Transportation Problem
Transportasi merupakan bagian dari logistik. Tanpa adanya transportasi,
pergerakan atau perpindahan barang maupun manusia akan terhambat.
Masalah transportasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan
selalu hadir dalam pengantaran barang, adapun penyebabnya yang
berubah dari waktu ke waktu karena variabel-variabel yang banyak
melingkupinya. Diantaranya yakni cuaca yang tidak diprediksi, kualitas
jalan yang tidak memenuhi standard, kepadatan kendaraan yang setiap
harinya selalu bertambah namun tidak diimbangi dengan penambahan
kapasitas jalan atau kelalaian supir dalam delivery.
Hal pertama yakni keadaan cuaca mempunyai pengaruh penting terutama
di Negara yang mempunyai basis kepulauan seperti Indonesia, dimana
keadaan laut yakni tinggi gelombang laut dan cuaca harus diperhatikan
dalam masalah transportasi.
Maka perkiraan cuaca yang baik dapat memecahkan masalah tersebut,
tapi lain halnya dengan pemilihan rute jalan yang akan diambil oleh suatu
perusahaan dalam mengantarkan barang hingga sampai kepada
konsumen. Perusahaan harus memperhatikan jarak dan kapasitas
penyimpanan terhadap gudang yang akan dituju.
B. Pemilihan Rute Transportasi
Ada dua dimensi utama dalam pemilihan rute transportasi:
-
barang yang dapat dilakukan dalam suatu periode waktu dan juga total
biaya transportasi untuk keseluruhan pengiriman barang. Untuk
mengurangi biaya-biaya transportasi dan memperbaiki kualitas layanan
pelanggan, dapat dilakukan melalui pencarian lintasan jaringan
transportasi transportasi yang harus dilalui oleh kendaraan (armada),
seperti rel kereta api, jalur kapal laut, atau rute navigasi udara untuk
meminimasi waktu atau jarak. Seluruh masalah ini sering menjadi
masalah utama dalam pengambilan keputusan perusahaan bisnis logistik.
Banyak variasi untuk merancang penentuan rute armada, tetapi di
sini hanya akan dibahas beberapa tipe yang mendasar saja. Ada
permasalahan penentuan rute dimana titik asal pengiriman berbeda
(terpisah) dengan titik tujuan pengiriman. Untuk permasalahan yang
sama, namun memiliki banyak titik asal dan juga banyak titik tujuan
(multiple origin and destination points). Lainnya, titik asal dan titik tujuan
pengiriman adalah sama.
Masalah penentuan rute armada di suatu jaringan sebaiknya
diselesaikan dengan merancang metode yang spesifik sesuai dengan
karakteristik dari rute armada tersebut. Metode yang paling sederhana
dan banyak digunakan adalah Metode Rute Terpendek (Shorthest Route
Method). Pendekatannya, sebuah jaringan direpresentasikan oleh lintasanlintasan (links) dan simpul-simpul (nodes), simpul-simpul dihubungkan
oleh lintasan. Sementara lintasan merupakan biaya (sepeti jarak, waktu,
atau kombinasi keduanya yang dinyatakan dalam bobot rata-rata dari
waktu atau jarak) untuk memindahkan barang/jasa antar simpul. Pada
tahap awal, seluruh simpul diasumsikan tidak terpilih untuk dilalui.
Penentuan rute armada dimulai dengan menentapkan simpul asal
pengiriman yang terpilih, selanjutnya:
Menetapkan sasaran iterasi simpul ke-n. Temukan simpul ke-n yang
terdekat ke simpul awal. Ulang untuk n = 1, 2, ... sampai dengan simpul
tujuan pengiriman.
Memasukkan iterasi ke-n. Simpul-simpul (n-1) yang terdekat ke simpul
asal dipilih pada saat iterasi awal, seluruhnya memiliki rute dan jarak
terdekat dari simpul asal. Simpul-simpul ini termasuk simpul asal disebut
sebagai simpul-simpul terpilih (solved nodes), lainnya adalah simpulsimpul tak terpilih (unsolved nodes).
Menentukan kandidat simpul ke-n terdekat. Setiap simpul terpilih
dihubungkan secara langsung dengan satu atau lebih simpul-simpul tak
terpilih sebagai satu simpul calon simpul tak terpilih dengan cabang
hubungan yang terpendek. Pertalian ini memberikan tambahan simpul
calon.
Menghitung simpul ke-n yang terdekat. Untuk setiap simpul terpilih dan
juga simpul tak terpilih, tambahkan jarak antara mereka dan jarak rute
terdekat untuk simpul terpilih dengan simpul asal. Simpul calon dengan
total jarak terkecil merupakan simpul ke-n yang terdekat (pertalian seperti
ini memberikan tambahan simpul-simpul terpilih), dan rute terpendek
tersebut merupakan salah satu dari jarak yang dihasilkan.
Contoh aplikasi dari Metode Rute Terpendek diuraikan seperti
berikut.
Akan dicari waktu rute yang minimum antara kota jakarta (kota
asal) dan Ciamis (kota tujuan). Antara kota (simpul) diketahui waktu
tempuhnya masing-masing.
Dimulai dengan menetapkan kota asal (kota A) sebagai simpul terpilih
(solved nodes). Simpul-simpul yang berhubungan langsung dengan simpul
adalah B, C, dan D. Pada tahap 1 kita catat bahwa simpul B yang terdekat
dan berhubungan. Sekarang B menjadi simpul terpilih.
Selanjutnya catat simpul-simpul terdekat tak terpilih dari simpul
terpilih A dan B. Tercatat ada A C dan B C. Kita susun simpul-simpul
tersebut dalam tahap 2. Untuk menuju C melalui B memerlukan waktu
total sebesar AB BC atau 90 + 66 = 156 menit. Perbandingan waktu
total untuk sampai pada simpul tak terpilih C pada tahap 2 menunjukkan
sebesar 138 menit yang dicapai melalui lintasan A-C. Sekarang C menjadi
simpul terpilih.
Iterasi ketiga adalah menemukan simpul-simpul tak terpilih yang
terdekat dengan simpul-simpul terpilih. Terlihat ada 3 calon simpul tak
terpilih yaitu A D, B E, dan C F, yang masing-masing memiliki
waktu tempuh total sebesar 348, 174, dan 228 menit. Waktu paling
minimum adalah 174 menit atau lintasan BE, lintasan ini terpilih sebagai
hasil dari perhitungan tahap 3. Prosedur ini terus dilakukan hingga simpul
tujuan D (Ciamis) dicapai, seperti ditunjukkan tahap 8. Tercatat waktu rute
minimum sebesar 384 menit. Sekarang rute terpendek telah ditemukan
yang diidentifikasi dengan tanda asterik (*). Rute optimumnya adalah A
B E I.