Anda di halaman 1dari 11

BAB V

PENGUKURAN JARAK

Pengukuran jarak mencakup pengukuran perpindahan dari satu titik ke


titik lainnya. Pengukuran luas merupakan kombinasi dari berbagai pengukuran
dimensional yang relevan dengan bantuan hubungan analitik yang benar.
5.1.

Pengukuran Dimensional
1. Pengukuran dimensional sederhana dapat dilakukan dengan mistar logam
tukang bubut, ini bisa mencapai ketelitian sampai 0,01 in (0,25 mm).
Kelemahan

dari

alat

ukur

ini

adalah

selain

dari

kesalahan

kemampubacaan, ialah pemuaian dan penciutan akibat pengaruh termal.


2. Jangka sorong (vernier caliper) adalah modifikasi dari mistar logam untuk
meningkatkan kemampubacaan.
Adapun konstruksinya adalah seperti berikut :

Vernier
Rahang Tetap

Sekrup penyetel halus

Rahang Geser

Cara penggunaannya adalah : Jangka sorong diletakkan pada benda


kemudian harus di putar hingga rahang jangka terpasang pas pada benda.
Skala primer besarnya ialah 0,025 in sedang skala vernier mampu
membaca sampai 0,001 in (0,025 mm)
3. Kaliper micrometer : Alat ukur yang lebih teliti daripada jangka sorong.
Skala vernier pada jangka sorong dig anti dengan ulir sekrup yang di
kalibrasi. Kaliper mikro meter ini bisa di pakai untuk pengukuran dimensi
sampai 0,0001 in (0,0025 mm).

Rangka
Skala utama
pembagian 0,025

Kaliper Mikrometer
Skala bidal
25 pembagian racet

4. Indikator dial (dial indicator) : Adalah alat yang dapat melakukan


pembesaran secara mekanik terhadap perubahan jarak yang di ukur,
pembesarannya kira kira 0,001 in. Konstruksinya adalah : Batang
pengindera perubahan jarak dihubungkan dengan batang gigi yang
berhubungan dengan pinion kemudian melalui rangkaian roda gigi yang
memberikan penguatan bacaan yang terbaca pada sebuah piring bundar
(circular dial).
5.2.

Metode Optik
Pengukuran dimensi dengan metode optic memberikan ketelitian yang
sangat tinggi, instrument-instrumen seperti ini disebut interferometer, alat
sejenis yang juga memakai prinsip optic adalah mikroskop dan teleskop.
Prinsip interferensi:

Kedua berkas sinar berada

Kedua berkas ada perbedaan

dalam satu fase sehingga

setengah

kecerahan pada titik P

sehinga

bertambah

penghapusan

panjang
terjadi

gelombang
saling

Saling penghapusan pada gambar (b) inilah yang disebut gejala


interferensi, bila perbedaan jarak kelipatan bulat maka akan terjadi perkuatan
dan bila perbedaan jarak kelipatan ganjil akan terjadi saling penghapusan.
Penerapan prinsip inteferensi untuk mengukur dimensi :
Berkas A dan B paralel di proyeksikan ke plat, jarak pisah antara kedua
plat sebesar d (sangat kecil sekali). Pada titik pertemuan dua berkas itu di p, maka
berkas A telah menempuh jarak sejauh 2d lebih panjang dari pada berkas B.
Sesuai dengan prinsip interferensi jika 2d merupakan kelipatan ganjil dari maka
terjadi interferensi sehingga layar S tidak bisa mendeteksi suatu cahayapun, tetapi
jika 2d sama dengan kelipatan genap dari

maka berkas pantulan A akan

memperkuat B dan layar S akan mendeteksi cahaya.


Jika kedua plat dibuat miring sedikit, sehingga jarak kedua plat dapat
berubah-ubah (variabel) maka akan tampak pada layar S bagian gelap dan terang
berselang-seling menunujukkan adanya variasi dalam jarak pisah plat. Garis-garis
gelap atau daerah-daerah gelap disebut jumbai (fringe), jarak antara dua jumbai
berhubungan dengan :

. Aplikasi prinsip ini dalam dunia praktis umumnya

digunakan untuk mengukur cacat-cacat kecil pada permukaan dan untuk kalibrasi
blok ukur, sedangkan konstruksi interferometer untuk pengunaan praktis adalah
seperti tampak sebagaimana gambar berikut:

Cahaya monocromatik dari suatu sumber dikolimasikan oleh lensa L ke plat


pembelah S2(cermin berperak setengah) yang memantulkan separuh cahaya kea
rah cermin rata-optik M, disamping melakukan transmisi ke benda uji W. Kedua
berkas itu dipantulkan kembali dan bergabung lagi pada plat pembelah S 2 dan
kemudian diteruskan ke layar.
Contoh soal :
Suatu sumber cahaya raksa menggunakan penyaring (filter) hijau sehingga
panjang gelombangnya adalah 5460 A . cahaya ini di kolimasikan dan
diarahkan ke dua permukaan miring, kedua permukaan itu berada pada
kontak presisi pada satu ujungnya. Antara titik kontak dari jarak sejauh

3,00 in diamati ada 5 jumbai interferensi. Hitung jarak pisah antara dua
permukaan itu dan sudut kemiringan-kemiringannya.
Jawab : Kelima garis jumbai menunjukkan artinya :
Kita punya :

sehingga
in
Sudut kemiringannya adalah :

5.3.

Pengukuran Jarak dengan Metode Pnematik.


Udara tersedia dengan tekanan tetap p1. Aliran melalui orifis/lubang kecil

dan melalui lubang keluar dengan diameter d2 ditentukan oleh jarak antara lubang
keluar dengan benda kerja (x).
Analisa :
Aliran volumetric melalui orifis bisa dinyatakan dengan persamaan :
Di gambar ada 2 orifis, yaitu orifis yang sebenarnya dan pembatasan aliran antara
lubang keluar dengan benda kerja jika ini kita notasikan luasannya dengan A1 dan
A2 sehingga persamaan menjadi :
Jika hubungan ini di susun / diselesaikan secara aljabar memberikan :
dimana C1 dan C2 diasumsikan sama
Dan karena :

Sehingga jika nilai A1 dan A2 dimasukkan kita dapatkan hubungan rasio tekanan r
dan jarak benda kerja x. Dari penelitian Graneek dan Evan bahwa hubungan r dan
rasio A1/A2 sangat mendekati linear untuk 0,4 < r < 0,9 dan bahwa :

Dengan mensubtitusi besar A1 dan A2 kita dapatkan :


untuk 0,4 < r < 0,9
Contoh soal :
Sebuah pengukur jarak pnematik d1 = 0,03 in dan d2 = 0,062 in. Tekanan
masuk 10,0 Psig, tekanan differensial P2 Pa diukur dengan menometer air
yang mampu membaca dengan ketidakpastian 0,05 in H 2O. Hitung
jangkauan jarak dimana persamaan Graneek dan Evan masih berlaku, dan
ketidakpastian pengukuran, andaikan tekanan masuk konstan
Penyelesaian :

bila r = 0,4 maka :


in (0,129 cm)
bila r = 0,9 maka
x = 0,0145 in ( 0,0368 cm)

BAB VI
PENGUKURAN TEKANAN FLUIDA
6.1.

Pendahuluan.

Tekanan dinyatakan sebagai gaya per satuan luas

Tekanan Absolut :

Tekanan yang menunjukkan nilai absolut gaya per


satuan luas yang bekerja pada dinding penampung
fluida
Tekanan relatif/ pengukuran :
antara

tekanan

absolut

Selisih
dan

atmosfir setempat

Satuan tekanan yang lazim dipergunakan ada beberapa yaitu :

1 atmospher ( atm )

= 14, 696 lb/m2 absolut

= 1 . 105 N/m2 (Pa)


= 2116 lbf/ft2

1 N/m2

= 1 Pascal (Pa)

1 atm

= 760 mm Hg

1 bar

= 105 N/m2 (100 kPa)

1 mikro bar

= 1 dyn/cm2

= 2,089 lbf/ft2
= 0,1 N/m2 (0,1 Pa)

1 mmHg

= 1333,22 mikro bar

= 133,322 N/m2 (133,3 Pa)

1 tour

= 1 mm Hg

1 lb/m2

= 6894,76 N/m2 (6,894 kPa)

Utuk gas ideal tekanan diberikan : PV=nRT

tekanan

dengan n

= density molekul (molekul /volume)

= massa molekul

= kecepatan =

dengan :

6.2.

= 1,3803 . 10 -23 J/mol K(konstanta Boltzman)

= Suhu absolut gas , K

Alatalat Pengukuran Tekanan Mekanik

1.

Manometer fluida: Dipergunakan untuk


mengukur tekanan fluida pada keadaan
p

stedy (steady state). Perbedaan tekanan p

Pa

yang di ukur dengan tekanan atmospher

A2

Pa
h

merupakan fungsi perbedaan tinggi h :

A1

= density fluida manometer


= density fluida yang di
ukur

Manometer Tabung U

2.

Manometer jenis bejana: Bejana ini


bekerja dengan prinsip yang sama dengan bejana
Pa

U. Tetapi karena luas A1 dan A2 yang di gunakan


berbeda maka bacaan sejati dengan skala yang di

Pa
h

tunjukkan berbeda. Jika kita masukkan faktor


koreksi ini yaitu rasio antara A2:A1 dalam

A2

persamaan maka kita dapatkan persamaan

A1

A2

3.

Penguji bobot mati: alat penyeimbang


yang
Bobot

Pengukur g

menyeimbangkan

tekanan

untuk
fluida

dengan suatu bobot yang ketahui.

Piston

Ruang
Katup
V

gunakan

Plunyer

Biasanya digunakan sebagai alat


kalibrasi statik alat ukur tekanan

4.

Tekanan

tabung

Bourdon:

Banyak

digunakan untuk pengukuran tekanan statik.


Prinsip kerja dari tabung bourdon ini adalah berdasarkan deformasi elastik
dari tabung bourdon yang sebanding dengan tekanan yang diukur, kemudian
tabung ini di hubungkan ke sebuah mekanisme untuk mengubah deformasi
linear dari tabung bourdon menjadi gerakan memutar dari jarum.
5.

Pengukuran

diagfragma:

prinsipnya

mirip dengan tabung bourdon yaitu memanfaatkan deformasi elastic akibat


tekanan.
Pengukur Regangan

P1

Pada

gambar

untuk

mengukur

defleksi akibat tekanan di pergunakan


pengukur regangan tekanan listrik.
2
Umumnya hubungan Pantara
defleksi dengan tekanan adalah linear jika

defleksinya kurang dari 1/3 tebal diafragma karena itu untuk menjangkau
defleksi yang lebih luas lagi (yang hubungan linear dengan P) maka di desaian
diafragma model piring gelombang seperti gambar berikut :
P1

P2

Diagfragma piring gelombang


Keuntungan diafragma piring gelombang ini adalah bisa digunakan alat
mekanik untuk mengukur defleksinya karena defleksinya relative besar.
6.

Pengukur Bridgman :

Pengukur ini memanfaatkan prinsip berubahnya tekanan kawat


halus akibat perubahan tekanan menurut hubungan berikut :
R = R1 ( 1 + b . P )
Dengan ; R1 = Tekanan pada 1 atau
b = Koefisien tekanan tahanan
P = Tekanan pengukur

Kemampuan alat ini mencapai 100.000 atm dengan ketelitian


sampai 0,1 %

7.

Pengukur tekanan rendah :


1. Pengukur Mc Leod.
Pengukur ini merupakan modifikasi dari manometer raksa seperti terlihat
pada gambar berikut :
2. Pengukur konduktivitasthermal pirani
Pengukur ini memanfaatkan sifat gas yang pada tekanan rendah
konduktifitas thermalnya berkurang sesuai dengan perubahan tekanan.
Pengukur ini di buat seperti skema berikut :
Kawat pijar dipanaskan dengan listrik dalam ruang hampa. Selanjutnya
panas yang timbul pada kawat pijar (filamen) tergantung pada
konduktifitas thermal gas, makin rendah tekanan berarti makin rendah
pula konduktifitas thermal gasnya yang berarti suhu filament makin
tinggi. Suhu filament dapat diukur dengan thermokopel.
Dalam praktek ada yang menggunakan metode mengukur perubahan
tekanan dalam filament bukan suhu dalam filament yang diukur.
Range dari alat ukur ini adalah antara 0,1 sampai 100 Pa. Untuk tekanan
yang lebih tinggi tidak mampu di ukur karena diatas 100 Pa perubahan
konduktifitas thermal gas sangat kecil sehingga sulit untuk mengamati
perubahan dalam filamen.
3. Pengukur Knudsen.

Pengukur ini bekerja berdasar

prinsip sebagai berikut :


2 sudu (S) dan cermin (C) di

Suspensi
filamen
C

pasang pada suspensi filament


halus di dekat S masing
masing di pasang plat (P) yang

P
P

diberi temperature sebesar T.


Jarak pisah antara P dan S
kurang dari lintas bebas rata

rata gas di sekitarnya. Kemudian


sudu diberi temperatur sebesar
Tg dimana Tg < T sehingga

molekul yang menghantarkan

sudu yang berasal dari plat yang memiliki kecepatan yang lebih tinggi dari
pada molekul yang meninggalkan sudu karena perbedaan temperature
sehingga ada netto molekul yang mengenai sudu yang menyebabkan sudu
bergerak. Ini bisa di ukur dengan mengamati perubahan sudut cermin.
Dan tekanan di ukur dengan timbangan berikut :
Dengan :
P

= tekanan (dyne / cm2 )

= gaya (dyne)

T dan Tg = temperature (Kelvin)


Pengukur kenudsen memiliki jangkauan 10-6 sampai 1 Pa.
4. Pengukur ionisasi:
Pengukur ionisasi bekerja sebagai berikut :
Katode yang dipanaskan memancarkan elektron yang di percepat oleh kisi
yang bermuatan positif. Pada saat elektron bergerak menuju kisi elektron
mengionisasi molekul gas melalui tumbukan, karena plat bermuatan
negative sehingga ion ion positif berkumpul disini dan menghasilkan
arus ip .

Elektron dan ion negatif berkumpul di kisi dan menghasilkan arus ig. Dan
tekanan besarnya adalah sebanding dengan rasio arus plat dan kisi yaitu :

S = konstanta proporsionalitas
Pengukur ionisasi ini memiliki range kemampuan mengukur 0,13 sampai
1,3 x 10-6 Pa.

5. Alfatron:
Alfatron adalah pengukur ionisasi radio aktif. Cara kerjanya sebagai
berikut :
Sumber radium kecil berfungsi untuk memancarkan partikel radio aktif
dan partikel ini mengionisasi gas yang terdapat dalam pengurung. Tingkat
ionisasi ini berbanding lurus atau langsung dengan tekanan.
Jangkauan alat ini 0,1 sampai 105 Pa
Keuntungan alfatron ini adalah tidak ada filament panas seperti yang
digunakan pada pengukur ionisasi lainnya sehingga tidak ada masalah
dengan terbakarnya hilang akibat kesalah penggunaan, seperti karena
tekanan yang diukur terlalu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai