Anda di halaman 1dari 20

PERTEMUAN 4

PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS


PENJUALAN DAN PENGUMPULAN
PIUTANG:PIUTANG USAHA

KELOMPOK 6
1. Ni Wayan Muliartini
2. Nym Dwirahayathi Mahayati
3. Ni Nyoman Budi Astuti

7
20
22

PROGRAM EKSTENSI 2016/2017


DAFTAR ISI
Pengauditan II

Page 1

Halaman Judul..........................................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................................2
Peta Konsep..............................................................................................................................3
Pembahasan
-

Metodologi untuk Perancangan Pengujian Rinci Saldo...............................................4


Perancangan Pengujian Rinci Saldo.............................................................................6
Konfirmasi Piutang Usaha..........................................................................................10
Pengembangan Program Audit untuk Pengujian Rinci Saldo....................................14

Simpulan..................................................................................................................................21
Referensi..................................................................................................................................22

PETA KONSEP
Penyelesaian Pengujian Dalam Siklus Penjualan dan Pengumpulan
Piutang : Piutang Usaha
Metodologi untuk
Perancangan
Pengujian Rinci
Tahap I
saldo
Identifikasi risiko
bisnis klien yang
berpengaruh
Tahap I
terhadapkesalahan
piutang
Tetapkan
penyajian bisa
ditoleransi dan risiko
Pengauditan II
bawaan untuk
piutang usaha

Perancangan
Pengujian Rinci
Saldo

Konfirmasi Piutang
Usaha

Kecocokan saldo dalam


catatan

Ketentuan dalam standar


audit

Keberadaan Piutang
Usaha
Kelengkapan Piutang
Usaha
Ketelitian Piutang
Usaha

Jenis-jenis konfirmasi
Saat Pengiriman
Konfirmasi
Ukuran sampel untuk

Page konfirmasi
2

Pengembangan
Program Audit
untuk Pengujian
Rinci Saldo

Konfirmasi Positif

Konfirmasi bentuk
kosong
Konfirmasi
Faktur
Konfirmasi
negatif

Tahap I
Tetapkan risiko
pengendalian
untuk siklus
penjualan dan
penerimaanTahap II
Rancang dan
lakukan pengujian
pengendalian dan
pengujian
substantif
transaksi
untuk
Rancang dan
penjualan
dan
lakukan prosedur

Penggolongan Piutang
Usaha

Pemeriksaan alamat dan pengawasan atas


konfirmasi

Pisah Batas- Piutang


Usaha
Nilai bersih yang bisa
direalisasi
Hak Klien Atas piutang
usaha

Tindak Lanjut atas konfirmasi tak terjawab


Analisis selisih
Menarik Kesimpulan

Penyajian dan
Pengungkapan- Piutang
Usaha
Tahap III

analitis untuk saldo


Prosedur Audit
Rancang
pengujian
Tahap III
piutang usaha
Ukuran
Sampel
rinci saldo piutang
Unsur yang
usaha untuk
dipilih
Saat yang tepat
memenuhi tujuan
A. saldo
METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO
audit

METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCIAN SALDO Dalam


memutuskan bukti yang sesuai untuk melakukan pengujian rincian saldo sangat rumit sebab
harus diputuskan secara objektif satu-persatu, dan disana ada beberapa interaksi yang
mempengaruhi pengambilan keputusan. Sebagai contoh, auditor harus mengevaluasi
kemungkinan adanya kecurangan, dan juga mempertimbangkan resiko melekat, yang
mungkin berbeda untuk setiap tujuan, dan hasil dari pengujian substantive atas penjualan dan
penerimaan tunai, yang tujuannya juga bervariasi. Auditor harus pula mempertimbangkan
hasil pengujian pengawasan dan penilaian resiko pengawasan. Dalam merancang pengujian
rincian saldo untuk rekening piutang, penting untuk memenuhi 8 (delapan) tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo. Hal ini disebut tujuan audit rekening piutang yang berkaitan dengan
saldo,terdiri dari :
1. Rekening umur piutang dalam neraca saldo sesuai jumlahnya dengan data asli lainnya,
dan totalnya ditambah dengan benar dan sesuai dengan jurnal buku besar (detail tie-

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

in).
Piutang usaha yang dicatat ada (existence).
Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (completeness).
Piutang usaha sudah akurat (accuracy).
Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar (classification).
Pisah batas piutang usaha sudah benar (cut-off).
Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (realizable value).
Klien memiliki hak atas piutang usaha (rights).

Pengauditan II

Page 3

Metodologi yang dilakukan auditor dalam mendesain pengujian atas rincian saldo untuk
rekening piutang terdiri dari beberapa fase, ilustrasi berikut menggambarkan metodologi
dalam mendesain pengujian atas rincian saldo
MENGIDENTIFIKASI

RISIKO

BISNIS

KLIEN

YANG

MEMPENGARUHI

PIUTANG USAHA (TAHAP I)


Pemahaman mengenai industri dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi tujuan
manajemen digunakan untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang signifikan, yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan termasuk piutang usaha. Maka oleh karena itu auditor harus
melaksanakan prosedur analitis untuk menunjukkan kenaikan risiko salah saji piutang usaha.
Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti yang direncanakan dalam piutang usaha,
auditor mengembangkan risiko yang mempengaruhi piutang usaha. Contoh : auditor dapat
meningkatkan risiko inheren untuk nilai realisasi bersih piutang usaha
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Auditor harus memutuskan perimbangan pendahuluan mengenai materialitas laporan
keuangan secara keseluruhan dan kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan
pendahuluan ke setiap akun neraca yang signifikan, termasuk piutang usaha. Secara khusus
piutang usaha merupakan salah satu akun yang paling material, bahkan untuk saldo piutang
yang paling kecil sekalipun, transaksi dalam silkus penjualan dan penagihan yang
mempengaruhi saldo piutang usaha hampir pasti sangat signifikan.
Menetapkan Risiko Pengendalian Untuk Siklus Penjualan Dan Pengumpulan Piutang
(Tahap 1)
Auditor biasanyan menekankan 3 aspek pengendalian internal yaitu:
1. Pengendalian untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan dan kecurangan
2. Pengendalian terhadap pisah batas
3. Pengendalian yang berkaitan dengan akun cadangan kerugian piutang
Merancang Dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi (Tahap II)
Hasil pengujian pengendalian menentukan apakah penetapan risiko pengendalian untuk
penjualan dan pengumpulan piutang harus direvisi atau tidak.

Pengauditan II

Page 4

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)


Prosedur Analitis sering diterapkan pada tiga tahapan audit, yakni: tahap perencanaan, ketika
melakukan pengujian detil saldo, dan pada saat penyelesaian audit. Auditor melakukan
prosedur analitis keseluruhan siklus penjualan dan pengumpulan piutang, tidak hanya piutang
usaha. Hal ini penting karena adanya hubungan yang erat antara akun-akun laba rugi dengan
akun-akun neraca,
Merancang dan Melaksanakan Pengujian Detil Saldo Piutang Usaha (Tahap III)
Pengujian detil saldo yang tepat tergantung pada faktor-faktor yang tercantum dalam kertas
kerja perencanaan bukti. Tugas untuk memadukan faktor-faktor yang menentukan risiko
deteksi direncanakan cukup kompleks karena pengukur setiap faktor tidak bisa dipresisi dan
bobot yang diberikan pada setiap faktor sangat subyektif. Sebaliknya hubungan antara setiap
faktor dan resiko deteksi direncanakan ditetapkan dengan baik.
B. PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO
Kita juga mengasumsikan dua hal:
1. Auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti.
2. Auditor telah menetapkan risiko deteksi direncanakan untuk pengujian rinci untuk
setiap tujuan audit
Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat tergantung apakah bukti
untuk suatu tujuan ditetapkan rendah, medium, atau tinggi.
Kecocokan Saldo Dalam Catatan
Sebagian besar pengujian atas akun pitang usaha dan akun cadangan kerugian piutang akan
didasarkan pada daftar umur piutang. Daftar umur piutang adalah suatu daftar yang berisi
saldo-saldo setiap akun yang terdapat dalam master file piutang usaha per tanggal neraca.
Untuk memenuhi tujuan audit saldo tentang penggolongan, auditor harus memastikan bahwa
klien telah menggolongkan piutang dengan tepat, dan piutang usaha dipisahkan dari piutang
lainnya. Untuk memenuhi tujuan penyajian dan pengungkapan, auditor harus memastikan
bahwa penggolongan telah disajikan dengan tepat dengan menentukan apakah transaksi
dengan pihak berelasi telah dicantumkan dengan benar selama tahap penyelesaian audit.
Pisah Batas Piutang Usaha
Pengauditan II

Page 5

Kesalahan penyajian pisah batas terjadi apabila transaksi tahun ini dicatat pada tahun
berikutnya atau sebaliknya. Tujuan pengujian pisah batas, apapun jenis transaksinya, adalah
untuk memeriksa apakah transaksi menjelang akhir tahun buku telah dicatat pada periode
yang tepat. Tujuan pisah batas adalah salah satu yang paling penting dalam siklus ini karena
kesalahan penyajian pisah batas bisa berpengaruh signifikan terhadap laba bersih periode ini.
Kesalahan penyajian pisah batas bisa terjadi pada penjualan, dan penerimaan kas. Untuk
menentukan kewajaran pisah batas, auditor melakukan pendekatan sebagai berikut:

1. Tetapkan kriteria yang tepat untuk pisah batas.


2. Evaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk pisah batas
yang sewajarnya.
3. Ujilah apakah pisah batas telah dilakukan dengan benar.
Piasah Batas Penjualan
Bagian terpenting dalam menilai metoda yang digunakan klien untuk mendapat pisah
batas yang dipercaya adalah prosedur yang digunakan. Apabila klien menerbitkan dokumen
pengiriman barang bernomer urut cetak secara berurutan, maka evaluasi dan pengujian pisah
batas bisa dilakukan derngan mudah. Namun apabila pengiriman dilakukan dengan truk milik
perusahaan klien, apabila dokumen pengiriman barang tidak bernomor urut cetak, dan apabila
pegawai bagian pengiriman merangkap sebagai pembuat faktur, maka akan terjadi kesulitan
dan tidak terjamin terjadinya pisah batas yang tepat.
Apabila pengendalian internal perusahaan klien cukup baik, auditor biasanya dapat
memeriksa pisah batas dengan meminta dokumen pengiriman barang yang terakhir yang
dilakukan akhir tahun buku dan membandingkan nomor bukti prngiriman barang ini dengan
penjualan tahun ini dan penjualan tahun berikutnya.
Pisah Batas Retur Penjualan
Standar akuntansi mensyaratkan retur penjualan bisa ditandingkan dengan penjualan yang
bersangkutan pada periode yang sama, apabila jumlahnya material. Apabila auditor percaya
bahwa klien mencatat semua penjualan retur dengan benar, pisah batas bisa dilakukan dengan
mudah dan langsung. Auditor dapat memeriksa suatu sampel bukti mendukung retur
Pengauditan II

Page 6

penjualan yang terjadi beberapa minggu setelah berakhirnya tahun buku untuk menentukan
tanggal penjualan yang berkaitan dengan retur tersebut.
Pisah Batas Penerimaan Kas
Pengujian kesalahan penyajian pisah batas penerimaan kas mudah dilakukan dengan cara
menelusur penerimaan kas ke setoran kas ke bank yang nampak dalam laporan bank pada
periode berikutnya. Apabila terjadi penundaan sampai beberapa hari, hal itu bisa menjadi
petunjuk adanya kesalahan penyajian pisah batas.
Sampai pada tingkat tertentu auditor bisa juga mengandalkan pada konfirmasi piutang
untuk mengungkap kesalahan penyajian pisah batas penjualan, retur penjualan, dan
penerimaan kas. Namun auditor sering kali mengalami kesulitan dalam membedakan
kesalahan penyajian pisah batas karena adanya perbedaan waktu yang normal yang timbul
dari pengiriman barang dan penerimaan kas dalam perjalanan pada akhir tahun.
Nilai Bersih Yang Bisa Direalisasikan-Piutang Usaha
Nilai piutang yang bisa direalisasi sama dengan piutang bruto dikurangi dengan cadangan
kerugian piutang. Untuk menghitung besarnya cadangan, klien menaksir jumlah total piutang
yang diperkirakan tidak akan bisa ditagih. Sudah tentu klien tidak akan bisa menaksir secara
tepat, tapi bagi auditor sudah dipandang memadai apabila taksiran masuk akal setelah
mempertimbangkan berbagai data terkait. Untuk membantu penilaian ini, auditor sering
membuat suatu daftar audit yang menganalisis cadangan kerugian piutang.
Untuk mereview cadangan kerugian piutang, auditor mereview hasil pengujian
pengendalian yang berkaitan dengan kebijakan pemberian kredit pada perusahaan klien.
Auditor seringkali mengevaluasi kecukupan cadangan dengan memeriksa secara cermat
akun-akun yang memiliki jangka panjang dalam daftar umur piutang untuk menentukan mana
yang belum juga diterima pembayarannya setelah lewat tanggal neraca. Besarnya saldo dan
umur dari jumlah tagihan tersebut selanjutnya dapat dibandingkan dengan informasi serupa
dari tahun sebelumnya untuk menilai apakah jumlah piutang yang berjangka panjang tersebut
meningkat atau menurun dari waktu ke waktu . auditor memiliki dua kelemahan dalam
mengevaluasi cadangan dengan cara mereview saldo berjangka panjang individual dalam
daftar umur piutang.

Pengauditan II

Page 7

Pertama, akun-akun yang beum jatuh tempo diabaikan dalam penetapan kecukupan
cadangan, walaupun sebagian dari piutang ini tidak digunakan lagi tidak akan dapat diterima.
Kedua, sulit untuk membandingkan hasil dari tahun ini dengan tahun sebelumnya untuk
sesuatu yang tidak tersetruktur. Apabila akun-akun menjadi progresif tidak tertagih selama
beberapa tahun, keadaan ini bisa diabaikan. Untuk mengatasi kedua kelemahan ini, klien bisa
menunjukkan sejarah penghapusan piutang selama suatu jangka waktu tertentu yang bisa
digunakan sebagai pedoman dalam mengevaluasi cadangan tahun in.
Beban Kerugian Piutang
Setelah auditor merasa puas dengan cadangan kerugian piutang, selanjutnya akan mudah
untuk memeriksa beban kerugian piutang dengan asumsi bahwa:

Saldo awal dalam akun cadangan telah diperiksa sebagai bagian dari audit tahun yang

lalu.
Piutang tak tertagih yang telah dihapus telah diperiksa sebagai bagian dari pengujian

substantif transaksi.
Saldo akhir dalam akun cadang telah diperiksa dengan berbagai cara.

Beban kerugian piutang selanjutnya akan dapat ditentukan dari selisihnya yang dapat
diperiksa dengan rekalkulasi.
Hak Klien Atas Piutang Usaha
Hak klien atas piutang usaha umumnya tidak merupakan masalah dalam audit, karena piutang
biasanya memang merupakan milik klien. Namun dalam hal tertentu sebagian dari piutang
mungkin saja dijadikan jaminan atau digadaikan, atau dijual kepada seseorang, atau dijual
dengan discount. Pada umunya para debitur klien tidak mengetahui adanya hal tersebut,
sehingga konfirmasi tidak akan menunjukkan hal tersebut. Untuk mengungkapkan situasi
dimana klien telah dibatasi haknya atas piutang, auditor bisa meriview notulen rapat,
membicarakannya dengan klien, mengirim konfirmasi ke bank, memeriksa perjanjian
pinjaman untuk mencari informasi tentang penggadaian atau penjaminan piutang, serta
memeriksa arsip korespondensi.
Penyajian dan Pengungkapan-Piutang Usaha
Pengujian atas keempat tujuan penyajian dan pengungkapan biasanya dilakukan sebagai
bagian dari tahap penyelesaian audit. Namun demikian sejumlah penyajian dan
Pengauditan II

Page 8

pengungkapan sering dilakukan dengan pengujian untuk memenuhi tujuan audit saldo.
Auditor juga harus memastikan apakah klien telah menggabungkan dengan tepat dan
mengungkapkan informai tentang transaksi dengan pihak berelasi dalam aporan
keuangan.untuk menilai kecukupan penyajian dan pengungkapan, auditor harus memiliki
pemahaman yang mendalam tentang persyaratan yang ditetapkan dalam standar akuntansi
keuangan tentang penyajian dan pengungkapan.
Bagian terpenting dalam penilaian menyangkut keputusan tentang apakah klien telah
memisahkan sejumlah piutang yang berjumlah material yang membutuhkan pengungkapan
dalam laporan. Sebagai contoh, piutang kepada direksi dan karyawan harus dipisahkan dari
piutang usaha apabila piutang tersebut berjumlah material.
C. KONFIRMASI PIUTANG USAHA
Tujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan keberadaan,
ketelitian, dan pisah batas. Konfirmsi eksternal adalah bukti audit yang diperoleh sebagai
suatu respons tertulis langsung kepada auditor dan pihak ketiga ( pihak yang dikonfirmasi),
baik dalam bentuk kertas, maupun secara elektronik , atau media lainnya (SA 505.6).
KETENTUAN DALAM STANDAR AUDIT
SA 500 mengindikasikan bahwa keandalan bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan
sifatnya, dan ini tergantung pada kondisi individual yang dari satu bukti audit tersebut
diperoleh. SA juga mencakup generalisasi berikut yang relevan terhadap bukti audit :

Bukti audit lebih andal ketika diperoleh dario sumber independen di luar entitas
Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor lebih andal daripada bukti

audit yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui penarikan kesimpulan
Bukti audit lebih andal dalam bentuk format dokumen, baik dalam bentuk kertas,
elktronik, atau media lainnya.
Oleh karena itu, tergantung pada kondisi audit, bukti audit dalam bentuk konfirmasi
eksternal yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak yang dikonfirmasi dapat
lebih andal dibandingkan dengan bukti audit dari pihat internal entitas.

JENIS JENIS KONFIRMASI


Konfirmasi Positif

Pengauditan II

Page 9

Konfirmasi positif adalah suatu permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga untuk
merespons secara langsung kepada auditor yang menunjukan apakah pihak yang dikonfirmasi
setuju atau tidak setuju dengan informasi yang terdapat dalam permintaan konfirmasi, atau
menyediakan informasi yang diminta (SA 505.6B.).
Konfirmasi Bentuk Kosong ( blank )
Konfirmasi bentuk kosong adalah sejenis konfirmasi positif tetapi konfirmasi tersebut
tidak menyebutkan jumlah rupiah melainkan meminta si penerima untuk menyebutkan
jumlah saldo atau menyampaikan informasi lainnya.

Konfirmasi Faktur
Konfirmasi faktur adalah jenis lain dari konfirmasi positif yang hanya minta
konfirmasi atas suatu faktur tertentu, tidak mengenai saldo piutang secara keseluruhan.
Banyak pelanggan menggunakan foucher sehingga memungkinkan mereka untuk memberi
jawaban tentang faktur tertentu, bukan informasi tentang saldo. Akibatnya penggunaan
konfirmasi faktur seringkali mendorong tingkat jawaban atas konfirmasi tersebut.
Konfirmasi Negatif
Konfirmasi negatif adalah permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga untuk
merespons secara langsung kepada auditor hanya jika pihak yang dikonfirmasi tidak setuju
dengan informasi yang terdapat dalam permintaan konfirmasi. Dibandingkan dengan
konfirmasi negatif, konfirmasi positif lebih bisa dipercaya karena auditor bisa melakukan
prosedur tindak lanjut apabila jawaban dari debitur tidak diterima.
Konfirmasi tidak tepat digunakan dalam keadaan sebagai berikut :
-

Auditor memandang konfirmasi tidak akan menjadi bukti yang epektif karena tingakt
jawaban diperkirakan tidak akan cukup atau tidak bisa dipercaya. Pada bidang usaha
tertentu, seperti misalnya rumah sakit, tingakt jawaban terhadap konfirmasi sangat

rendah.
Tin
gakt risiko bawaan ditambah dengan risiko pengendalian adalah rendah dan bukti
substantif lain bisa dikumpulkan apabila klien memiliki pengendalian internal yang
efektif dan risiko bawaan yang rendah untuk siklus penjualan dan pengumpulan

Pengauditan II

Page 10

piutang, auditor sering merasa puas dengan bukti yang diperlukan melalui pengujian
pengendalian, pengujian substantif transakti, dan prosedur analitis.
SAAT PENGIRIMAN KONFIRMASI
Saat pengiriman konfirmasi bukti paling bisa dipercaya diperoleh apabila konfirmasi
dikirimkan sedekat mungkin dengan akhir tahun buku. Hal ini memungkinkan auditor secara
langsung menguji saldo piutang usaha yang tercantum di neraca tanpa harus memutahirkan
saldo dengan transaksi yang terjadi anatara tanggal konfirmasi dan tanggal neraca. Namun
demikian, agar audit bisa selesai tepat waktu, kadang kadang diperlukan untuk mengirim
konfirmasi pada tanggal interim ( sebelum tanggal akhir tahun buku ).

UKURAN SAMPEL UNTUK KONFIRMASI


Ukuran sampel
Faktor faktor penting ayng mempengaruhi ukuran sampel piutang yang akan dikirimi
konfirmasi meliputi:
1. Kesalahan penyajian ditoleransi
2. Risiko bawaan ( ukuran relatif total piutang, jumlah akun, hasil tahun lalu dan
kesalahan penyajian yang diperkirakan)
3. Risiko pengendalian
4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lain ( luas dan hasil
pengujian substantif transaksi, prosedur analitis, dan pengijauan detail lainnya.
5. Jenis konfirmasi ( konfirmasi negatif biasanya memerlukan ukuran sampel yang
lebih besar).
Pemilihan Unsur unsur untuk Diuji
Dalam pendekatan yang bisa dilakukan untuk melakukan stratifikasi untuk memilih
saldo yang akan dikonfirmasi, auditor mempertimbangkan baik besarnya jumalah rupiah
saldo, maupun jangka waktu atau umur piutang. Pada kebanyakan audit, tekanan biasanya
diberikan pada akun berjumlah rupiah besar dan telah lama lewat waktu karena akun yang
demikian berpotensi dalam kesalahan penyajian.
PEMRIKSAAN ALAMAT DAN PENGAWASAN ATAS KONFIRMASI

Pengauditan II

Page 11

Auditor harus melaksanakan prosedur untuk memeriksa alamat atau alamat email
yang digunakan dalam konfirmasi. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan untuk
melakukan prosedur tambahan apabila alamat hanya berupa kontak pos, atau apabila alamat
email tidak sama dengan alamat website pelanggan.
TINDAK LANJUT ATAS KONFIRMASI TAK BERJAWAB
Tidaklah tepat untuk memandang konfirmasi yang telah dikirim tetapi tidak
dikembalikan debitur sebagai bukti audit yang signifikan. Sebagai contoh, konfirmasi positif
tidak berjawab tidak boleh diberlakukan sebagai bukti audit. Begitu pula untuk konfirmasi
negatig, auditor jangan berkesimpulan bahwa debitur telah menerima permintaan konfirmasi
dan mencermati informasi yang diminta.
Penerima Kas Kemudian
Bukti terjadinya penerimaan kas telah lewat tanggal konfirmasi, meliputi pemeriksaan
atas surat pengantar pembayaran, ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas, dan barang kali
juga pengkredian kemudian atas piutang dalam master file piutang usaha. Auditor harus benar
benar cermat dalam mecocokan transaksi penjualan yang belum diterima pembayarannya
dengan

bukti

pembayaran

yang

terjadi

kemudian

untuk

menguji

ketidakjelasan

ketidakcocokan atas faktur faktur yang diterbitkan.


Duplikat Faktur Penjualan
Dokumen ini berguan dalam pemeriksaan faktur penjualan yang sesungguhnya
diterbitkan dengan tanggal sesungguhnya dilakukan penagihan.
Dokumen Pengiriman Barang
Dokumen ini berguna dalam menetapkan apakah pengiriman sungguh telah dilakukan
dan untuk pengujian pisah batas.
Korespondensi dengan Klien
Biasanya auditor tidak merasa perlu untuk merevew korespondensi dengan klien
sebagai bagaian dari prosedur alternatif, tetapi korespondensi bisa digunakan untuk
mengungkapkan ketidakjelasan dan piutang yang dipertanyakan yang tidak terungkap dengan
cara lain.
Pengauditan II

Page 12

ANALISIS SELISIH
Apabila konfirmasi dikembalikan oleh debitur , auditor harus menentukan apa yang
menyebabkan terjadi selisih ( jika ada ) . dalam banyak hal, perbedaan sering disebabkan
karena perbedaan waktu pencataatan klien dengan debitur.
Pembayaran Telah Dilakuakn Debitur
Selisih atau perbedaan antara catatan klien dengan catatan debitur sering kali timbul
apabila debitur telah melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum
menerima pembayaran tersebut sampai tanggal konfirmasi. Keadaan seperti ini harus
diselidiki dengan cermat untuk memastikan kemungkinana adanya kesalahan penyajian pisah
batas penerimaan kas , lapping, atau pencurian kas.
Barang Belum Diterima Debitur
Ketika barang masih dalam perjalanan sering menjadi penyebab terjadinya selisih.
Hal ini harus diselidiki untuk menentukan kemungkinan pembeli sama sekali tidak menerima
barang atu adanya kesalahan penyajian pisah batas dalam catatan klien.
Barang Telah Dikembalikan ( Retur )
Apabila klien lupa mecatat suatu kredit memo ( yang dibuat sebagai dasar
pengembalian barang atu retur penjualan ) bisa menjadi salah atau penyebab perbedaan.
Kesalahan Mencatat atau Kerancuan Jumlah
Jenis penyebab selising yang paling sering terjadi dalam pembukuan klien adalah
kesalan klien dalam memcatat harga brang, barang rusak, barang yang diterima pembeli tidak
sesuai dengan jumlah yang tertulis dalam dokumen dan sebagainya. Biasanya auditor akan
meminta klien untuk merekonsiliasi selisih yang dijumpai dan apabila perelu berkomunikasi
dengan pembeli untuk memecahkan ketidakcocokan.
MENARIK KESIMPULAN
Apaqbial semua selisih telah dipecahkan, termasuk yang dijumpai dalam pelaksanaan
prosedur alternatif, aditor harus mengevaluasi ulang pengendalian internal. Auditor harus
selalu mengevaluasi kesalah penyajian dalam sampel yang bersifat kualitatif, berapapun
besarnya jumlah rupiah taksiran jumlah kesalahan penyajian dalam populasi. Keputusan akhir
Pengauditan II

Page 13

tentang piutang usaha dan penjualan adalah apakah bukti kompeten yang cukup diperoleh
melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, prosedur analitis,
prosedur pisah batas, konfirmasi dan pengujian substantif lain untuk mendukung penarikan
kesimpulan tentang kebenaran saldo.
D. PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN RINCI SALDO
Disini menggunakan PT ABC untuk ilustrasi dalam prosedur pengembangan program
audit untuk pengujian detail siklus penjualan dan pengumpulan piutang. Auditor senior yang
bertugas dalam pengauditan pada PT ABC telah menyusun kertas kerja perencanaan bukti
seperti pada gambar 13-7 sebagai alat untuk membantu dalam menentukan luas pengujian
rinci saldo yang direncanakan. Sumber dari setiap baris dalam kertas kertas kerja sebagai
berikut :
-

Kesalahan penyajian bisa ditoleransi. Pertimbangan materialitas pendahuluan


ditetapkan Rp. 442.000,- ( kira kira 60% dari laba operasi sebesar Rp. 7.370.000,- )

auditor mengalokasikan sebesar Rp. 265.000,- untuk audit atas piutang usaha.
Risiko audit bisa diterima. Auditor menetapkan risiko audit bisa diterima pada tingakt
medium karena perusahaan adalah perusahaan publik, tetapi dalam kondisi keuangan

baik, dengan integritas manajemen yang tinggi.


Risiko bawaan. Auditor menetapkan risiko bawaan pada tingkat medium untuk
keberadaan dan pisah batas karena kawatir dengan pengakuan pendapatan
sebagaimana yang ditetapkan dalam standar auditing. Auditor juga menetapkan risiko
bawaan pada tingklat medium untuk nilai bisa direalisasi. Di masa lalu, klien
membuat penyesuaian audit untuk akun cadangan kerugian piutang karena ternyata

kurang saji. Risiko bawaan ditetapkan rendah untuk tujuan tujuan lainnya.
Risiko pengendalian. Penetapan risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit sama
dengan hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi yang
konsisten dengan penetapan awal risiko pengendalian yang ditetapkan auditor, kecuali

untuk tujaun ketelitian dan nilai bisa direalisasi untuk penjualan.


Hasil pengujian substantif transaksi. hasil ini diambil dari gambar 11-6 ( bab 11
bahwa semua hasil bisa diterima kecuali untuk tujuan penelitian dan pisah batas untuk

penjualan)
Prosedur analitis, tabel 13-2 dan 13-3
Risiko deteksi direncanakan dan bukti audit direncanakan. Kedua baris yang
ditetapkan untuk tiap tujuan berdasarkan kesimpulan pada baris lainnya

Pengauditan II

Page 14

Gambar 13-7 Kertas Kerja Perencanaan Bukti untuk Memutuskan Pengujian Rinci Saldo
Piutang Usaha pada PT ABC.
Detail

Keber-

Keleng-

Kete-

Penggo-

Pisah

Nilai

Hak

Tie - in

adaan

kapan

litian

longan

batas

bersih bisa
Medium

Risiko audit bisa Medium

Medium

Medium

Medium

Medium

Medium

direalisasi
Medium

diterima
Risiko inheren

Rendah

Medium

Rendah

Rendah

Rendah

Medium

Medium

Rendah

Risiko pengen-

Rendah

Medium

Rendah

Tinggi

Rendah

Medium

Tinggi

Rendah
-

penjualan
Risiko
pengen- Rendah

Medium

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Tidak

Tidah

Tidak

ada

ada

ada

ada

Bagus

Wajar

Bagus

Tidak

Dalian penerimaan
-

dalian penerimaan
kas
Risiko

pengen- Tidak ada Tidak ada Tidak

dalian

Tidak ada

Rendah

penendalian
tambahan
Pengujian

Bagus

Bagus

substantif

diterima

transaksi
penjualan
Pengujian

Bagus

Bagus

Bagus

Bagus

subastantif
Pengauditan II

Page 15

Bagus

Bagus

transaksi
penerimaan kas
Prosedur analitis
Risiko

Bagus

deteksi Tinggi

Bagus

Bagus

Bagus

Bagus

Bagus

Tidak bisa

Tinggi

Rendah

Medium

Tinggi

Medium

Tinggi

Rendah

diterima
Rendah

Medium

Rendah

Medium

Rendah

Tinggi

Tinggi

direncanakan
untuk

pengujian

detail saldo
Bukti

audit Rendah

direncanakan
untuk

pengujian

detai saldo
Kesalahan penyajian bisa ditoleransi Rp. 265.000.000,-

Tabel 13-4 Tujuan Audit Saldo dan Program Audit untuk Siklus Penjualan dan Pengumpulan
Piutang pada PT ABC ( format rancang )
Tujuan Audit Saldo
Prosedur Audit
Piutang usaha dalam daftar umur piutang Telusur 10 akun dari daftar umur piutang ke akun dalam master
cocok dengan jumlah dalam master filr, dan file (6)
dijumlah dengan benar, dan cocok dengan Periksa kebenaran penjumlahan vertikal (footing) dalam 2
buku besar ( kecocokan)
l2mbar daftar umur piutang dan total keseluruhan halaman (7)
Piutang usaha yang tercantum dalam daftar Konfirmasi piutang usaha dengan konfirmasi positif.
umur piutang benar benar ada (keberadaan)

Konfirmasi semua piutang diatas Rp.100.000,- dan lainnya


disampel nonstatistik (10)
Lakukan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak
berjawab pada permintaan pertama atau kedua (11)
Revew daftar saldo piutang untuk piutang bersald besar dan

tidak biasa (1)


Semua piutang yang ada telah tercantum Telusur lima akun dari master file piutang usaha ke daftar umur
dalam daftar umur piutang ( kelengkapan)
piutang (9)
Piutang usaha dalam daftar piutang adalah Konfirmasi
akurat (ketelitian)

piutang

usaha

konfirmasi

positif.

Konfirmasi semua piutang diatas Rp.100.000,- dan lainnya


disampel nonstatistik (10)

Pengauditan II

dengan

Page 16

Lakukan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak


berjawab pada permintaan pertama atau kedua (11)
Revew daftar saldo piutang untuk piutang bersald besar dan
tidak biasa (1)
Piutang usaha dalam daftar umur piutang Rever piutang yang tercantum dalam datar umur piutang untuk
telah

digolongkan

dengan

benar piutang wesel dan piutang kepada pihak yang berelasi (3)

( penggolongan)
Tanyakan kepada manajemen apakah dalam daftar umur
piutang terhadap piutang wesel atau piutang jangka panjang (4)
Transaksi

dalam

siklus

penjualan

dan Pilih 20 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan ini

pengumpulan piutang telah dicatat pada dan 20 transaksi penjualan pertama dari tahun berikutnya dan
periode yang tepat ( pisah batas )

telusur masing masing transaksi tersebut ke dokumen


pengiriman

barang

yang

bersangkutan,

periksa

tanggal

pengiriman yang sesungguhnya dan kebenaran pencatatannya


(14)
Revew retur penjualan berlumlah besar sebelum dan sesudah
tanggal neraca untuk menentukan apakah telah dicatat pada
Piutang

dinyatakan

sebesar

direalisasi ( nilai bisa direalisasi)

nilai

periode yang benar (15)


bisa Telusur 10 akun dari daftar umur piutang ke master file piutang
untuk menguji kebenaran penetapan umur dalam daftar
tersebut. (6)
Periksa kebenaran penjumlahan vertikal daftar umur piutang
dan total seluruh halaman (7)
Periksa kebenaran penjumlahan horizontal ( cross- foot) daftar
umur piutang (7)
Bicarakan dengan manager kredit tidaknya kemungkinan
penerimaan piutang yang sudah lama tak tertagih. Periksa

Pengauditan II

Page 17

penerimaan kas pada periode berikutnya dan evaluasi


kolektibilitas piutang (12).
Lakukan

evaluasi

apakah

cadangan

mencukupi

setelah

melakuakn prosedur audit lain tentang kolektibilitas piutang


(13)
Klien memiliki hak pemilikan atas piutang Revew notulen rapat dewan komisaris untuk mencari informasi
usaha yang tercantum dalam daftar umur tentang kemungkinan adanya penjaminan pengalihan atau
piutang (hak)

penjualan piutang.(5)
Tanyakan kepada manajemen apakah ada piutang yang

digadaikan atau dijaminkan atau dijual (5)


Catatan : prosedur prosedur di atas diringkas dalam bentuk untuk dilaksanakan dalam tabel
13-5 nomor dalam tanda kurung dibelakang prosedur merujuk ke nomor di tabel 13-5.

Tabel 13-5 Program Audit Untuk Pengujian Rinci Saldo Siklus Penjualan dan Pengumpulan
Piutang pada PT ABC ( format untuk dilaksanakan)
1. Revew daftar umur piutang, perhatikan kemungkinan adanya piutang bersaldo besar dan tidak
biasa.
2. Lakukan prosedur analitis dan lakukan tindak lanjut atas setiap perubahan dari tahun lalu yang
signifikan signifikan.
3. Rever piutang yang tercantum dalam daftar umur piutang, perhatikan kemungkinan adanya piutang
wesel kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa .
4. Tanyakan kepada manajemen apakah dalam daftar umur piutang terdapat piutang kepada pihak
yang mempunyai hubungan istimewa, piutang wesel, atau piutang berjangka panjang.
5. Revew notulen rapat dewan komisaris dan tanyakan kepada manajemen apakah ada piutang yang
digadaikan, dialihkan, atau dijual.
6. Telusur 10 akun dari daftar umur piutang ke akun piutang dalam master file untuk memeriksa
kebenaran saldo dan menentukan umurnya.
7. Periksa kebenaran jumlah vertikal dalam kolom kolom rupiah dalam daftar umur piutang dan
jumlahkan seluruh halaman.
8. Telusur saldo kebuku besar.
9. Telusur 5 akun dari master file piutang ke daftar umur piutang.
10. Konfirmasi piutang usaha, gunakan konfirmasi positif. Konfirmasi semua piutang bersaldo diatas
Rp. 100.000,- dan sisanya dipilih secara acak dengan sampling non statistik
11. Lakukan prosedur alternatif untuk debitur tidak menjawab konfirmasi setelah dikirimi konfirmasi
Pengauditan II

Page 18

kedua kalinya.
12. Diskusikan dengan manager kredit kemungkinan bisa ditagihnya piutang- piutang yang telah lama
tak tertagih. Periksa penerimaan kas kemudian dan evaluasi kolektibilitas piutang.
13. Evaluasi apakah cadangan mencukupi setelah dilakukan prosedur audit lain tentang kolektibilitas
piutang.
14. Pilih 20 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan tahun ini dan 20 transaksi penjualan
pertama dari tahun berikutnya dan telusur setiap ayat jurnal tersebut ke bukti pengiriman barang,
periksa tanggal pengiriman sesungguhnya, dan kebenaran jumlahnya.
15. Priksa retur penjualan berjumlah besar sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk menentukan
bahwa retur telah dicatat pada periode yang benar.

SIMPULAN
METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO
Dalam memutuskan bukti yang sesuai untuk melakukan pengujian rincian saldo sangat rumit
sebab harus diputuskan secara objektif satu-persatu, dan disana ada beberapa interaksi yang
mempengaruhi pengambilan keputusan.
Pengauditan II

Page 19

PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO


Kita juga mengasumsikan dua hal:
1. Auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti.
2. Auditor telah menetapkan risiko deteksi direncanakan untuk pengujian rinci untuk
setiap tujuan audit
KONFIRMASI PIUTANG USAHA
Tujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan keberadaan,
ketelitian, dan pisah batas. Konfirmsi eksternal adalah bukti audit yang diperoleh sebagai
suatu respons tertulis langsung kepada auditor dan pihak ketiga ( pihak yang dikonfirmasi),
baik dalam bentuk kertas, maupun secara elektronik
PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN RINCI SALDO
Disini menggunakan PT ABC untuk ilustrasi dalam prosedur pengembangan program
audit untuk pengujian detail siklus penjualan dan pengumpulan piutang. Auditor senior yang
bertugas dalam pengauditan pada PT ABC telah menyusun kertas kerja perencanaan bukti
seperti pada gambar 13-7 sebagai alat untuk membantu dalam menentukan luas pengujian
rinci saldo yang direncanakan.

REFERENSI
1. Al. Haryono Jusup,2014,Auditing pengauditan berbasis ISA,YKPN Yogyakarta.

Pengauditan II

Page 20

Anda mungkin juga menyukai