CHAPTER 14
OPTION PRICING WITH APPLICATIONS TO REAL OPTION
Disusun Oleh :
Costs of Fixed Assets Suatu proyek sebagian besar memerlukan aset, dan pembelian
aset merupakan arus kas negatif. Meskipun akuisisi hasil aset kas outflow, akuntan
tidak menunjukkan pembelian aktiva tetap sebagai pengurang laba akuntansi.
Sebaliknya, mereka mengurangi beban penyusutan setiap tahun di seluruh kehidupan
aset.
Non cash Charges Untuk menghitung laba bersih, akuntan biasanya kurangi
penyusutan dari pendapatan. Jadi, sementara akuntan tidak mengurangi pembelian
harga aset tetap saat menghitung laba akuntansi, mereka mengurangi biaya setiap tahun
C. Tax Effects
Pajak memiliki pengaruh besar pada arus kas, dan dalam banyak kasus pengaruh
pajak akan membuat atau merusak sebuah proyek. Oleh karena itu, sangat penting
bahwa pajak ditangani dengan benar dan efektif.
D. Evaluasi Proyek Anggaran Modal
Arus kas inkremental dipengaruhi oleh apakah proyek ini adalah perluasan proyek
atau proyek penggantian. Sebuah proyek ekspansi baru didefinisikan sebagai satu di mana
perusahaan berinvestasi di aset baru untuk meningkatkan penjualan. Berikut mengalir uang
tambahan hanya proyek arus kas masuk dan arus keluar. Akibatnya, perusahaan ini
membandingkan apa yang nilainya dengan dan tanpa proyek yang diusulkan. Sebaliknya,
proyek penggantian terjadi ketika perusahaan menggantikan aset yang ada dengan baru.
Dalam hal ini, arus kas inkremental adalah arus masuk tambahan perusahaan dan arus keluar
yang dihasilkan dari investasi dalam proyek baru. Dalam analisis penggantian, perusahaan ini
membandingkan nilai jika dibutuhkan pada proyek baru untuk nilainya jika terus
menggunakan aset yang ada.
Meskipun perbedaan ini, prinsip-prinsip dasar untuk mengevaluasi ekspansi dan
proyek penggantian adalah sama. Dalam setiap kasus, arus kas biasanya meliputi item
berikut:
1. Pengeluaran investasi awal. Ini termasuk biaya aset tetap terkait dengan proyek ditambah
investasi awal dalam jaring modal kerja operasi ( NOWC), seperti bahan baku.
2. Arus kas proyek tahunan. Arus kas operasi adalah laba operasi bersih setelah pajak
( NOPAT ) ditambah depresiasi. Ingat penyusutan yang ditambahkan kembali karena itu
adalah beban non-kas dan
dikurangi karena mereka dicatat ketika arus kas didiskontokan pada biaya modal. Selain
itu, banyak proyek harus tingkat NOWC yang berubah selama umur proyek. Misalnya,
seperti penjualan meningkat, lebih NOWC diperlukan, dan penjualan jatuh, kurang
NOWC diperlukan. Arus kas dikaitkan dengan peningkatan tahunan atau pengurangan
NOWC harus dimasukkan ketika menghitung arus kas tahunan proyek .
3. Arus kas tahun terminal. Pada akhir kehidupan proyek, beberapa arus kas ekstra biasanya
dihasilkan dari nilai sisa aset tetap, disesuaikan pajak jika aset tersebut tidak dijual dengan
nilai buku mereka. Setiap kembalinya operasi bersih modal kerja belum diperhitungkan
dalam arus kas tahunan juga harus ditambahkan ke arus kas tahun terminal.
Kesimpulan kita tentang inflasi dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, inflasi
sangat penting, untuk itu dapat dan memang memiliki efek besar pada bisnis. Harus diakui
dan ditangani. Kedua, cara yang paling efektif berurusan dengan inflasi di penganggaran
modal analisis adalah untuk membangun perkiraan inflasi dalam setiap elemen arus kas,
dengan menggunakan informasi terbaik yang tersedia tentang bagaimana setiap elemen akan
terpengaruh. Ketiga, karena kita tidak dapat memperkirakan tingkat inflasi masa depan
dengan presisi, kesalahan terikat dilakukan. Dengan demikian, inflasi menambah
ketidakpastian, atau keberisikoan , penganggaran modal serta kompleksitas.
F. Analisis Risiko Proyek : Teknik Untuk Mengukur Stand - Alone Risiko
Pada bagian berikut, kita membahas tiga teknik untuk menilai risiko yang berdiri
sendiri proyek ini: (1) analisis sensitivitas, (2) analisis skenario, dan (3) simulasi Monte Carlo
Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas dimulai dengan situasi kasus dasar, yang dikembangkan
menggunakan nilai-nilai yang diharapkan untuk setiap masukan. Untuk menggambarkan,
mempertimbangkan data yang diberikan kembali. Dalam analisis sensitivitas, masing-masing
variabel diubah oleh beberapa poin persentase atas dan di bawah nilai yang diharapkan,
memegang semua variabel lain konstan. kemudian NPV baru dihitung dengan menggunakan
masing-masing nilai-nilai ini. Jika kita membandingkan dua proyek, satu dengan garis
sensitivitas curam akan berisiko, karena untuk proyek yang kesalahan yang relatif kecil
dalam mengestimasi variabel seperti unit penjualan akan menghasilkan kesalahan besar
dalam diharapkan NPV proyek. Dengan demikian, analisis sensitivitas dapat memberikan
wawasan berguna ke dalam keberisikoan proyek.
Analisis skenario
Kita melihat, kemudian, bahwa kita perlu untuk memperpanjang analisis sensitivitas
untuk menangani probabilitas distribusi input. Selain itu, akan berguna untuk bervariasi lebih
dari satu variabel pada suatu waktu sehingga kita bisa melihat efek gabungan dari perubahan
variabel.
Analisis skenario menyediakan ekstensi-itu ini membawa probabilitas perubahan
variabel kunci, dan memungkinkan kita untuk mengubah lebih dari satu variabel pada waktu.
Dalam analisis skenario, analis keuangan dimulai dengan kasus dasar, atau yang paling
mungkin mengatur nilai-nilai untuk variabel input. Lalu, ia bertanya pemasaran, rekayasa,
dan manajer operasi lain untuk menentukan skenario terburuk (unit rendah penjualan, harga
rendah penjualan, biaya variabel tinggi, dan sebagainya) dan skenario kasus terbaik.
Meskipun analisis sensitivitas mungkin adalah teknik analisis risiko yang paling banyak
digunakan, itu memang memiliki keterbatasan. Sebagai contoh, kita lihat sebelumnya bahwa
komputer proyek NPV sangat sensitif terhadap perubahan harga jual dan biaya variabel per
unit. Mereka sensitivitas menunjukkan bahwa proyek ini berisiko.
Simulasi Monte Carlo
Simulasi ikatan Monte Carlo bersama kepekaan dan distribusi probabilitas. Saya
tumbuh dari bekerja di Proyek Manhattan untuk membangun bom atom pertama, dan
dinamakan demikian karena memanfaatkan matematika dari perjudian kasino. sementara
Monte Carlo simulasi jauh yang lebih kompleks daripada analisis skenario, simulasi paket
perangkat lunak membuat proses ini dikelola.
G. Project Risk Conlcusion
Tiga tipe risiko yang dapat diasosiasikan dengan capital budgeting di antaranya:
stand-alone risk, corporate risk, dan market risk. Perusahaan kemudian harus memutuskan
risiko mana yang seharusnya menjadi focus perusahaan dan langkah yang harus dilakukan
ketika ketiga jenis risiko tersebut menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Langkah terbaik
yang dapat dilakukan adalah mengestimasi risiko proyek secara samar-samar dan relative.
Misal, kita dapat menganalisis stand-alone risk proyek dan mengasumsikan bahwa standalone risk proyek berhubungan dengan corporate risk, sehingga stand alone risk dapat
menjadi alat pengukur corporate risk. Kemudian, kita dapat mengasumsikan bahwa corporate
risk berhubungan dengan market risk, di mana proyek dengan corporate risk yang tinggi juga
memiliki market risk yang tinggi.
H. Menggabungkan Project Risk Dalam Capital Budgeting
Perhitungan cost of capital didasarkan pada risiko proyek dan struktur modal
perusahaan. Hal ini merupakan langkah awal penggabungan risiko perusahaan dan capital
budgeting pada proses decision making. Pengukuran risiko proyek dilakukan dengan
mengukur kemungkinan terjadinya financial distress dalam perusahaan. Proses ini
mengidentifikasi stand-alone risk proyek yang secara signifikan dapat meningkatkan
corporate risk.
Dua metode dapat digunakan untuk menggabungkan project risk dalam capital
budgeting. Pertama, certainly equivalent approach, di mana arus kas masuk yang tidak
diketahui secara pasti diperkecil, dan semakin tinggi risikonya, maka semakin rendah nilai
certainty equivalent yang dihasilkan. Kedua, metode risk-adjusted discount, di mana
pembedaan risiko proyek diciptakan dengan mengubah discount rate. Proyek dengan risiko
yang lebih tinggi didiskon dengan biaya modal yang tinggi pula.
Mengelola Risiko Dengan Pengambilan Keputusan Bertahap : Decision Trees
Manajer lebih suka mengurangi risiko dibandingkan mengukur risiko. Misalnya,
proyek dapat dibuat terstruktur sehingga pengeluaran tidak harus dilakukan sepanjang
waktu, melainkan dapat dilakukan secara bertahap. Langkah ini dapat meminimalkan
risiko dengan adanya kesempatan untuk mengevaluasi ulang proyek kemudian
manajer dapat memutuskan pemberian dana tambahan atau penghentian proyek.
Langkah evaluasi ini dapat dilakukan dengan decision tree. Contoh dari decision tree
adalah sebagai berikut :
1. Stage 1, t = 0, perusahaan melakukan studi pasar potensial untuk pengembangan
produk baru dengan sejumlah biaya tertentu.
2. Stage 2, t = 1, setelah menemukan pasar potensial, perusahaan membuat model
prototype dari produk baru yang dikembangkan.
3. Stage 3 , t = 2, perusahaan memperkenalkan prototype produk untuk melihat
reaksi pasar dan estimasi cash flow yang mampu dihasilkan.
4. Stage 4, t = 3, apabila permintaan pasar rendah, maka proyek akan dibatalkan.
Untuk setiap tahap dalam decision tree, perusahaan menghitung nilai NPV. Model
decision tree digambarkan dalam grafik berikut :
Nilai NPV mampu merefleksikan tingkat risiko dari arus kas yang diharapkan di masa
depan, namun tidak mampu menggambarkan tindakan yang harus diambil setelah proyek
diterima dan yang harus dilakukan untuk meningkatkan cash flow. Langkah yang dapat
dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian kondisi proyek disebut sebagai managerial
option, di mana manajer memiliki kesempatan untuk mengubah keadaan demi meningkatkan
output proyek. Secara umum, managerial option terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
1. Invesment Timing Option.
Merupakan opsi bagi manager terkait dengan waktu pelaksanaan proyek, untuk
memutuskan proyek dilaksanakan saat ini atau ditunda sampai informasi yang
lengkap tersedia. Invesment timing option mampu meningkatkan profitabilitas
dan meminimalkan risiko proyek.
2. Growth Option.
Opsi yang menyediakan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas perusahaan
ketika kondisi pasar lebih baik daripada yang diharapkan. Beberapa bentuk
growth option di antaranya : meningkatkan kapasitas lini produk yang telah
dimiliki, perluasan wilayah geografis pasar, dan pengembangan produk baru.
3. Abandonment Option.
Opsi untuk meninggalkan sebuah proyek sebelum full economic life tercapai
ketika kondisi pasar semakin memburuk yang menyebabkan proyek menghasilkan
aliran arus kas yang lebih rendah daripada harapan.
4. Flexibility Option.
Opsi yang memberikan kesempatan bagi perusahaan
untuk
merubah
CHAPTER 14
OPTION PRICING WITH APPLICATIONS TO REAL OPTION
A Valuing Real Option
Real option adalah kesempatan bagi manager untuk mengubah waktu, skala,
dan aspek lain dari investasi untuk menghadapi perubahan kondisi pasar. Opsi
memberikan kesempatan / pilihan bagi manager untuk bertindak, namun bukan
c
d
e
tersebut
Penggunaan analisis pohon keputusan
Penggunaan model standar untuk financial option
Pengembangan model yang unik dan spesifik menggunakan teknik rekayasa
keuangan.
diterima.
Pendekatan 2, analisis DCF dengan pertimbangan kualitatif nilai timing option
Penilaian kualitatif yang dilakukan untuk pengambilan keputusan waktu
pelaksanaan proyek dengan pertimbangan apakah timing option mampu
memberikan nilai yang lebih besar daripada NPV yang dihasilkan pada
pendekatan pertama. Nilai dari sebuah opsi menjadi tinggi ketika risiko
Jumlah total NPV akan sama dengan nilai yang dihasilkan dalam metode DCF
pendekatan pertama.
Bagian kedua hampir sama dengan bagian pertama, hanya pada bagian kedua
diasumsikan bahwa perusahaan menunda pengambilan keputusan sampai
permintaan pasar berada dalam kondisi average atau high. Decision tree dapat
digambarkan dalam model berikut :
Diagram di atas menunjukkan nilai NPV yang lebih besar pada bagian kedua,
sehingga perusahaan sebaiknya menunda waktu pelaksanaan investasi untuk
meminimalkan risiko yang mungkin timbul.
d
ln (CV +1)
=
t
2
2
3
4
keputusan. Namun, perlu diingat bahwa keputusan tidak harus menggunakan biaya
modal proyek asli. Meskipun teori keuangan belum memberikan cara untuk
memperkirakan biaya modal yang sesuai untuk sebuah keputusan, analisis sensitivitas
dapat mengidentifikasi efek dengan biaya modal yang berbeda dengan nilai proyek.