Anda di halaman 1dari 21

MODUL PERKULIAHAN

REKAYASA LINGKUNGAN

POKOK BAHASAN :
Permasalahan Lingkungan
Berkaitan dengan Tugas sebagai Engineer

Fakultas
Teknik

201
6

Program
Studi
Sipil

Tatap
Muka

06

Kode
MK
11035

Disusun
Oleh
MT

H.M. Isradi, ST,

Abstract

Kompetensi

Mahasiswa mengetahui Permasalahan


Lingkungan Hidup Berkaitan dengan
Tugas Sebagai Engineer

Mahasiswa mengetahui dampak


proyek konstruksi terhadap lingkungan
hidup dan Teknik pengelolaan serta
pemantauannya

Rekayasa Lingkungan

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

1. PROSES PEMBANGUNAN MENYEBABKAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN


LINGKUNGAN HIDUP

Sebagaimana diarahkan dalam GBHN Tahun 1988, pembangunan infrastruktur


merupakan bagian dari pembangunan ekonomi jangka panjang untuk mencapai struktur
ekonomi yang semakin seimbang dari sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor
pertanian yang tangguh. Selanjutnya digariskan pula bahwa -proses industrialisasi harus
mampu mendorong berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan
ekonomi, pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan penghematan
devisa, penunjang pembangunan daerah, penunjang pembangunan sektor-sektor lainnya
sekaligus wahana pengembangan dan penguasaan teknologi.
Industrialisasi

merupakan

pilihan

bagi

bangsa

Indonesia

untuk

meningkatkan

kesejahteraan kehidupannya. Hal terseut antara lain disebabkan terbatasnya lahan


pertanian. Industrialisasi merupakan suatu jawaban terhindarnya tekanan penduduk
201
6

Rekayasa Lingkungan

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

terhadap lahan pertanian. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah bahwa industri
merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan
mencemari lingkungan . apabia hal ini tidak dapat perhatian serius maka ada kesan
bahwa antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring, dalam arti semakin
maju industri maka semakin rusak lingkungan hidup itu.

Industri yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup manusia akan
memberikan dampak begatif pula berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan. Unsurunsur pokok yang diperlukan untuk kegiatan industri antara lain adalah sumber daya alam
( berupa bahan baku, energi dan air), sumberdaya manusia ( berupa tenaga kerja peda
berbagai tingkatan pendidikan), serta peralatan.
Kegiatan pembangunan industri yang melibatkan unsur unsur tersebut dapat
menimbulkan dampak negatif yang berupa :
Pandangan yang kurang menyenangkan bagi wilayah industri.
Penurunan nilai tanah di sekitar industri bagi permukiman.
Timbul kebisingan oleh operasi peralatan.
Bahan bahan buangan yang dikeluarkan oleh industri dapat menggangu dan
mengotori udara, air, dan tanah.
Perpindahan penduduk yang menimbulkan dampak sosial.
Hasil produksi industri dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat.
Timbulnya kecemburuan sosial.

Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan Hidup

201
6

Rekayasa Lingkungan

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Pembangunan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, dimana proses pelaksanaan pembangunan disatu
pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat
pertambahan yang tinggi, akan tetapi tersedianya sumber daya alam terbatas, atas dasar
tersebut dimana pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat
tersebut, baik generasi sekarang maupun generasi mendatang adalah pembangunan
berwawasanlingkungan. Untuk mencapai tujuan utama tersebut, maka sejak awal
perencanaan usaha atau kegiatan sudah diperkirakan perubahan rona lingkungan akibat
pembentukan suatu kondisi lingkungan yang baru, baik yang menguntungkan maupun
yang merugikan, yang ditimbulkan sebagai akibat diselenggarakannya usaha atau
kegiatan pembangunan. Atas dasar tersebutlah bahwa perlu pengaturan lebih lanjut
mengenai usaha atau kegiatan yang akan menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan hidup. Maksud dari analisa mengenai dampak lingkungan kedalam proses
perencanaan -suatu usaha atau kegiatan tersebut, sehingga dapat diambil keputusan
optimal dari berbagai alternative, karena analisis mengenai dampak lingkungan
merupakan salah satu alat untuk mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh suatu
rencana atau kegiatan terhadap lingkungan hidup, guna mempersiapkan langkah untuk
menanggulangi dampak negative dan mengembangkan dampak positif. Mengenai
dampak lingkungan hidup dapat disebabkan oleh rencana kegiatan disegala sektor
seperti:
Bidang

Pertambangan

dan

Energi

yaitu

pertambangan

umum,

tranmisi,

PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU, ekspoitasi, kilangan/pengolahan dan tarnmisi minyak/gas


bumi.
Bidang Kesehatan yaiutu : rumah sakit kelas A/setara kelasA atau kelas I dan industri
farmasi.
Bidang Pekerjaan Umum yaitu :pembangunan Waduk, Irigasi dan kanalilasi, jalan
raya/tol, pengolahan sampah, peremajaan kota dan gedung bertingkat/apartemen.
Bidang Pertanian yaitu : Usaha tambak udang, sawah, perkebunan dan pertanian.
Bidang Parpostel seperti hotel, padang golf, taman rekreasi dan kawasan parawisata.

201
6

Rekayasa Lingkungan

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Bidang Tranmigarasi dan Pemukiman Perambahan Hutan.


Bidang perindustrian seperti : Industri semen, kertas pupuk kimia/petrokimia,
peleburan baja, timah hitam, galangan kapal, pesawat terbang dan industri kayu lapis.
Bidang Perhubungan seperti: Pembangunan Jaringan kereta api, Sub Way,
pembangunan pelabuhan dan badar udara.
Bidang perdagangan.
Bidang pertahanan dan keamanan seperti : Pembangunan genung amunisi,
pangkalan angkatan laut, pangkalan angkatan udara dan pusat latihan tempur.
Bidang pengembangan tenaga nuklir seperti : Pembangunan dan pengopearian
reactor nuklir dan nuklir non reactor.
Bidang kehutanan yaitu : Pembangunan taman safari, kebun binatang, hak pengusaha
hutan, hak pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan Pengusaha parawisata
alam.
Bidang pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B-3) dan 14 Bidang kegiatan
terpadu/multisektor (wajib AMDAL).

201
6

Rekayasa Lingkungan

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Akibat Pencemaran Terhadap Lingkungan Hidup.

Mengenai akibat pencemaran terhadap lingkungan hidup harus melihat kepada ukuran
dampak penting terhadap lingkungan yang perlu disertai dengan dasar pertimbangan
yaitu sebagai berikut : terhadap penilaian pentingnya dampak lingkungan berkaitan
secara relative dengan besar kecilnya rencana usaha atau kegiatan yang berhasil guna
dan daya guna, apabila rencana usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan dengan
didasarkan pada dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah satu aspek
lingkungan atau dapat juga terhadap kesatuan dan atau kaitannya dengan aspek-aspek
lingkungan lainnya dalam batas wilayah yang telah ditentukan. Perlu diketahui bahwa
dampak terhadap lingkungan atas dasar kemungkinan timbulnya dampak positif atau
dampak negative tidak boleh dipandang sebagai faktor yang masing-masing berdiri
sendiri, melainkan harus diperhitungkan bobotnya guna dipertimbangkan hubungan timbul
baliknya untuk mengambil keputusan. Sedangkan yang menjadi ukuran dampak penting
terhadap lingkungan hidup adalah :
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak tersebut adalah pengertian manusia yang
akan terkena dampak mencakup aspek yang sangat luas terhadap usaha atau
kegiatan, yang penentuannya didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan
masyarakat dan jumlah manusia yang terkena dampaknya tersebut, dimana manusia
201
6

Rekayasa Lingkungan

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

yang secara langsung terkena dampak lingkungan akan tetapi tidak menikmati
manfaat dari usaha atau kegiatan yang telah dilaksanakan,
b) Terhadap luas wilayah persebaran dampak adalah merupakan salah satu factor yang
dapat menentukan pentingnya dampak terhadap lingkungan, dimana rencana usaha
atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar
dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak atau segi kumulatif
dampak,
c) Lamanya dampak berlangsung dapat berlangsung pada suatu tahap tertentu atau
pada berbagai tahap dari kelangsungan uasah atau kegiatan, dengan kata lain akan
berlangsung secara singkat yakni hanya pada tahap tertentu siklus usaha atau
kegiatan akan tetapi dapat pula berlangsung relative lama yang akan menimbulkan
dampak yang sangat merugikan lingkungan hidup didalam masyarakat/manusia
dilingannya yang telah merusak tatanan dan susunan lingkungan hidup disekitarnya,
d) Intensitas dampak mengandung pengertian perubahan lingkungan yang timbul bersifat
hebat atau drastic serta berlangsung diareal yang luas dalam kurun waktu yang
relative singkat, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar pada
komponen lingkungan hidup yang berdasarkan pertimbangan ilmiah serta dapat
mengakibatkan spesies-spesies yang langka atau endemik terancam punah atau
habitat alamnya mengalami kerusakan,
e) Komponen lingkungan lain yang terkena dampak, akibat rencana usaha atau kegiatan
menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah
komponennya lebih atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak
primer,
f)

Sifat kumulatif dampak adalah pengertian bersifat bertambah, menumpuknya atau


bertimbun, akibat kegiatan atau usaha yang pada awalnya dampak tersebut tidak
tampak atau tidak dianggap penting, akan tetapi karena aktivitas tersebut bekerja
secara berulang kaliatau terus menerus maka lama kelamaan dampaknya bersifat
kumulatif yang mengakibatkan pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasikan
oleh lingkungan alam atau social dan menimbulkan efek yang saling memperkuat
(sinergetik) akaibat pencemaran dan

201
6

Rekayasa Lingkungan

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

g) Berbalik dan tidak berbaliknya dampak ada yang bersifat dapat dipulihkan dan
terdapat pula yang tidak dapat dipulihkan walaupun dengan upaya manusia untuk
memulihkannya kembali, karena perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen
lingkungan yang telah tercemar dengan kadar pencemaran yang sangat tinggi, tidak
akan dapat dipulihkan kembali seperti semula.

Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup


Dasar hukum dalam penanggulangan masalah pencemaran lingkungan tentunya
didasarkan ketentuan-ketentuan baik berdasarkan peraturan perundang-undangan dalam
rangka mencegah terjadinya masalah-masalah pencemaran lingkungan hidup. Ketentuan
utama tentang pencegahan pencemaran lingkungan dalam Pasal 17 Undang-Undang
Lingkungan

Hidup menentukan

bahwa:

Ketentuan

tentang

pencegahan

dan

penanggulangan perusakan dan pencemaran lingkungan hidup beserta pengawasannya


yang dilakukan secara menyeluruh dan/atau secara sektoral ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan. Di dalam penjelasan, bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ini memuat upaya penegakan hukumnya. Penyebab terjadinya
pencemaran lingkungan dapat dilihat dari dua faktor penyebab: yaitu dari faktor alam
berupa hujan yang turun terus menerus, terjadinya banjir, tanah longsor, wabah demam
muntaber dan sebagainya; dan faktor adanya aktivitas manusia dan kegiatan dari
manusia seperti limbah pencelupan industri garmen yang banyak mengandung bahanbahan kimia yang berbahaya, adanya pabrik-pabrik industri perbengkelan menyebabkan
polusi udara dan sebagainya; diantara kedua kegiatan yang sangat membahayakan
terjadinya pencemaran lingkungan hidup ini adalah faktor kegiatan manusia.
Usaha pencegahan pencemaran industri dapat berupa:
Meningkatkan kesadaran lingkungan diantara karyawan dan pengusaha khususnya
masyarakat umumnya tentang akibat buruk suatu pencemaran.
Pembentukan organisasi penanggulangan pencemaran untuk antara lain mengadakan
monitoring berkala guna mengumpulkan data selengkap mungkin yang dapat
dijadikan dasar menentukan kriteria tentang kualitas udara, air dan sebagainya.
201
6

Rekayasa Lingkungan

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Penanganan atau penetapan kriteria tentang kualitas tersebut dalam peraturan


perundang-undangan.
Penentuan daerah industri yang terencana dengan baik, dikaitkan dengan planologi
kota, pedesaan, dengan memperhitungkan berbagai segi. Penentuan daerah industri
ini mempermudah usaha pencegahan dengan perlengkapan instalasi pembuangan,
baik melalui air maupun udara.
Penyempurnaan alat produksi melalui kemajuan teknologi, diantaranya melalui
modifikasi alat produksi sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pencemaran yang
bersumber pada proses produksi dapat dihilangkan, setidak-tidaknya dapat dikurangi.
Pencemaran dapat dicegah dengan pemasangan alat-alat khusus untuk pretreatment.
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan

Rencana

pengelolaan

lingkungan,

harus

dilakukan

dengan

mempertimbangkan

pendekatan teknologi, yang kemudian harus dapat dipadukan dengan pendekatan


ekonomi, serta pendekatan institusional sebagai berikut :

Pendekatan Teknologi
Berupa tata cara teknologi yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengelolaan
lingkungan, seperti :
1.
Melakukan kerusakan lingkungan, antara lain dengan :

Melakukan reklamasi lahan yang rusak.

Memperkecil erosi dengan sistem terasering dan penghijauan.


201
6

Rekayasa Lingkungan

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Penanaman pohon-pohon kembali pada lokasi bebas quary dan tanah

kosong.
Tata cara pelaksana konstruksi yang tepat.
Menanggulangi menurunnya potensi sumber daya alam, antara lain dengan :

Mencegah menurunnya kualitas/kesuburan tanah, kualitas air dan udara.

Mencegah rusaknya kondisi flora yang menjadi habitat fauna.

Meningkatkan diversifikasi penggunaan bahan material bangunan.


Menanggulangi limbah dan pencemaran lingkungan, antara lain dengan :

2.

3.

Mendaur ulang limbah, hingga dapat memperkecil volume limbah.

Mengencerkan kadar limbah, baik secara alamiah maupun secara


engineering.
Menyempurnakan design peralatan/mesin dan prosesnya, sehingga kadar

pencemar yang dihasilkan berkurang.

Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi yang dapat dipakai dalam pengelolaan lingkungan antara lain:

Kemudahan dan keringanan dalam proses pengadaan peralatan untuk

pengelolaan lingkungan.
Pemberian ganti rugi atau kompensasi yang wajar terhadap masyarat yang

terkena dampak.
Pemberdayaan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan dan penggunaan

tenaga kerja.
Penerapan teknologi yang layak ditinjau dari segi ekonomi.

Pendekatan Institusional /Kelembagaan


Pendekatan institusional yang dipakai dalam pengelolaan lingkungan, antara lain :

Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait, dan masyarakat


setempat dalam pengelolaan lingkungan.

Melengkapi peraturan, dan ketentuan serta persyaratan pengelolaan lingkungan

termasuk sanksi-sanksinya.
Penerapan teknologi yang dapat didukung oleh institusi yang ada.

201
6

Rekayasa Lingkungan

10

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Pada tahap pra konstruksi


Kegiatan pra konstruksi dalam hal ini pengadaan tanah dan pemindahan penduduk harus
didukung dengan data yang lengkap dan akurat tentang lokasi, luas, jenis peruntukan
serta kondisi penduduk yang memiliki atau menempati tanah yang dibebaskan tersebut.
Ketentuan-ketentuan yang rinci tentang masalah pembebasan tanah dalam RKL dan RPL
harus

dapat

digunakan

dan

dimanfaatkan

sebagai

acuan

dalam

pelaksanaan

pembebasan tanah tersebut.

Pengamanan Lingkungan Pada Tahap Konstruksi


Prinsip Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup,
201
6

Rekayasa Lingkungan

11

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

sehingga pelestarian potensi sumber daya alam dapat tetap dipertahankan, dan
pencemaran atau kerusakan lingkungan dapat dicegah.
Perwujudan dari usaha tersebut antara lain dengan menerapkan teknologi yang tepat dan
sesuai dengan kondisi lingkungan.
Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan antara lain :

Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah timbulnya


dampak yang tidak diinginkan, dengan mengenali secara dini kemungkinan timbulnya
dampak negatif, sehingga rencana pencegahan dapat disiapkan sebelumnya.
Beberapa contoh dalam penerapan prinsip ini adalah melaksanakan AMDAL secara
baik dan benar, pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien sesuai potensinya,

serta mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan.


Kuratif (penanggulangan), didasarkan atas prinsip menanggulangi dampak yang
terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun karena keterbatasan teknologi, hal
tesebut tidak dapat dihindari.
Hal ini dilakukan dengan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang terkena
dampak seperti kualitas udara, kualitas air dan sebagainya.
Apabila hasil pemantauan lingkungan mendeteksi adanya perubahan atau pencemaran
lingkungan, maka perlu ditelusuri penyebab/sumber dampaknya, dikaji pengaruhnya,

serta diupayakan menurunnya kadar pencemaran yang timbul.


Insentif (kompensasi), didasarkan atas prinsip dengan

mempertemukan

kepentingan 2 pihak yang terkait, disatu pihak pemrakarsa/pengelola kegiatan yang


mendapat manfaat dari proyek tersebut harus memperhatikan pihak lain yang terkena
dampak, sehingga tidak merasa dirugikan. Perangkat insentif ini dapat juga berupa
pengaturan oleh pemerintah seperti peningkatan pajak atas buangan limbah, iuran
pemakaian air, proses perizinan dan sebagainya.

Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksanaan fisik konstruksi sesuai dengan
gambar dan syarat-syarat teknis yang telah dirumuskan dalam kegiatan
perencanaan teknis.
Komponen Pekerjaan Konstruksi Yang Menimbulkan Dampak
Komponen pekerjaan konstruksi dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup,
sangat dipengaruhi oleh jenis besaran dan volume pekerjaan tersebut serta kondisi
lingkungan yang ada di sekitar lokasi kegiatan.
Pada umumnya komponen pekerjaan konstruksi yang dapat menimbulkan dampak antara
lain :
A) Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
201
6

Rekayasa Lingkungan

12

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Mobilitas peralatan berat, terutama untuk jenis kegiatan konstruksi yang


memerlukan banyak alat-alat berat, dan terletak atau melintas areal permukiman,
serta kondisi prasarana jalan yang kurang memadai.
Pembuatan dan pengoperasian bengkel, base-camp dan barak kerja yang besar
dan terletak di areal pemukiman.
Pembukaan dan pembersihan lahan untuk lokasi kegiatan yang cukup luas dan
dekat areal pemukiman.
B) Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
Pengelolaan quarry oleh proyek yang mencakup pekerjaan peledakan/penggalian

di daratan atau penggalian di badan sungai


Pembangunan dan pengoperasianj base camp, crushing plant, AMP dan Batching
Plant.

Pekerjaan tanah, mencakup penggalian dan penimbunan tanah.


Pembuatan pondasi, terutama pondasi tiang pancang.
Pekerjaan struktur bangunan, berupa beton, baja dan kayu.
Pekerjaan jalan dan pekerjaan jembatan.
Pekerjaan pengairan seperti saluran dan tanggul irigasi/banjir, sudetan sungai,

bendung serta bendungan


Disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada disekitar lokasi kegiatan, kegiatan
konstruksi tersebut di atas akan dapat menimbulkan dampak terhadap komponen fisik
kimia dan bahkan bila tidak ditanggulangi dengan baik akan dapat menimbulkan dampak
lanjutan terhadap komponen lingkungan lain seperti komponen biologi maupun komponen
sosial ekonomi dan sosial budaya.
Dampak Yang Timbul Pada Pekerjaan Konstruksi Dan upaya Penanganannya
Pada suatu pekerjaan konstruksi perlu dipertimbangkan adanya dampak-dampak yang
timbul akibat pekerjaan tersebut serta upaya untuk menanganinya.
Disesuaikan dengan jenis dan besaran pekerjaan konstruksi serta kondisi lingkungan di
sekitar lokasi kegiatan, penentuan jenis dampak lingkungan yang cermat dan teliti, atau
melakukan analisis secara sederhana dengan memakai data sekunder.
Berdasarkan pengalaman selama ini berbagai dampak lingkungan yang dapat timbul
pada pekerjaan konstruksi dan perlu diperhatikan cara penanganannya adalah sebagai
berikut :
Meningkatnya Pencemaran Udara dan Debu
Dampak ini timbul karena pengoperasian alat-alat berat untuk pekerjaan konstruksi
seperti saat pembersihan dan pematangan lahan pekerjaan tanah, pengangkutan tanah
201
6

Rekayasa Lingkungan

13

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

dan material bangunan, pekerjaan pondasi khususnya tiang pancang, pekerjaan badan
jalan dan perkerasan jalan, serta pekerjaan struktur bangunan.
Indikator dampak yang timbul dapat mengacu pada ketentuan baku mutu udara atau
adanya tanggapan dan keluhan masyarakat akan timbulnya dampak tersebut.
Upaya penanganan dampak dapat dilakukan langsung pada sumber dampak itu sendiri
atau pengelolaan terhadap lingkungan yang terkena dampak seperti :

Pengaturan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan kondisi


setempat,

seperti

penempatan base-camp yang

jauh

dari

lokasi

pemukiman,

pengangkutan material dan pelaksanaan pekerjaan pada siang hari.


Memakai metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan, seperti

memakai pondasi bore pile untuk lokasi disekitar permukiman.


Penyiraman secara berkala untuk pekerjaan tanah yang banyak menimbulkan
debu.

Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta genangan air


Dampak ini dapat timbul akibat kegiatan pembersihan dan pematangan lahan serta
pekerjaan tanah termasuk pengelolaan quary, yang menyebabkan permukaan lapisan
atas tanah terbuka dan rawan erosi, serta timbulnya longsoran tanah yang dapat
mengganggu sistem drainase yang ada, serta mengganggu estetika lingkungan disekitar
lokasi kegiatan.
Indikator dampak dapat secara visual di lapangan, dan penanganannya dapat dilakukan
antara lain :
Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai sehingga tidak merusak atau

menyumbat saluran-saluran yang ada.


Perkuat tebing yang timbul akibat perkerjaan konstruksi.
Pembuatan saluran drainase dengan dimensi yang memadai.

Pencemaran kualitas air


Dampak ini timbul akibat pekerjaan tanah dapat yang menyebabkan erosi tanah atau
pekerjaan konstruksi lainnya yang membuang atau mengalirkan limbah ke badan air
sehingga kadar pencemaran di air tesebut meningkat.
Indikator dampak dapat dilihat dari warna dan bau air di bagian hilir kegiatan serta hasil
analisis kegiatan air/mutu air serta adanya keluhan masyarakat.
Upaya penanganan dampak ini dapat dilakukan antara lain :

Pembuatan kolam pengendap sementara, sebelum air dari lokasi kegiatan

dialirkan ke badan air.


Metode pelaksanaan konstruksi yang memadai.
Mengelola limbah yang baik dari kegiatan base camp dan bengkel.

201
6

Rekayasa Lingkungan

14

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum


Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan yang
melalui jalan umum, serta pembersihan dan pematangan lahan serta pekerjaan tanah
yang berada disekitar prasarana dan utilitas umum tersebut.
Indikator dampak dapat dilihat dari kerusakan prasarana jalan dan utilitas umum yang
dapat mengganggu berfungsinya utilitas umum tersebut, serta keluhan masyarakat
disekitar lokasi kegiatan.
Upaya penanganan dampak yang timbul tersebut antara lain dengan cara :

Memperbaiki dengan segera prasarana jalan dan utilitas umum yang rusak.

Memindahkan labih dahulu utilitas umum yang terdapat dilokasi kegiatan ketempat
yang aman.
Gangguan Lalu Lintas
Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan serta
pelaksanaan pekerjaan yang terletak disekitar/berada di tepi prasarana jalan umum, yang
lalu lintasnya tidak boleh terhenti oleh pekerjaan konstruksi.
Indikator dampak dapat dilihat dari adanya kemacetan lalulintas di sekitar lokasi kegiatan
dan tanggapan negatif dari masyarakat disekitarnya.
Upaya penanganan dampak tersebut dapat dilakukan antara lain :

Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang baik dengan memberi prioritas pada


kelancaran arus lalulintas.

Pengaturan waktu pengangkutan tanah dan material bangunan pada saat tidak

jam sibuk.
Pembuatan rambu lalulintas dan pengaturan lalulintas di sekitar lokasi kegiatan.
Menggunakan metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat.

201
6

Rekayasa Lingkungan

15

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Pengaturan Lalu Lintas di Lingkungan Kegiatan Konstruksi

Sebagaimana diatur dalam spesifikasi pekerjaan jalan, pada pelaksanaan pekerjaan


konstruksi di jalan yang ada, seperti pekerjaan pemeliharaan jalan, peningkatan jalan atau
penggantian jembatan, walaupun diharuskan untuk tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas yang ada, namun gangguan terhadap kelancaran lalu lintas tersebut sering tidak
dapat dihindarkan sepenuhnya. Walaupun tak terhindarkan, namun upaya-upaya
memperkecil gangguan tersebut harus dilakukan oleh pelaksana proyek dengan cara
pengaturan lalu lintas sedemikian rupa sehingga kelancaran dan keamanan lalu lintas
tetap terkendali.
Pengaturan lalu lintas dalam rangka menjaga kelancaran dan keamanan lalu lintas serta
keamanan dan kemudahan penduduk sekitar proyek untuk masuk ke jalan yang ada
tersebut dilakukan dengan menempatkan lampu isyarat, lentera, kerucut lalu lintas, tiang
penghalang, barikade dan rambu-rambu sementara (berupa rambu perintah arah, rambu
peringatan adanya pekerjaan, tanda jalan menyempit, tanda untuk berhenti atau berjalan)
yang akan menjadi petunjuk bagi pengguna jalan memasuki daerah kerja termasuk
201
6

Rekayasa Lingkungan

16

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

membuat jalan atau jembatan sementara (khusus apabila harus menutup seluruh lajur
jalan atau menutup jembatan yang ada).
Dalam hal tertentu pengaturan lalu lintas dapat dilakukan dengan pengalihan lalu lintas ke
jalan darurat.
Selain terhadap keamanan pengguna jalan, perhatian terhadap pekerja pengatur lalu
lintas juga harus diberikan secara memadai dengan pemberian pakaian dan peralatan
keamanan yang memenuhi aspek keamanan.
Pengaturan lalu lintas juga diperlukan pada pelaksanaan penanganan halangan-halangan
yang terjadi pada jalur lalu lintas yang mengganggu atau menutup lalu lintas seperti
pohon tumbang, longsoran tanah, atau badan jalan terban.
Pada proyek-proyek penanganan jalan yang padat lalu lintasnya terutama pada jalanjalan perkotaan, pengaturan lalu lintas ini harus diperhitungkan dengan cermat sehingga
hambatan terhadap kelancaran lalu lintas dapat ditekan sekecil mungkin. Hal tersebut
harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan volume
dan kepadatan lalu lintas pada jam sibuk. Apabila diperlukan termasuk penyediaan lajur
pengganti sesuai lebar dan jumlah lajur yang ditutup dengan kondisi permukaan jalan
yang sama dengan kondisi permukaan yang digantikannya.
Perlindungan pekerjaan Terhadap Kerusakan Oleh Lalu Lintas
Pelaksanaan pekerjaan proyek harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pekerjaan
tersebut terlindung dari kerusakan oleh lalu lintas umum maupun oleh konstruksi.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap pengaturan lalu lintas pada saat cuaca buruk
(misalnya hujan, badai, angin ribut dls.), pada saat lalu lintas padat dan pada saat
pelaksanaan pekerjaan yang mudah rusak (seperti pengaspalan dan pengecoran beton
semen)
Jalan Alih Darurat (Detour)

201
6

Rekayasa Lingkungan

17

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Jalan alih darurat yang diperlukan harus memenuhi keperluan lalu lintas yang ada,
terutama berkaitan dengan keselamatan dan kekuatan struktur jalan. Pengoperasian
untuk lalu lintas baru dapat dilakukan apabila alinyemen, konstruksi, darinase, dan
pemasangan rambu lalu lintas telah memenuhi ketentuan keamanan dan kelancaran lalu
lintas serta keselamatan dan keamanan konstruksi jalan. Selama pengoperasiannya,
konstruksi, drainase dan rambu lalu lintas harus tetap dipelihara sehingga tetap berfungsi.
Peralatan sebagai tanda pengaturan rambu-rambu lalu lintas
Semua jenis peralatan yang digunakan sebagai tanda pengaturan terutama rambu-rambu
lalu lintas harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas.
Pengawas lapangan wajib memastikan bahwa semua pekerja telah mengetahui fungsi
masing-masing peralatan maupun rambu-rambu yang akan dipasang dan cara
penggunaannya dalam rangka menjaga keamanan pengendara kendaraan dan petugas.
Rambu, Kerucut lalu Lintas (Traffic Cone), Tiang Penghalang, Barikade (Penghalang) dan
Lampu Lalu Lintas. Rambu lalu lintas merupakan alat atau tanda untuk memberikan
petunjuk atau pesan lepada pengguna jalan. Rambu harus tetap dapat berfungsi pada
kondisi cuaca gelap atau pada malam hari (misalnya dengan memasasang reflektor).
Rambu-rambu yang digunakan untuk pengaturan lalu lintas adalah:

Rambu perintah arah;


Rambu peringatan adanya pekerjaan;
Rambu tanda adanya penyempitan jalan;
Rambu tanda untuk berhenti atau jalan.

Kerucut lalu lintas tiang penghalang dipasang untuk pengamanan daerah kerja terhadap
gangguan lalu lintas yang terbuat dari plastik atau kayu dengan warna yang mencolok
(jingga).
201
6

Rekayasa Lingkungan

18

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Barikade yang terbuat dari kayu atau logam dengan warna latar belakang jingga dan
bergaris merah digunaka untuk menutup jalur lalu lintas untuk tidak dilalui.
Lampu lalu lintas dipasang agar pengemudi awas terhadap adanya pekerjaan dan
mengatur pergerakan lalu lintas.
Lampu lalu lintas terdiri dari:
1. Lampu isyarat berwarna kuning dan dapat berkedip.
2. Lampu pengatur lalu lintas (warna hijau, kuning dan merah).
Bendera dan Petugas Bendera

Bendera digunakan sebagai tanda agar pengemudi berhati-hati karena adanya pekerjaan
dan mengurangi kecepatan kendaraannya. Tugas utama petugas bendera adalah
mengarahkan dan mengatur gerakan lalu lintas sehingga baik keamanan dan kelancaran
lalu lintas maupun keamanan pelaksanaan konstruksi tidak terganggu.
Petugas bendera harus dilengkapi dengan:
1. Bendera merah, lampu senter, papan peringatan dan tanda berhenti utnuk kondisi
darurat;
2. Topi helm dan rompi keamanan dengan warna jingga yang memantulkan
cahaya(flourescent);
3. Petunjuk yang jelas tentang prosedur pengaturan lalu lintas.
Petugas bendera harus ditugaskan pada saat lalu lintas sangat padat, jurusan khusus
diperlukan atau pengaturan lalu lintas secara khusus diperlukan, ketika peralatan atau
kendaraan sedang bekerja pada bagian jalan atau sudut kiri jalan, ketika peralatan atau
kendaraan proyek masuk kedalam lajur jalan dari posisi tidak terlihat pengguna jalan, atau
ketika rambu jalan tidak cukup memberikan peringatan adanya pelaksanaan pekerjaan.
Petugas bendera harus mengetahui dan memahami prosedur pengamanan dan
pengaturan lau lintas tanpa membahayakan dirinya maupun lalu lintas yang diaturnya.

201
6

Rekayasa Lingkungan

19

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Beberapa ketentuan mengenai pelaksanaan tugas petugas bendera antara lain:


Petugas bendera dilarang beragumentasi dengan pengemudi atau penumpang
kendaraan. Perintah yang diperlukan dilakukan dengan kata-kata yang sesedikit
mungkin.
Petugas bendera berdiri di luar lajur yang dipakai lalu lintas yang akan mendekati
daerah kerja.
Ketika memberi tanda untuk berhenti, melambatkan kendaraan atau meneruskan
lewat, petugas bendera harus menghadap kearah datangnya kendaraan.
Pelaksanaan Pengaturan
Agar maksud dari pengaturan lalu lintas yakni terselenggaranya keamanan dan
kelancaran lalu lintas dan pekerjaan konstruksi serta keamanan penduduk sekitarnya
tercapai, maka perlu dilakukan pengaturan sebagai berikut:

Tentukan luas daerah kerja dan daerah pengaruhnya.

Tentukan waktu pelaksanaan yabg baik (siang atau malam) agar sesedikit

mungkin mengganggu lalu lintas.


Tentukan lokasi lalu lintas.
Untuk daerah kerja dengan volume lalu lintas yang padat, pengaturan lalu lintas
dilakukan dengan perencanaan yang matang, penyiapan pedoman pelaksanaan
pengaturan lalu lintas dan dilaksanakan dengan sesuai pedoman yang ditentukan

serta pengawasan oleh pengawas pel;aksanaan secara menerus.


Atur lalu lintas sambil menyiapkan pemasangan alat pengatur lalu lintas pada

tempat-tempat yang ditentukan.


Selama penanganan pekerjaan, ruang milik jalan harus tetap bebas gangguan
bahan konstruksi, kotoran atau bahan buangan lain yang dapat mengganggu atau

membahayakan lalu lintas.


Pekerjaan harus tetap dijaga terhadap dipakainya sebagai tempat parkir kendaran
yang tidak mendapatkan izin atau sebagai tempat pedagang kaki lima.

Singkirkan alat pengatur lalu lintas dari daerah kerja setelah pekerjaan selesai.

201
6

Rekayasa Lingkungan

20

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

201
6

Rekayasa Lingkungan

21

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

H.M. Isradi, ST, MT

http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai