BAYI DI KOMUNITAS
1. Konsep Bayi
1.1 Pengertian Bayi
Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan
dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat
gizi. Selama periode ini, bayi sepenuhnya tergantung pada perawatan dan
pemberian makan oleh ibunya. Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi
menjadi masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan
usia 29 hari-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis
karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi
darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi
akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Potter & Perry, 2005).
1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, dan
fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Pulungan, 2012).
Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif, yang dapat diukur. Indikator
ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat badan, gigi, struktur
skelet, dan karakteristik seksual (Perry & Potter, 2005).
Pertumbuhan
pada
masa
anak-anak
mengalami
perbedaan
yang
sebagai
hasil
interaksi
dengan
lingkungannya
(Pratiwi,
2013).
sebentar
mulai
untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respons terhadap gerakan jari
atau tangan. Pada usia 0-4 bulan, bayi dapat memegang suatu obyek, mengikuti
obyek dari sisi ke sisi, mencoba memegang dan memasukkan benda ke dalam
mulut, memegang benda tapi terlepas, memerhatikan tangan dan kaki, dan
memegang benda dengan kedua tangan.
Pada usia 4-8 bulan, bayi sudah mulai mengamati benda, menggunakan
ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang
dipegang, dan memindahkan obyek dari satu tangan ke tangan yang lain. Pada
usia 8-12 bulan, bayi mencari dan meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu
memindahkan, mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari, serta
membenturkannya.
c. Perkembangan personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan personal sosial pada masa
bayi dapat ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai
menatap muka untuk mengenali seseorang. Usia 0-4 bulan, diawali dengan
mengamati
terhadap suara atau bel. Usia 0-4 bulan, dimulai dengan mengoceh spontan,
bereaksi terhadap sumber suara, dan menirukan suara. Usia 4-8 bulan, dimulai
dengan mengeluarkan suara gembira bernada tinggi, dan mulai bersuara tanpa
arti seperti mamama- papapa-dadada. Usia 8-12 bulan, dimulai dengan
mengulang/menirukan bunyi yang didengar, menyebut 2-3 suku kata yang sama
tanpa arti, dan bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
potensi
bawaan,
sedangkan
yang
kurang
baik
akan
lingkungan
yang
suatu
daerah
akan
mempengaruhi
tingkah laku, adat istiadat, dan kepercayaan tentang pola dan cara
mengasuh anak.
2) Nutrisi, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah segi kuantitas
dan kualitas. Kualitas makanan harus yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
dan
vitamin.
meningkatkan
sirkulasi,
anak
aktifitas
dalam
tinggi,
fisiknya
juga
akan
baik
dan
tingkat
c) Emosi, hubungan yang berarti dengan orang lain seperti ayah, ibu,
sibling group, kelompok sebaya akan memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan emosi, sosial, dan intelektual anak.
d) Lingkungan eksternal, seperti stimulasi, motivasi, belajar, stress,
sekolah dan guru akan memberikan pengaruh yang berarti
terhadap perkembangan.
2. Konsep Berat Bayi Lahir Rendah
1.1. Pengertian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi.berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang daam
satu jam setelah lahir. BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari
2500 gram dan di timbang sampai dengan 24 jam setelah kelahiran. Terdapat 3
bentuk BBLR yaitu:
a. Bayi prematur
Pertumbuhan bayi dalam rahim normal, persalinan terjadi sebelum masa
gestasi berusia 37 minggu.
b. Bayi kecil untuk masa kehamilan
Pertumbuhan dalam rahim terhambat yang disebabkan faktor dari bayi
sendiri, plasenta ataupun faktor ibu
c. Bayi prematur dan kecil untuk masa kehamilan
Bayi prematur yang mempunyai berat badan rendah untuk masa
kehamilan
Bayi berat lahir rendah berdasarkan batasan berat badan dapat
dibagi 3, yaitu:
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat 1500 gram
sampai dengan 2500 gram
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir
antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram.
c. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) adlah bayi dengan berat
lahir kurang dari 1000 gram (Mulyawan, 2009).
1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi BBLR
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi BBLR antara lain, yaitu:
a. Umur saat melahirkan
Angka kematian dan kesakitan ibu akan tinggi bila melahirkan terlalu
muda atau terlalu tua, yaitu usia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun.
Kejadian BBLR berdasarkan umur ibu paling tinggi terjadi pada ibu yang
melahirkan dibawah usia 20 tahun, yaitu 9,8%, kemudian antara umur 2034 tahun 6,5%, dan yang berumur lebih dari 35 tahun yaitu 4,1%.
b. Usia kehamilan saat melahirkan
Kehamilan yang kurang dari 37 minggu merupakan penyebab utama
terjadinya BBLR. Semakin pendek usia kehamilan maka pertumbuhan
janin semakin belum sempurna, baik itu organ reproduksi dan organ
pernafasan oleh karena itu mengalami kesulitan untuk hidup diluar uterus
ibunya.
c. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh secara tidak
langsung terhadap kejadian BBLR. Semakin tiinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin banyak pula informasi yang bisa didapatkan
mengenai BBLR sehingga secara otomatis semakin banyak pula
pengetahuannya.
d. Jenis kelamin
Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa jenis kelamin bayi
berpengaruh terhadap kejadian BBLR. Perbedaan berat badan bayi
sebesar 58 gram antara bayi laki-laki dan perempuan dimana berat badan
bayi laki-laki lebih berat dari bayi perempuan (Mulyawan, 2009).
3. Asuhan Keperawatan Pada Agregat Bayi di Komunitas
3.1. Pengkajian
Sebanyak 468 (72,26%) ibu telah melakukan penimbangan untuk
bayi. Sebanyak 139 ibu tidak menimbangkan bayi. Hal ini dikarenakan
beberapa alasan, antara lain sibuk, malas dan tidak tahu, tetapi 8,9% ibu
malas melakukan penimbangan, dan sebanyak 7,9 tidak melakukan
penimbangan dikarenakan sibuk, 4,95 dikarenakan sibuk, dan sisanya
larena alasan lain.
Imunisasi bayi di Kecamtan Sukowono sudah cukup baik, sekitar
64% sudah mendapatkan imunisasi. Sekitar 81% bayi di Kecamatan
Sukowono mendapat makanan selingan atau makanan pendamping ASI,
selengkapnya 8% tidak mendapat makanan selingan dan sebanyak 12%
Sukowono memiliki lahan pertanian yang cukup luas yaitu 175 Ha. Lahan
padi di Kecamatan Sukowono mempunyai luas 50 Ha dengan hasil panen
4 ton/Ha sedangkan luas perkebunan kelapa adalah 4 Ha. Selain potensi
dalam bidang pertanian juga terdapat potensi bidang peternakan yaitu sapi
dan kambing. Jumlah sapi adalah 61 ekor dan kambing 50 ekor.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Kecamatan Sukowono memiliki Puskesmas dan Pustu. Masyarakat
di Kecamatan Sukowono biasa berobat ke Puskesmas setempat. Mereka
tidak kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Imunisasi bayi di
Kecamtan Sukowono sudah cukup baik, sekitar 64% sudah mendapatkan
imunisasi. Sekitar 81% bayi di Kecamatan Sukowono mendapat makanan
selingan atau makanan pendamping ASI, selengkapnya 8% tidak
mendapat makanan selingan dan sebanyak 12% kadang-kadang mendapat
makanan selingan, jenis makanan selingan yaitu berupa bubur dan biskuit.
Kondisi kesehatan bayi di RW 05 95% sehat, dan penyebab kematian bayi
terbanyak berada di Kecamatan Sukowono. Penyebab kematian bayi yang
paling banyak yaitu karena BBLR, asfiksia, dll. Tingginya angka
kematian karena asfiksia disebabkan masyarakat rendahnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka
kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk
menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi
yang lazim muncul. Yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai
kejang-kejang, aborsi, dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain
yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak
begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga,
lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh. Ibu yang
tidak menyadari pentingnya melakukan persalinan pada tenaga kesehatan
juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingginya angka
kematian bayi.
c. Ekonomi
Kecamatan Sukowono 1275 orang bekerja sebagai petani, 121
orang sebagai pegawai di sektor jasa dan perdagangan, 72 orang bekerja
sebagian
besar
menggunakan
ponsel
untuk
saling
Diagnosa
Tgl
Tujuan
Intervensi
Nama
Keperawatan
Pemb
dan
Keperawatan
dan
uatan
Kriteria
tanda
16
Hasil
Tujuan:
tangan
Kesiapan
peningkatan
Juli
menurunk
an
diantara
kejadian
masyarakat
asfiksia
Kecamatan
pada bayi
Sukowono,
dan
berhubungan
meningkat
dengan
kan
upaya
peningkatan
kesadaran
hamil
angka
kesadaran
ibu
terhadap
masyaraka
t
tentang
persalianan pada
pentingny
tenaga kesehatan
untuk
melakukan
menurunkan
persalinan
angka
ke tenaga
asfiksia.
kejadian
kesehatan
Kriteria
hasil:
3.4. Implementasi
3.5. Evaluasi
: _______________________No___________
RT____________RW______KEL__________
PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah label komposisi keluarga dengan benar
2. pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda ( )
3. Jawaban dapat lebih dari satu untuk pertanyaan menulis.
4. mengisi titik-titik sesuai pertanyaan.
A. Komposisi Keluarga
No
.
Nama Hubungan
Umur
L/P Tingkat
dengan KK
Pekerjaan Agama
Ket.
pendidikan
( ) tidak
tahu
3. Apakah setiap hari anak mendapatkan makanan selingan di antara waktu
makan:
( ) Ya
( ) kadang-kadang
4. Bagaimana kondisi Balita saat ini :
( ) Tidak
( ) Sehat
( ) Sakit
5. Bila balita sakit, apa
yang
dikeluhkan/diagnosis
medianya
_________________
6. Apa yang telah dilakukan keluarga terhadap kondisi Balita yang sakit
________
N Nama
Anak
M K H O Jenis Imunisasi
Ke
t.
T
B D D D P P
C
P P P O O
G
T T T L L
1
2 3
O O
1
1
2
d
s
t
Keterangan :
N = normal
T = Tidak Normal
H = Garis Hijau
M = Garis Merah K = Garis Kuning
TL = Tidak lengkap
O = Overweight (garis kuning diatas garis hijau)
BL = Belum lengkap (usia belum mencukupi)
L = Lengkap
P
O
L
I
O
3
P
O
L
I
O
4
C
A
M
P
A
K
H
E
P
A
T
I
T
I
S
1
H
E
P
A
T
I
T
I
S
2
H TL
E BL
P L
A
T
I
T
I
S
3
DAFTAR PUSTAKA
Mulyawan, Handry. 2009. Gambaran Kejadian BBLR. Jakarta: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.Volume 2.
Jakarta: EGC.
Pratiwi, A.Ratna. 2013. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Bayi Di
Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Skripsi.
Puewokerto:
Fakultas
Kedokteran
Dan
Ilmu-Ilmu
Kesehatan