Anda di halaman 1dari 6

Aktivitas Bongkar Muat Hasil Tangkapan

Pembongkaran ikan menurut Afandy (1998 dalam Skripsi Study Pengembangan PPI),
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh para ABK setelah kapal mendarat di tempat
pendaratan ikan di luar Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan masing-masing,
dimana para ABK mengeluarkan ikan dari dalam palkah kapal untuk kemudian disortir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya pembongkaran ikan adalah jumlah hasil
tangkapan, jumlah buruh, jenis kapal, alat tangkap dan cara membongkar.
Sistem pendaratan ikan meliputi proses pembongkaran ikan, penyortiran serta
pengankutan ikan ke TPI, sedangkan proses pembongkaran ikan merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan setelah kapal tertambat di dermaga pelabuhan dan setelah selesai
dalam pengurusan perijinan bongkar, kapal menunggu sesuai nomor urut bongkar, kemudian
melakukan pembongkaran (Febrisma, 1997 dalam Skripsi Institut Pertanian Bogor
(IPB) Proses Pendaratan Ikan di PelabuhanPerikanan Nusantara Bungus). Menurut Moeljanto
(1982 dalam skripsi Studi Hubungan Hasil Tangkapan di PPN Pelabuhanratu), langkahlangkah yang harus diperhatikan dalam pembongkaran pada pendaratan ikan adalah sebagai
berikut:
1. Bongkar dengan hati-hati dan sedapat mungkin jangan memakai sekop atau garpu, untuk
menghindari luka/memar pada ikan;
2. Pisahkan es dari ikan, sehingga memudahkan penimbangannya. Setelah ditimbang, ikan harus
segera diberi es kembali;
3. Wadah (container), sebaiknya dibuat dari bahan-bahan yang mudah dibersihkan seperti
alumunium; plastik keras tetapi tidak mudah pecah; atau peti kayu yang ringan, kuat dan
mudah dibersihkan;
4. Hindari ikan-ikan tersebut dari sinar matahari langsung dan selalu menambahkan es pada saat
pelelangan, pengangkutan atau pengolahan.

Aktivitas Penjualan Ikan


Kegiatan ekonomi utama masyarakat pesisir biasanya adalah menangkap ikan.Para
nelayan pergi menangkap ikan di daerah dekat pantai.Mereka menggunakan sampan dan
jaring sebagai alat utama.Hasil tangkapan mereka biasanya berbagai jenis ikan dan hewan
laut lainnya.Hasil tangkapan biasanya dijual dan sebagian dibawa pulang untuk
dikonsumsi.Kegiatan yang dilakukan nelayan termasuk kegiatan produksi, nelayan
menghasilkan ikan dan hewan laut lainnya.Penjualan biasanya dilakukan di pasar-pasar
tradisional maupun pasar modern.Ikan-ikan yang dijual didapatkan dari hasil pelelangan atau
pembelian dari bakul-bakul nelayan di TPI.

Aktivitas Pemasaran dan Pengangkutan Ikan


Para nelayan menjual ikan hasil tangkapannya di tempat pelelangan ikan. Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat para penjual (nelayan) dan pembeli melakukan

transaksi jual beli ikan melalui pelelangan dimana proses penjualan ikan dilakukan di
hadapan umum dengan cara penawaran bertingkat. Lelang adalah proses membeli dan
menjual barang dengan cara menawarkan kepada penawar, dan kemudian menjual barang
kepada penawar harga tertinggi. Penjualan ikan dengan sistem lelang tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan nelayan serta pada akhirnya dapat memacu dan menunjang
perkembangan kegiatan penangkapan ikan di laut. Namun penjualan dengan cara lelang
dianggap tidak efektif sehingga nelayan lebih sering menggunakan metode jual berdasarkan
bakul ikan. Bakul-bakul yang berisi ikan tersebut diletakkan dan terjadi aktivitas tawarmenawar antara nelayan dan pembeli.
Pengangkutan berarti memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan media atau sarana angkut yang dapat mempermudah pemindahan ke tempat
lain. Wadah angkut ikan ke TPI bermacam-macam, ada yang menggunakan alat bantu berupa
peti, kantong-kantong yang terbuat dari jaring, sekop atau ganco (Zaitsev et al, 1969 vide
Ilyas, 1983 dalam Skripsi Roif Hordani, IPB, 2008).
1) Sarana angkut:
Gerobak dorong
Digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan dari dermaga ke daerah sekitar Palabuhanratu.
2) Wadah angkut
Tong-tong plastik
Alat ini dilengkapi dengan es dan diangkut dengan kendaraan pickup untuk daerah luar
Palabuhanratu
Keranjang
Digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan yang akan diolah
Trays (keranjang plastik atau blong)
Ikan-ikan hasil tangkapan tidak hanya dipasarkan di wilayah lokal namun juga
diangkut ke luar kota bahkan ke luar negeri untuk diekspor. Hal ini tentu akan membutuhkan
perlakuan berbeda dari ikan-ikan yang didistribusikan hanya di dalam daerah tersebut.
Biasanya ikan-ikan yang akan didistribusikan ke luar daerah/negara diangkut menggunakan
alat transportasi laut dan udara, serta digunakan pula kontainer yang dilengkapi pendingin
untuk menjaga mutu ikan. Ikan-ikan yang akan diekspor terlebih dahulu dimasukkan ke
dalam cold storage sebelum diangkut menggunakan transportasi yang dimaksud.
Hal yang harus diperhatikan dalam mengangkut ikan adalah ikan harus tetap berada
o
pada suhu sekitar 0 C selama pengangkutan sampai tiba di tempat tujuan, ikan tidak
dicemari bakteri, kotoran dan bau yang berasal dari luar maupun dari dalam wadah
pengangkut yang digunakan, ikan tidak mengalami perubahan organoleptik (rupa, bau, cita
rasa dan tekstur) yang menyolok setiba di tempat yang dituju (Ilyas, 1983 dalam buku
Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan). Idealnya, pengangkutan ikan segar harus dilakukan
dengan sarana yang higienis dan dapat mempertahankan suhu rendah ikan (Murniati dan
Sunarman, 2000 dalam buku Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan).

Aktivitas Pengepakan
Sebelum didistribusikan, hasil tangkapan terlebih dahulu dikemas sedemikian rupa
sehingga mutu ikan tersebut masih terjaga sampai di tempat tujuan. Berikut adalah langkahlangkah packing :
1. Siapkan perlengkapan packing: box fiber/box styrofoam, plastik pelapis, spidol, stiker
label, tali strapping, lakban putih, dan sarung tangan.
2. Cek suhu tengah ikan yang telah diproses chilling.
3. Siapkan box fiber atau box styrofoam, lapisi bagian dalamnya dengan plastik (plastik
berguna untuk menjaga suhu ruang dalam boks tetap stabil sehingga suhu tengah tubuh ikan
tidak naik lebih dari 2C, isi es dengan ketebalan 5 cm.
4. Masukkan ikan ke dalam boks dengan posisi perut di atas (bertujuan agar daging bagian
bawah ikan tidak rusak) secara berjajar (horisontal). Susunan dari bawah ke atas es-ikan-esikan-es dan seterusnya.
5. Setelah boks penuh (kapasitas fiber 120 kg, styrofoam 30 kg disesuaikan ukuran boks)
lapisi bagian atas dengan es setebal 5-10 cm.
6. Kebutuhan es dalam boks disesuaikan dengan alat transportasi pengangkut dan juga jarak
tempuh hingga sampai ke tangan konsumen.
Saat ini, WWF Indonesia sedang membuat panduan mengenai praktek perikanan yang lebih
baik, di antaranya adalah handling dan packing, dalam serial dokumen BMP (Better
Management Practices) Perikanan. Salah satu serial BMP tersebut adalah mengenai perikanan
karang tangkap.
Pada dokumen tersebut diberikan semacam guidelines mengenai cara tangkap yang ramah
lingkungan serta spesifikasi berat dan panjang ikan yang layak untuk ditangkap. Misalnya,
ikan kerapu X, minimal harus mencapai ukuran panjang XX cm, baru boleh ditangkap. Kalau
kurang dari XX cm maka ikan kerapu tersebut masih remaja, artinya belum bereproduksi.
Dengan menetapkan ukuran minimal ikan yang boleh ditangkap, diharapkan ikan tersebut
minimal telah bereproduksi satu kali sebelum ikan tersebut ditangkap nelayan. Dengan
begitu, stok ikan di laut akan tetap terjaga. Pemisalan tersebut digunakan karena setiap jenis
ikan (dalam kasus ini kerapu dan kakap) memiliki ukuran tangkap minimum yang berbeda
pula. Contoh : Plectropomus maculatus atau yang disebut dengan kerapu sunu atau sunu
memiliki ukuran tangkap minimum 54 cm, sedangkan Cromileptes altivelis atau yang disebut
kerapu bebek atau kerapu tikus memiliki ukuran tangkap minimum 39 cm, sementara
itu Lutjanus malabaricus atau yang disebut kakap merah memiliki ukuran tangkap minimum
54 57.6 cm. Perbedaan ukuran tangkap minimum dari ikan ikan tersebut tergantung pada
siklus reproduksi mereka yang berbeda beda satu dengan lainnya.
Hasil tangkapan dimasukkan ke dalam pengemas dari kayu atau plastik yang sama, biasa juga
digunakan untuk pendistribusian akhir-akhir ini pemakaian kayu sudah agak dikurangi. Bak
plastik yang lebih higienis, ringan dan kuat diganti oleh plastik yang terbuat dari Low

Density Polyethilene (LDPE), Hight Density Polyethilene (HDPE). Idealnya bak ikan
hendaknya mempunyai beberapa sifat :
1.
Cukup ukuran untuk berbagai ukuran yang ditangani
2.
Mudah dibersihkan, disimpan efektif untuk transportasi ikan dingin
3.
Memudahkan dalam penentuan berat ikan ketika ikan dipasarkan
4.
Murah harganya
Bila menggunakan es maka box ikan harus mempunyai lubang, untuk memudahkan
pembuangan air es yang meleleh.

Aktivitas Perbekalan
Sebelum

1.

2.

3.

4.

melaut,

penting

bagi

nelayan

untuk

mempersiapkan

segala

perbekalan.Perbekalan yang dimaksud adalah seperti bahan bakar, persiapan alat tangkap dan
konsumsi untuk nelayan. Perbekalan disiapkan ketika nelayan masih di darat. Perbekalan
disiapkan sesuai dengan lama waktu penangkapan.
Es
Es merupakan perbekalan yang berfungsi untuk mengawetkan ikan dengan cara
menurunkan suhu ikan. Kita ambil contoh kasus di Pelabuhan Nizam Zahman. Kebutuhan
akan es di PPS Nizam Zachman disediakan oleh Perum PPS. Perbekalan es dari Perum PPS
tidak dijual langsung kepada armada-armada penangkapan ikan tetapi dijual melalui agenagen. Untuk memasok kebutuhan es dalam operasi penangkapan ikan, Perum PPS
mengoperasikan 2 unit pabrik es dengan kapasitas 150 ton/hari dan pabrik es yang dikelola
pihak swasta yaitu PT. Safritindo Dwi Santoso yang mempunyai kapasitas 240 ton/hari.
Menurut keterangan dari pihak pelabuhan, permintaan es rata-rata sebesar 9.000-10.000 es
balok/hari yang dihasilkan Perum PPS sebanyak 3.000 es balok/ hari, sedangkan Pt.
Safritindo Dwi Santoso menghasilkan 4.000 es balok/hari.
Solar
Solar merupakan perbekalan yang penting dalam melakukan kegiatan operasi
penangkapan ikan, solar dibutuhkan sebagai bahan bakar mesin diesel yang merupakan mesin
utama bagi armada penangkapan ikan. Solar biasanya diisi di SPBN. Di beberapa pelabuhan,
kebutuhan solar disuplai kepada nelayan oleh perusahaan-perusahaan swasta.
Air Bersih
Kebutuhan air bersih dapat diperoleh dari air PAM dan air truck. Air PAM biasanya
dikelola oleh Perum PPS.
Konsumsi
Kebutuhan konsumsi untuk nelayan selama melaut juga harus diperhatikan. Konsumsi
nelayan dapat berupa beras, mie instan, kopi, dan lain-lain. Banyaknya bahan makanan yang
harus disiapkan disesuaikan dengan lama waktu melaut.

5. Persiapan Alat Tangkap


Alat tangkap perlu diperhatikan sebelum melaut agar ketika dioperasikan tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan alat tangkap atau alat tangkap yang
bersalut/terlilit.

Aktivitas Pengolahan Ikan


Pengolahan ikan, dilakukan dengan tujuan untuk menghambat atau menghentikan zatzat (reaksi enzim) dan pertumbuhan mikroorganisme (mahluk hidup ) yang dapat
menimbulkan proses pembusukan pada ikan.
Dasar pengawetan secara umum adalah :
1. Untuk menghambat perkembangan organism pembusuk
2. Menghancurkan organism pembusuk
Pengolahan ikan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Pengolahan tradisional (penggaraman, pengeringan, fermentasi, pengasapan, perebusan,
pemindangan dll.)
2. Pengolahan modern (chilling, freezing, bottling, canning, smok )
Pengolahan hasil perikanan secara tradisionla mempunyai berbagai cirri antara lain :
a. Usahanya bersifat rumah tangga
b. Lokasi umumnya dekat dengan sumber bahan baku (daerah pesisir )
c. Skala usaha rata-rata kecil
d. Pengetahuan pengolahan rendah
e. Ketrampilan yang diperoleh secara turun temurun
f. Modal usaha kecil
g. Peralatan yang digunakan sederhana
h. Sanitasi dan higienis kurang diperhatikan.
Pengolahan secara tradisional dapat dilakukan dengan cara :
Penggaraman dan Pengeringan
Penggaraman dan Perebusan
Pemindangan
Pengasapan
fermentasi

Aktivitas Industri Perikanan


Industri perikanan, bisa juga disebut dengan industri penangkapan
ikan adalah
industri
atau
aktivitas
menangkap,
membudidayakan, memproses, mengawetkan,menyimpan,
mendistribusikan, dan memasarkanproduk ikan. Istilah ini didefinisikan
olehFAO, mencakup juga yang dilakukan oleh pemancing rekreasi, nelayan
tradisional, danpenangkapan ikan komersial. Baik secara langsung
maupun
tidak
langsung,
industri
perikanan
(mulai
dari
penangkapan/budidaya hingga pemasaran) telah menghidupi sekitar 500
juta orang di negara berkembang di dunia.
Pihak-pihak yang terlibat dalam sub-subsektor perikanan diantaranya adalah :
a.
b.
c.
d.
e.

Nelayan
Tengkulak Ikan
Konsumen Perikanan
Pengusaha Perikanan
Departemen Kelautan dan Perikanan
Di dalam perkembangan suatu industri perikanan terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Handoko, 2001 (dalam buku Manajemen Personalia dan
Sumberdaya Manusia), faktor yang mempengaruhi perkembangan industri perikanan adalah
Sumberdaya ikan, daerah penangkapan, lingkungan serta energi. Sedangkan menurut
Suryana, 1990 faktor yang mempengaruhi di dalam suatu industri perikanan adalah dari
bahan baku, tenaga kerja dan nilai tambah.
Nilai tambah dari sektor perikanan dapat diperoleh dari mengolah hasil tangkapan
perikanan. Untuk hasil perikanan yang bersifar cepat rusak, hanya disimpan selama beberapa
jam setelah penangkapan kecuali disimpan dalam keadaaan dingin, maka produksi
merupakan sumberpenawaran yang penting.

Anda mungkin juga menyukai