Anda di halaman 1dari 12

STUDI PEMANFAATAN FASILITAS

PELABUHAN DI KAMBANG KAB PESISIR


SELATAN SUMATERA BARAT
PROPOSAL
Ditulis Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Memperoleh Pengajuan Skripsi

Oleh:
Zirvathul Murni
1311103010066

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DESEMBER, 2015

PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

STUDI PEMANFAATAN FASILITAS PELABUHAN


DI KAMBANG KAB PESISIR SELATAN
SUMATERA BARAT
Oleh
Nama
NIM
Jurusan

: Zirvathul Murni
: 1311103010066
: Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Disetujui :

Pembimbing I,

Pembimbing II,

NIP.

NIP.
Diketahui :
Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Peerikanan
Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Syiah Kuala,

Nur Fadhli, S.Pi, M.Sc


NIP. 198011292003121001

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal skripsi ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga proposal skripsi ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
penyusunan skripsi yang akan datang.
Harapan saya semoga proposal ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
proposal ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Proposal ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan proposal
skripsi ini.

Banda Aceh, Desember 2015

Penyusun,

DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN............................................................................................

ii

KATA PENGANTAR...................................................................................

iii

DAFTAR ISI.................................................................................................

iv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................

1.3 Tujuan.............................................................................................

1.4 Manfaat...........................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat...........................................................................

3.2 Alat dan Bahan................................................................................

3.3 Metode............................................................................................

3.4 Analisis Data...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki pelabuhan perikanan yang tersebar di seluruh penjuru tanah air
sebagai salah satu elemen penting dan strategis dalam pengembangan sub-sektor
perikanan tangkap. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 45 Tahun
2009 tentang Pelabuhan Perikanan, fungsi pelabuhan perikanan adalah sebagai pusat
pelayanan masyarakat dalam kaitannya dengan tambat labuh perikanan, pendaratan ikan,
pemasaran distribusi ikan, pelaksanaan pembinaan mutu, memperlancar kegiatan
operasional perikanan, dan pelaksanaan kesyahbandaran.
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dan
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat
untuk bongkar muat barang, crane untuk bongkar muat, gudang laut dan tempat tempat
penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang- gudang dimana
barang barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama (Triatmodjo, 2009).
Pelabuhan perikanan bagian dari sistem pembangunan perikanan. Pelabuhan
Perikanan seringkali menjadi barometer majunya perikanan disuatu daerah atau wilayah
karena kita dengan cepat melihat perkembangan unsur-unsur yang berperan dalam usaha
perikanan seperti ikan, kapal perikanan, alat penangkapan ikan, nelayan, pengusaha
perikanan dan pasar ikan. Seringkali Pelabuhan Perikanan dijadikan sarana untuk
mengecek apakah sistem pembangunan perikanan sudah operasional dengan baik.
Misalnya adanya penangkapan ikan dan kemudian pendaratan ikan di Pelabuhan
Perikanan perlu dilakukan pencatatan logbook oleh Nakhoda Kapal. Logbook adalah
salah satu alat pengendali pemanfaatan sumberdaya ikan karena dengan logbook kita
dapat memonitor kondisi pemanfaatan sumberdaya ikan untuk setiap daerah
penangkapan ikan. Begitu juga terhadap monitoring mutu hasil tangkapan dan distribusi
atau harga ikan, itu semua ada dan dilakukan di Pelabuhan Perikanan.

Tata letak fasilitas pelabuhan merupakan salah satu rancangan penting yang harus
diperhatikan dalam merencanakan pembangunan atau pengembangan suatu pelabuhan
peikanan karena hal tersebut sangat menentukan kelancaran operasionalnya.
Fasilitas dasar pelabuhan perikanan (Basic facility) adalah

fasilitas

yang

langsung di butuhkan untuk kelancaran keluar - masuknya kapal di pelabuhan. Fasilitas


fungsional pelabuhan perikanan (Functional facility) adalah fasilitas yang berfungsi
mempertinggi nilai guna dari fasilitas dasar dengan cara

memberikan pelayanan yang

diperlukan. Fasilitas penunjang pelabuhan perikanan (Supporting facility) adalah


fasilitas yang secara tidak langsung mempertinggi peranan pelabuhan perikanan, dan
tidak termasuk fasilitas dasar atau fungsional. Misal: Rumah Dinas, Gedung Olah Raga
dsb.
1.2 Rumusan masalah
Adapun maksud dari perumusan masalah yang hendak diteliti dan berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis akan
mengindentifikasi permasalahan sebagai berikut :
a. Pengelolaan pelabuhan perikanan secara umum
b. Kinerja pemanfaatan fasilitas pelabuhan di Kambang
c. Strategi peningkatan dan pengembangan fasilitas pelabuhan di Kambang.
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi tingkat pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Kambang Barat
Kabupaten Pesisir Selatan
2. Menganalisa permasalahan pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Kambang
Barat Kabupaten Pesisir Selatan
3. Menganalisa fungsi fasilitas Pelabuhan Perikanan sebagai pendukung
1.4 Manfaat
1. Menambah informasi tentang pelabuhan yang mendukung Perikanan Tangkap
Indonesia
2. Menambah informasi tentang pemanfaatan sarana dan prasarana di pelabuhan agar
dapat dimanfaatkan dengan maksimal

3. Menambah wawasan atau informasi tentang pelabuhan perikanan serta fasilitas


fasilitas yang ada

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Triatmodjo (2002), Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (2005), dan


Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pelabuhan
Perikanan, pelabuhan perikanan adalah tempat berlabuh kapal perikanan dimana kapalkapal yang sedang mengisi bahan bakar, perbekalan, perbaikan, dan bongkar muat ikan
yang di dalamnya terdapat beberapa fungsi diantaranya adalah fungsi pokok, fungsi
fungsional, dan fungsi penunjang.
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (1994) tentang Fungsi Pelabuhan
Perikanan adalah sebagai berikut, pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat
berlabuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan hasil tangkapan, tempat untuk
memperlancar kegiatan-kegiatan kapal perikanan, pusat penanganan dan pengolahan
mutu hasil perikanan, pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan, pusat
pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan, pusat penyuluhan dan pengumpulan data,
serta pusat pengawasan penangkapan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya
perikanan.
Berdasarkan

Keputusan

Menteri

Kelautan

dan

Perikanan

RI

Nomor:

Kep.10/Men/2004, pelabuhan perikanan memiliki fasilitas yang terdiri dari fasilitas


pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang. Landasan standar mengenai
pelabuhan perikanan terdapat dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16
Tahun 2006 dan Sciortino (2010). Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
No. 16 Tahun 2006, perencanaan pelabuhan perikanan meliputi penetapan rencana induk
secara nasional, penetapan klasifikasi pelabuhan yang akan dibangun, dan penetapan
wilayah perairan dan daratan tertentu yang akan menjadi daerah lingkupan. Selain itu,
menurut Sciortino (2010), terdapat pembagian kelas pelabuhan sesuai dengan jenis
perikanan yang dilayani, yaitu pelabuhan perikanan rakyat, pelabuhan perikanan pantai,
pelabuhan perikanan lepas pantai, dan pelabuhan perikanan samudera.

Fasilitas perikanan menurut keputusan mentri No. 10 tahun 2004 adalah sarana
dan prasarana yang tersedia di pelabuhan perikanan untuk mendukung oprasional
pelabuhan. Di dalam pelaksanaan fungsi dan peranannya, pelabuhan

perikanan

dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Kapasitas dan jenis fasilitas-fasilitas atau sarana
yang ada umumnya akan menentukan skala atau tipe dari suatu pelabuhan dan akan
berkaitan pula dengan sekala usaha perikanannya ( Lubis, 2000 ).

BAB III

METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek kerja untuk penelitian skripsi dengan judul Studi Pemanfaatan Fasilitas
Pelabuhan Di Kambang Barat akan dilaksanakan di Kecamatan Lengayang Kabupaten
Pesisir Selatan Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai
bulan September tahun 2016.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis
untuk mencatat hasil penelitian, kamera dokumentasi, kuisioner pencatat hasil
wawancara.
3.3 Metode
Metode penelitian ini menggunakan metode wawancara dan metode survey yang
bersifat deskriptif serta melakukan pengumpulan data dengan memusatkan perhatian
pada suatu kasus secara intensif dan mendetail sehingga didapatkan gambaran secara
menyeluruh sebagai hasil dari pengumpulan data dan analisis data dalam jangka waktu
tertentu dan terbatas pada daerah tertentu (Nazir, 1983). Data deskriptif tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu:
- Data Primer : data yang diperoleh dari responden langsung yang dikumpulkan melalui
survey lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara
langsung dari instansi terkait (Nurhayati, 2010).
- Data Sekunder : data penunjang yang diperlukan dalam suatu perencanaan. Data
sekunder dapat diperoleh secara langsung dari instansi yang bersangkutan. Data
sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan bukan untuk kepentingan studi yang
sedang dilakukan tetapi untuk beberapa tujuan lain.
Metode wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dengan cara
bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi. Hasil wawancara
ditentukan oleh beberapa responden yang berinteraksi langsung dengan pewawancara
dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner).
3.4 Analisis Data

Analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi
sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini,
bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan
untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 1994. Petunjuk Teknis Pengelolaan Pelabuhan
Perikanan. Direktorat Bina Prasarana. Direktorat Jenderal Perikanan.
Departemen Pertanian. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai