Anda di halaman 1dari 6

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pajak adalah salah satu pilihan yang paling efektif di antara berbagai
sumber pembiayaan nasional. Hal tersebut berkaitan dengan dualisme fungsi pajak
baik sebagai sumber dana yang disebut fungsi budgetair maupun sebagai alat
pengatur kehidupan sosial dan perekonomian nasional yang disebut fungsi
regulatoir.
Perkembangan perpajakan di Indonesia dimulai pada tahun 1985 sebagai
langkah dasar pembaharuan sistem penghitungan pajak dari sistem Official
Assessment menjadi Self Assessment dimana Wajib Pajak diberikan wewenang
kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghitung, memperhitungkan,
membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Dalam
kaitannya dengan penerapan sistem tersebut, titik berat utama terletak pada
kepatuhan dan kerelaan Wajib Pajak untuk mematuhi kewajiban dalam membayar
pajak. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan penerimaan pajak tidak
terlepas dari peranan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak.
Meskipun dana yang dibutuhkan untuk pembiayaan negara (yang terdiri dari
pengeluaran rutin dan pembangunan) belum dapat seluruhnya dipenuhi oleh
penerimaan pajak, akan tetapi sejak dimulainya reformasi perpajakan pada tahun
1984/1985, peranan penerimaan perpajakan yang menjadi tanggung jawab dan
dikelola oleh Direktorat Jendral Pajak dalam pembiayaan negara menunjukkan
trend yang meningkat dari tahun ke tahun.
Salah satu sumber penerimaan dari sektor pajak adalah penerimaan dari
Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditetapkan dengan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 berbeda dengan pajak penjualan (PPn) yang
digantikannya. Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan
terhadap pertambahan nilai (value added) yang timbul akibat dipakainya faktorfaktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,
menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa
kepada para konsumen. Sedangkan pajak penjualan dikenakan terhadap nilai jual

setiap perpindahan/pertukaran barang dan jasa, sehingga menimbulkan adanya


pajak berganda. Untuk Barang yang Tergolong Mewah, pajak berganda ini masih
diberlakukan dengan adanya Pajak Penjualan atas barang mewah.
Dalam hal perhitungan pajak yang terutang, terdapat mekanisme Pajak
Masukan dan Pajak Keluaran dalam Pajak Pertambahan Nilai yang menyebabkan
keadaan Kurang Bayar, Lebih Bayar ataupun Nihil oleh Pengusaha Kena Pajak.
Penerapannya dalam kehidupan nyata atau prakteknya terdapat cukup banyak
kejadian dimana Pengusaha Kena Pajak tidak membayar pajaknya dengan benar
karena cara pencatatan dan perhitungan pajak yang dilakukan masih salah. Hal ini
disebabkan oleh kurang pahamnya masyarakat tentang peraturan dan tata cara
perhitungan dan pembayaran pajak. Akibatnya terdapat kemungkinan bahwa
transaksi Pajak Pertambahan Nilai yang terjadi dalam perusahaan tidak dicatat
dengan benar dan lengkap dalam laporan keuangannya, yang kemudian
menyebabkan perhitungan pajak yang salah.
Fenomena lain yang juga cukup banyak terjadi adalah adanya golongan
masyarakat yang enggan berurusan dengan peraturan perpajakan karena kurang
cepatnya pihak Kantor Pelayanan Pajak dalam menanggapi permohonan restitusi
yang diminta oleh Pengusaha Kena Pajak dalam hal Pajak Masukan lebih besar
dari Pajak Keluarannya. Sehingga golongan masyarakat ini memilih untuk tidak
melaporkan Pajak Masukan yang seharusnya dapat dikreditkan tersebut daripada
mengikuti prosedur yang cukup rumit namun tidak memberikan hasil. Hal seperti
ini menimbulkan perlakuan akuntansi terhadap Pajak Pertambahan Nilai yang
dapat diragukan kebenaran dan kejelasannya. Pencatatan yang dilakukan
perusahaan harus mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap Pajak Pertambahan
Nilai yang benar dan tepat.
Kejadian-kejadian semacam ini harus dihindari karena laporan keuangan
perusahaan harus menyajikan transaksi-transaksi yang berkaitan dengan Pajak
Pertambahan Nilai secara lengkap dan benar untuk kepentingan semua pihak yang
membutuhkan informasi dari laporan keuangan keuangan tersebut dalam hal
pengambilan keputusan. Sedangkan meskipun transaksi Pajak Pertambahan
Nilai nya telah dicatat dengan lengkap, banyak perusahaan yang masih salah
dalam melakukan pencatatan terhadap transaksi Pajak Pertambahan Nilai karena

kurang paham mengenai perlakuan akuntansi yang benar terhadap Pajak


Pertambahan Nilai tersebut.
Salah satu perusahaan yang diduga belum melakukan pencatatan dengan
benar dan lengkap adalah PT X yang merupakan obyek penelitian skripsi ini.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan, selama ini PT X belum
melakukan mekanisme perhitungan Pajak Pertambahan Nilai dengan benar karena
kurang paham tentang tata cara perpajakan. Transaksi-transaksi yang melibatkan
Pajak Pertambahan Nilai khususnya Pajak Masukan seringkali diabaikan. Selain
itu perlakuan akuntansi terhadap Pajak Pertambahan Nilai dalam pencatatan yang
dilakukan oleh PT X juga kurang benar.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka menarik
untuk diteliti beberapa permasalahan berikut ini:
1. Apakah semua transaksi Pajak Pertambahan Nilai yang terjadi telah dicatat
dalam laporan keuangan PT X?
2. Apakah perlakuan akuntansi terhadap transaksi Pajak Pertambahan Nilai di
PT X sudah benar?
Perlu diberikan sedikit penjelasan mengenai topik permasalahan yang
diangkat dalam skripsi ini, yaitu bahwa semua transaksi PPN yang dimaksud
dalam poin nomor 1 di atas adalah segala macam transaksi dalam perusahaan
yang dipungut Pajak Pertambahan Nilai, baik penjualan, pembelian yang
dapat dikreditkan, maupun pembelian yang tidak dapat dikreditkan. Selanjutnya
mengenai perlakuan akuntansi yang dimaksud dalam poin nomor 2 adalah
penentuan

pengukuran,

pengalokasian,

pengakuan,

pengklasifikasian, dan presentasi atau penyajian

definisi

elemen,

transaksi Pajak Pertambahan

Nilai dalam laporan keuangan perusahaan, untuk diteliti apakah sudah benar atau
tidak.
1.3. Batasan Penelitian
Penulisan skripsi ini dilakukan semaksimal mungkin tanpa melupakan
batasan-batasan penelitian yang ada sehingga pembaca diharapkan tidak terkecoh

dengan hal-hal di luar atau yang tidak berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
Batasan-batasan ini diberlakukan oleh karena kendala-kendala yang mungkin
dihadapi oleh mahasiswa dalam proses penulisan skripsi ini, misalnya keterbatasan
data, kemampuan mahasiswa, dan waktu penelitian. Adapun batasan-batasan ini
adalah bahwa skripsi ini mengupas tentang perlakuan akuntansi terhadap Pajak
Pertambahan Nilai dan pembahasan meliputi transaksi selama satu bulan yang
terjadi di perusahaan, yaitu bulan Mei 2001. Akan disertakan juga data-data
laporan keuangan perusahaan beserta dengan laporan transaksi yang dikenakan
Pajak Pertambahan Nilai. Namun data-data yang berkenaan dengan pajak di luar
Pajak Pertambahan Nilai dan data-data pencatatan akun-akun lainnya tidak akan
dibahas secara menyeluruh. PPnBM juga tidak akan dibahas dalam penulisan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini akan berakhir pada laporan keuangan perusahaan
dengan transaksi-transaksi Pajak Pertambahan Nilai yang terjadi selama

satu

bulan di PT X, bukan pada pelaporan SPTnya.


1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu yang
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Memeriksa dan memastikan bahwa semua transaksi Pajak Pertambahan
Nilai yang terjadi telah dicatat dalam laporan keuangan PT X.
2. Mengetahui perlakuan akuntansi yang benar dan tepat terhadap transaksi
Pajak Pertambahan Nilai.
1.5. Manfaat Penelitian
Berbagai manfaat yang dapat diambil oleh berbagai macam pihak dari
penyusunan skripsi ini adalah :

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pihak


pembaca tentang perlakuan akuntansi yang benar terhadap
transaksi-transaksi yang berkaitan dengan Pajak Pertambahan Nilai.

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan perusahaan


tentang transaksi Pajak Pertambahan Nilai yang benar dan

mengoreksi pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan, yang


mungkin kurang benar atau kurang lengkap.
1.6. SISTEMATIKA SKRIPSI
Agar lebih mudah bagi pembaca dalam memahami pembahasan yang ada
maka penelitian ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu :
1. Pendahuluan
Bab ini berisi tentang garis besar penelitian yang meliputi latar belakang
masalah, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika skripsi.
2. Landasan Teori
Bab ini akan membahas mengenai landasan teori yang berkaitan dengan
pembahasan masalah, meliputi pengertian akuntansi secara umum, pajak secara
umum, teori tentang PPN dan penghitungannya, serta perlakuan akuntansi
terhadap PPN.
3. Metode Penelitian
Bab ini akan membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan penelitian seperti penentuan jenis dan rancangan penelitian, unit analisis
data, jenis dan sumber data, instrumen dan metode pengumpulan data, serta teknik
analisis data.
4. Analisa dan Pembahasan
Bab ini menguraikan secara garis besar tentang obyek penelitian, deskripsi
hasil penelitian serta melakukan analisa dan pembahasan rumusan masalah.
5. Kesimpulan, dan Saran-saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh atas pembahasan
permasalahan yang ada. Dari kesimpulan yang diperoleh tersebut dikemukakan

saran-saran yang dirasa perlu sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai