Definisi
Pielonefritis adalah infeksi parenkim ginjal dan biasanya merupakan
lanjutan dari sistitis akut (penyebaran asenden). Pada neonatus, pielonefritis akut
muncul dengan sepsis dengan gejala letargi, kejang, syok, suhu yang tidak
stabil, ikterik fisiologis yang persisten. Gejala non spesifik termasuk gagal
tumbuh, muntah, diare. Infeksi saluran kemih pada bayi usia dibawah 1 tahun
mengindikasikan pielonefritis akut.
B. Klasifikasi
Infeksi saluran kencing dapat dibedakan menjadi infeksi saluran kencing
bagian bawah (urethritis atau cystitis) atau infeksi saluran kencing bagian atas
(pyelonephritis).
Infeksi saluran kencing bagian bawah ditandai dengan pyuria, seringkali
dengan dysuria, urgensi atau frekuensi. Diagnosis pendugaan yang cepat dapat
dibuat dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh urin yang diperoleh
dengan menghabiskan seluruh isi kandung kemih, tanpa dipusingkan dalam
centrifuge. Urin yang dicat dengan pengecatan Gram dapat mambantu dalam
mengarahkan pemilihan antibiotik inisial. Bakteriuria (lebih dari sebuah kuman
dalam setiap lapangan pandang menggunakan pembahasan kuat dengan
bantuan minyak imersi) atau pyuria (lebih dari 8 leucocyt dalam setiap lapangan
pandang menggunakan pembesaran kuat) berkorelasi baik dengan adanya
infeksi. Baikan kuantitatif biasanya menghasilkan lebih dari 104-106 bakteri/ml.
Jumlah koloni kurang dari 104-106 coliform/ml bisa juga menunjukkan infeksi
pada wanita dengan dysuria akut.
Infeksi saluran kencing bagian atas (pyelonephritis) adalah infeksi
perenchym ginjal. Keluhan-keluhan yang menyebabkan penderita datang
berkonsultasi adalah demam dan nyeri pinggang, simptom-simptom infeksi
saluran kencing bagian bawah. Contoh urin khas menunjukkan bakteriuria yang
bermakna, pyuria dan kadang-kadang silinder leucocyt. Infeksi saluran urogenital
di tampat-tampat lain (misalnya epididymis, prostat, daerah perinephric) sering
berkaitan dengan bakteri yang jumlahnya kurang dari 1000/ml dan mempunyai
menifestasi klinis yang berbeda.
C. Faktor Risiko
Faktor risiko ISK antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
kelamin.
Wanita hamil : pada wanita hamil, terjadi relaksasi semua otot polos
yang dipengaruhi oleh progesteron, termasuk kandung kemih dan
ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin di bagian-bagian
tersebut, yang meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri. Uterus pada
kehamilan juga dapat menghambat aliran uri pada keadaan-keadaan
11.
tertentu.
Wanita menopause. Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih
pada wanita adalah pembentukan selaput mukus dependen estrogen
yang membungkus kandung kemih, yang memiliki fungsi antimikroba.
Pada menopause, kadar estrogen turun dan perlindungan ini lenyap.
Pada kedua jenis kelamin, proteksi terhadap infeksi saluran kemih
terbentuk oleh sifat alami urin yang asam dan berfungsi sebagai bahan
12.
13.
14.
glomerulonefritis).
Instrumentasi: prosedur diagnostik invasif.
Umur : pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna, asiditas urin
DM,
hipertensi,
penyakit
sel
sabit,
pada
infeksi
tanpa
komplikasi
termasuk
Staphylococcus
epidermidis
dipertimbangkan
awalnya
sering
diisolasi
kontaminan
untuk
dari
saluran
membantu
kemih,
harus
mengkonfirmasi
organisme sebagai patogen yang nyata. Organisme diisolasi dari individu dengan
infeksi rumit lebih bervariasi dan umumnya lebih tahan dari yang ditemukan
diinfeksi rumit. E. coli merupakan patogen yang sering terisolasi, tetapi itu
menyumbang kurang dari 50% dari infeksi. Lain sering terisolasi organisme
termasuk Proteus spp., K. pneumoniae, Enterobacter spp., P.aeruginosa,
staphylococcus, dan enterococci. Enterococci mewakili organisme kedua yang
paling sering terisolasi pasien dirawat di rumah sakit. Pada bagian, temuan ini
mungkin terkait dengan penggunaan ekstensif third generation antibiotik
sefalosporin, yang tidak aktif terhadap enterococci. Vankomisin - tahan
Enterococcus
faecalis
dan Enterococcus
faecium
(vankomisin
tahan
enterococci) telah menjadi lebih meluas, terutama pada pasien dengan rawat
inap jangka panjang atau mendasari keganasan. Vankomisin tahan enterococci
adalah masalah kontrol terapi dan infeksi utama karena organisme rentan
terhadap beberapa antimikrobial.
E. Patofisiologi (terlampir)
F. Manifestasi Klinis
badan. Infeksi
yang menetap atau kambuh dapat menyebabkan jaringan parut progresif di ginjal
disertai gagal ginjal pada akhirnya.
Pada pememriksaan fisis terdapat nyeri pada pinggang dan perut serta
nyeri pada sudut costovertebral, suara usus melemah seperti ilues paralitik. Pada
pemeriksaan darah menunjukkan adanya leukosistosis disertai peningkatan laju
endap darah, urinalisis terdapat piuria, bakteriuria, dan hematuria. Pada
pielonefritis akut yang mengenai kedua sisi ginjal terjadi penurunan faal ginjal;
dan pada kultur urine terdapat bakteriuria.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Penderita infeksi saluran kencing dapat tidak bergejala, namun umumnya
mempunyai gejala yang terkait dengan tampat dan keparahan infeksi.
Gejalagejala dapat meliputi berikut ini, sendirian atau bersama-sama:
1) Menggigil, demam, nyeri pinggang dan sering nausea serta muntah
(biasanya terkait dengan pielonefritis akut)
2) Disuria, sering atau terburu-buru kencing, nyeri suprapubik, dan
hematuria (bisanya terkait dengan sistesis). Penderita infeksi saluran
kencing kronik dapat mengalami gejala-gejala yang terkait dengan infeksi
saluran kencing akut secara kronik atau secara periodik atau berselang
seling, atau mungkin tidak bergejala yang nyata sampai terjadi gagal
ginjal. Kebanyakan penderita dengan bakteriuria tidak bergejala dapat
mengingat pernah menderita gejalagejala saluran kencing sebelumnya,
dan
beberapa
berkembang
menjadi
infeksi
bergejala
akut. Ada
seperti masa linak pada pinggang dan terasa nyeri waktu disentuh adalah
khas pielonefritis akut. Kemudian bila didapatkan rasa nyeri pada prostat
atau epididymis yang membengkok, dan berbenjol menandakan ada
prostatitis akut epididymitis. Namun, tanda-tanda infeksi saluran kencing
biasanya sukar ditentukan.
Urinalisis dan kultur penting untuk diagnosis yang akurat. Temuan
sekurang-kurangnya satu organisme perlapangan pandang besar dengan piuria
merupakan indikator yang sensitif untuk infeksi. Jika terdapat banyak sel epital,
spesimen dianggap terkontaminasi dan hasilnya tidak dapat diandalkan.
Kateterisasi steril harus dilakukan untuk memperoleh urin pada perempuan saja.
Adanya lebih dari 100 unit pembentuk koloni (CFU, colony forming unit) per
mililiter pada pasien dengan gejala-gejala ISK dianggap diagnostik. Secara
tradisional, kultur yang memperlihatkan 100.000 bakeri per mililiter dianggap
standar emas diagnosis, meskipun ditemukan juga jumlah koloni yang lebih
sedikit sebagai penyebab infeksi.
H. Penatalaksanaan
Pada
ISK
bagian
bawah
nonkomplikata
dan
sederhana,
Komplikasi
ISK pada anak dihubungkan dengan tingkat komplikasi yang lebih tinggi.
Patofisiologi