Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KOLEKSI SERANGGA
I.
TUJUAN
Membuat koleksi kering dan koleksi basah bermacam-macam serangga dari
beberapa ordo dan famili.
II.
: 16 Februari 2015
III.
IV.
DASAR TEORI
Kerusakan hutan dapat terjadi oleh adanya aktivitas berbagai serangga
yang hidup di dalamnya dengan memamfaatkan tanaman hutan sebagai
tempat berkembang dan sumber makanan. Kerusakan oleh serangga hama
dapat terjadi pada semua tumbuhan penyusun hutan, pada semua tingkat
pertumbuhan dan organ tumbuhan (akar, batang, daun, buah, dan biji).
Besarnya keruskan yang terjadi ditentukan oleh banyak faktor termasuk
jumlah serangga hama, cara serangga merusak, bagian tanaman dan tingkat
pertumbuhan tanaman serta luas bagian huatn yang dirusak.
Serangga merupakan kelompok hama paling berat yang menyebabkan
kerusakan hutan. Hama tanaman hutan pada umumnya baru menimbulkan
kerugian bila berada pada tingkat populasi yang tinggi. Perkembangan
populasi hama hingga mencapai tingkat yang tinggi ditentukan oleh potensi
reproduksi, kemampuan mempertahankan diri, dan daya tahannya terhadapa
kondisi lingkungan hidupnya.
Pengendalian serangga hama hutan sendiri bertujuan untuk mencegah
atau mengurangi kerusakan yang terjadi pada tanaman hutan atau hasil hutan.
Tujuan pengendalian dapat dicapai melalui pengaturan polpulasi serangga
hama pada umumnya menggunakan pendekatan teknik silvikutur. Kerusakan
hutan dapat terjadi oleh adanya aktivitas berbagai serangga yang hidup di
dalamnya dengan memamfaatkan tanaman hutan sebagai tempat berkembang
dan sumber makanan.
Untuk melakukan pengamatan terhadap serangga hama kita perlu
membuat koleksi serangga. Koleksi serangga ada 2 macam, yaitu koleksi
kering dan koleksi basah. Koleksi kering adalah koleksi yang dibuat dengan
cara mematikan serangga dengan cairan pengawet (formalin atau alkohol) dan
kemudian dikeringkan. Koleksi basah adalah koleksi yang dibuat dengan cara
mematikan serangga dengan cairan pengawet (formalin) dan tetap ditaruh
dalam botol yang berisi caira pengawet tersebut.
V.
CARA KERJA
1. Menangkap
Menangkap serangga dengan menggunakan jala yang diayunkan kearah
serangga. Pada waktu menangkap, jangan lupa mencatat tanggal
penangkpan, lokasi dan tinggi tempat, nama serangga yang ditangkap
terdapat pada apa, yang dicatat pada label semenara.
2. Mematikan
Untuk serangga kecil (lalat, kutu, semut, rayap), dimasukkan kedalam
alkohol. Untuk serangga yang besar (tawon, belalang, dll) dimasukkan
kedalam botol pembunuh kupu-kupu
VI.
HASIL PENGAMATAN
1. Ordo Orthophera
Arti: Orthoptera berasal dari bahasa Latin orthop = lurus, pteron = sayap
yang berarti Insekta bersayap lurus.
Ciri-ciri umum :
a. Sayap
2. Ordo Lepidoptera
Arti : Lepidoptera berasal dari bahasa Latin yang artinya sayap bersisik
Ciri-ciri umum :
a. Sayap
menghisap
:
sempurna
Kupu-kupu
(Acharonitra lachesis)
Penggerek batang padi
kuning
tengkorak
(Tryporiza
incertulas Wlk)
Ngengat sutera (Bombyx mori)
Kupu-kupu gajah (Attacus atlas)
Kupu-kupu kenari (Cricula trifenestrata)
Kupu-kupu ulat jati (Hyblaea puera)
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Ngengat (Corcyra cephalonica (Stain.))
3. Ordo Diptera
Arti: Nama Diptera berasal dari kata Yunani di yang artinya dua dan
ptera yang artinyasayap.
Ciri-ciri umum:
a. Sayap
b. Tipe mulut
dan menghisap.
c. Metamorfosis
: sempurna
d. Kunci determinasi
:
1.(a) sayap ada. 2
2.(b) semua sayap bersifat membran. 8
8.(a) dengan satu pasang sayap. 9
9.(b) pronotum tidak seperti pada 9(a), kaki belakang tidak begitu
membesar. 10
10.(b) tidak seperti ciri-ciri tersebut pada 10 (a). 11
11.(b) abdomen tidak seperti pada 11(a), mulut tipe penguyah atau
penghisap. 13
13.(a) tarsi selalu 5 ruas, mulut tipe penghisap, sayap belakang
menghilang berubah bentuk menjadi halteres, lalat bersayap
sepasang. Diptera
e. Contoh
: Lalat (Musca domestica)
Nyamuk biasa (Culex natigans)
4. Ordo Hymenoptera
Arti:
Ciri-ciri umum:
a. Sayap
mempunyai
dua
pasang
5. Ordo Homoptera
Arti: Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan
ordo Hemiptera.
Ciri-ciri umum:
a. Sayap
sayap
:
depan
belakang
sama,
bentuk
transparan.
b. Tipe mulut
: menghisap
c. Metamorfosis
: tidak sempurna
d. Kunci determinasi :
1.(a) sayap ada. 2
2.(b) semua sayap bersifat membran. 8
8.(a) dengan satu pasang sayap. 9
9.(b) pronotum tidak seperti pada 9(a), kaki belakang tidak begitu
membesar. 10
10.(b) tidak seperti ciri-ciri tersebut pada 10(a). 11
11.(a) abdomen dengan alat tambahan caudal yang panjang seperti
ekor, mulut vestigial. 12
12.(a) antenna panjang dan menarik perhatian, abdomen ramping dan
panjang, sayap hanya mempunyai satu vena yang menyerupai
garpu, halteres (sayap belaakang yang mengecil) seperti kait;
ukuran serangga sangat kecil, biasanya panjangnya kurang dari
5 mm. Homoptera
e. Contoh
: Tonggeret (Dundubia manifera)
Wereng hijau (Nephotetix apicalis)
Kutu kepala (Pediculuchumanus capitis)
Kutu daun (Aphid sp)
6. Ordo Hemiptera
Arti : Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah)
dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan,
Hemiptera berarti "yang bersayap setengah.
Ciri-ciri umum:
a. Sayap
hinggap. Hemiptera
: Kutubusuk (Cymexrotundus)
Walangsangit (Leptocorisaacuta)
Kumbang coklat (Podops vermiculata)
7. Ordo Coleoptera
Arti : Nama Coleoptera berasal dari kata koleos yang artinya perisae
dan ptera yang artinya sayap.
Ciri-ciri umum:
a. Sayap
mempunyai
dua
pasang
8. Ordo Isoptera
Arti : Isoptera berasal dari bahasa Latin iso = sama, pteron = sayap
yang berarti Insekta bersayap sama.
Ciri-ciri umum:
a. Sayap :
9. Ordo Odonata
Arti:
odonata = bergigi
Ciri-ciri umum:
a.
b.
c.
d.
Sayap
: 2 pasang sayap tipis seperti selaput
Tipe mulut
: Mengunyah
Metamorfosis
: tidak sempurna
Kunci determinasi
:
1.(a) sayap ada. 2
2.(b) semua sayap bersifat membran. 8
8.(b) dengan 2 pasang sayap. 14
14.(b) sayap tidak seperti pada 14 (a). 15
15.(b) sayap tidak seperti pada 15 (a), sayap sedikit seperti garis; ta rsi
lebih dari 2 ruas. 16
16. (b) sayap dan abdomen tidak seperti pada 16 (a). 17
17.(b) tarsi dengan 4 ruas atau kurang. 21
21.(a) sayap belakang sama panjangdan sama bentuknya dengan sayap
depan, sayap dengan banyak vena dan sel, bagian pangkal agak
melebar; antenna pendaek seperti bulu keras, abdomen panjang
e. Contoh
VII.
PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini yang berjudul koleksi serangga, praktikan
diminta untuk menangkap serangga sebagai langkah awal dari kegiatan
acara ini. Penangkapan dilakukan menggunakan jala dan mencatat tanggal
penangkapan, lokasi, tinggi tempat, nama serangga yang ditangkap terdapat
pada apa, dan dicatat pada lebel sementara. Ketika sembilan macam ordo
sudah terkumpul, ada perlakuan pada masing masing serangga
berdasarkan ukuran. Untuk serangga kecil (lalat, kutu, semut, rayap)
dimasukkan langsung kedalam alkohol. Untuk serangga besar (belalang,
tawon dan sebagainya) dimasukan ke dalam botol pembunuh, kupu kupu
dimatikan dengan memberi insektisida/ minyak tanah pada mulutnya.
Kemudian kegiatan penempalan serangga dilakukan pada spanblok
dengan tujuan agar posisi serangga beserta dengan sayapnya menempel
seperti serangga tersebut masih hidup juga menghindari kerusakan terhadap
koleksi serangga tersebut. Menempelkan serangga yang sudah diawetkan
dengan alkohol sebelumnya pada turfblok atau sterofom menggunakan
jarum serangga sedangkan untuk memasang serangga yang mempunyai
sayap cukup besar. Untuk perlakuan terhadap serangga yang berukuran
kecil, diopset dengan cara staging atau carding. Bagian dari tubuh serangga
yang akan diopset perlu diperhatikan penusukan jarumnya agar tidak
merusak tubuh serangga. Untuk koleksi serangga kering hanya dengan
menempelkan serangga tersebut pada gabus menggunakan jarum serangga
sebagai perekat dimana cara pengeringan terhadap serangga tersebut adalah
menggunakan panas matahari.
Serangga yang sudah diopset pada turfblok dan pada spanblok
dimasukan ke dalam lemari pengering sampai serangga betul betul kering
dan bisa melakukan tahap selanjutnya. Di dalam rongkist dari seng dan
menggunakan lampu listrik dalam lemari pengeringan juga dengan alat
khusus yang diberi zat ada erbens untuk mengurangi kandungan air pada
tubuh serangga tersebut. Cairan yang digunakan untuk mengawetkan
serangga dengan teknik koleksi serangga basah adalah alkohol atau formalin
VIII.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Tujuan dibuat kunci determinasi adalah agar kita mengetahui ciri ciri
khusus yang menjadi pembeda dengan ordo ordo lainnya.
2. Kunci determinasi untuk 9 ordo serangga yang telah dibuat adalah
berdasarkan ada tidaknya sayap, ukuran tubuh serangga, jumlah pasang
sayap, bentuk sayap, ruas pada antena, tipe mulut, tipe kaki dan jumlah
ruas pada tarsi.
3. Cairan yang digunakan untuk mengawetkan serangga dengan teknik
koleksi serangga basah adalah alkohol atau formalin.
4. Untuk perlakuan terhadap serangga yang berukuran kecil, diopset
dengan cara staging atau carding
5. Untuk serangga besar dimasukan ke dalam botol pembunuh, kupu
kupu dimatikan dengan memberi insektisida/ minyak tanah
mulutnya.
pada
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Petunjuk Praktikum Ilmu Hama Hutan. Laboratorium Ilmu Hama
Hutan Jurusan Budidaya Kehutanan Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Stiper. Yogykarta.
Subyanto. 2009. Bahan Ajar Imu Hama Hutan. Fakultas Kehutanan UGM.
Yogyakarta.
Sumardi dan S.M. Widyastuti. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Hutan. Fakultas
Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Praktikan
( M. Abdul Syafii)
( M. Faisal Nasution)