Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI
Judul Percobaan
Nama Praktikan (NPM)

Nama Asisten (NPM)


Kelompok

: PHASE LOCKED LOOP


: Adlin Junando
Faris Lukman Hadi
M.Yasin
Yoseph Valentino
Billy Mulia Wibisono
: Taufik Qurrohman
:6

No
1.

Catatan
Praktikum

Tanggal
21 Juni 2016

2.

Asistensi 1

22 Juni 2016

Perbaiki

yang

plagiat,

ringkas

buku/internet

tulisan
materi
dan

yang V
dari
buat

menggunakan kata-kata sendiri


untuk ditulis pada laporan ini
-

3.

Crop dua gelombang dan


variabelnya dengan rapih,
kemudian buat tabel
berdasarkan angka
in_phase, u_in,u_pd, dll
sebanyak 5 literasi. Jadi
pada 1 data hasil
percobaan punya 1
gambar dan 1 tabel
Jarak antarbab adalah dua
spasi
Jenis-jenis PLL?

Asistensi II

V
V
23 Juni 2016
V
V

TTD

4.

Perbaiki yang diberi komentar


Prosedur percobaan seharusnya
V
menggunakan kalimat aktif
- Aplikasi PLL yang diminta adalah
dalam dunia telekomunikasi,
ganti motor DC
V
- ACC jilid bila point-point nomor
3 terpenuhi semua
Asistensi III
23 Juni 2016
ACC JILID
Periksa kerapihan dan format laporan
sebelum laporan dicetak

Bandar Lampung,
Asisten.
______________________
NPM.

I.

JUDUL

PHASE LOCKED LOOP


II.

TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari pratikum phase locked loop sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja phase locked loop
2. Mahasiswa dapat mendemostrasikan phase locked loop dengan

frekuensi

internal.
3. Mahasiswa dapat mendemostrasikan phase locke loop dengan frekuensi
eksternal.

III.

DASAR TEORI
Phase Locked Loop (PLL)

merupakan sistem kontrol loop tertutup yang

memanfaatkan sesitifitas deteksi fasa antara dua buah sinyal input (frekuensi).
PLL pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian osilator, Detektor Fasa , Low Pass
Filter (LPF) dan Voltage Controled Oscilator (VCO). Fungsi masing-masing blok
dan cara kerja PLL sebagai berikut. Oscilator menghasilkan frekuensi f1. VCO
yang juga merupakan oscilator menghasilkan frekuensi f2. Kedua frekuensi ini
dimasukkan kedalam detektor fasa . Jika ada perbedaan fasa antara kedua sinyal
masukan (f1 dan f2) maka detektor fasa akan mengeluarkan sinyal kontrol yang
kemudian oleh Low Pass Filter (LPF) difilter untuk mendapatkan nilai tegangan
DC-nya dimana nilai tegangan ini digunakan untuk mengontrol keluaran VCO
(f2). Jika fasa kedua masukannya berniai sama (antara frekuensi masukan dan
frekuensi keluarannya) maka terjadi yang namanya fasa terkunci. Inilah kondisi
yang sering disebut dengan Phase Locked. Dalam keadaan fasa terkunci maka
kedua masukan (f1 dan f2) akan mempunyai frekuensi yang sama sehingga f1 =
f2
PLL ( Phase Locked Loop ) pada dasarnya adalah sebuah sistem kontrol frekuensi
yang memanfaatkan sensitivitas deteksi fasa antara sinyal input dan output dari
sebuah rangkaian osilasi yang terkontrol.

Rangkaian dasar PLL


Rangkaian Phase Locked Loop (PLL) yang paling sederhana yaitu terdiri dari
sebuah VCO (Voltage Control Oscillator), detektor fasa (Phase detector), dan
crystal oscillator. Sebuah frekuensi f1 yang dihasilkan oleh crystal oscillator
kemudian diumpankan ke rangkaian phase detector untuk dibandingkan dengan
frekuensi f2 dari VCO. Phase detector akan membandingkan frekuensi f1 dan f2,
pada kondisi awal f1 tidak sama dengan f2 karena frekuensi dari VCO = 0 Hz.
Karena ada perbedaan frekuensi antara f1 dan f2, maka rangkaian phase detector
akan menghasilkan tegangan Vdc yang mencatu VCO. Tegangan Vdc ini
menyebabkan rangkaian VCO berosilasi dan menghasilkan sebuah frekuensi.
Rangkaian VCO ini akan terus berisolasi sampai didapat nilai f2=f1. Saat proses
ini terjadi rangkaian detektor akan bernilai 0 yang menyebabkan VCO terhenti
(Locked).
Pada bidang elektronika daya yang berhubungan dengan sistem tenaga, Phase
Locked Loop (PLL) berfungsi untuk mengsinkronisasi antara pengendali
konverter elektronika daya dengan jala-jala. Pemakaian PLL lebih meluas lagi
untuk aplikasi-aplikasi pada bidang telekomunikasi.
Phase Locked Loop (PLL) adalah suatu sistem kendali umpan balik negatif, PLL
secara otomatis akan menyesuaikan fasa dari suatu sinyal yang dibangkitkan di
sisi keluaran dengan suatu sinyal dari luar di sisi masukannya, artinya PLL akan
menghasilkan sinyal keluaran dengan frekuensi yang sama dengan sinyal
masukannya.

Blok diagram dasar dari suatu PLL ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Blok diagram dasar PLL

Dari blok diagram pada Gambar 1, terlihat tiga buah blok utama penyusun PLL.
Masing-masing blok akan dipaparkan berikut.

Phase Detector (PD), merupakan suatu unit non-linear yang


membandingkan fasa keluaran PLL dengan fasa sinyal referensi. Keluaran
PD adalah galat fasa antara sinyal masukan dan keluaran.

Loop Filter (LF), umumnya adalah lowpass filter, berfungsi untuk


meredam sinyal frekuensi tinggi keluaran dari PD sehingga memberikan
tegangan control dc yang bagus ke bagian VCO. LF bias saja tidak dipakai
dalam suatu PLL, ini akan menghasilkan yang disebut PLL orde 1, namun
secara konsep LF biasanya LF akan dimasukkan karena PLL akan bekerja
dengan baik akibat adanya proses lowpass filter didalamnya. Pemilihan LF
akan mempengaruhi dinamika dari PLL.

Voltage Controlled Oscillator (VCO), merupakan unit non-linear yang


akan membangkitkan suatu sinyal dimana frekuensinya ditentukan oleh
besarnya tegangan control di masukan VCO.

Umumnya VCO akan menghasilkan sinyal yang frekuensinya akan diteruskan ke


bagian LF (Low Filter). Bagian ini mendapat masukan berupa galat fasa antara
sinyal masukan dengan sinyal keluaran PLL yang menunjukkan adanya selisih
perbedaan antara frekuensi masukan dengan frekuensi keluaran. Fungsi dari LF
sendiri adalah sebagai penyaring (filter) sinyal keluaran dari sistem PLL yang
hanya akan menyaring frekuensi rendahnya saja. Berikut adalah rangkaian PPL
beserta Low
Voltage Controller Oscillocsope (VCO)
Sebuah Voltage Control oscillator(VCO) adalah sebuah oscillator elektronik yang
didesain untukmengontrol frekuensi osilasi dengan sebuah tegangan input.
Frekuensi dari osilasi bervariasi sesuai dengan tegangan DC yang diberikan ketika
sinyal dimodulasi juga diumpankan ke dalam VCO yang menyebabkan Modulasi
Frekuensi (FM) atau Modulasi Phasa (PM). Sebuah VCO dengan keluaran pulsa
digital sama dengan modulasi lebar pulsa (PWM).
Osilator adalah sebuah rangkaian yang sangat penting dalam sistem komunikasi
radio, kerena gelombang elektromagnetik hanya bisa terpancar apabila terdapat
arus listrik yang berubah-ubah, dan cara termudah untuk mendapatkannya adalah
dari osilator.
Ada beberapa jenis dari VCO yang pada umumnya VCO dikaterogikan menjadi
dua, yaitu:

Oscilator harmonis
Pada umumnya sinyal dari osilator harmonis adalah gelombang sinus.
Terdiri dari sebuah penguat yang menghasilkan gain dan sebuah rangkaian
resonansi yang memberikan sinyal umpan balik ke input.

Relaxation oscillators
VCO ini dapat menghasilkan lebar pulsa dari frekensi operasional dengan
jumlah minimal dari komponen eksternal. Relaxation oscillator VCOs
mempunyai tiga topologi.:
1) grounded-capacitor VCOs,
2) emitter-coupled VCOs,

3) delay-based ring VCOs.


Keuntungan dari Harmonic oscillator VCOs daripada relaxation oscillator
adalah memiliki kestabilan frekuensi yang berpengaruh pada temperature
dan noise, dan power supply lebih baik saat diimplementasikan untuk
harmonic oscillator VCOs karena memiliki akurasi yang baik untuk
control frekuensi sejak frekuensi dikontrol oleh cristal atautank circuit

IV.

ALAT DAN BAHAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.

V.

Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada pratikum ini sebagai berikut:
1 buah modul DL 2531
1 buah double trace osiloskop
1 buah Frekunsimeter
1 buah Multimeter digial
Power supply variable
Kabel penghubung

PROSEDUR PERCOBAAN
Pada pratikum ini terdapat tiga buah prosedur percobaan sebagai berikut:
V.1.

Voltage Controlled Oscillator (VCO)


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada pratikum ini
2. Membuat rangkaian seperti rangkaian percobaan pada pratikum ini
3. Menghidupkan semua peralatan dan aturlah tegangan keluaran Power
Supply Variable pada pratikum ini
4. Mengamati bentuk sinyal masukan dan keluaran pada pratikum
tersebut

5. Mencatat hasil besar tegangan dan frekuensi keluaran dari VCO


kedalam tabel
6. Menjelaskan hasil dari pengamatan pada pratikum ini
V.2.

Phase Locked Loop (PLL) dengan frekuensi internal


1.
Membuat rangkaian seperti rangkaian percobaan pada pratikum ini
2.
Menghidupkan semua peralatan dan aturlah tampilan pada
3.
4.

V.3.

VI.

osiloskop
Mengamati bentuk sinyal keluaran pada osiloskop
Menjelaskan hasil dari pengamatan pada pratikum ini

Phase Locked Loop (PLL) dengan frekuensi eksternal


1.
Membuat rangkaian seperti rangkaian percobaan pada pratikum ini
2.
Menghidupkan semua peralatan dan aturlah tampilan pada
3.

osiloskop
Mengatur naik dan turnya frekuensi ADJ dan amatilah sinyal

4.

keluaran pada osiloskop


Menjelaskan hasil dari pengamatan pada pratikum ini

DATA HASIL PERCOBAAN


Adapun data hasil yang didapat dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
VI.1.

Frekuensi Phase Locked Loop internal tanpa frekuensi eksternal

Gambar 6.1.

VI.2.

Grafik PLL tanpa frekuensi eksternal

Frekuensi Phase Locked Loop internal dengan frekuensi eksternal

Gambar 6.2. Grafik PLL denga frekuensi eksternal

VII.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

VII.1. Pembahasan
Pada percobaan ini telah dilakukan beberapa pengambilan data terkait tujuan dari
praktikum ini yaitu menjelaskan prinsip kerja Phase Locked Loop (PLL),
mendemonstrasikan frekuensi PLL tanpa adanya frekuensi eksternal, dan
mendemonstrasikan frekuensi PLL dengan adanya frekuensi eksternal. Terdapat
beberapa alat dan bahan yang digunakan pada percobaan berikut antara lain modul
DL 2531, Double Track Osiloskop, Frekuensimeter, Multimeter digital, Power
Supply variable dan beberapa kabel penghubung. Namun pada percobaan kali ini
tidak menggunakan alat yang sesungguhnya tetapi menggunakan simulasi jadi alat
dan bahan tersebut tidak digunakan.
PLL adalah suatu sistem umpan balik yang befungsi untuk mengunci besarnya
frekuensi, amplitudo dan fasa keuaran dari suatu sistem yang besar nilainya
sebanding dengan nilai masukannya.
VCO merupakan osilator yang frekuensi keluarannya sebanding dengan frekuensi
masukannya.
LPF merupakan suatu rangkaian yang berfungsi sebagai penyaring (filter)
frekuensi dibawah frekuensi cut off. Artinya filter ini hanya meloloskan sinyal
dengan frekuensi yang rendah.

PLL merupakan suatu sistem yang terdiri dari sebuah VCO, Phase Detector, dan
Crystal Oscillator. PLL merupakan suatu sistem dengan cara kerja dimana sistem
ini membandingkan suatu sinyal frekuensi masukan dengan sinyal keluarannya.
Sebuah frekuensi masukan (f1) yang dihasilkan oleh Crystal Oscilltor akan
diumpan baik ke rangkaian detektor fasa untuk dilakukan kembali proses
pembandingan sinyalnya. Saat detektor fasa memiliki fungsi sebagai pembanding
antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Setelah dilakukannya proses
pembandingan tersebut sampai kedua frekuensi bernilai sama (f1=f2), maka disini
VCO akan terhenti. VCO adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai
penghasil frekuensi keluaran (f2) dari sebuah sistem PLL. Setelah didapat selisih
nilai sama dengan 0, maka proses VCO akan terhenti berisolasi atau sering disebut
sebagai kondisi locked. Jadi rangkaian loop ini terhenti saat frekuensi dan fase
dari kedua sinyal memiliki bentuk yang sama.
Salah satu aplikasi dari PLL adalah Pemancar FM dengan menggunakan IC
145151. Prinsip kerja dari aplikasi ini adalah kristal osilator dengan frekuensi
2,048 MHz dibagi menjadi bilangan 2048 yang akan menghasilkan 1 KHz per
bilangannya (tegangan pada RA0-RA2). Fungsi dari C trimmer disini adalah
sebagai komponen yang memastikan bahwa setiap nilai dari masing-masing
bilangan tepat 1 KHz. Low-pass Filter dalam aplikasi ini berupa sirkuit R dan C
pada keluaran PDout. Jadi, sebagai contoh apabila kita ingin mendapatkan
frekuensi output VCO sebesar 5MHz (5000 KHz), kita harus mengeset kombinasi
saklar N Programmable Devider pada bilaangan 5000. Karena dengan nilai angka
N=5000 ini didapat dari hasil bagi antara 5MHz (5000KHz) dengan 1KHz.
Berikut adalah rangkaian dari Pemancar FM dengan IC 145151:

PLL memiliki tiga jenis, yaitu Analog PLL, Digital PLL dan All Digital PLL.
Analog PLL terdiri dari semua komponen dan sistem loop analog. Sedangkan
pada Digital PLL terdiri dari komponen analog tetapi sistem loop digital.
Umumnya perbedaan antara ketiga PLL ini adalah pada Analog PLL detektor fasa
adalah pengali analog, loop filter aktif atau pasif dan tegangan osilatornya
dikendalikan oleh VCO. Pada Digital PLL merupakan pengembangan dari Analog
PLL tetapi dengan detektor fasa digital. Sedangkan pada All Digital PLL, semua
komponen yaitu detektor fasa, VCO, dan filter dalam bentuk digital.

VII.2. Analisa Data Hasil

VII.2.1.

Frekuensi Phase Locked Loop internal tanpa frekuensi eksternal

Ini adalah grafik dari percobaan PLL tanpa frekuensi eksternal. Kondisi ini berupa
frekuensi tegangan input (VCO) yang tidak dialiri oleh frekuensi tegangan output
(Fin). Dengan frekuesi input sebesar 10 Hz dan frekuensi output sebesar 0 Hz
maka didapatlah grafik seperti pada gambar 6.1. Pada grafik tegangan
pembanding tersebut hanya terdapat tegangan input yaitu berupa sinyal berwarna

merah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya pembanding dari tegangan
keluaran. Pada grafik LPF (Low Pass Filter) juga dapat dilihat bahwa tidak
terdapat perubahan karena keluaran dari frekuensi pembanding tersebut sama
dengan 0 yang disebabkan karena tidak adanya pembanding antara frekuensi
masukan dan frekuensi keluaran oleh Phase Detector. Grafik tersebut dapat juga
dilihat dari tabel grafiknya yang menunjukkan tidak terdapatnya perubahan yang
signifikan pada frekuensi keluarannya (Out_Phase) saat frekuensi masukannya
sama dengan 0.

VII.2.2.

Frekuensi Phase Locked Loop internal dengan frekuensi

eksternal

Ini adalah kondisi dimana terdapat perbedaan antara frekuensi masukan dengan
frekuensi keluran. Kondisi ini memicu adanya perbadaan bentuk gelombang
sinyal akibat adanya Phase Detector yang selalu membandingkan antara frekuensi
masukan dengan frekuensi keluaran dan proses ini akan terhenti jika frekuensi
masukan bernilai sama dengan frekuensi keluaran. Dapat dilihat pada gambar
grafik 6.2. yang menunjukan sinyal berwarna merah. Sinyal berwarna merah
tersebut sebenarnya tidak hanya sinyal masukan seperti pada grarif 6.1. tetapi
terdapat capuran frekuensi keluaran yang berwarna hitam. Frekuensi tersebut
tidak terlihat karena frekuensi masukan bernilai sama dengan frekuensi keluaran.
Pada grafik LPF terdapat perubahan bentuk yang dikarenakan filter ini menyaring
perbedaan frekuensi tersebut sampai ke titik 0 yang dimana setelah proses tersebut
mencapai titik 0 maka proses Phase Locked Loop akan berhenti. Grafik LPF
tersebut juga berbentuk menyerupain karakteristiknya dimana hanya frekuensi
rendah yang diambil sedangkan frekuensi tingginya tidak. Grafik ini juga dapat
dilihat dari tabel grafiknya, saat fasa masukan (In_Phase) sebesar 223,9327243

maka fasa keluarannya juga sebesar 223,9327243 dan seterusnya. Ini diakibatkan
oleh sama besarnya nilai antara frekuensi masukan dengan frekuensi keluaran.

VIII.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada perobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Phase Detector sebagai pembanding frekuensi masukan (f1) dengan


frekuensi keluaran (f2).
2. Proses PLL akan terhenti saat selisih dari dua frekuensi sama dengan 0.
3. Saat tidak ada pembanding (sinyal keluaran), PLL cenderung menahan
frekuensi agar bentuk sinyalnya seperti bentuk sinyal masukannya.
4. Saat terdapat selisih dengan fasa masukan, fasa keluaran akan membentuk
sinyal yang berubah-ubah dan mendekati atau menyerupai sinyal
masukannya.
5. Low-pass Filter merupakan penyaring sinyal agar hanya frekuensi rendah
saja yang dapat dikeluarkan oleh PLL.

Anda mungkin juga menyukai