Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGERTIAN ALINEA ATAU PARAGRAF,


UNSUR-UNSUR, TUJUAN, SYARAT-SYARAT,
MACAM-MACAM, JENIS-JENIS ALINEA
ATAU PARAGRAF

Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Bagus Adi Prakoso


(31414891)
Erick Carlo
(33414601)
Mayer Gabriel (39414035)
Nabila Rizky R (37414707)
Renanda Andrian
(39414035)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2014

Alinea Atau Paragraf


Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat dibaris baru dengan 5
spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal).
Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf. Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang
hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping
bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas
dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.

TUJUAN PEMBENTUKAN ALINEA ATAU PARAGRAF


-Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema.
-Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal

UNSUR-UNSUR ALINEA ATAU PARAGRAF


Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau
kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok
alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan
atau mendukung ide utama.
A. Ciri kalimat topik :
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
2. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
B. Ciri kalimat pendukung :
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau
kalimat transisi.
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat
topik.

SYARAT-SYARAT ALINEA ATAU PARAGRAF


1. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu,
dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau
selalu relevan dengan topik.
2. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan
kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah
alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca
mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah
alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan
kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan
gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail
berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain,
sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan
seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada
bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok
kata) dalam bermacam-macam hubungan.
3. Pengembangan
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan
utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif
yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe
paragraf yang lainnya. Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan
pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka,
paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi
pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam
karangan saling berbeda. Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada
sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif,
deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk
mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan faKtor tersebut barulah kita memilih salah satu
metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara
banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku buku
komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk
mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah
: metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan
metode klasifikasi. Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf

tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si


penulisnya.
5. JENIS-JENIS ALINEA ATAU PARAGRAF
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf
yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya,
menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
1). Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan
utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting.
Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagi sebuah
paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas empat macam,
yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif(campuran), paragraf
penuh kalimat topik.
A. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu
paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, yang dimulai dengan
pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus (umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit.
Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas
berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang
jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang
penyakit.
Contoh lain paragraph deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
B. Paragraf Induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali
dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
(khusus-umum).
Contoh paragraf induktif:
Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak pada tempatnya.
Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka
seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada
masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat
harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada
tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya.

Contoh lain paragraf induktif :


Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa
bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendatsendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
C. Paragraf Campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph
(deduktif-induktif). Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan
kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa
pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi
yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa
maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Contoh lain paragraf campuran :
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan
sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi
kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa
pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi
kebutuhan rakyat.
2) Jenis paragraf atau alinea berdasarkan paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat
yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya
menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf
semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama
dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan
menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang
menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku.
3) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
1. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan
mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli

sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.
2. Argumentatif
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep
sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992)
bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari
nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen
atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya
diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak
negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai
penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskriptif
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang
mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik.
Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu
dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu
lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasif
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu. isi paragraf ini
mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf
persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran .
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia
sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah
mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya,
mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota
masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai.
Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling
mencintai.
5. Naratif
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur
cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Aldi tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari

rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan


kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada
dia.
4). Jenis Paragraf Menurut Fungsi / Tujuannyanya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran
pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka biasanya bertujuan untuk
mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. Menghantar pokok pembicaraan.
2. Menarik minat pembaca.
3. Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang
peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan
dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
1. Kutipan, peribahasa, anekdot
2. Pentingnya pokok pembicaraan
3. Pendapat atau pernyataan seseorang
4. Uraian tentang pengalaman pribadi
5. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. Sebuah pertanyaan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa
bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian
yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka
mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara
fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf
penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat
deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka
beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1. Mengemukakan inti persoalan.
2. Memberikan ilustrasi.
3. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
4. Meringkas paragraf sebelumnya
5. Mempersiapkan dasar bagi simpulan.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting. Paragraf ini merupakan
pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup
dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai
berikut :
1. Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu panjang.
2. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti
seluruh uraian.
3. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan
yang medalam bagi pembacanya.
Contoh paragraf penutup : Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami
dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesama.

Anda mungkin juga menyukai