Anda di halaman 1dari 3

Kasus Posisi

Bambang Wisnuaji dengan Dewi Srikandi keduanya adalah suami istri adalah pendiri dan pemegang saham
perseroan terbatas PT. Kayangan Indah dengan komposisi Bambang Wisnuaji sebanyak 450 lembar saham
atau 90% (sepuluh prosen) dan Dewi Srikandi sebanyak 50 lembar saham atau 10% (sepuluh prosen)
berdasarkan Akta Abdullah, S.H., Notaris di Sleman No. 11, Tanggal 26 Juni 2000 tentang Perseroan Terbatas
PT. Kayangan Indah, dengan pengurus perseroan Bambang Wisnuaji sebagai Direktur dan Dewi Srikandi
selaku Komisarisnya; sebagaimana kemudian telah mendapat pengesahan oleh Dirjen Administrasi Hukum
Umum pada tanggal 24 Agustus 2000 dengan No. C2-18670.HT.01.08.TH2000; dan terakhir diubah melalui
Akta Sri Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta No. 10, Tanggal 30 Januari 2008, sebagaimana
mendapat

pengesahan

Menteri

Hukum

dan

HAM

pada

tanggal

24

April

2008

dengan

No.

telah
C2-

1270.HT.01.04.TH2008.
PT. Kayangan Indah memiliki usaha jasa rumah penginapan dan restoran bernama Taman Kayangan di
dekat lokasi Candi Boko yang terletak di Desa Bokoharjo, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman dengan
menyewakan 22 kamar, yang berdiri di atas sebidang tanah hak milik No 123/Bokoharjo seluas 1200 m2
Surat Ukur No. 150/Bokoharjo tanggal 22 Januari 1999 atas nama Bambang Wisnuaji. Taman kayangan
sangat diminati pengunjung wisatawan asing karena berada di atas perbukitan yang memiliki view Candi
Boko, Candi Prambanan, jalur kereta api Yogya Solo dan persawahan. Namun fasilitas kamar restoran, kamar,
kolam renang, kamar mandi, dan taman masih belum memenuhi kualitas yang diharapkan.
Kemudian pada tanggal 30 Januari 2012, Bambang Wisnuaji dalam kapasitas selaku Direktur PT. Kayangan
Indah, telah mengadakan perjanjian kerjasama dengan Fredrico Maccaroni seorang WN Italia sekaligus
Direktur Utama PT Macaroni Venture yaitu perusahaan lembaga pembiayaan modal venture, sebagaimana
telah mendapat pengeahan oleh Dirjen Administrasi Hukum Umum pada tanggal 13 Maret 1999 dengan No C1
13465.HT.01.01.TH.1999, sebagaimana telah mendapat pengesahan Mentri Hukum dan HAM pada tanggal 12
Maret 1999, perjanjian kerjasama antara Fredrico dan Bambang sebagaimana termuat dalam Akta Sri
Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta No. 50, Tanggal 30 Januari 2012, tentang Perjanjian Kerja Sama,
yang antara lain berisi bahwa Fredrico Maccaroni akan memberikan dana sebagai modal kerja kepada
Bambang Wisnuaji sebesar Rp. 1.500.000.000,00 (satu milyar limaratus juta rupiah) untuk renovasi restoran,
kamar, kolam renang, dan taman. Bahwa dalam perjanjian kerjasama tersebut Bambang Wisnuaji akan
mengembalikan dana modal kerja kepada Fredrico Maccaroni sebesar Rp. 1.500.000.000,00 (satu milyar
limaratus juta rupiah) tersebut dalam jangka waktu 3 tahun, ditambah dengan pembagian keuntungan 25%
keuntungan bersih usaha PT. Kayangan Indah untuk tiap tahunnya.
Pada pertengahan tahun 2013 situasi wisata di Indonesia akibat isu terorisme dan travel warning membuat
bisnis ditempat-tempat wisata menjadi memburuk. Hal tersebut berdampak pada bisnis PT Kayangan Indah
yang merugi karena sedikitnya wisatawan berkunjung ke Restoran Taman Kayangan. Untuk itu, bambang
dengan itikad baik melakukan perjanjian kerjasama ulang dengan Fredrico secara lisan untuk memperpanjang
jangka waktu pembayaran 2 tahun dikarenakan adanya krisis akibat isu terorisme dan travel warning
beberapa negara potensial.
Bahwa pada tanggal 1 Maret 2015 Fredrico mengirimkan surat somasi kepada Bambang karena tidak
membayar uang seperti yang sudah dijanjikan dan melewati batas akhir pembayaran yang seharusnya
dibayarkan pada tanggal 30 Januari 2015. Dan setelah dilayangkan somasi sebanyak 3 kali, Bambang tetap
tidak mengacuhkan somasi itu. (15 maret 2015 somasi ketiga). Sehingga tangggal 6 juni 2016 Fredicco
mangajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Sleman.

Bahwa ternyata Bambang Wisnuaji tidak dapat mengembalikan dana modal kerja kepada Fredrico Maccaroni
dikarenakan memburuknya situasi wisata di Indonesia akibat isu terorisme dan travel warning beberapa
negara potensial, sehingga jumlah kunjungan tamu dan hunian Taman Kayangan pun menurun drastis.

Soal Wanprestasi :
Tambahan Kasus Posisi :

Fredrico Maccaroni mengajukan gugatan wanprestasi dan ganti rugi ke PT Kayangan Indah, karena berkaitan
dengan pembagian 25% keuntungan bersih usaha PT. Kayangan Indah untuk tiap tahunnya ternyata
Bambang Wisnuaji tidak mebayarkannya dengan alasan merugi alias tidak ada keuntungan, sedangkan
kewajiban mengangsur dana modal kerja dilaksanakan secara tidak teratur dan totalnya baru Rp.
164.500.000,-. Bahwa selain bekerjasama dengan Fredrico Maccaroni, ternyata Bambang Wisnuaji selaku

Direksi PT Kayangan Indah juga masih berhutang bahan bangunan berupa semen, pasir, besi, keramik dan
kayu kepada Mukidi Makutoromo pemilik Toko Besi dan Bahan Bangunan Karya Mukidi, sebesar Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). Berkaitan dengan kepentingan hukumnya, Mukidi Makutoromo pun
melakukan intervensi terhadap perkara perdata yang sedang berjalan pemeriksaanya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai