Anda di halaman 1dari 23

PERTEMUAN 7

PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS


PENJUALAN DAN PENGUMPULAN
PIUTANG:PIUTANG USAHA

KELOMPOK 6
1. Ni Wayan Muliartini
2. Nym Dwirahayathi Mahayati
3. Ni Nyoman Budi Astuti

7
20
22

PROGRAM EKSTENSI 2016/2017


DAFTAR ISI
PENGAUDITAN 2

Page 1

Halaman Judul..........................................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................................2
Peta Konsep..............................................................................................................................3
Pembahasan
-

Jenis Akun-Akun Lain dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran...............................5


Pengauditan atas Properti, Mesin dan Peralatan...........................................................5
Pengauditan Beban dibayar di Muka..........................................................................12
Pengauditan Beban-Beban Terutang...........................................................................16
Pengauditan Akun-Akun Pendapatan dan Beban.......................................................18
Pengauditan Rinci Saldo Akun-Pengalokasian...........................................................21

Simpulan..................................................................................................................................22
Referensi..................................................................................................................................24

PETA KONSEP

A. Jenis Akun-akun Lain dalam


Siklus Pembelian dan
Pembayaran

B. Pengauditan atas Properti,


Mesin, dan Peralatan

C. Pengauditan
Beban Dibayar
Di2
PENGAUDITAN
2
Page
Muka

Aset:
Kas, Persediaan,Perlengkapan,
Properti,mesin, Peralatan, hak
paten, merek dagang, Sewa
dibayar dimuka, Pajak dibayar
di muka, Asuransi Dibayar Di
Muka
Beban:
Harga Pokok Penjualan, Beban
Sewa, Pajak Penghasilan,
Beban Asuransi, Beban
Penasehat hukum & Audit,
Beban Pensiun, Beban listrik,
air dan gas

Liabilitis:
Utang Usaha, Utang Sewa,
Utang Beban Lain-lain, Utang
Pajak Penghasilan, Utang
beban lain-lain, Utang Pajak
Penghasilan.

Penyelesaian Pengujian Dalam Siklus Pembelian


Dan Pembayaran : Pengauditan
Akun-Akun
Terpilih
D. Pengauditan
Beban-beban
Terutang

Akun-Akun Terkait
Dengan Akun
Peralatan

E. Pengauditan Akun-akun
Pendapatan dan Beban

F. Pengauditan Rinci Saldo AkunPengalokasian

C. Pengauditan Beban Dibayar Di


Muka

D. Pengauditan Beban-beban
Terutang
E. Pengauditan Akun-akun
Pendapatan dan Beban
F. Pengauditan Rinci
Saldo AkunPengalokasian

Melaksanakan
Prosedur Analitis
Memeriksa Pembelian
peralatan periode ini
Memeriksa pelepasan
peralatan periode ini
Memeriksa saldo
akhir dalam akun
aset
Memeriksa beban
depresiasi
Sewa Dibayar
di Muka saldo
Memeriksa
Biaya Organisasi
akhir dalam
Pajak Dibayar
Di Muka depresiasi
akumulasi
Hak Paten
Asuransi Dibayar Di
Muka
Merek Dagang
Beban Ditangguhkan
Copyright
Goodwill
Pengendalian Internal
Pengujian Audit

PENGAUDITAN 2

Utang Gaji dan Upah


Utang Pajak Penghasilan
Karyawan
Utang Bonus Pimpinan
Utang Komisi
Utang Honorarium
Profesional
Pengauditan
Pajak
Kekayaan
Utang
Sewa
Terutang
Utang Bunga
Pendekatan untuk pengauditan
akun-akun pendapatan dan
beban:
1. Prosedur Analitis
Page 3 2. Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif golongan
transaksi
3. Pengujian rinci saldo akun-

A. JENIS

AKUN-AKUN

LAIN

DALAM

SIKLUS

PEMBELIAN

DAN

PEMBAYARAN
Tabel 16-1 Akun-akun dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
Aset
Kas
Persediaan
Perlengkapan (supplies)
Properti, Mesin dan
Peralatan
Hak Paten, Merek dagang
Sewa dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Asuransi dibayar dimuka

Beban
Harga pokok penjualan
Beban sewa
Pajak penghasilan
Beban asuransi
Beban penasehat hukum &
audit
Beban pensiun
Beban listrik, air, dan gas

Liabilitas
Utang usaha
Utang sewa
Utang beban lain-lain
Utang pajak penghasilan

Tabel 16-1 meringkas banyak jenis akun yang berkaitan dengan transaksi dalam siklus
pembelian dan pembayaran. Jenis aset, beban , dan liabilitas, bisa berbeda-beda dengan
perusahaan satu dengan perusahaan lainnya terutama perusahaan yang bergerak dalm bidangbidang usaha selain perusahaan dagang pengecer, dan perusahaan partai besar, dan
manufaktur.
Dalam bab ini kan dibahas persoalan-persoalan audit yang berkaitan hanya untuk
beberapa akun terpilih, yaitu audit atas:

Properti, mesin, dan peralatan


Beban dibayar dimuka
Utang lain-lain
Akun-akun pendapatan dan beban

B. PENGAUDITAN ATAS PROPERTI, MESIN, DAN PERALATAN


Properti, mesin, dan peralatan adalah akun-akun yang tergolong sebagai aset tetap,
yaitu aset yang diharapkan bisa digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun,
digunakan dalam operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam
PENGAUDITAN 2

Page 4

kegiatan normal perusahaan. Tujuan dari penggunaan aset sebagai bagian dari operasi bisnis
klien dan taksiran umur penggunaan lebih dari satu tahun adalah karakteristik utama yang
membedakannya dari aset-aset seperti persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi.
Akun-akun Terkait dengan Akun Peralatan
Akun-akun yang biasanya digunakan dan berkaitan erat dengan peralatan dilukiskan
pada gambar 16-1. Pendebetan dari peralatan timbul dari siklus pembelian. Karena sumber
pendebetan dalam akun aset adalah jurnal pembelian, sistem akuntansi biasanya sudah diuji
untuk mencatat penambahan yang terjadi dalam periode ini ke akun peralatan sebagai bagian
dari pengujian siklus pembelian dan pembayaran.
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan dan properti, mesin dan peralatan
lainnya biasany adalah master file aset tetap. Master file meliputi suatu catatan rinci untuk
setiap urut peralatan dan jenis properti lain yang dimiliki.

Total dari semua catatan dalam master file sama dengan saldo dibuku besar untuk
akun yang bersangkutan: peralatan, depresiasi, dan akumulasi depresiasi. Auditor atas
peralatan dan aset-aset tetap lainnya, berbeda dari audit atas akun-akun yang tergolong aset
lancar,karena tiga alasan berikut:

PENGAUDITAN 2

Page 5

1. Pembelian peralatan dalam satu periode biasanya tidak begitu sering terjadi, lebihlebih yang berupa peralatan berat yang digunakan dalam perusahaan manufaktur.
2. Jumlah rupiah dari setiap pembelian biasanya material
3. Peralatan biasanya dibukukan dan berada dalam catatan akuntansi selama beberapa
tahun.
Karena perbedaan tersebut, pengauditan peralatan ditekankan pada pemeriksaan atas
pembelian peralatan pada periode ini, buakan pada saldo dalam akun yang dibawa dari
periode sebelumnya.
Dalam mengaudit akun peralatan dan akun-akun terkait, akan sangat bermanfaat
apabila dilakukan pemisahan pengujian menjadi beberapa kategori berikut:

Melaksanakan prosedur analitis

Tabel 16-2 melukiskan prosedur analitis yang sering digunakan untuk peralatan.
Sebagain besar prosedur analitis berkaitan dengan kemungkinan kesalahan penyajian dalam
beban depresiasi dan akumulasi depresiasi.
Table 16-2 Prosedur Analitis Untuk Peralatan
Prosedur Analitis
Membandingkan beban depreseasi dibagi
dengan harga perolehan kotor dengan
tahun lalu
Membandingkan akumulasi depresiasi
diabagi dengan harga perolehan kotor
peralatan dengan tahun lalu
Membandingkan beban bulanan atau
tahunan reparasi dan pemeliharaan,
pemakaian perlengkapan (supplies),
pemakaian peralatan kecil (small tools),
dan beban lain sejenisnya dengan tahun
yang lalu.
Membandingkan biaya manufaktur kotor
dibagi dengan suatu pengukur produksi
dengan tahun yang lalu.

Kemungkinan Kesalahan Penyajian


Kesalahan penyajian beban depresiasi dan
akumulasi depresiasi.
Kesalahan penyajian akumulasi depreseasi.

Memperlakukan sesuatu sebagai beban yang


seharusnya dikapitalisasi.

Peralatan menganggur atau telah dilepas


(disposed) tetapi tidak dihapus dari
pembukuan.

Memeriksa pembelian peralatan periode ini

PENGAUDITAN 2

Page 6

Perusahaan harus mencatat dengan benar penambahan (pembelian) yang terjadi pada
tahun ini, karena aset akan mempunyai dampak jangka panjang dalam laporan keuangan.
Kesalahan untuk mengkapitalisasi aset tetap, atau kesalahan pencatatan jumlah rupiah suatu
pembelian aset tetap, akan berpengaruh atas neraca samapai kelak perusahaan melepas
(disposed) aset tersebut. Laporan laba rugi akan terpengaruh sampai aset tersebut didepresiasi
penuh.
Mengingat betapa pentingnya pembelian yang terjadi tahun ini dalam pengauditan
peralatan, auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit saldo sebagai kerangka acuan
untuk menguji rinci saldo, yaitu: keberadaan, kelengkapan, ketelitian, penggolongan, pisah
batas, kecocokan saldo, dan hak dan kewajiban. Tujuan audit saldo serta pengujian audit yang
lazim dilakuakan dapat dilihat pada tabel 16-3
Tabel 16-13 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penambahan
Peralatan
Tujuan Audit Saldo
Pembelian
tahun
ini
sebagaimana
tercantum
dalam daftar pembelian,
cocok dengan jumlah
yang tercantum dalam
master file, dan totalnya
cocok dengan buku besar
(kecocokan saldo)

Prosedur Pengujian Rinci

Komentar

Saldo
Jumlahkan vertikal daftar
Penjumlahan vertikal daftar
pemebelian
pembelian
dan
Telusur pembelian individual
penelusuran pembelian
ke master file dan
individual harus dibatasi,
periksalah
kebenaran
kecuali
jika
jumlah dan deskripsinya.
pengendaliannya lemah.
Telusur totalnya ke buku
Semua kenaikan dalam saldo
besar
buku besar untuk tahun
ini harus direkonsiliasi
dengan daftar pembelian.
Periksalah faktur penjual dan
laporan
penerimaan
barang

Pembelian
tahun
ini
sebagaimana
tercantum
dalam daftar pembelian
sungguh sungguh ada.
(keberadaan)
Lakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik aset tidak
atas set.
begitu lazim, kecuali jika
pengendaliannya lemah
atau
jika
jumlahnya
material.
Pembelian yang terjadi telah Periksalah faktur dari penjual Ini adalah tujuan terpenting
dicatat (kelengkapan)
untuk
akun
yang
dalam
pengauditan
berkaitan erat seperti
peralatan.
PENGAUDITAN 2

Page 7

misalnya beban reparasi


dan pemeliharaan untuk
menemukan sesuatu yang
seharusnya dicatat sebgai
peraltan.
Periksalah perjanjian sewa
guna.
Periksalah faktur dari penjual Luas pengujian tergantung
pada risiko inheren dan
efektivitas pengendalian
internal.

Pembelian tahun ini


sebagaimana tercantum
dalam daftar pembelian,
telah dicatat dengan
akurat (ketelitian)
Pembelian
tahun
ini Periksalah faktur dari penjual Tujuan ini berkaitan erat
sebagaiman
tercantum
pada
berbagai
akun
dengan pengujian untuk
dalam daftar pembelian,
peralatan
untuk
kelengkapan. Hal ini bisa
telah digolongkan dengan
menemukan sesuatu yang
dilakukan
bersamaan
benar (penggolongan)
seharusnya digolongkan
dengan tujuan pengujian
sebagai peralatan pabrik
ketelitian.
atau peralatan kantor,
bagian dari bangunan,
atau reparasi.
Periksalah faktur dari penjual
untuk akun yang berkaitan erat seperti missalnya beban reparasi dan
pemeliharaan untuk menemukan sesuatu yang
seharusnya dicatat sebagai peralatan.
Periksalah beban sewa guna
untuk sewa dikapiPembelian tahun ini telah Review transaksi-transaksi Biasanya dilakukan sebagai
dicatat pada periode yang
menjelang tanggal neraca
bagian dari pengujian
benar (pisah batas)
untuk
memeriksa
pisah batas utang usaha
kebenaran
periode
pencatatannya.
Klien
memiliki
hak Periksalah faktur dari penjual Biasanya
kekhawatairan
pemilikan atas peralatan
terletak pada penentuan
yang dibeli pada tahun ini
apakah peralatan itu
(hak)
dibeli atau disewa.
Periksalah kontrak pembelian
atau kontrak sewa guna.

PENGAUDITAN 2

Page 8

Seperti halnya dlam area-area audit yang lain, pengujian audit sesungguhnya dan
ukuran sampel tergantung pada seberapa besar materialitas kinerja, risiko inheren, dan
penilaian risiko pengendalian. Titik tolak pembelian tahun ini biasanya adalah daftar yang
diperoleh dari klien yang berisi seluruh pembelian yang dicatat dalam buku besar pembantu
properti, mesin, dan peralatan yang terjadi selama tahun ini.

Memeriksa pelepasan (disposal) peralatan periode ini

Apabila klien tidak memebukukan aset yang dilepas, maka biaya perolehan asli
persalatan menjadi lebih saji dan nilai bukun juga lebih saji sampai aset disusut penuh.
Metode formal untuk yang mengatur pemberian persetujuan untuk pelepasan aset, baik dijual
maupun dilepas dengan cara lainnya, akan sangat membantu dalam mengurangi risiko
kesalahan penyajian. Selain itu harus dilakukan verifikasi internal dalam pencatatan
pelepasan untuk memastikan bahwa aset telah dikeluarkan dengan benar dari catatan
akuntansi.
Tujuan utama auditor melakukan verifikasi atas penjualan, pertukaran atau
penghentian pemakaian aset, adalah untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat bahwa
semua pelepasan sudah dicatat pada jumlah yang tepat.
Prosedur-prosedur yang sering digunakan dalam melakukan pelepasan:
-

Review apakah aset yang baru diperoleh diganti dengan aset yang lama
Analisis laba atau rugi pelepasan aset dan pendapatan lain-lain yang diterima dari

pelepasan aset
Revew modifikasi pabrik dan perubahan produk yang dihasilakan, perubahan
dalam peralatan berkomputer berharga mahal, pajak kekayaan, atau coverage

asuransi unuk melihat kemungkinan adanya peralatan yang ditiadakan


Melakukan wawancara dengan manajemen dan personil produksi tentang
kemungkinan adanya pelepasan aset.

Apabila suatu aset dijual atau dilepas tanpa ditukar untuk penggantinya, ketelitian
pencatatan transaksi bisa diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan master
file properti.

Memeriksa saldo akhir dalam akun aset

Dua tujuan auditor dalam pengauditan atas saldo akhir akun peralatan ialah
menentukan bahwa:
PENGAUDITAN 2

Page 9

1. Semua peralatan terbukukan ada secara fisik pada tanggal neraca ( keberadaan)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan (kelengkapan)
Pada waktu merancang pengujian audit utnuk memenuhi tujuan-tujuan diatas,
pertama-tama auditor harus mempertimbangkan pengendalian internal untuk peralatan.
Idealnya, bahwa auditor bisa menyimpulkan bahwa pengendalian imternal cukup efektif yang
memungkinkan auditor untuk mengendalikan pada saldo akun yang dibawa dari tahun
sebelumnya. Pengendalian penting meliputi penggunaan master file untuk aset aset tetap
individual, pengawasan fisik yang memadai atas aset yang mudah dipindah-pindahkan
(sepereti komputer, peralatan kecil, dan kendaraan), pemberian nomor identifikasi aset yang
dilekatkan pada setiap aset, dan penghitungan fisik aset secara periodik serta
merekonsiliasinya yang dilakukan oleh personil dari bagian akuntansi.
Setelah menilai risiko pengendalian untuk tujuan keberadaan, auditor harus
memutuskan apakah diperlukan untuk memeriksa keberadaan individual peralatan yang
tercantum dalam master file. Pertimbangan utama dalam pemeriksaan pengungkapan tentang
aset adalah kemungkinan adanya larangan hukum. Auditor bisa menggunakan beberapa
metoda untuk menentukan apakah peralatan dilatrang secara hukum, dengan cara:
-

Membaca pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian kredit


Mengirim permintaan konfirmasi utang ke bank atau ke lembaga keuangan lain
Melakukan diskusi dengan klien atau mengirim surat ke penasehat hukum

Penyajian dan pengungkapan peralatan yang tepat dalam laporan keuangan harus
dievluasi dengan cermat untuk memastikan bahwa standar akuntansi keuangan diikuti.

Memeriksa beban depresiasi

Beban depresiasi adalah satu dari hanya sedikit beabn yang tidak diverivikasi sebagi
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi. tujuan audit
saldo terpenting untuk beban depresiasi adalah ketelitian. Auditor fokus pada penentuan
apakah klien mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten dari periode ke periode dan
apakah perhitungan klien sudah benar. Dalam menentukan konsistensi, auditor harus
mempertimbangkan empat hal berikut :
1.
2.
3.
4.

Masa manfaat aset yang dibeli pada periode ini


Metoda depresiasi
Taksiran nilai residu
Kebijakan depresiasi aset pada periode pembelian dan pelepadan

PENGAUDITAN 2

Page 10

Kebijakan klien dpat diketahui melalui diskusi dengan personil yang tepat dan
emembandingkan respon mereka dengan informasi dalam arsip permanen auditor. Metode
yang bermanfaat dalam pengauditan depresiasi adalah pengujian prosedur analitis tentang
kewajaran yang dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum didepresiasi dengan tarif
depresiasi.

Memeriksa saldo akhir dalam akumulasi depresiasi

Pendebetan atas akun akumulasi depresiasi pada umumnya diuji sebagai bagaian dari
pengauditan atas pelepasan aset, sedangkan kreditnya diperiksa sebagai bagian dari beban
depresiasi. Apabila auditor menelusur transaksi- transaksi tertentu dicatatan akumulasi
depresiasi dalam master file properti sebagai bagian dari pengujian ini., maka hanya tinggal
sedikit yang membutuhkan pemeriksaan untuk saldo akhir akun akumulasi depresiasi.
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam pengauditan atas saldo akhir dalam
akumulasi depresiasi:
1. Akumulasi depresiasi sebagaimana tercantum dalam master file properti cocok
dengan buku besar. Tujuan ini dapat dicapai dengan menguji kebenaran
penjumlahan vertikal akumulasi depresiasi dalam master file properti dan
menelusurnya ke buku besar.
2. Akumulasi depresiasi dalam master filr adalah akurat
Dalam hal tertentu masa manfaat bisa berkurang secara signifikan karena terjadinya
penurunan permintaan konsumen atas produk, penurunan fisik yang tak terduga, modifikasi
dalam operasi, atau perubahan lainnya.
C. PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aset tak berujud, jangka waktunya bisa
bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Termasuk dalam kategori ini
adalah:
Sewa

dibayar

muka
Biaya organisasi
Pajak dibayar di
PENGAUDITAN 2

di

Hak paten
Asuransi dibayar di

muka
Merek dagang
Page 11

Beban
ditangguhkan

Copyright
Goodwill

muka

Dalam kasus tertentu, akun-akun di atas bisa sangat material. Namun dalam kebanyakan
audit, perusahaan tidak memiliki akun sebanyak dicontohkan di atas, atau jumlahnya tidak
material. Prosedur analitis kadang-kadang dianggap sudah dipandang cukup untuk mengaudit
beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aset tak berujud. Dalam audit tertentu,
beberapa aset tersebut bisa signifikan dan menyangkut pertimbangan yang rumit. Sebagai
contoh, pengauditan aset tak berujud seperti misalnya goodwill, sangat tergantung pada
pengetahuan auditor tentang sifat bisnis dan bidang usaha klien, dan kebutuhan akan
pengujian atas asumsi-asumsi manajemen yang signifikan, model evaluasinya, dan data
pendukungyang digunakan sebagai masukan untuk model tersebut.
Dalam pembahasan berikut, digunakan suatu contoh yang mewakili akun-akun sejenis
ini, karena:
1. Asuransi dibayar di muka sering dijumpai pada kebanyakan audit. Hampir semua
perusahaan berhubungan dengan urusan asuransi.
2. Sering muncul masalah dalam pengauditan asuransi dibayar di muka.
3. Tanggungjawab auditor untuk mereview coverage asuransi adalah pertimbangan
tambahan yang tidak dijumpai pada akun lain dalam kategori ini.
PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu: pengendalian atas pembelian dan pencatatan asuransi,
pengendalian atas register asuransi, dan pengendalian atas pembebanan terhadap beban
asuransi adalah bagian dari siklus pembelian dan pembayaran. Otorisasi yang tepat untuk
polis asuransi yang baru dan pembayaran premi asuransi adalah pengendalian yang amat
penting.
Register asuransi adalah suatu catatan polis-polis asuransi yang sedang berjalan dan
tanggal akhir berlakunya setiap polis asuransi. Auditor menggunakan register asuransi untuk
mengidentifikasi polis-polis yang masih berlaku dalam kaitannya dengan asuransi dibayar di
muka. Termin pembayaran dan jumlah untuk polis yang sedang berjalan tercantum pula
dalam register tersebut. Karena termindan besarnya premi merupakan basis untuk
menentukan jumlah asuransi dibayar di muka,auditor secara independen melakukan verifikasi
atas termin dan jumlah untuk setiap polis atau kontrak asuransi.
PENGAUDITAN 2

Page 12

PENGUJIAN AUDIT
Dalam mengaudit asuransi dibayar di muka, auditor mendapatkan daftar asuransi dari
klien yang mendaftar setiap asuransi yang sedang berlaku yang berisi informasi tentang:

Informasi polis, termasuk nomor polis, jumlah pertanggungan, dan premi per tahun.
Saldo awal asuransi dibayar di muka.
Pembayaran premi polis.
Jumlah yang dibebankan ke beban asuransi.
Saldo akhir asuransi dibayar di muka.

Satu-satunya pengujian atas saldo dalam akun beban yang biasanya perlu dilakukan
meliputi proses analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan ke
dalam beban asuransi timbul dari pengkreditan terhadap akun asuransi dibayar di muka.
Saldo awal dan saldo akhir dalam asuransi dibayar di muka seringkali tidak material dan
seringkali hanya terjadi sedikit pendebetan dan pengkreditan atas saldo sepanjang tahun,
kebanyakan diantaranya berjumlah kecil dan mudah difahami. Auditor biasanya melakukan
prosedur analitis berikut untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi.

Bandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun yang

lalu.
Hitunglah rasio asuransi dibayar di muka dengan beban asuransi dan bandingkanlah

dengan tahun yang lalu.


Bandingkanlah jumlah pertanggungan polis asuransi individual yang tercantum dalam
daftar asuransi yang diperoleh dari klien dengan daftar tahun lalu untuk menguji ada
tidaknya polis yang sudah tidak berlaku lagi dan perubahan dalam jumlah

pertanggungan asuransi.
Bandingkan saldo asuransi dibayar di muka terhitung untuk tahun ini atas dasar polis
demi polis dengan hal yang sama pada tahun lalu untuk menguji ada tidaknya

kesalahan dalam perhitungan.


Review jumlah pertanggungan yang tercantum dalam daftar asuransi dibayar di muka
dengan personil klien yang tepat atau pialang asuransi untuk mendiskusikan
kecukupan pertanggungan.

Dalam kebanyakan audit, tidak diperlukan pengujian substantif tambahan kecuali apabila
risiko pengendaliannya tinggi atau pengujian menunjukkan besar kemungkinan terjadi
kesalahan penyajian signifikan.
PENGAUDITAN 2

Page 13

Polis Asuransi dalam Asuransi Dibayar di Muka Benar-benar Ada dan Semua Polis
yang Berlaku Tercantum dalam Daftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian keberadaan dan penghilangan polis asuransi yang sedang berlaku dapat
dilakukan pada daftar polis asuransi dibayar di muka melalui salah satu dua cara berikut:
1. Memeriksa suatu sampel faktur asuransi dan polis yang sedang berlaku untuk
dibandingkan dengan daftar.
2. Dapatkan konfirmasi informasi asuransi dari agen

perusahaan asuransi. Auditor

biasanya lebih smenyukai untuk mengirimkan konfirmasi ke agen perusahaan


asuransi klien, karena pedekatan ini biasanya tidak begitu memakan waktu daripada
memeriksa pembukuan klien dan melakukan pencocokan ke dokumen-dokumen
pendukung.
Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi yang Tercantum dalam Daftar Asuransi
Dibayar di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima ganti-rugi atas klaim asuransi disebut sebagai pihak yang
berhak.biasanya nama penerima ganti rugi yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi dalam
hal kredit hipotik atau kredit lain, klaim asuransi bisa juga dibayarkan kepada kreditur.
Review atas polis asuransi untuk menentukan pihak yang berhak ats claim selain klien
merupakan pengujian yang baik untuk memeriksa ada tidaknya utang tidak dicatat dan aset
yang digadaikan.
Jumlah yang Dibayar Muka dalam Daftar adalah Akurat dan Totalnya telah Dijumlah
dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar (Ketelitian dan Kecocokan Saldo)
Pengujian audit untuk memeriksa ketelitian asuransi dibayar di muka menyangkut
pemeriksaan jumlah premi asuransi, jangka waktu polis dan pengalokasian premi ke asuransi
belum terpakai. Jumlah premi untuk suatu polis tertentu dan jangka waktu pertanggungan
dapat diperiksa pada saat yang sama dengan memeriksa faktur premi atau dengan mengirim
konfirmasi ke agen asuransi. Setelah terpakai dua hal ini diperiksa, perhitungan klien tentang
asuransi yang belum terpakai (yang merupakan asuransi dibayar di muka) dapat diuji dengan
melakukan rekalkulasi. Selanjutnya daftar polis asuransi dibayar dimuka dapat diperiksa
PENGAUDITAN 2

Page 14

penjumlahan vertikalnya dan totalnya ditelusur ke buku besar untuk merampungkan


pencocokan saldo.
Beban Asuransi yang Berkaitan dengan Asuransi Dibayar di Muka telah Digolongkan
dengan Benar (Penggolongan)
Penggolongan yang benar pada berbagai akun beban asuransi yang berbeda harus
direview sebagai pengujian atas laporan laba-rugi. Dalam hal tertentu, akun beban yang tepat
cukup jelas karena jenis asuransinya, seperti misalnya asuransi untuk mempertanggungkan
sejenis peralatan, namun dalam situasi lain dibutuhkan pengalokasian. Pembebanan ke akun
yang tepat dan konsistensi dengan tahu sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam
mengevaluasi penggolongan.
Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Tepat (Pisah Batas)
Pisah batas untuk pembelian asuransi biasanya tidak merupakan problem yang
signifikan karena jumlah polis biasanya tidak begitu banyak dan jumlahnya tidak begitu
material. Apabila auditor melakukan pengujian pisah batas atas pembelian asuransi, hal itu
biasanya dilakukan auditor sebagai bagian dari pengujian pisah batas utang usaha.
D. PENGAUDITAN BEBEN-BEBAN TERUTANG
Beban-beban terutang yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari
jasa atau manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak diantara beban
terutang merupakan kewajiban di masa datang untuk jasa yang belum dibayar pada tanggal
neraca. Oleh karena itu pada tanggal neraca, bagian tertentu dari total beban sewayang belum
dibayar harus diakui sebagai utang. Kewajiban-kewajiban lain semacam itu misalnya:

Utang gaji dan upah


Utang pajak penghasilan karyawan
Utang komisi

Utang hororarium profesional


Utang sewa
Utang bunga

Beban terutang yang menyangkut estimasi dimana jumlah yang terutang belum dapat
ditentukan, seperti misalnya kewajiban yang timbul sehubungan dengan pajak penghasilan di
mana ada kemungkinan bahwa jumlah pajak yang dilaporkan bisa berubah setelah Kantor
Pajak mengaudit pajak yang seharusnya dibayar perusahaan. Pemeriksaan atas beban terutang
berbeda-beda tergantung pada sifat beban terutang dan situasi klien yang bersangkutan.
PENGAUDITAN 2

Page 15

PENGAUDITAN PAJAK KEKAYAAN TERUTANG


Sebagaimana halnya dengan beban asuransi, saldo dalam akun pajak kekayaan terutangh
adalah jumlah residual dari saldo awal dalam akun pajak kekayaan terutang, ditambah pajak
kekayaan periode ini, dikurangi dengan pembayaran kas yang dilakukan pada periode ini.
Ketika auditor memeriksa pajak kekayaan terutang, kedelapan tujuan audit saldo adalah
relevan, kecuali nilai bersih bisa direalisasi. Dua diantaranya sangat signifikan, yakni:
1. Pajak kekayaan terutang tercantum dalam daftar beban-beban terutang. Tidak
mencantumkan pajak kekayaan yang terutang akan menyebabkan utang pajak
kekayaan menjadi kurang saji.
2. Pajak kekayaan terutang dicatat dengan akurat. Perhatian auditor adalah pada
perlakuan yang konsisten atas utang dari tahun ke tahun.
Auditor memeriksa jumlah pajak kekayaan terutang bersamaan dengan audit atas
pembayaran pajak kekayaan tahun ini. Auditor biasanya memulai pemeriksaannya dengan
meminta daftar pembayaran pajak kekayaan kepada klien dan kemudian membandingkan
setiap pembayaran dengan daftar tahun yang lalu untuk memastikan apakah semua
pembayaran telah dimasukkan dalam daftar yang dibuat klien. Daftar aset tetap juga perlu
diperiksa untuk memeriksa kemungkinan adanya penambahan dan pelepasan aset yang bisa
mempengaruhi pajak kekayaan terutang. Semua daftar kekayaan perusahaan yang terkena
pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku, harus dimasukkan ke dalam daftar, walaupun
belum sekalipun dibayar pajaknya.
Setelah auditor yakin bahwa semua kekayaan yang merupakan objek pajak telah
dimasukkan ke dalam daftar, auditor selanjutnya mengevaluasi kewajaran pajak kekayaan
atas setiap kekayaan yang dimiliki klien untuk menaksir jumlah pajak terutang. Auditor dapat
memeriksa pajak kekayaan terutang dengan melakukan rekalkulasi bagian dari total pajak
yang berlaku untuk tahun ini, untuk setiap unit kekayaan. Cara terpenting adalah dengan
menggunakan bagian yang sama dari setiap pembayaran pajak untuk menghitung bagian
yang terutang sebagaimana dilakukan padatahun yang lalu, kecuali jika telah terjadi kenaikan
tarif pajak. Dalam banyak hal, pajak kekayaan sering dibebankan pada lebih dari satu akun

PENGAUDITAN 2

Page 16

beban. Dalam situasi demikian, auditor perlu menguji kebenaran penggolongan dengan
mengevaluasi apakah jumlah yang benar telah dibebankan pada setiap akun.

E. PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN


Auditor harus memahami bahwa kebanyakan pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan seringkali lebih mengutamakan laporan laba-rugi dibandingkan
dengan neraca. Dua konsep pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berikut ini sangat
penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba-rugi:
1. Penandingan periodik pendapatan dan beban perlu dilakukan untuk menentukan hasil
operasi yang tepat.
2. Penerapan prinsip akuntansi secara konsisten untuk periode yang berbeda diperlukan
agar laporan bisa diperbandingkan.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan dalam pencatatan transaksi individual dan untuk
menggabungkan akun-akun di buku besar sehingga menjadi laporan keuangan.
PENDEKATAN UNTUK PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN
BEBAN
Pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berhubungan langsung dengan neraca dan
tidak merupakan bagian yang terpisah dari proses audit. Kesalahan penyajian suatu akun
laba-rugi hampir selalu mempunyai dampak yang sama terhadap suatu akun neraca. Berbagai
bagian audit dengan pengujian akun-akun pendapatan dan beban. Bagian-bagian audit yang
berpengaruh langsung atas akun-akun ini adalah:

Prosedur analitis
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi
Pengujian rinci saldo akun

PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran penyajian, baik
untuk akun-akun neraca maupun akun-akun laba-rugi.

PENGAUDITAN 2

Page 17

Tabel Prosedur Analitis untuk Akun-akun Pendapatan dan Beban


PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN
TRANSAKSI
Prosedur Analitis
Membandingkan beban-beban

Kemungkinan Kesalahan Penyajian


individual Lebih saji atau kurang saji dalam saldo suatu

dengan tahun yang lalu.

akun beban.

Membandingkan saldo aset dan liabilitas Lebih saji atau kurang saji dalam suatu saldo
individual dengan tahun yang lalu.

akun aset yang juga akan mempengaruhi


akun laba-rugi.

Membandingkan beban individual dengan Kesalahan penyajian akun beban dan akun
anggaran

aset yang terkait.

Membandingkan

persentase

laba

dengan tahun yang lalu.

kotor Kesalahan penyajian harga pokok penjualan


dan persediaan .

Membandingkan rasio perputaran persediaan Kesalahan penyajian harga pokok penjualan


dengan tahun yang lalu.

dan persediaan.

Membandingkan beban asuransi dan asuransi Kesalahan penyajian beban asuransi dan
dibayar dimuka dengan tahun yang lalu.

asuransi dibayar di muka.

Membandingkan beban komisi dibagi dengan Kesalahan penyajian beban komisi dan beban
penjualan dengan tahun yang lalu.
Membandingkan

beban

individual

dengan

dibagi

komisi terutang.
manufaktur Kesalahan

total

beban

manufaktur

biaya individual dan akun neraca terkait.

manufaktur dengan tahun yang lalu.

PENGAUDITAN 2

penyajian

Page 18

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi keduanya memiliki


pengaruh simultan terhadap pemeriksaan akun-akun neraca dan la-rugi. Sebagai contoh
misalkan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal mencukupi untuk memperoleh
keyakinan memadai bahwa transaksi-transaksi yang terjadi dalam jurnal pembelian, telah
dicatat dan digolongkan dengan akurat, dan dicatat tepat waktu.
Dengan melakukan itu auditor memperoleh bukti bahwa apabila akun neraca
individual benar, maka akun laba-rugi akan benar pula. Sebaliknya dalam situasi
pengendalian internal tidak mencukupi dan kesalahan penyajian dijumpai sepanjang
pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi menunjukkan
kemungkinan adanya kesalahan penyajian baik dalam laporan laba-rugi maupun neraca. Cara
terbaik dalam pemeriksaan atas kebanyakan akun laba-rugi pada setiap siklus transaksi
adalah memahami pengendalian internal dan pengujian pengendalian serta pengujian
substantif golongan transaksi.
PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN-ANALISIS BEBAN
Analisis akun beban adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumendokumen pendukung transaksi individual dan jumlah-jumlah yang membentuk rincian dari
total suatu akun beban. Dalam analisis beban dan akun laba-rugi lainnya, auditor memeriksa
transaksi-transaksi dalam akun tertentu untuk menentukan apakah transaksi-transaksi tepat
untuk klien, digolongkan dengan tepat, dan dicatat dengan akurat.
Seandainya memperoleh hasil yang memuaskan dari pengujian pengendalian dan
pengujian substantif golongan transaksi, auditor biasanya membatasi analisis beban pada
akun-akun yang diperkirakan memiliki kesalahan penyajian yang tinggi. Sebagai contoh,
auditor biasanya menganalisis:

Akun beban reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah ada transaksi yang
seharusnya merupakan transaksi properti, mesin, dan peralatan yang dimasukkan ke
dalamnya (seharusnya dikapitalisasi, tetapi telah diperlakukan sebagai beban reparasi

dan pemeliharaan).
Beban sewa dan sewa guna untuk menentukan apakah ada yang perlu dikapitalisasi.
Beban hukum untuk menentukan apakah ada yang berpotensi menjadi utang
kontinjen, tindakan melawan hukum, atau persoalan hukum lainnya yang
mempengaruhi laporan keuangan.

PENGAUDITAN 2

Page 19

Akun beban listrik, beban perjalanan, beban advertensi jarang dianalisis kecuali apabila
prosedur analitis menunjukkan potensi yang tinggi untuk terjadinya kesalahan penyajian
material. Auditor sering menganalisis transaksi akun beban sebagai bagian dari verifikasi atas
aset terkait.
F. PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN PENGALOKASIAN
Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan bukan
merupakan transaksi tersendiri. Beban-beban seperti itu misalnya depresiasi, deplesi, dan
amortisasi copyright. Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu
pengeluaran merupakan aset atau beban periode ini. Apabila klien gagal mengikuti standar
akuntansi keuangan atau gagal menghitung pengalokasian dengan benar, laporan keuangan
bisa mengandung kesalahan penyajian material. Pengalokasian beban seperti depresiasi aset
tetap dan amortisasi copyright diperlukan karena aset memiliki masa manfaat lebih dari
setahun.
Dalam pengauditan pengalokasian pengeluaran seperti misalnya asuransi dibayar di
muka dan overhead pabrik, dua pertimbangan penting yang harus diperhatikan auditor adalah
ketaatan pada standarakuntansi keuangan dan konsistensi periode sebelumnya. Dua prosedur
audit terpenting dalam pengauditan pengalokasian adalah pengujian tentang kewajaran
keseluruhan dengan menggunakan prosedur analitis dan rekalkulasi hasil perhitungan klien.

PENGAUDITAN 2

Page 20

SIMPULAN
JENIS

AKUN-AKUN

LAIN

DALAM

SIKLUS

PEMBELIAN

DAN

PEMBAYARAN
Dalam bab ini kan dibahas persoalan-persoalan audit yang berkaitan hanya untuk beberapa
akun terpilih, yaitu audit atas:

Properti, mesin, dan peralatan


Beban dibayar dimuka
Utang lain-lain
Akun-akun pendapatan dan beban
PENGAUDITAN ATAS PROPERTI, MESIN, DAN PERALATAN

Properti, mesin, dan peralatan adalah akun-akun yang tergolong sebagai aset tetap, yaitu aset
yang diharapkan bisa digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, digunakan dalam
operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal
perusahaan.
PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aset tak berujud, jangka waktunya bisa
bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Termasuk dalam kategori ini
adalah:
Sewa

dibayar

di

muka
Biaya organisasi
Pajak dibayar di

Hak paten
Asuransi dibayar di
muka

Merek dagang
muka
PENGAUDITAN BEBEN-BEBAN TERUTANG

Beban
ditangguhkan

Copyright

Goodwill

Beban-beban terutang yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari
jasa atau manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak diantara beban
terutang merupakan kewajiban di masa datang untuk jasa yang belum dibayar pada tanggal
neraca.
PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN

PENGAUDITAN 2

Page 21

Auditor harus memahami bahwa kebanyakan pengguna laporan keuangan dalam


pengambilan keputusan seringkali lebih mengutamakan laporan laba-rugi dibandingkan
dengan neraca. Dua konsep pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berikut ini sangat
penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba-rugi:
3. Penandingan periodik pendapatan dan beban perlu dilakukan untuk menentukan hasil
operasi yang tepat.
4. Penerapan prinsip akuntansi secara konsisten untuk periode yang berbeda diperlukan
agar laporan bisa diperbandingkan.
PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN PENGALOKASIAN
Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan bukan
merupakan transaksi tersendiri. Beban-beban seperti itu misalnya depresiasi, deplesi, dan
amortisasi copyright. Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu
pengeluaran merupakan aset atau beban periode ini. Apabila klien gagal mengikuti standar
akuntansi keuangan atau gagal menghitung pengalokasian dengan benar, laporan keuangan
bisa mengandung kesalahan penyajian material. Pengalokasian beban seperti depresiasi aset
tetap dan amortisasi copyright diperlukan karena aset memiliki masa manfaat lebih dari
setahun.

PENGAUDITAN 2

Page 22

REFERENSI
1. Al. Haryono Jusup,2014,Auditing pengauditan berbasis ISA,YKPN Yogyakarta.

PENGAUDITAN 2

Page 23

Anda mungkin juga menyukai