Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negaranegara berkembang meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang
disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan higiene
yang buruk. Selain itu,terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang
memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta
pendidikan hygine dapat menekan angka kematian akibat diare sampai
65%, serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 2 %.
Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen
Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan
Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara
pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik,melihat maslaah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang bersifat lintas sektor,dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010
dengan 3 pilar, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk pengaplikasian pilarpilar tersebut diadakanlah program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
PHBS 2010 adalah keadaan dimana individu-individu dalam
rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka:
1. Mencegah timbulnya penyakit dan

masalah-masalah

kesehatan lain
2. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan
lain, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
4. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan
bersumber masyarakat.

Namun, secara nasional penduduk yang telah memenuhi kriteria


PHBS baik pada tahun 2011 hanya 55% dan diharapkan mencapai 70%
pada tahun 2014.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari Fieldlab topik PHBS ini adalah
diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tentang dasar pelaksanaan KIE PHBS di masing-masing
wilayah kerja Puskesmas masing-masing kelompok mahasiswa.
2. Menjelaskan indikator penilaian PHBS dalam tatanan rumah tangga,
sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum.
3. Merinci manajemen program dan prosedur KIE PHBS keluarga yang
memiliki bayi dan balita.
4. Merinci manajemen program dan prosedur KIE PHBS keluarga yang
tidak memiliki bayi dan balita di wilayah kerja masing-masing
Puskesmas.

BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Hari Pertama
a. Hari, tanggal
b. Tempat
c. Kegiatan

: Rabu, 28 September 2016


: Puskesmas Ampel I, Boyolali
: Pada hari tersebut kami melakukan rekapitulasi
data survei PHBS di 7 desa di wilayah kerja
Puskesmas Ampel I untuk mengetahui 3 indikator
terendah yang menjadi pokok permasalahan
PHBS dalam tatanan rumah tangga. Indikator
tersebut

menjadi

acuan

kami

mengenai

tindaklanjut yang akan dilakukan dari hasil


rekapitulasi yaitu dengan mengadakan sosialisasi
kepada

target

sasaran

sesuai

indikator

permasalahan.
2. Hari Kedua
a. Hari, tanggal
b. Tempat
c. Kegiatan

: Rabu, 5 Oktober 2016


: Puskesmas Ampel I, Boyolali
: Pada hari kedua kami melakukan survei langsung
ke lapangan yaitu ke 3 posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Ampel I untuk mengetahui sejauh
mana warga menerapkan PHBS dimulai pada
pukul 08.00-12.00 WIB. Kami dibagi menjadi 3
kelompok kecil dengan masing-masing kelompok
beranggotakan

orang.

Disana

kami

membagikan pamflet mengenai 3 indikator PHBS


yang menjadi pokok permasalahan di wilayah
kerja Puskesmas Ampel I yaitu rokok, JPKM dan
lantai rumah. Kami juga memberikan sosialisasi
tambahan dan membagikan pamflet mengenai
ASI EKSKLUSIF. Setelah sosialisasi dengan para

ibu balita kami juga membuka sesi tanya jawab


mengenai permasalahan yang mereka hadapi
selama pemberian asi eksklusif dan saling berbagi
cerita mengenai pengalaman mereka selama
pemberian asi eksklusif hingga pengalaman
mengenai mengapa beberapa dari mereka tidak
dapat memberikan asi secara eksklusif. Disana
kami dibantu ibu yang bertugas dari Puskesmas
mencoba memberikan solusi dari masalah yang
mereka hadapi.
3. Hari Ketiga
a. Hari, tanggal
b. Tempat
c. Kegiatan

: Rabu, 26 Oktober 2016


: Puskesmas Ampel I, Boyolali
: Pada hari ketiga kami melakukan presentasi dari
hasil

yang

sudah

kami

dapatkan

saat

surveilapangan pada hari kedua, melakukan


pemaparan evaluasi dari survei yang kami
lakukan, dan membuat laporan field lab topik
KIE PHBS.

BAB III
PEMBAHASAN
Kelompok kami telah melakukan rekapitulasi data PHBS yang sudah
diperoleh sebelumnya kemudian diolah kemudian melakukan penyuluhan
berdasarkan permasalahan PHBS yang masih perlu ditingkatkan. Rekapitulasi
data telah kami lakukan di pertemuan kedua, sedangkan penyuluhan dilakukan di
pertemuan ketiga.
A. Rekapitulasi Data PHBS
Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) memiliki lima
tatanan antara lain PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat
kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan sarana kesehatan. Kelompok kami
melakukan rekapitulasi data PHBS dari delapan desa yang berada di Ampel, yaitu:
1. Desa Candi
2. Desa Gladagsari
3. Desa Kaligentong
4. Desa Ngampon
5. Desa Ngargosari
6. Desa Ngempon
7. Desa Sidomulyo
8. Desa Seboto.
Data dari 8 desa tersebut berasal dari 194 KK. Hasil dari rekapitulasi
kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
Data PHBS yang direkapitulasi seluruhnya berasal dari tatanan rumah
tangga. Indikator yang digunakan dalam survey di rumah tangga terdiri dari 16
indikator yang meliputi 3 kelompok indikator yaitu kelompok KIA dan gizi,
kelompok KesLing, dan kelompok gaya hidup. Indkator KIA dan gizi meliputi:
persalinan oleh tenaga kesehatan, periksa kehamilan minimal 4 kali selama hamil,
pemberian ASI eksklusif sejak 0-6 bulan, menimbangkan balita secara tutorial

minimal 8 kali setahun dan pengkonsumsian makanan gizi seimbang. Sedangkan


untuk kriteria kelompok kesehatan lingkungan terdiri atas: penggunaan air bersih,
jamban sehat, pembuangan sampah pada tempatnya, dan lantai yang kedap air.
Kelompok gaya hidup meliputi: aktifitas fisik atau olahraga, tidak merokok,
mencuci tangan dengan sabun, gosok gigi minimal 2 kali per hari, tidak minum
miras dan penyalahan narkoba, memiliki kartu jamkesmas, dan melakukan PSN
minimal seminggu sekali.
Data dari setiap KK yang diperoleh sebelumnya dengan melakukan
kunjungan rumah ke rumah kemudian disatukan sehingga nilai yang diperoleh
dari tiap indikator merupakan jumlah yang didapat dari tiap KK yang diambil
datanya. Dari rekapitulasi data tersebut kami melakukan pengolahan data yaitu
menghitung jumlah dan menentukan presentase tiap indikator pada setiap desa.
Semakin besar angka presentase maka indikator tersebut dinilai baik, namun jika
angka presentase yang diperoleh kecil, maka indikator tersebut belum baik dan
perlu ditingkatkan.
Berikut data PHBS dari ke-delapan desa yang kami rekap dan kami olah
dalam bentuk grafik.

10

Pratama

Madya

Utama

Paripurna

Sidomulyo

1307

31

Candi

518

647

Gladagsari

41

780

99

Kaligentong

81

1101

38

Ngampon

59

387

11

Ngargosari

1081

24

Ngenden

11

267

350

10

Seboto

199

719

Total

13

1165

6372

217

Dari data tersebut kami menentukan tiga permasalahan PHBS di tiap desa
berdasarkan tiga indikator dengan angka presentase terendah.
Desa
Indikator

Presentase

Desa Candi

Tidak merokok
JPKM
Persalinan oleh NAKES
Tidak merokok
Lantai rumah
JPKM
Tidak merokok
JPKM
ASI eksklusif
Tidak merokok
JPKM
Lantai rumah
Tidak merokok
Penimbangan
Lantai rumah
Tidak merokok
Aktifitas fisik
JPKM

Desa
Gladagsari
Desa
Kaligentong
Desa
Ngampon
Desa
Ngargosari
Desa
Ngenden

11

2%
3%
4%
2%
3%
4%
1%
3%
4%
2%
4%
4%
0%
5%
6%
2%
2%
5%

Desa Seboto
Desa

Aktifitas fisik
JPKM
Tidak merokok
JPKM
Lantai rumah
Tidak merokok

2%
2%
3%
1%
1%
1%

Berdasarkan data di atas, maka kami mengambil 3 prioritas permasalahan


utama yaitu:
1. Tidak merokok
Rendahanya presentase pada indikator ini menunjukkan bahwa masih
banyak warga desa yang masih merokok, terlepas dari pengetahuan mereka
akan bahaya merokok. Masalah ini ditemui di tiap desa dan hampir di
seluruh desa menempati urutan pertama (presentase terendah).
2. JPKM
Rendahnya presentase pada indikator ini menunjukkan bahwa masih banyak
warga desa yang belum memiliki kartu jaminan kesehatan.
3. Lantai rumah
Rendahnya presentase pada indikator ini menunjukkan bahwa masih banyak
warga yang rumahnya belum memiliki lantai kedap air.
B. Penyuluhan materi PHBS
Ketiga masalah PHBS yang telah ditemukan kami jadikan materi
penyuluhan. Penyuluhan dilakukan di tiga posyandu, yaitu Posyandu
Kenanga; Mawar Putih; dan Mawar Merah. Namun untuk materi
penyuluhan mengenai lantai rumah diganti dengan ASI eksklusif untuk
menyesuaikan dengan peserta penyuluhan. Materi yang disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
pendamping apapun (termasuk air jeruk, madu, air gula) yang
dimulai sejak bayi sampai usia 6 bulan

12

2.

Manfaat ASI Eksklusif


Untuk bayi, ASI memberi manfaat untuk meningkatkan sistem imun,
menghindarkan dari alergi dan diare, serta ASI menjadi makanan
yang sesuai bagi sistem pencernaan bayi yang belum sempurna.
Untuk ibu, ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses
persalinannya. ASI Eksklusif menjadi metode untuk mencegah
kehamilan selama 6 bulan.

3. Solusi bagi para ibu yang sibuk bekerja sehingga tidak sempat
menyusui
Bagi ibu yang tidak sempat menyusui karena sibuk bekerja, maka
ASI yang telah diperah atau dipompa dapat disimpan untuk
diberikan kemudian pada anaknya. ASI yang telah diperah atau
dipompa disimpan dalam botol kemudian ditutup rapat dan diberi
tanggal dan waktu pengambilan untuk mengetahui berapa lama ASI
dapat disimpan. Umumnya di suhu ruangan ASI akan tetap baik
kualitasnya dalam 4-8 jam. Jika disimpan di lemari es ASI dapat
bertahan hingga 3 bulan bahkan mencapai 6 bulan jika disimpan di
freezer. Apabila ASI yang telah disimpan hendak diberikan pada
bayi, pertama-tama keluarkan dari kulkas dan jika beku tunggu
sampai mencair lagi atau bisa direndam di baskom berisi air hangat.
ASI tidak boleh didihkan karena dapat merusak protein didalamnya.

13

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan field lab dengan topik Komunikasi, Informasi, dan Edukasi ( KIE ) : Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat. Kami dapat menyimpulkan dari data bahwa warga Ampel sudah
melaksanakan kegiatan PHBS dengan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan hampir sebagian
besar warga sudah mencapai sehat utama (82%) sedangkan sisanya adalah sehat paripurna
(2.8%), sehat madya (15%), dan sehat pratama (<0.2%). Permasalahan yang masih sering
ditemukan adalah merokok, JKN, dan lantai rumah.

B. Saran
1. Melaksanakan KIE PHBS melalui penyuluhan, diskusi, serta kunjungan secara rutin agar
indikator-indikator PHBS dapat terpenuhi dan terpantau. Terutama sasaran utama
indikator PHBS dengan hasil terendah dalam tatanan rumah tangga yaitu gaya hidup
sehat dengan meninggalkan kebiasaan merokok, lebih memperhatikan Jaminan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (JPKM) untuk investasi kesehatan jangka panjang dan lantai
rumah yang layak. Hasil survei PHBS tersebut hendaknya di follow-up secara berkala
tiap 1 atau 2 tahun agar sasaran penyuluhan dapat tepat, efisien dan sesuai dengan
permasalahan yang ada dari waktu ke waktu sehingga target PHBS dapat terpenuhi.
2.

Kader/ mahasiswa yang melakukan survey PHBS hendaknya memiliki kemampuan


komunikasi yang baik dan informasi yang memadai serta dapat menyampaikannya secara
lebih menarik dan memudahkan pemahamanan peserta penyuluhan mengenai topik
PHBS yang menjadi sasaran.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2003. Jaminan Pemeliharaan KesehatanMasyarakat(JPKM)
Pengertian dan Pelaksanaannya. http://depkes.go.id/downloads/JPKM.pdf
Hanim, Diffah. 2011. Buku Panduan Field Lab Komunikasi Informasi EdukasiPHBS (Pola
Hidup Bersih Sehat). Surakarta : FK UNS.
Pusat Promosi Kesehatan. 2013. Terapkan 10 Indikator PHBS DalamLingkunganKeluarga.
http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/topik-kesehatan/106-terapkan-10-indikatorphbs-dalam-lingkungan-keluarga
Depkes. 2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. www.depkes.riskesdas.
Dinkes

Kabupaten

Buleleng,

2010.

Panduan

http://dinkes.bulelengkab.go.id/?p=260

PHBS

Bagi

Petugas

Puskesmas.

LAMPIRAN
NOTULENSI PENYULUHAN
I. Posyandu Mawar Merah
Hari/tanggal

: 5 Oktober 2016

Jumlah yg hadir

: 24 orang

Kegiatan

: Kelompok kami memberikan materi mengenai ASI

Eksklusif kepada para ibu yang hadir. Di posyandu ini yang memberikan
penyuluhan adalah Evan dan Arrina, sedangkan Arfyanda dan Fauziah
membantu membagikan leaflet dan menyusun daftar hadir. Materi yang diberikan
adalah pengenalan ASI Eksklusif dan manfaatnya bagi anak maupun ibunya.
Selain itu juga diberikan materi mengenai cara memompa ASI, sehingga hal ini
diharapkan bisa menjadi solusi bagi para ibu yang sibuk bekerja agar tetap bisa
memberikan ASI Eksklusif bagi anaknya. Pada penyuluhan kali ini tidak ada
pertanyaan yang diajukan kepada penyuluh. Kami juga memberikan leaflet
kepada tiap ibu yang hadir.

II. Posyandu Kenanga


Hari/tanggal

: 5 Oktober 2016

Jumlah yg hadir

: 13 orang

Kegiatan

: Kelompok kami memberikan materi mengenai ASI

Eksklusif kepada para ibu yang hadir. . Di posyandu ini yang memberikan
penyuluhan adalah Lestari dan Indah, sedangkan Rahmi dan Adi membantu
membagikan leaflet dan menyusun daftar hadir Materi yang diberikan adalah
pengenalan ASI Eksklusif dan manfaatnya bagi anak maupun ibunya. Selain itu
juga diberikan materi mengenai cara memompa ASI, sehingga hal ini diharapkan
bisa menjadi solusi bagi para ibu yang sibuk bekerja agar tetap bisa memberikan
ASI Eksklusif bagi anaknya. Pada penyuluhan kali ini ada beberapa pertanyaan
yang diajukan:
1. Apakah susu yang berasal dari hasil pompa lebih cepat habis produksinya
dibanding menyusui langsung?
Jawaban: hal itu kemungkinan besar bisa terjadi, sebab dengan menyusui
langsung sebetulnya dapat memicu produksi ASI. Saat menyusui, maka
putting susu akan mendapat stimulasi dari mulut anak dan hal ini akan
memicu pelepasan hormone Prolaktin yang bisa meningkatkan produksi ASI.
2. Kalau persalinan di RS, apakah boleh diberi susu formula/tidak?
Jawaban: pada beberapa kondisi dokter dapat member anjuran untuk memberikan
susu formula terlebih dahulu misalnya karena ASI belum keluar. Namun hal
ini harus dilakukan dengan tetap mengupayakan keluarnya ASI sehingga
sesegera mungkin anak juga diberi ASI.
3. Apabila anak tidak mau minum obat, apakah bisa dengan cara ibunya
meminum obat tersebut kemudian menyusui si anak?
Jawaban: tidak semua obat akan diekskresikan di ASI, dan biasanya obat-obat
yang diekskresikan di ASI justru tidak diberikan pada ibu menyusui
mengingat efek farmakologi obat pada orang dewasa dan anak berbeda. Hal
ini juga tidak bermanfaat karena obat yang diekskresikan di ASI juga
kadarnya sudah berkurang sehingga lebih rendah dari dosis terapi.
4. Bagaimana caranya supaya anak mau minum susu formula setelah lepas dari
ASI?
Jawaban: beberapa anak mungkin akan sulit mengalihkan kebiasaannya minum
susu dari botol dengan ASI. Hal ini tentu memerlukan usaha dari ibu sendiri

dan lebih baik sesegera mungkin karena jika sudah besar akan semakin sulit.
Jika memang anak tetap tidak mau dapat diberikan ASI dalam botol yang
berasal dari hasil pompa.
III. Posyandu Mawar Putih
Hari/tanggal

: 5 Oktober 2016

Jumlah yg hadir

: 24 orang

Kegiatan

: Kelompok kami memberikan materi mengenai ASI

Eksklusif kepada para ibu yang hadir. . Di posyandu ini yang memberikan
penyuluhan adalah Tiara dan Ratna sedangkan Putra dan Sarah membantu
membagikan leaflet dan menyusun daftar hadir. Kami juga membagi-bagikan
leaflet pada ibu yang hadir. Materi yang diberikan adalah pengenalan ASI
Eksklusif dan manfaatnya bagi anak maupun ibunya. Selain itu juga diberikan
materi mengenai cara memompa ASI, sehingga hal ini diharapkan bisa menjadi
solusi bagi para ibu yang sibuk bekerja agar tetap bisa memberikan ASI Eksklusif
bagi anaknya. Pada penyuluhan kali ini tidak ada pertanyaan yang diajukan
kepada penyuluh karena pada saat itu sedang dilakukan program vaksinasi
sehingga suasana penyuluhan kurang kondusif.

CONTOH LEAFLET ASI EKSKLUSIF

DOKUMENTASI KEGIATAN

Pembekalan Mahasiswa

Perekapan data PHBS

Penyuluhan ASI Ekslusif ke warga

Foto bersama dosen pembimbing dan pihak puskesmas

Anda mungkin juga menyukai