Bab 16 RMK Pengauditan 2
Bab 16 RMK Pengauditan 2
KELOMPOK 6
1. Ni Wayan Muliartini
2. Nym Dwirahayathi Mahayati
3. Ni Nyoman Budi Astuti
7
20
22
Page 1
Halaman Judul..........................................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................................2
Peta Konsep..............................................................................................................................3
Pembahasan
-
Simpulan..................................................................................................................................22
Referensi..................................................................................................................................24
PETA KONSEP
C. Pengauditan
Beban Dibayar
Di2
PENGAUDITAN
2
Page
Muka
Aset:
Kas, Persediaan,Perlengkapan,
Properti,mesin, Peralatan, hak
paten, merek dagang, Sewa
dibayar dimuka, Pajak dibayar
di muka, Asuransi Dibayar Di
Muka
Beban:
Harga Pokok Penjualan, Beban
Sewa, Pajak Penghasilan,
Beban Asuransi, Beban
Penasehat hukum & Audit,
Beban Pensiun, Beban listrik,
air dan gas
Liabilitis:
Utang Usaha, Utang Sewa,
Utang Beban Lain-lain, Utang
Pajak Penghasilan, Utang
beban lain-lain, Utang Pajak
Penghasilan.
Akun-Akun Terkait
Dengan Akun
Peralatan
E. Pengauditan Akun-akun
Pendapatan dan Beban
D. Pengauditan Beban-beban
Terutang
E. Pengauditan Akun-akun
Pendapatan dan Beban
F. Pengauditan Rinci
Saldo AkunPengalokasian
Melaksanakan
Prosedur Analitis
Memeriksa Pembelian
peralatan periode ini
Memeriksa pelepasan
peralatan periode ini
Memeriksa saldo
akhir dalam akun
aset
Memeriksa beban
depresiasi
Sewa Dibayar
di Muka saldo
Memeriksa
Biaya Organisasi
akhir dalam
Pajak Dibayar
Di Muka depresiasi
akumulasi
Hak Paten
Asuransi Dibayar Di
Muka
Merek Dagang
Beban Ditangguhkan
Copyright
Goodwill
Pengendalian Internal
Pengujian Audit
PENGAUDITAN 2
A. JENIS
AKUN-AKUN
LAIN
DALAM
SIKLUS
PEMBELIAN
DAN
PEMBAYARAN
Tabel 16-1 Akun-akun dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
Aset
Kas
Persediaan
Perlengkapan (supplies)
Properti, Mesin dan
Peralatan
Hak Paten, Merek dagang
Sewa dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Asuransi dibayar dimuka
Beban
Harga pokok penjualan
Beban sewa
Pajak penghasilan
Beban asuransi
Beban penasehat hukum &
audit
Beban pensiun
Beban listrik, air, dan gas
Liabilitas
Utang usaha
Utang sewa
Utang beban lain-lain
Utang pajak penghasilan
Tabel 16-1 meringkas banyak jenis akun yang berkaitan dengan transaksi dalam siklus
pembelian dan pembayaran. Jenis aset, beban , dan liabilitas, bisa berbeda-beda dengan
perusahaan satu dengan perusahaan lainnya terutama perusahaan yang bergerak dalm bidangbidang usaha selain perusahaan dagang pengecer, dan perusahaan partai besar, dan
manufaktur.
Dalam bab ini kan dibahas persoalan-persoalan audit yang berkaitan hanya untuk
beberapa akun terpilih, yaitu audit atas:
Page 4
kegiatan normal perusahaan. Tujuan dari penggunaan aset sebagai bagian dari operasi bisnis
klien dan taksiran umur penggunaan lebih dari satu tahun adalah karakteristik utama yang
membedakannya dari aset-aset seperti persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi.
Akun-akun Terkait dengan Akun Peralatan
Akun-akun yang biasanya digunakan dan berkaitan erat dengan peralatan dilukiskan
pada gambar 16-1. Pendebetan dari peralatan timbul dari siklus pembelian. Karena sumber
pendebetan dalam akun aset adalah jurnal pembelian, sistem akuntansi biasanya sudah diuji
untuk mencatat penambahan yang terjadi dalam periode ini ke akun peralatan sebagai bagian
dari pengujian siklus pembelian dan pembayaran.
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan dan properti, mesin dan peralatan
lainnya biasany adalah master file aset tetap. Master file meliputi suatu catatan rinci untuk
setiap urut peralatan dan jenis properti lain yang dimiliki.
Total dari semua catatan dalam master file sama dengan saldo dibuku besar untuk
akun yang bersangkutan: peralatan, depresiasi, dan akumulasi depresiasi. Auditor atas
peralatan dan aset-aset tetap lainnya, berbeda dari audit atas akun-akun yang tergolong aset
lancar,karena tiga alasan berikut:
PENGAUDITAN 2
Page 5
1. Pembelian peralatan dalam satu periode biasanya tidak begitu sering terjadi, lebihlebih yang berupa peralatan berat yang digunakan dalam perusahaan manufaktur.
2. Jumlah rupiah dari setiap pembelian biasanya material
3. Peralatan biasanya dibukukan dan berada dalam catatan akuntansi selama beberapa
tahun.
Karena perbedaan tersebut, pengauditan peralatan ditekankan pada pemeriksaan atas
pembelian peralatan pada periode ini, buakan pada saldo dalam akun yang dibawa dari
periode sebelumnya.
Dalam mengaudit akun peralatan dan akun-akun terkait, akan sangat bermanfaat
apabila dilakukan pemisahan pengujian menjadi beberapa kategori berikut:
Tabel 16-2 melukiskan prosedur analitis yang sering digunakan untuk peralatan.
Sebagain besar prosedur analitis berkaitan dengan kemungkinan kesalahan penyajian dalam
beban depresiasi dan akumulasi depresiasi.
Table 16-2 Prosedur Analitis Untuk Peralatan
Prosedur Analitis
Membandingkan beban depreseasi dibagi
dengan harga perolehan kotor dengan
tahun lalu
Membandingkan akumulasi depresiasi
diabagi dengan harga perolehan kotor
peralatan dengan tahun lalu
Membandingkan beban bulanan atau
tahunan reparasi dan pemeliharaan,
pemakaian perlengkapan (supplies),
pemakaian peralatan kecil (small tools),
dan beban lain sejenisnya dengan tahun
yang lalu.
Membandingkan biaya manufaktur kotor
dibagi dengan suatu pengukur produksi
dengan tahun yang lalu.
PENGAUDITAN 2
Page 6
Perusahaan harus mencatat dengan benar penambahan (pembelian) yang terjadi pada
tahun ini, karena aset akan mempunyai dampak jangka panjang dalam laporan keuangan.
Kesalahan untuk mengkapitalisasi aset tetap, atau kesalahan pencatatan jumlah rupiah suatu
pembelian aset tetap, akan berpengaruh atas neraca samapai kelak perusahaan melepas
(disposed) aset tersebut. Laporan laba rugi akan terpengaruh sampai aset tersebut didepresiasi
penuh.
Mengingat betapa pentingnya pembelian yang terjadi tahun ini dalam pengauditan
peralatan, auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit saldo sebagai kerangka acuan
untuk menguji rinci saldo, yaitu: keberadaan, kelengkapan, ketelitian, penggolongan, pisah
batas, kecocokan saldo, dan hak dan kewajiban. Tujuan audit saldo serta pengujian audit yang
lazim dilakuakan dapat dilihat pada tabel 16-3
Tabel 16-13 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penambahan
Peralatan
Tujuan Audit Saldo
Pembelian
tahun
ini
sebagaimana
tercantum
dalam daftar pembelian,
cocok dengan jumlah
yang tercantum dalam
master file, dan totalnya
cocok dengan buku besar
(kecocokan saldo)
Komentar
Saldo
Jumlahkan vertikal daftar
Penjumlahan vertikal daftar
pemebelian
pembelian
dan
Telusur pembelian individual
penelusuran pembelian
ke master file dan
individual harus dibatasi,
periksalah
kebenaran
kecuali
jika
jumlah dan deskripsinya.
pengendaliannya lemah.
Telusur totalnya ke buku
Semua kenaikan dalam saldo
besar
buku besar untuk tahun
ini harus direkonsiliasi
dengan daftar pembelian.
Periksalah faktur penjual dan
laporan
penerimaan
barang
Pembelian
tahun
ini
sebagaimana
tercantum
dalam daftar pembelian
sungguh sungguh ada.
(keberadaan)
Lakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik aset tidak
atas set.
begitu lazim, kecuali jika
pengendaliannya lemah
atau
jika
jumlahnya
material.
Pembelian yang terjadi telah Periksalah faktur dari penjual Ini adalah tujuan terpenting
dicatat (kelengkapan)
untuk
akun
yang
dalam
pengauditan
berkaitan erat seperti
peralatan.
PENGAUDITAN 2
Page 7
PENGAUDITAN 2
Page 8
Seperti halnya dlam area-area audit yang lain, pengujian audit sesungguhnya dan
ukuran sampel tergantung pada seberapa besar materialitas kinerja, risiko inheren, dan
penilaian risiko pengendalian. Titik tolak pembelian tahun ini biasanya adalah daftar yang
diperoleh dari klien yang berisi seluruh pembelian yang dicatat dalam buku besar pembantu
properti, mesin, dan peralatan yang terjadi selama tahun ini.
Apabila klien tidak memebukukan aset yang dilepas, maka biaya perolehan asli
persalatan menjadi lebih saji dan nilai bukun juga lebih saji sampai aset disusut penuh.
Metode formal untuk yang mengatur pemberian persetujuan untuk pelepasan aset, baik dijual
maupun dilepas dengan cara lainnya, akan sangat membantu dalam mengurangi risiko
kesalahan penyajian. Selain itu harus dilakukan verifikasi internal dalam pencatatan
pelepasan untuk memastikan bahwa aset telah dikeluarkan dengan benar dari catatan
akuntansi.
Tujuan utama auditor melakukan verifikasi atas penjualan, pertukaran atau
penghentian pemakaian aset, adalah untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat bahwa
semua pelepasan sudah dicatat pada jumlah yang tepat.
Prosedur-prosedur yang sering digunakan dalam melakukan pelepasan:
-
Review apakah aset yang baru diperoleh diganti dengan aset yang lama
Analisis laba atau rugi pelepasan aset dan pendapatan lain-lain yang diterima dari
pelepasan aset
Revew modifikasi pabrik dan perubahan produk yang dihasilakan, perubahan
dalam peralatan berkomputer berharga mahal, pajak kekayaan, atau coverage
Apabila suatu aset dijual atau dilepas tanpa ditukar untuk penggantinya, ketelitian
pencatatan transaksi bisa diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan master
file properti.
Dua tujuan auditor dalam pengauditan atas saldo akhir akun peralatan ialah
menentukan bahwa:
PENGAUDITAN 2
Page 9
1. Semua peralatan terbukukan ada secara fisik pada tanggal neraca ( keberadaan)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan (kelengkapan)
Pada waktu merancang pengujian audit utnuk memenuhi tujuan-tujuan diatas,
pertama-tama auditor harus mempertimbangkan pengendalian internal untuk peralatan.
Idealnya, bahwa auditor bisa menyimpulkan bahwa pengendalian imternal cukup efektif yang
memungkinkan auditor untuk mengendalikan pada saldo akun yang dibawa dari tahun
sebelumnya. Pengendalian penting meliputi penggunaan master file untuk aset aset tetap
individual, pengawasan fisik yang memadai atas aset yang mudah dipindah-pindahkan
(sepereti komputer, peralatan kecil, dan kendaraan), pemberian nomor identifikasi aset yang
dilekatkan pada setiap aset, dan penghitungan fisik aset secara periodik serta
merekonsiliasinya yang dilakukan oleh personil dari bagian akuntansi.
Setelah menilai risiko pengendalian untuk tujuan keberadaan, auditor harus
memutuskan apakah diperlukan untuk memeriksa keberadaan individual peralatan yang
tercantum dalam master file. Pertimbangan utama dalam pemeriksaan pengungkapan tentang
aset adalah kemungkinan adanya larangan hukum. Auditor bisa menggunakan beberapa
metoda untuk menentukan apakah peralatan dilatrang secara hukum, dengan cara:
-
Penyajian dan pengungkapan peralatan yang tepat dalam laporan keuangan harus
dievluasi dengan cermat untuk memastikan bahwa standar akuntansi keuangan diikuti.
Beban depresiasi adalah satu dari hanya sedikit beabn yang tidak diverivikasi sebagi
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi. tujuan audit
saldo terpenting untuk beban depresiasi adalah ketelitian. Auditor fokus pada penentuan
apakah klien mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten dari periode ke periode dan
apakah perhitungan klien sudah benar. Dalam menentukan konsistensi, auditor harus
mempertimbangkan empat hal berikut :
1.
2.
3.
4.
PENGAUDITAN 2
Page 10
Kebijakan klien dpat diketahui melalui diskusi dengan personil yang tepat dan
emembandingkan respon mereka dengan informasi dalam arsip permanen auditor. Metode
yang bermanfaat dalam pengauditan depresiasi adalah pengujian prosedur analitis tentang
kewajaran yang dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum didepresiasi dengan tarif
depresiasi.
Pendebetan atas akun akumulasi depresiasi pada umumnya diuji sebagai bagaian dari
pengauditan atas pelepasan aset, sedangkan kreditnya diperiksa sebagai bagian dari beban
depresiasi. Apabila auditor menelusur transaksi- transaksi tertentu dicatatan akumulasi
depresiasi dalam master file properti sebagai bagian dari pengujian ini., maka hanya tinggal
sedikit yang membutuhkan pemeriksaan untuk saldo akhir akun akumulasi depresiasi.
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam pengauditan atas saldo akhir dalam
akumulasi depresiasi:
1. Akumulasi depresiasi sebagaimana tercantum dalam master file properti cocok
dengan buku besar. Tujuan ini dapat dicapai dengan menguji kebenaran
penjumlahan vertikal akumulasi depresiasi dalam master file properti dan
menelusurnya ke buku besar.
2. Akumulasi depresiasi dalam master filr adalah akurat
Dalam hal tertentu masa manfaat bisa berkurang secara signifikan karena terjadinya
penurunan permintaan konsumen atas produk, penurunan fisik yang tak terduga, modifikasi
dalam operasi, atau perubahan lainnya.
C. PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aset tak berujud, jangka waktunya bisa
bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Termasuk dalam kategori ini
adalah:
Sewa
dibayar
muka
Biaya organisasi
Pajak dibayar di
PENGAUDITAN 2
di
Hak paten
Asuransi dibayar di
muka
Merek dagang
Page 11
Beban
ditangguhkan
Copyright
Goodwill
muka
Dalam kasus tertentu, akun-akun di atas bisa sangat material. Namun dalam kebanyakan
audit, perusahaan tidak memiliki akun sebanyak dicontohkan di atas, atau jumlahnya tidak
material. Prosedur analitis kadang-kadang dianggap sudah dipandang cukup untuk mengaudit
beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aset tak berujud. Dalam audit tertentu,
beberapa aset tersebut bisa signifikan dan menyangkut pertimbangan yang rumit. Sebagai
contoh, pengauditan aset tak berujud seperti misalnya goodwill, sangat tergantung pada
pengetahuan auditor tentang sifat bisnis dan bidang usaha klien, dan kebutuhan akan
pengujian atas asumsi-asumsi manajemen yang signifikan, model evaluasinya, dan data
pendukungyang digunakan sebagai masukan untuk model tersebut.
Dalam pembahasan berikut, digunakan suatu contoh yang mewakili akun-akun sejenis
ini, karena:
1. Asuransi dibayar di muka sering dijumpai pada kebanyakan audit. Hampir semua
perusahaan berhubungan dengan urusan asuransi.
2. Sering muncul masalah dalam pengauditan asuransi dibayar di muka.
3. Tanggungjawab auditor untuk mereview coverage asuransi adalah pertimbangan
tambahan yang tidak dijumpai pada akun lain dalam kategori ini.
PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu: pengendalian atas pembelian dan pencatatan asuransi,
pengendalian atas register asuransi, dan pengendalian atas pembebanan terhadap beban
asuransi adalah bagian dari siklus pembelian dan pembayaran. Otorisasi yang tepat untuk
polis asuransi yang baru dan pembayaran premi asuransi adalah pengendalian yang amat
penting.
Register asuransi adalah suatu catatan polis-polis asuransi yang sedang berjalan dan
tanggal akhir berlakunya setiap polis asuransi. Auditor menggunakan register asuransi untuk
mengidentifikasi polis-polis yang masih berlaku dalam kaitannya dengan asuransi dibayar di
muka. Termin pembayaran dan jumlah untuk polis yang sedang berjalan tercantum pula
dalam register tersebut. Karena termindan besarnya premi merupakan basis untuk
menentukan jumlah asuransi dibayar di muka,auditor secara independen melakukan verifikasi
atas termin dan jumlah untuk setiap polis atau kontrak asuransi.
PENGAUDITAN 2
Page 12
PENGUJIAN AUDIT
Dalam mengaudit asuransi dibayar di muka, auditor mendapatkan daftar asuransi dari
klien yang mendaftar setiap asuransi yang sedang berlaku yang berisi informasi tentang:
Informasi polis, termasuk nomor polis, jumlah pertanggungan, dan premi per tahun.
Saldo awal asuransi dibayar di muka.
Pembayaran premi polis.
Jumlah yang dibebankan ke beban asuransi.
Saldo akhir asuransi dibayar di muka.
Satu-satunya pengujian atas saldo dalam akun beban yang biasanya perlu dilakukan
meliputi proses analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan ke
dalam beban asuransi timbul dari pengkreditan terhadap akun asuransi dibayar di muka.
Saldo awal dan saldo akhir dalam asuransi dibayar di muka seringkali tidak material dan
seringkali hanya terjadi sedikit pendebetan dan pengkreditan atas saldo sepanjang tahun,
kebanyakan diantaranya berjumlah kecil dan mudah difahami. Auditor biasanya melakukan
prosedur analitis berikut untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi.
Bandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun yang
lalu.
Hitunglah rasio asuransi dibayar di muka dengan beban asuransi dan bandingkanlah
pertanggungan asuransi.
Bandingkan saldo asuransi dibayar di muka terhitung untuk tahun ini atas dasar polis
demi polis dengan hal yang sama pada tahun lalu untuk menguji ada tidaknya
Dalam kebanyakan audit, tidak diperlukan pengujian substantif tambahan kecuali apabila
risiko pengendaliannya tinggi atau pengujian menunjukkan besar kemungkinan terjadi
kesalahan penyajian signifikan.
PENGAUDITAN 2
Page 13
Polis Asuransi dalam Asuransi Dibayar di Muka Benar-benar Ada dan Semua Polis
yang Berlaku Tercantum dalam Daftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian keberadaan dan penghilangan polis asuransi yang sedang berlaku dapat
dilakukan pada daftar polis asuransi dibayar di muka melalui salah satu dua cara berikut:
1. Memeriksa suatu sampel faktur asuransi dan polis yang sedang berlaku untuk
dibandingkan dengan daftar.
2. Dapatkan konfirmasi informasi asuransi dari agen
Page 14
Beban terutang yang menyangkut estimasi dimana jumlah yang terutang belum dapat
ditentukan, seperti misalnya kewajiban yang timbul sehubungan dengan pajak penghasilan di
mana ada kemungkinan bahwa jumlah pajak yang dilaporkan bisa berubah setelah Kantor
Pajak mengaudit pajak yang seharusnya dibayar perusahaan. Pemeriksaan atas beban terutang
berbeda-beda tergantung pada sifat beban terutang dan situasi klien yang bersangkutan.
PENGAUDITAN 2
Page 15
PENGAUDITAN 2
Page 16
beban. Dalam situasi demikian, auditor perlu menguji kebenaran penggolongan dengan
mengevaluasi apakah jumlah yang benar telah dibebankan pada setiap akun.
Prosedur analitis
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi
Pengujian rinci saldo akun
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran penyajian, baik
untuk akun-akun neraca maupun akun-akun laba-rugi.
PENGAUDITAN 2
Page 17
akun beban.
Membandingkan saldo aset dan liabilitas Lebih saji atau kurang saji dalam suatu saldo
individual dengan tahun yang lalu.
Membandingkan beban individual dengan Kesalahan penyajian akun beban dan akun
anggaran
Membandingkan
persentase
laba
dan persediaan.
Membandingkan beban asuransi dan asuransi Kesalahan penyajian beban asuransi dan
dibayar dimuka dengan tahun yang lalu.
Membandingkan beban komisi dibagi dengan Kesalahan penyajian beban komisi dan beban
penjualan dengan tahun yang lalu.
Membandingkan
beban
individual
dengan
dibagi
komisi terutang.
manufaktur Kesalahan
total
beban
manufaktur
PENGAUDITAN 2
penyajian
Page 18
Akun beban reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah ada transaksi yang
seharusnya merupakan transaksi properti, mesin, dan peralatan yang dimasukkan ke
dalamnya (seharusnya dikapitalisasi, tetapi telah diperlakukan sebagai beban reparasi
dan pemeliharaan).
Beban sewa dan sewa guna untuk menentukan apakah ada yang perlu dikapitalisasi.
Beban hukum untuk menentukan apakah ada yang berpotensi menjadi utang
kontinjen, tindakan melawan hukum, atau persoalan hukum lainnya yang
mempengaruhi laporan keuangan.
PENGAUDITAN 2
Page 19
Akun beban listrik, beban perjalanan, beban advertensi jarang dianalisis kecuali apabila
prosedur analitis menunjukkan potensi yang tinggi untuk terjadinya kesalahan penyajian
material. Auditor sering menganalisis transaksi akun beban sebagai bagian dari verifikasi atas
aset terkait.
F. PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN PENGALOKASIAN
Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan bukan
merupakan transaksi tersendiri. Beban-beban seperti itu misalnya depresiasi, deplesi, dan
amortisasi copyright. Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu
pengeluaran merupakan aset atau beban periode ini. Apabila klien gagal mengikuti standar
akuntansi keuangan atau gagal menghitung pengalokasian dengan benar, laporan keuangan
bisa mengandung kesalahan penyajian material. Pengalokasian beban seperti depresiasi aset
tetap dan amortisasi copyright diperlukan karena aset memiliki masa manfaat lebih dari
setahun.
Dalam pengauditan pengalokasian pengeluaran seperti misalnya asuransi dibayar di
muka dan overhead pabrik, dua pertimbangan penting yang harus diperhatikan auditor adalah
ketaatan pada standarakuntansi keuangan dan konsistensi periode sebelumnya. Dua prosedur
audit terpenting dalam pengauditan pengalokasian adalah pengujian tentang kewajaran
keseluruhan dengan menggunakan prosedur analitis dan rekalkulasi hasil perhitungan klien.
PENGAUDITAN 2
Page 20
SIMPULAN
JENIS
AKUN-AKUN
LAIN
DALAM
SIKLUS
PEMBELIAN
DAN
PEMBAYARAN
Dalam bab ini kan dibahas persoalan-persoalan audit yang berkaitan hanya untuk beberapa
akun terpilih, yaitu audit atas:
Properti, mesin, dan peralatan adalah akun-akun yang tergolong sebagai aset tetap, yaitu aset
yang diharapkan bisa digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, digunakan dalam
operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal
perusahaan.
PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aset tak berujud, jangka waktunya bisa
bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Termasuk dalam kategori ini
adalah:
Sewa
dibayar
di
muka
Biaya organisasi
Pajak dibayar di
Hak paten
Asuransi dibayar di
muka
Merek dagang
muka
PENGAUDITAN BEBEN-BEBAN TERUTANG
Beban
ditangguhkan
Copyright
Goodwill
Beban-beban terutang yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari
jasa atau manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak diantara beban
terutang merupakan kewajiban di masa datang untuk jasa yang belum dibayar pada tanggal
neraca.
PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN
PENGAUDITAN 2
Page 21
PENGAUDITAN 2
Page 22
REFERENSI
1. Al. Haryono Jusup,2014,Auditing pengauditan berbasis ISA,YKPN Yogyakarta.
PENGAUDITAN 2
Page 23