak.
Akhirnya sebagai peneliti, perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya
menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti, melaksanakan penelitian
langsung, dan menggunakan hasil penelitian kesehatan/keperawatan anak dengan tujuan
meningkatkan kualitas praktik/asuhan keperawatan pada anak. Untuk peran ini diperluka
kemampuan berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan asuhan keperawatan
anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah dilakukan serta mengguakan literatur
untuk memvalidasi masalah penelitian yang ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat
harus dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik
keperawatan anak. ( Supartini, Yupi : 2004 )
a.
b.
c.
d.
Cegah dan atau turunkan cedera baik fisik maupun psikologis. Rasa nyeri karena
tindakan perlukaan ( misalnya : disuntik ) tidak akan bisa dihilangkan tetapi dapat
dikurangi dengan menggunakan teknik distraksi atau relaksasi.
e.
Modifikasi lingkungan fisik rumah sakit dengan mendesainnya seperti dirumah, yaitu
penataan dan dekorasi yang bernuansa anak ( misalnya mengguanakan alat tenun dan tirai
bergambar bunga atau binatang lucu , hiasan dinding bergambar dunia binatang atau
fauna, papan nama pasien bergambar lucu , dinding berwarna dan penggunaan warna
yang cerah di ruangan, dantangga di cat berwarna-warni ).
Satu hal yang harus menjadi perhatian perawat adalah dampak dari ligkungan fisik rumah
sakit dan perilaku petugas itu sendiri sering kali menimbulkan trauma pada anak.Lingkungan
rumah sakit yang asing bagi anak maupun orang tuanya dapat menjadi stressor bagi anak,
sedangkan orang tua dapat menjadi stres apabila mendapat informasi yamg mengejutkan tentang
kondisi penyakit anaknya.
Dengan demikian,jelas lingkungan fisik dan psikologi rumah sakit dapat menjadi strresor
bagi anak.Selain perilaku petugasnya, ruang perwatan untuk anak tidak dapat disamakan seperti
orang dewasa. Ruang tersebut memerlukan dekorasi ang penuh dengan nuansa anak, seperti
adannya gambar dinding berupa gambar binatang dan / atau bunga ,tirai dan sprai serta sarung
bantal yang bewarna dan bercorak binatang atau bunga,cat dinding dan bewarna, seta tangga
yang pegangganya berwarna ceria.
Konsep terapi bermain perkembangan anak antara lain :
1.
Melatih koordiasi antara mata dan tangan serta mata dan telinga.
Contoh alat permainan yang di anjurkan adalaah benda yang aman untuk dimasukkan ke
mulut ,boneka orang/binaytang yang lunak , mainan yang bersuara, giring giring, bola dan lain
lain.
2.
Alat permainan yang dianjurkan bagi anak pada masa ini, misalnya lilin yang dapat dibentuk
,alat yang untuk menggambar, puzzle sederhana , manik-manik, dan alat-alat rumah tangga. Pada
masa ini,kelakuan anak sangat menonjol(egosentris) dan anak belum memahami makna dari
memiliki, sehingga anak sering berebut mainan karena masing-masing menganggap bahwa
mainan itu adalah miliknya.
3.
Alat permaian yang dianjurakan misalnya buku, majalah, alat tulis atau krayon, balok, dan
aktivitas berenang. Pada masa ini bermain mempunyai tujuan seperti berikut :
1.
Lingkup praktik merupakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
berdasarkan atas kemampuan, tingkat pendidikan yang diniliki, dan dilakukan selama batas
keprofesian. Sedangkan praktik keperawatan itu sendiri merupakan tindakan mandiri perawta
profesional maupun melalui tindakan kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan. Lingkup praktik keperawatan anak merupakan batasan asuhan
keperawatan yang duberikan pada klien anak yang berusia 28 hari sampai 18 tahun atau usia bayi
baru lahir samapi 12 bulan (Gartinah, dkk 1999). Dalam memberikan asuhan keperawatan anak
harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu, kebutuhan untuk \umbuh kembang seperti asuh,
asih, dan asah (Sularyo, 1993).
1)
Kebutuhan Asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan dasar fisik yang harus dipenuhi dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan akan gizi, kebutuhan
pemberian tindakan keperawatan dalam meningkatakan dan mencegah penyakit, kebutuhan
pengobatan, kebutuhan tempat atau perlindungan yang layak, kebutuhan hygiene perseorangan
dan sanitasi lingkungan yang sehat, dan kebutuhan akan pakaian, kebutuhan jasmani dan
rekreasi.
2)
Kebutuhan Asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau memperbaiki
psikologi anak. Perkembangan anak banyak ditentukan oleh perkembangan psikologis yang
termasuk didalamny ialah perasaan kasih sayang atau hubungan anak dengan orang tua atau
orang disekelilingnya karena akan memperbaiki perkembangan psikologisnya. Terpenuhnya
kebutuhan ini akan meningkatakan ikatan kasih sayang yang erat (bonding), dan tercipanya rasa
percaya yang kuat (basic trust).
3)
Kebutuhan Asah
Pemenuhan kebutuhan asah (stimulasi mental) akan memperbaiki perkembangan anak sejak dini
sehingga perkembangan psikososial, kecedasan, kemandirian, kreativitas pada anak akan sesuai
dengan harapan sesuai usia pertumbuhan dan perkembangan
1.
A.
e. Riwayat kelahiran
1. Termasuk riwayat prenatal ( kesehatan maternal , infeksi,obat-obatan yamg
diminum,perdarahan abnormal, peningkatan BB, lama kehamilan, sikap terhadap
kehamilan, kelahiran, lama persalinan,jenis pelahiran, komplikasi, BB lahir, kondisi bayi
saat lahir )
2. Riwayat neonatal ( distres pernafasan, sianosis, ikterus, kejang, kemampuan makan
buruk).
f. Penyakit operasi atau cidera sebelumnya
Termasuk tanggal masuk RS alasan masuk RS dan respon terhadap penyakit.
g. Penyakit pada masa anak-anak
Termasuk penyakit menular yang umum seperti campak,gondok,dan cacar
air(varisela),tanyakan kontak terakhir dengan orang yang menderita penyakit menular.
h. Imunisasi
Termasuk hal-hal spesifik tentang imunisasi (tanggal,jenis) dan reaksi yang tidak
diharapkan,bila anak belum di imunisasi,catat alasannya.catat desentisasi misalnya
campak,gondok/rubela.
Meliputi melakukan defekasi dan miksi ( umur di mana anak dapat mengontrol
defekasi dan miksi pada waktu siang dan malam hari atau tingkat pengontrolan saat
ini)
b.
Tidur ( jumlah dan pola tidur selama siang dan malam hari, doa waktu tidur dan
objek yang aman, takut, dan mimpi buruk )
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
B.
Anak-anak dan remaja harus di tanya apakah mereka pernah merasa sedih atau
murung. Jika ya mereka harus ditanya apakah mereka pernah berfikir untuk
bunuh diri.
Riwayat keluarga
Termasuk umur dan kesehatan anggota keluarga terdekat, penyakit keturunan, adanya
kelainan kongenital dan jenisnya, keturunan dari orang tua, pekerjaan dan pendidikan orang tua,
dan hubungan keluarga.tanyakan tentang kondisi kehidupan ( jenis tempat tinggal dan tetangga ).
Berguna untuk menunjukan hubungan,umur,dan kesehatan anggota keluarga.Kebutuhan
program perawatan kesehatan seharusnya diseimbangkan dengan kebutuhan keluarga,orangtua
mengidentifikasi kebutuhan utama mereka seperti informasi tentang diagnosis pada
perkembangan,informasi tentang pengobatan.
2.
PENGKAJIAN FISIK
Keterampilan pengkajian fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
( rangkaian pengkajian pada abdomen adalah : inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi ). Kemahiran
keterampilan ini membutuhkan kesabaran, latihan, dan perbaikan yang terus menerus.
Keterampilan-keterampilan yang detail dapat dilihat pada buku ajar tentang keterampilan
pengkajian orang dewasa.
1. Palpasi dilakukan dengan jari dan telapak tangan untuk menentukan suhu, dehidrasi,
tekstur, bentuk, gerakan, dan area nyeri tekan.
2. Hangatkan tangan sebelum memulai palpasi.
3. Jaga kuku tetap pendek.
4. Daerah yng lunak dipalpasi terakhir.
5. Lakukan papasi dengan ujung jari untuk pulsasi,ukuran, bentuk, tekstur,dan hidrasi.
6. Lakukan palpasi dengan telapak tangan untuk vibrasi.
7. Lakukan palpasi dengan punggung tangan untuk suhu..
8. Gunakan percakapan atau permainan untuk membuat anak rileks selama palpasi.otot-otot
yang tegang dapat mengaburkan temuan.amati reaksi terhadap palpasi daripada
menanyakan apakah terasa sakit?
9. Perawat dapat membantu anak yang mudah geli dengan pertama-tama menempatkan
tangan anak di atas kulit dan perlahan-lahan menyelipkan tangannya dibawah tangan
anak atau tangan anak tetap di atas tangan perawat selama pemeriksaan.
Pedoman untuk perkusi
o Perkusi dilakukan dengan ketukan untuk menghasilkan glombang bunyi.yang ditandai
dengan intensitas, nada, durasi, dan kualitas.
o Perkusi bisa secara langsung atau tidak langsung.
o Lakukan perkusi dari daerah resonan ke daerah redup.
intensitas Nada
Kualitas
Timpani
Resonan
Hiperresonan
Keras
Sedang
sampai
keras
Sangat
keras
Tinggi
Rendah
Sangat
rendah
Seperti
gendang
Bergema
Nyaring
Pekak
Halus
sampai
sedang
Tinggi
Seperti
gedebuk
Halus
Tinggi
Datar
Datar
o Lakukan pengkajian secara umum dari ujung kepala ke ujung kaki sementara
mengumpulkan riwayat kesehatan dan tanda-tanda vital.
Pengkajian secara umum membantu dalam menetapkan prioritas.perhatikan bagianbagian yang sakit terlebih dulu .contohnya,jika seorang anak mengalami masalah
pernapasan, pengkajian pada bidang ini adalah prioritas.
o Pengkajian fisik merupakan komponen esensial dari asuhan keperawatan. Anak-anak
sering kali tidak dapat mengatakan kepada pemberi perawatan apa yang salah.pemberi
perawatan harus mampu mengkaji dan mengkomunikasikan keluhan anak yang timbul
dari pengkajian.
o Beberapa aspek pemeriksaan fisik yang lengkap dapat diabaikan selama pengkajian
harian, tergantung pada umur anak, status kesehatan, dan alasan untuk kontak dengan
perawatan kesehatan. Contoh pengkajian yang tidak selalu perlu di masukkan adalah
tinggi badan, lingkar kepala, berat badan, refleks tendon dalam, dan uji neurologi.
o Pendekatan dari ujung kepala ke ujung kaki, sistemik dan berurutan untuk pemeriksaan
dapat menjadi tidak mungkin: urutan pemeriksaan seringkali perlu di ubah untuk
menyesuaikan dengan anak. fleksibilitas adalah esensial : bagaimanapun : semua aspek
pemeriksaan yang diperlukan harus dilakukan.
o Seringkali bberapa observasi dapat dilakukan dalam sekali waktu, karena ukuran daerah
yang di periksa. Contohnya, ketika menghitung frekuensi napas juga dapat juga
mengamati jenis dan kualitas pernapasan, ada tidaknya retrasi, warna tubuh, dan apakah
terdapat gangguan pernapasan.
o Lakukan aspek-aspek pemeriksaan yang kurang menimbulkan stres terlebih dulu. Apa
yang menimbulkan stres bagi satu kelompok umur belum tentu menimbulkan stres bagi
kelompok umur yang lain.
o Gunakan pendekatan yang ramah dan tenang.katakan pada anak apa yang harus
dilakukan daripada meminta untuk bekerja sama.demonstrasi membantu anak untuk
mengikuti prosedur.
o Biarkan anak-anak memegang peralatan.
o Gunakan kedua tangan bila mungkin.satu tangan atau pemeriksaan dengan jari bisa
ditafsirkan sebagai tindakan yang bersifat menganggu.
o Jangan meninggalkan bayi dan anak-anak tanpa diawasi diatas meja pemeriksaan
PENGUKURAN TTV
Suhu tubuh,Nadi, Tekanan darah dan Pernapasan
1. Pengukuran suhu tubuh
Suhu tubuh harus diukur pada saat masuk kfasilitas pelayanan keperawatan,sebelum atau
sesudah pembedahan atau prosedur diagnostik invasif, selama dalam masa infeksi yang tidak
teridentifikasi, setelah tindakan menurunkan demam, dan kadang-kadang pada bayi atau anak
yang tampak merah mukanya, merasa hangat atau letargi.
Tabel Suhu tubuh pada anak sehat
Umur
Suhu derajat oc
3 Tahun
1 Tahun
3 Tahun
5 Tahun
7 Tahun
9 Tahun
13 Tahun
37,5
37,7
37,2
37,0
36,8
36,7
36,6
Kemampuan otot-otot untuk menggigil meningkat sesuai dengan maturitas,dan anak akan
mengumpulkan lebih banyak sel adiposa yang diperlukan untuk penyekatan panas
Tabel Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
Faktor
Efek
Latihan aktif
Stres, menangis
Variasi diurnal
Lingkungan termasuk
pakaian
Tempat
Kelompok umur
Kontraindikasi
Aksila
Semua kelompok
umur.beberapa sumber
menganjurkan untuk anakanak yang lebih dari 2 tahun
karena risiko kerusakan dan
perforasi
Oral
Rektal
Timpani
2. Pengukuran nadi
Pengukuran nadi merupakan bagian rutin dari prosedur rumah sakit tapi tidak harus
diremehkan sebagai indikator keadaan sistem kardiovaskular yang diperoleh dengan
mudah.gangguan sistem kardiovaskular;efek demam;dan efek terapi pengobatan dapat di
pantau melalui pengkajian nadi.nadi harus dipantau dengan rutin selama proses penyakit,
sebelum dan sesudah pembedahan, dan bila keadaan anak memburuk.
Tabel frekuensi nadi pada anak-anak saat istirahat
Umur
Lahir
1
1-6
6-12
1-2
2-4
6-10
10-14
14-18
Frekuensi rata-rata
Bulan
Bulan
Bulan
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
140
130
130
115
110
105
95
85
82
2.
b. Pilih tempat yang tepat untuk pengukuran denyut nadi,,,denyut apical diukur padda
anak dibawah usia 2 tahun,karena denyut nadi radialis sulit untuk penempatan
c. Auskultasi denyut nadi radialis dan apical selama 1 menit penuh
3.
Pengukuran pernafasan
Anak yang lebih muda menghirup udara jumlah udara yang relative lebih kecil dan
menghembuskan udara yang lebih besar bayi dan anak mempunyai lebih sedikit alveoli dan
oleh karena itu permukaan alveolus sedikit dimana pertukaran udara dapat terjadi.
Variasi pernafasan menurut umur
umur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bayi premature
Neonatus
1 tahun
2 tahun
3 tahun
5 tahun
10 tahun
15 tahun
20 tahun
Frekuensi (pernafasan/menit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
40-90
30-80
20-40
20-30
20-30
20-25
17-22
15-20
15-20
Umur
Sistolik/diastolik (mmHg)
1 bulan
6 bukan
1 tahun
2 tahun
4 tahun
6 tahun
8 tahun
10 tahun
12 tahun
14 tahun
16 tahun
86/54
90/60
96/65
99/65
99/65
100/60
105/60
110/60
115/60
118/60
120/65
5. PENGUKURAN ATROPOMETRI
Pengukuran atropometri ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukran fisik pada anak
dengan menggunakan alat-alat tertentu.
5.
6.
Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subkapular refleksi pertumbuhan jaringan
lemak dibawah kulit yang mencerminkan kecukupan energy,apabila anak mengalami defisiensi
kalori,maka lipatan kulit menipis,lipatan tersebut akan menebal bila anak kelebihan energy.
DAFTAR PUSTAKA
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.
https://andinisprastika.wordpress.com/2014/03/27/tulis-disini/ (3-3-2016, 16:25)
Engel,joyce.Pengkajian pediatrik/joyce Engel-Ed.2-Jakarta : EGC,1998
Alimul Hidayat,A.Aziz.(2005).Pengantar ilmu keperawatan anak 1.,Jakarta: Salemba Medika