Sap 3 Pengauditan 2
Sap 3 Pengauditan 2
KELOMPOK 6
1. Ni Wayan Muliartini
2. Nym Dwirahayathi Mahayati
3. Ni Nyoman Budi Astuti
7
20
22
Page 1
Halaman Judul..........................................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................................2
Peta Konsep..............................................................................................................................3
Pembahasan
-
Sampel Representatif....................................................................................................4
Sampling Statistik dan Sampling Nonstatistik serta
Pemilihan Sampel Probabilistik dan Non Probabilistik ..............................................4
Metoda Pemilihan Sampe Non-Probabilistik...............................................................6
Metoda Pemilihan Sampel Probabilistik......................................................................6
Pemilihan Sampel untuk Tingkat Penyimpangan........................................................7
Penerapan Pemilihan Sampel Audit Non-Statistik......................................................8
Sampling Audit Statistik............................................................................................12
Distribusi Sampling....................................................................................................12
Penerapan Sampling Atribut......................................................................................12
Simpulan.................................................................................................................................14
Referensi.................................................................................................................................16
PETA KONSEP
Risiko Sampling
Sampel Representatif
Pengauditan II
Page 2
Sampling Statistik
& Sampling Non
Statisik
Pemilihan Sampel
Probabilistik & Non
Probabilistik
Metoda Pemilihan
Sampel Non
Probabilistik
1)Pemilihan
Sampel Langsung
2)Pemilihan
Sampel Blok
Metoda Pemilihan
Sampel Probabilistik
1)Pemilihan
Sampel Acak
Sederhana
3)Pemilihan
Sampel Sembarang
2)Pemilihan
Sampel
Sistematik
3) Pemilihan Sampel
Probabilitas
proporsional terhadap
ukuran dan sampel
Penerapan Pemilihan
Sampel Audit Non
Statistk
1)Merencanakan Sampel
2) Memilih Sampel dan melakukan
Pengujian
3) Mengevaluasi Hasil
PERENCANAAN SAMPEL
1)menetapkan tujuan pengujian audit
2)menentukan apakah sampling audit bisa diterapkan
3)merumuskan atribut dan kondisi kondisi penyimpangan
4)Merumuskan populasi
5)merumuskan unit sampling
6)menetapkan tingkat penyimpangan bisa ditoleransi
7)menetapkan risiko penetapan risiko pengendalian terlalu
rendah bisa diterima
8)menaksir tingkat penyimpangan populasi
9)Menentukan ukuran sampel awal
Distribusi Sampling
Penerapan Sampling
Atribut
PEMBAHASAN
SAMPEL REPRESENTATIF
Pengauditan II
Page 3
Suatu hasil sampel bisa menjadi tidak representatif karena kesalan non-sampling dan
kesalahan sampling. Kedua risiko ini dapat dikendalikan. Risiko non-Sampling adalah risiko
suatu pengujian audit tidask dapat mengungkapkan adanya penyimpangan dalam sampel.
Dua penyebab risiko non-samling yaitu: auditor gagal mengetahui adanya penyimpanagn dan
tidak tepat atau tidak efektifnya prosedur audit. Risiko Sampling adalah risiko auditor
mencapai suatu kesimpulan yang keliru karena sampel tidak mencerminkan populasi. Risiko
sampling adalah bagian inheren dari sampling yang disebabkan karena pengujian tidak
dilakukian terhadap keseluruhan populasi. Auditor mempunyai dua cara dalam menghadapi
risiko sampling yaitu : mengubah ukuran sampel dan menggunakan metode yang tepat untuk
memilih unsur sampel dari populasi.
Auditor mempunyai dua cara untuk mengontrol risiko sampling, yaitu:
1. Mengubah ukuran sampel
2. Menggunakan metoda yang tepat untuk memilih unsur sampel dari populasi.
Menaikkan ukuran sampel akan mengurangi risiko sampling, dan sebaliknya. Penggunaan
metoda pemilihan sampel yang tepat meningkatkan kemungkinan keterwakilan.hal ini tidak
mengurangi risiko sampling, tetapi memungkinkan auditor iuntuk mengukur risiko yang
berkaitan dengan suatu ukuran sampel apabila digunakan metoda statistik dalam pemilihan
dan penilaian sampel.
SAMPLING STATISTIK DAN SAMPLING NON STATISTIK SERTA PEMILIHAN
SAMPEL PROBABILISTIK DAN NON PROBABILISTIK
1. Merencanakan sampel
2. Memilih sampel dan melakukan peengujian
3. Mengevaluasi hasil
Tujuan perencanaan sampel adalah untuk memastikan bahwa pengujian audit
dilaksanakan sedemikian rupasehingga menghasilkan risiko sampling yang diinginkan dan
meminimumkan kenmungkinan terjadinya kesalahan non-psampling.
Pengauditan II
Page 4
Sampling statistik : berbeda dari sampling non-statistik. Dalam metode ini dengn
menerapkan aturan matematika, auditor dapat menguantifikasi (mengukur) risiko sampling
dalam perencanaan sampel (tahap 1), dan dalam mengevaluasi hasil (tahap 3).
Sampling non-statistik: auditor tidak menguantifikasi risiko sampling. Auditor
memilih unsur unsur sampel yang diyakininya akan memberikan informasi yang paling
bermanfaat, dalam situasi yang dihadapi, dan mencapai kesimpulan tentang populasi
berdasarkan hasil pertimbangannya.
Pemilihan sampel probabilistik, auditor memilih sampel sampel secara acak yang
setiap unsur populasinya memiliki probabilitas yang diketahui untuk dimasukkan daloam
sampel.proses ini membutuhkan ketelitian yang tinggi dan menggunakan salah satu dari
berbagai metode. Pemiliahan sampel non-probabilitas, auditor mimilih unsur sampel
dengan menggunakan pertimbangan profsionalnya, tidak menggunakan metode probabilisti.
Auditor dapat memilih salah satu dari metode pemilihan sampel non-probabilistik.
Ada tiga metode pemilihsn sampekl yang lazim yanmg berhubungan dengan sampling
audit non-statistik. Ketiganya adalah non-probabilistik.nada empat tipe metode pemilihan
sampel yang berhubungan dengan sampling audit statistik.keempat metode tersebut adalah
probabilistik. Metode pemilihan sampel non-probabilistik (judgemental)terdiri dari :
1. Pemilihan sampel langsung (Directed sample selection)
2. Pemilihasn sampel blok ( Block sample selection)
3. Pemilihan sampel sembarang ( Haphazard sample selection)
Metode pemilihan sampel probabilistik terdiri dari:
1. Pemilihan sampel acak sederhana ( simple random sample)
2. Pemilihan sampel sistematik ( systematic sample selection)
3. Pemilihasn sampel probabiliatas proportionsl dengan
proportional ti size sample selection)
4. Pemilihan sampel berjenjang ( stratified sample selection)
METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK
Pengauditan II
Page 5
ukuran
(probability
penyajian
secara material.
Unsur yang Berisi Karakteristik Populasi Tertentu
Dengan memilih satu atau lebih unsur yang memiliki karakteristik populasi yang
sejumlah kecil unsur populasi membentuk bagian besar dari nilai total populasi
Pemilihan Sampel Blok
Penggunaan sampel blok biasanya dapat diterima hanya apabila jumlah blok yang
digunakan cukup banyak. Apabila hanya sedikit blok yang digunakan, probabilitas
untuk mendapatkan satu sampel yang tidak representatif akan terlalu besar, terutama
bila terjadi pergantian pegawai, terjadi perubahan sistem akuntansi, dan adanya sifat
auditor.
Dalam
hal
ini
auditor
memilih
unsur
populasi
tanpa
Page 6
menggunakan salah satu dari tiga technik pemilihan sampel berbantuan komputer
yaitu: electronic spreadsheets, random number generators, dan generalized audit
software.
Pemilihan Sampel Sistematik
Keuntungan pemilihan sistematik adalah mudah penggunaannya. Dalam kebanyakan
p[opulasi, sampel sistematik dapat dengan cepat ditarik dan secara otomatis
meletakkan nomor nomor secara berurutan sehingga memudahkan untuk membuat
dokumentasi. Sedangkan kelemahannya adalah adanya kemungkinan terjadinya bias.
Dengan cara pemilihan sampelseperti telah dilukiskan, sekali unsur utama dalam
sampel dipilih, maka unsur lainnya dalam sampel akan terpilih secara otomatis.
Pemilihan Sampel Probabilitas Terhadap Ukuran dan Sampel Berjenjang
Ada dua cara untuk memperoleh sampel seperti itu:
1. Mengambil sampel yang kemungkinan terpilih setiap unsur individualnya
proporsional dengan jumlah rupiah dipembukuan. Metode ini disebut pemilihan
sampel probabilitas proporsional dengan ukuran (PPU), dan kemudian dievaluasi
dengan menggunakan sampling non-statistik atau sampling statistik unit moneter.
2. Membagi populasi menjadi subpopulasi, biasanya dengan ukuran rupiah, dan
mengambil sampel yang lebih besar dari subpopulasi dengan ukuran yang lebih
besar. Hal ini disebut pemilihan sampel berjenjang, dan dievaluasi dengan
menggunakan sampling non-statistik atau sampling statistik variabel.
PEMILIHAN SAMPEL UNTUK TINGKAT PENYIMPANGAN
Auditor menggunakan sampel dalam pengujian pengendalian dan pengujian subsantif
transaksi untuk menaksir presentase unsur unsur dalam sutu populasi yang berisi suatu
karakteristik atau astribut. Presentase ini disebut tingkat keterjadian,. Atau tingkat
penyimpangan. Auditor menaruh perhatian pada jenis jenis penyimpangan dalam populasio
data akuntansi berikut:
1. Penyimpangan dari pengenmdalian yang ditetapkan klien
2. Kesalahan penyajian rupiah dalam populasi data transaksi
3. Kesalahan penyajian rupiah dalam populasi detil saldo akun.
Pengetahuan tingkat penyimpangan terutama berguna untuk penyimpangan tipe satu
dan tipe dua yang bersangkutan dengan transaksi. Oleh karena itu auditor banyak
menggunakan audit sampling yang mengukur tingkat penyimpangan dalam melakukan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi.
Pengauditan II
Page 7
Auditor mengambil suatu sampel duplikat faktur penjualan dan menerapkan persentase faktur
yang tidak dilampiri dokumen pengiriman barang. Selanjutnya auditor menyimpulkan bahwa
tingkat penyimpangan sampel adalah taksiran terbaik untuk tingkat penyimpangan populasi.
Karena tingkat penyimpangan didasarkan pada suatu sampel, terdapat kemungkinan
signifikan bahwa tingkat penyimpangan sampel berbeda dari tingkat penyimpangan populasi
yang sesungguhnya. Perbedaan ini disebut kesalahan sampling. Auditor perlu berhati-hati
dengan taksiran kesalahan sampling dan keandalan dari taksiran tersebut yang disebut risiko
sampling.
PENERAPAN PEMILIHAN SAMPEL AUDIT NON-STATISTIK
Auditor menggunakan 14 langkah untuk menerapkan audit sampling dalm pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Langkah langkah tersebut terbagi dalam
tiga tahapan yaitu :
Merencanakan sample
a. Tetapkan tujuan pengujian audit
b. Tentukan apakah audit sampling bisa diterapkan
c. Rumuskan atribut dan kondisi penyimpangan
d. Rumuskan populasi
e. Rumuskan unit sampling
f. Tetapkan tingkat penyimpangan bisa ditoleransi
g. Tetapkan risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah yang bisa diterima
h. Taksirlah tingkat penyimpangan populasi
i. Tentuka ukuran sampel awal
Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit
j. Pilihlah sampel
k. Laksanakan prosedur audit
Mengevaluasi hasil
l. Lakukan generalisasi dari sampel ke populasi
m. Lakukan analisis penyimpangan
n. Tentukan akseptabilitas populasi
1. Menetapkan tujuan pengauditan audit
Tujuan pengujian audit harus ditetapkan sesuai dengan siklus transaksi yang akan
diuji. Biasanya auditor merumuskan tujuan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi sebsgai berikut :
- Menguji efektivitas operasi pengendalian
- Menentukan apakah transaksi berisi kesalahan penyajian rupiah.
2. Menentukan apakah sampling audit bisa diterapkan
Audit sampling bisa diterapkan apabila auditor merencanakan untuk memperoleh
kesimpulan tentang populasi berdasarkan suatu sampel. Sebagai contoh, berikut ini
adalah sebagian dari program audit:
1) Review transaksi penjualan apakah ada yang berjumlah besar atau tidak biasa
Pengauditan II
Page 8
Page 9
Page 10
Page 11
ukuran sampel awal, auditor terutama akan menggantungkan pada TER dan ARACR
yang membutuhkan pertimbangan profesional tingkat tinggi, demikian pula untuk
EPER diperlukan penaksiran yang cermat.
SIMPULAN
Sampel Representatif Suatu hasil sampel bisa menjadi tidak representatif karena kesalan
non-sampling dan kesalahan sampling. Kedua risiko ini dapat dikendalikan. Risiko nonSampling adalah risiko suatu pengujian audit tidask dapat mengungkapkan adanya
penyimpangan dalam sampel. Dua penyebab risiko non-samling yaitu: auditor gagal
mengetahui adanya penyimpanagn dan tidak tepat atau tidak efektifnya prosedur audit.
Risiko Sampling adalah risiko auditor mencapai suatu kesimpulan yang keliru karena sampel
tidak mencerminkan populasi.
Sampling statistik : berbeda dari sampling non-statistik. Dalam metode ini dengn
menerapkan aturan matematika, auditor dapat menguantifikasi (mengukur) risiko sampling
dalam perencanaan sampel (tahap 1), dan dalam mengevaluasi hasil (tahap 3).
Pengauditan II
Page 12
Pengauditan II
Page 13
Daftar Pustaka
1. Al. Haryono Jusup,2014,Auditing pengauditan berbasis ISA,YKPN Yogyakarta.
Pengauditan II
Page 14
Pengauditan II
Page 15