Anda di halaman 1dari 2

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada ileus obstruksi ;


1. Peritonitis, Peritonitis adalah suatu penyakit yang terjadi akibat peradangan yang
biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (Peritoneum).
2. Perforasi, Pada usus yang mengalami nekrotik terjadi peningkatan permeabilitas kapiler
dan pelepasan bakteri dan toksin sehingga terjadi perforasi.
3. Sepsis, Dengan adanya perforais akan menyebabkan bakteri akan masuk ke dalam
sirkulasi sehingga terjadi se.
4. Syok hipovolemik. Masalah lain yang timbul dari distensi abdomen adalah penurunan
fungsi usus dan peningkatan sekresi sehingga terjadi peminbunan di intra lumen secara
progresif yang akan menyebabkan terjadinya retrograde peristaltic sehingga terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit. Bila hal ini tidak ditangani dapat menyebabkan syok
hipovolemik.
Perubahan patofisiologi utama pada obstruksi usus adalah adanya lumen usus yang
tersumbat, ini menjadi tempat perkembangan bakteri sehingga terjadi akumulasi gas dan
cairan (70% dari gas yang tertelan). Akumulasi gas dan cairan dapat terjadi di bagian
proksimal atau distal usus. Apabila akumulasi terjadi di daerah distal mengakibatkan
terjadinya peningkatan tekanan intra abdomen dan intra lumen. Hal ini dapat
meningkatkan terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler dan ekstravasasi air dan
elektrolit di peritoneal. Dengan peningkatan permeabilitas dan ekstravasasi menimbulkan
retensi cairan di usus dan rongga peritoneum mengakibatakan terjadi penurunan sirkulasi
dan volume darah. Akumulasi gas dan cairan di bagian proksimal mengakibatkan
kolapsnya usus sehingga terjadi distensi abdomen. Terjadi penekanan pada vena
mesenterika yang mengakibatkan kegagalan oksigenasi dinding usus sehingga aliran darah
ke usus menurun, terjadilah iskemi dan kemudian nekrotik usus. Pada usus yang
mengalami nekrotik terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan pelepasan bakteri dan
toksin sehingga terjadi perforasi. Dengan adanya perforais akan menyebabkan bakteri
akan masuk ke dalam sirkulasi sehingga terjadi sepsis dan peritonitis.
Masalah lain yang timbul dari distensi abdomen adalah penurunan fungsi usus dan
peningkatan sekresi sehingga terjadi peminbunan di intra lumen secara progresif yang
akan menyebabkan terjadinya retrograde peristaltic sehingga terjadi kehilangan cairan dan
elektrolit. Bila hal ini tidak ditangani dapat menyebabkan syok hipovolemik. Kehilangan
cairan dan elektrolit yang berlebih berdampak pada penurunanan curah jantung sehingga
darah yang dipompakan tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh tubuh sehingga terjadi
gangguan perfusi jaringan pada otak, sel dan ginjal. Penurunan perfusi dalam sel

menyebabkan terjadinya metabolisme anaerob yang akan meningkatkan asam laktat dan
menyebabkan asidosis metabolic. Bila terjadi pada otak akan menyebabkan hipoksia
jaringan otak, iskemik dan infark. Bila terjadi pada ginjal akan merangsang pertukaran
natrium dan hydrogen di tubulus prksimal dan pelepasan aldosteron, merangsang sekresi
hidrogen di nefron bagian distal sehingga terjadi peningaktan reabsorbsi HCO3- dan
penurunan kemampuan ginjal untuk membuang HCO3. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya alkalosis metabolic. (Price &Wilson, 2007)
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Jilid 2. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Dewi, R. 2012, Macam-Macam Penyakit,
(http://tentangdewirosmayati.blogspot.com/2012/03/peritonitis.html?m=1), diakses pada 14
Juni 2015.
Khumairah. 2011, Ileus Obstruktif, (http://mybeauty-girl.blogspot.com/2011/06/ileusobstruktif.html?m=1), diakses pada 14 Juni 2015.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Persify. 2014, Perforasi Saluran Cerna,
(http://waspadauntukpenyakit.blogspot.com/2013/04/askep-ileus-obstruksi.html?m=1),
diakses pada tanggal 14 Juni 2015
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Proses Penyakit Vol 2. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai