II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Y.R.
Umur
: 39 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/tanggal lahir
: Tara-tara, 14 April 1977
Status perkawinan
: Belum Menikah
Pendidikan Terakhir
: SMA
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Suku/Bangsa
: Minahasa / Indonesia
Alamat
: Tara-tara
Agama
: Kristen Protestan
Tanggal MRS
: 2 November 2016
Cara MRS
: Pasien datang diantar oleh keluarga
Tanggal Pemeriksaan
: 2 November 2016
Tempat pemeriksaan
: RS Prof. Dr. V.L Ratumbuysang
RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh melalui:
1. Autoanamnesis dengan penderita pada tanggal 4 November 2016 di
ruang Waraney RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
2. Alloanamnesis dengan Ayah penderita pada tanggal 4 November2016.
A. Keluhan Utama :
Pasien sangat gelisah dan tidak bisa tidur.
B. Riwayat Gangguan Sekarang:
Pasien dilarikan ke RS Prof. Dr. V. L Ratumbuysang pada tanggal 2
November 2016, dengan keluhan sering gelisah dan tidak bisa tidur
selama 2 hari 2 malam. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Dari
anamnesis ditemukan bahwa pasien merasa gelisah dan teringat-ingat
kejadian beberapa tahun yang lalu. Karena gelisah, kebiasaan merokok
penderita meningkat hingga 5 bungkus per hari sejak hari minggu.
Pasien tidak melihat dan mendengar hal-hal yang aneh. Keluhan ini
timbul karena ia kehabisan obat. Awalnya pasien terlihat murung lalu
berlahan-lahan gerak gerik penderita mulai terlihat aneh, tatapan mata
menjadi kosong dan kebiasaan merokok pasien meningkat. Ia kemudian
meminta keluarganya untuk diantarkan ke rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien pernah mengalami kecelakaan lalu lintas pada saat SMA.
Ketika pasien akan melanjutkan ke perguruan tinggi, kepribadian
disangkal.
RIWAYAT PRIBADI
A. Prenatal dan Perinatal
Penderita adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Selama kehamilan
kondisi kesehatan fisik dan mental Ibu penderita cukup baik. Penderita
lahir normal dibalai KIA ditolong oleh bidan kampung. Tidak ditemukan
kelainan atau cacat bawaan. Lahir spontan, tidak biru (sianosis) maupun
kuning (ikterik).
B. Masa anak-anak awal (usia 0-3 tahun)
Ayah pasien menceritakan bahwa saat lapar dan haus ia langsung segera
memberikan ASI. Pasien minum ASI hingga usia 1 tahun. Pasien sudah
mulai berjalan, minum dari gelas dan sudah mulai mengucapkan
beberapa kata. Pasien diajarkan BAB (Buang Air Besar) di toilet oleh
ibunya. Ketika pasien ingin BAB, pasien sudah bisa berbicara ke
orangtuanya. Keluarga mengasuh
pengasuh.
Pasien diajarkan BAK (Buang Air Kecil) di toilet (toliet training)
oleh orang tuanya, dan dapat ke tolilet sendiri saat pasien ingin BAK.
Pasien sangat tergantung dengan kedua orangtuanya , saat ditinggalkan
E. Masa dewasa
1. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak memiliki pengalaman bekerja.
2. Riwayat perkawinan dan hubungan
Pasien belum menikah.
3. Riwayat Pendidikan
Saat SD pasien 3 kali pindah sekolah dikarenakan harus ikut dengan
orang tua. Penderita termasuk siswa yang berprestasi sering menjadi
masuk 3 besar peringkat di kelas. Namun saat SMA prestasinya tidak
sebaik saat masih SD dan SMP. Pasien mulai cenderung menjadi agak
malas ke sekolah. Walaupun malas bersekolah tidak pernah mendapat
kesultitan dalam perlajaran.
4. Aktivitas sosial
Pasien merupakan orang yang aktif bekerja, ia pernah bekerja di
Jakarta dan Papua namun dikarenakan putus obat pasien harus pulang
ke Manado. Pasien suka merokok dan meminum miras. Pasien jarang
menonton TV dan tak pernah membaca koran. Aktivitas olah raga
harian selama dirumah tak pernah dilakukan oleh pasien.
Teman-temannya pun jarang menjenguknya yang sedang sakit.
Berinteraksi dengan masyarakat di lingkungan sekitar juga sudah
jarang dilakukan. Jika diadakan kerja bakti dilingkungan tempat
tinggal pasien tak pernah berpartisipasi. Aktivitas sosial pasien
berbeda jauh jika pasien rutin mengkonsumsi obat. Saat pasien rutin
mengkonsumsi obat, ia melibatkan dirinya mengikuti aktivitas gereja.
Pasien sering dimintai tolong oleh ibunya dan ia dapat melakukan
dengan baik. Pasien dapat berinteraksi dengan sanak saudaranya
dengan baik..
Keluarga pasien tak pernah mengurungnya dirumah mereka
hanya mengawasinya saat dirumah Selama pasien dirumah sakit yang
mengunjungi pasien hanya sanak saudaranya saja. Teman-teman
pasie tak pernah menjenguknya.
5. Situasi Hidup Sekarang
Pasien kini tinggal menetap bersama Ibu dan Ayahnya. Saat ini
yang menjadi tulang punggung keluarga ialah kedua saudara pasien.
Selama pasien sakit keluarga tak mengisolasi pasien. Pasien biasanya
tidur dikamarnya, ia tidur sendiri kadang-kadang ibunya tidur
bersamanya dikamar.
Pasien saat putus obat yang hanya ia lakukan adalah dudukduduk sambil merokok. Ia pernah membantu ibunya mengerjakan
aktivitas harian dirumah..
Keluarga pasien telah memaklumi kondisi mental pasien.
Selama pasien dirawat dirumah sakit, orang tuanya secara bergantian
menjaga pasien. Hubungan pasien dan ayahnya sangat baik. Ayahnya
yang selama ini merawatnya karena kedua adiknya bekerja. Untuk
menghemat biaya pengobatan pasien sudah memiliki BPJS.
Denah Rumah
D
R
K
K
Teras
Ket:
K: kamar pasien
K: kamar Ibu pasien
K: kamar adik ke-2
K: kamar adik ke-3
SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM
Suami
: Perempuan
Isteri
: Pasien
: Laki-laki
A. Riwayat Keluarga
Berdasarkan anamnesis yang dilakukan terhadap ayah pasien
ditemukan bahwa pasien tak memiliki anggota keluarga yang mengidap
penyakit kejiwaan, baik bibi, paman, dan saudara-saudara dari kakek dan
dapat
mengenali
dokter
yang
mewawancarai dirinya
3. Daya Ingat:
a.Daya ingat jangka panjang: Sedikit terganggu. Pasien lupa kapan
ia lulus sekolah.
Daya ingat jangka pendek: Baik. Pasien mampu
b.
Abdomen
: tidak terganggu
Fungsi motorik
: kekuatan otot
Tonus otot
: normal
Refleks patologis
10
VI.
VII.
11
12
Pada kasus ini, terdapat 2 gejala yang positif, yaitu Mudah disugesti, yaitu
mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi, menurut keluarga pasien
mudah dipengaruhi oleh temannya dan Interaksi dengan orang lain sering
ditandai oleh godaan seksual yang tidak pada tempatnya atau perilaku
provokatif ditandai dengan pasien gampang mengungkapkan perasaan
terhadap lawan jenis.
Pada aksis III saat ini tidak ditemukan kelainan dari kondisi medis
umum yang dapat menyebabkan gangguan jiwa. Pada aksis IV masalah terkait
primary support group (keluarga) dan lingkungan sosial. Hubungan dengan
lingkungan sekitar yaitu pasien tidak mampu menyesuaikan dirinya selama
masa pendidikan menjadi anggota polisi.
Pada aksis V Global Assesment of Functioning (GAF) scale, GAF
Current 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang. GAF scale high
Level Past Year (HLPY) GAF HLPY 60-51 gejala sedang (moderate),
disabilitas sedang.
VIII.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
: Skizofrenia Paranoid
Aksis II
: Ciri kepribadian histrionik
Aksis III
: Tidak ada diagnosis
Aksis IV
: Ditemukan masalah di tempat kuliah
Aksis V
: GAF
menyeimbangkannya.
Menyarankan kepada
keluarga
pasien
untuk
senantiasa
XII.
PROGNOSIS
1. Ad vitam
2. Ad fungsionam
3. Ad sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
DISKUSI
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1%
penduduk di dunia menderita skizofronia selama hidup mereka. Gejala
skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda.
Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun.3
Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia, pasien harus memenuhi
kriteria DSM-IV atau ICD-X. Berdasarkan DSM IV, kriteria diagnosis
skizofrenia yaitu :4
A. Berlangsung paling sedikit 6 bulan
B. Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan,
hubungan interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi.
C. Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk khas selama periode
tersebut.
D. Tidak ditemukan gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan
mood mayor autisme atau gangguan organik.
Berdasarkan DSM-IV skizofrenia terdiri dari beberapa subtipe yaitu tipe
paranoid, tipe terdisorganisasi, tipe katatonik, tipe tak tergolongkan dan tipe
residual.2
Berdasarkan DSM V dan sinopsis psikiatri dari buku comprehensive of
psychiatry, pedoman diagnostik skizofrenia paranoid harus memenuhi syarat
yaitu :2
14
a.
Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau halusinasi dengan yang
b.
menonjol
Tidak ada dari berikut ini yang menonjol: bicara terdisorganisasi,
perilaku terdisorganisasi atau katatonik, atau afek yang datar atau tidak
sesuai.
Diagnostik psikotik pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status mental, dimana ditemukan gejalagejala yang berkaitan dengan skizofrenia paranoid. Pasien di bawa ke RS
Ratumbuysang karena pasien mengalami halusinasi (+) dan waham (+).
Berdasarkan formulasi diagnostik DSM-V, maka pasien ini didiagnosis
dengan skizofrenia paranoid.
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai status totalitas sifat emosional
dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam
kondisi biasanya.
Pada kasus ini pasien memiliki ciri kepribadian Histrionik, berikut
pedoman diagnosisnya :
1. Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat
perhatian.
2. Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang
tidak pada tempatnya atau perilaku provokatif.
3. Menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang
dangkal.
4. Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik
perhatian kepada dirinya.
5. Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki
perincian.
6. Menunjukkan dramitasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang
berlebihan.
7. Mudah disugesti, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau
situasi.
8. Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan
sebenarnya
Pada kasus ini pasien memiliki cirri kepribadian histrionic.
Berdasarkan pedoman diagnosis menurut DSM V. Padan pasien terdapat 2
gejala positif sehingga pasien disimpulkan memiliki ciri kepribadian ini,
yaitu: mudah disugestif dimana pasien mudah dipengaruhi oleh orang lain
15
obat
yang
diberikan
kepada
penderita
menggunakan
KESIMPULAN
1. Pasien didiagnosis dengan skizofrenia paranoid
2. Pemberian obat pada pasien harus diberikan secara terus-menerus,
meskipun pasien merasa sudah sehat sehingga gejala putus obat tidak
terjadi kembali.
3. Dukungan dan perhatian yang besar dari keluarga sangat diharapkan agar
XIV.
16
A : Umur berapa?
B : 39 tahun hehe
A : Tempat tgl lahir dang?
B : tanggal 14 April
A: Tahun?
B: doh so lupa haha
A : Sudah menikah?
B : Belum
A:Y**** SD dimana?
B: merah putih
A: Waktu SMP sekolah dimana?
B: disana
A: Waktu SMA sekolah dimana?
B: disana no
A : Pendidikannya terakhir SMP atau SD?
B : SMA jo
A : Alamat sekarang tinggal dimana?
B : Disini
A : Masih ingat kenapa masuk rumah sakit?
B : sakit berpikir bagitu padahal tanpa yang bagus for ba pikir dirumah
A : V***** ada dengar bisik-bisikan?
B : belum
B : maso lantaran mara-mara kang kiyapa dang mara-mara?
A : rasa kaya ada orang da ator padahal nyanda tiba-tiba saja ada rasa
kekuatan no dari dalam diri ja maso-maso
A : Itu kekuatan sapa yang kirim?
B : belum
A: Ada rupa lia-lia orang atau setan?
B: belum
A: Ada orang yg iko-iko?
B: nyanda
A : V***** tu lalu ada iku tes polisi tahun berapa kang?
B : 2003 gelombang 1 .
A : kiyapa berhenti dang?
B : masih kita belum berhenti
A: Dulu cita-cita suka jadi apa?
B : menjadi orang yang berguna jika ada yang perlu pertolongan langsung mo
ditolong no
A : V***** masih ingat teman akrab nama sapa?
B : nya ada
A : Teman-teman masih sering ke rumah?
B : belum sempat kalo ada waktu itu mau diusahakan
A: yang ja ba jaga di rumah sakit sapa kang?
B: sapa kang (pasien terus-menerus berpikir)
A: ok V***** nti mo ulang bacerita lagi nee
B: io
Wawancara dengan Ibu pasien
17
Keterangan :
A : Dokter muda
C: Ibu
A : Selamat Sore tante, saya dokter muda maria, saya mau tanya sedikit
tentang awal sakitnya V*****?
C : Ouh iya dok.
A : Awalnya itu bagaimana tante?
C : Dia komang jadi bagini lantaran da iko pendidikan polisi. Dia so diterima
kong kage2 dy kabur dari asrama so 3 kali. Pas dy kabur trng iko se pulang pa
dy diorama mar pad yang ketiga trng antar dari sana so nd terima lantaran le
dy so ni mau deng dy so ada perubahan bagitu dang jadi ba tako-tako
A : masuk RS kapan?
C : masuk hari senin
A : Dulu waktu kecil V***** anaknya bagaimana tantae?
C : Dulu dia anaknya baik sekali dia, penurut sering diruma dy baik sekalie dy
nya ja ba nakal
A : Dari keluarga ada yang pernah sakit begini?
C : nda ada
A : Tanta apa V***** ada masalah?
C : nyanda no Cuma gara-gara itu pendidikan itu no dy mo jadi bagini padahal
bagus dy panurut skalie.
A : Tante mau V***** sembuh?
C : Iyo dok, supaya boleh pulang kong tinggal sama-sama denga torang.
A: Tante makasih ya waktunya, saya sudah selesai bertanya, nanti saya
hubungi lagi kalau ada lagi yang ingin saya tanyakan.
C: oh ia dok
DAFTAR PUSTAKA
1
18
2007.
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri: Ilmu pengetahuan
perilaku psikiatri klinis. Jakarta: Binarupa akasara publisher;2010.h.738-9.
LAMPIRAN
19
20