Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kata gelombang tentunya sudah tidak asing lagi kita dengar seharihari. Sejak duduk di bangku sekolah, pendalaman akan gelombang sudah
dicantumkan dalam kurikulum bahan ajar, dimulai dari gelombang pada
umumnya, hingga kita mengetahui bahwa gelombang terjadi di banyak
peristiwa, baik gelombang suara, gelombang radioaktif, ataupun gelombang
laut.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan mengulas lebih dalam
mengenai gelombang laut yang memiliki peranan penting dalam perencanaan
pelabuhan. Kita menyadari bahwa sistem transportasi yang digunakan
Indonesia tidak terpaku pada jalur transportasi darat. Mengingat Indonesia
adalah negara maritim, yang antara satu kota ke kota yang lain seringkali
dipisahkan oleh perairan baik selat, teluk, laut, ataupun samudera.
Pada bulan desember tahun 2004 lalu, saudara-saudara kita yang
berada di Aceh dan sekitarnya mengalami kesedihan yang sangat mendalam.
Gelombang tsunami yang sangat dahsyat merenggut nyawa ratusan ribu
orang. Anak-anak terpisah dari ibu maupun bapaknya, ribuan bangunan
hancur, sungguh duka yang sangat dalam.
Penting bagi kita untuk mengetahui dan mempelajari berbagai
fenomena alam yang dapat terjadi. Penulis pribadi baru mengetahui tentang
adanya gelombang tsunami setelah musibah yang menerpa Aceh tersebut.
Peristiwa alam perlu kita pelajari, karena tentunya tidak ada yang
menginginkan sesuatu yang buruk terjadi dan menimbulkan banyak kerugian
yang mungkin saja apabila situasinya sudah dapat diprediksi lebih awal, akan
menyelamatkan banyak hal, baik manusia, maupun materi.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gelombang?
2. Apa hubungan gelombang dengan perencanaan pelabuhan?

C. Maksud dan tujuan


1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian gelombang
2. Memahami hubungan gelombang dengan perencanaan pelabuhan
D. Batasan masalah
Penulis tidak akan menjelaskan secara terperinci mengenai teori-teori yang
digunakan dalam perhitungan gelombang, ataupun detil konstruksi break
water.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Gelombang
Gelombang adalah peristiwa naik turunnya permukan air laut dari
ukuran kecil (riak) sampai yang paling panjang (pasang surut). Gelombang
yang terjadi di perairan Teluk Pelabuhan Ratu merupakan gelombang hasil
rambatan yang terjadi di samudera Indonesia. Gelombang ini dipengaruhi oleh
kondisi topografi dasar laut dan keadaan angin. Hasil pengamatan
memperlihatkan bahwa keadaan gelombang tertinggi terjadi pada periode
bulan desember sampai februari (musim barat), ketinggian gelombang
mencapai 1,5 m 2 m. Sedangkan pada bulan lainnya tinggi gelombang yang
tercatat kurang dari 1,5 meter.
Penyebab utama terjadinya gelombang adalah angin. Gelombang
dipengaruhi oleh kecepatan angin, lamanya angin bertiup, dan jarak tanpa
rintangan saat angin bertiup (fetch). Pada hakikatnya, gelombang yang
terbentuk oleh hembusan angin akan merambat lebih jauh dari daerah yang
menimbulkan angin tersebut. Hal ini yang menyebabkan daerah di pantai
selatan Pulau Jawa memiliki gelombang yang besar meskipun angin setempat
tidak begitu besar. Gelombang besar yang datang itu bisa merupakan
gelombang kiriman yang berasal dari badai yang terjadi jauh dibagian selatan
Samudera Hindia.
Gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan
menjadi

beberapa

macam

tergantung

kepada

gaya

pembangkitnya.

Pembangkit gelombang laut dapat disebabkan oleh: angin (gelombang angin),


gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa
(vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun
gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.
Gelombang yang paling penting dalam perencanaan pelabuhan adalah
gelombang angin (yang selanjutnya disebut gelombang) dan pasang surut.
Tsunami adalah gelombang yang sangat besar yang apabila sampai di pantai

akan bias menghancurkan kehidupan di daerah tersebut, namun karena


tsunami ini jarang terjadi, maka bangunan pelabuhan tidak direncanakan
berdasarkan tsunami. Perencanaan bangunan dengan memperhitungkan
tsunami akan memberikan dimensi bangunan yang sangat besar, sehingga
pekerjaan menjadi sangat mahal.
Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks
dan sulit digambarkan secara matematis karena ketidaklinieran, tiga dimensi,
dan mempunyai bentuk yang random (suatu deret gelombang akan memiliki
tinggi dan periode yang berbeda). Terdapat beberapa teori yang menjelaskan
gambaran gelombang dengan bentuk yang lebih sederhana yang merupakan
pendekatan gelombang alam, di antaranya adalah teori Airy, Stokes, Gerstner,
Mich, Knoidal, dan tunggal.
Teori gelombang ini adalah formulasi pendekatan dari gelombang
yang terjadi sebenarnya. Teori gelombang mendeskripsikan fenomena alam
dengan yang memenuhi suatu asumsi tertentu. Teori gelombang mungkin
tidak valid/salah dalam mendeskripsikan fenomena lain yang tidak memenuhi
asumsi tersebut. Berikut adalah notasi yang biasa ditemukan dalam
perhitungan gelombang:

Tinggi Gelombang/wave height (H), merupakan jarak vertical dari

lembah gelombang (trough) ke puncak gelombang (crest)


Periode Gelombang/wave period (T), merupakan waktu yang

ditempuh untuk mencapai satu panjang gelombang


Amplitudo Gelombang/wave amplitude (A), diukur dari permukaan air
tenang (Still Water Level / SWL) ke puncak gelombang atau dari SWL

ke lembah gelombang
Panjang Gelombang/wave length (L), yaitu jarak horizontal dari
puncak gelombang ke puncak berikutnya
Angka Gelombang/wave number (k), didefinisikan sebagai 2*pi/L
Kecepatan Gelombang/wave celerity (C),
Kecepatan gelombang menjalar, didefinisikan L/T

Teori Gelombang Linear/ Teori Gelombang Airy


Gelombang dikategorikan linear artinya

puncak dan lembah

gelombang memiliki amplitudo yang sama atau sinusoidal dengan SWL


sebagai acuannya. Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air
dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik
sinusoidal. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan,
menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut
sebagai gelombang. Tidak seperti aliran air di sungai yang partikel (massa) air
nya bergerak searah dengan aliran, pada gelombang, partikel air bergerak
dalam satu orbit tertutup sehingga tidak bergerak maju. Suatu pelampung
yang berada di laut hanya akan bergerak naik turun mengikuti gelombang dan
tidak berpindah (dalam arah penjalaran) dari tempatnya semula. Partikel air
berada dalam satu tempat, bergerak di suatu lingkaran, naik dan turun dengan
suatu gerakan kecil dari sisi satu kembali ke sisi semula. Gerakan ini memberi
gambaran suatu bentuk gelombang. Pelampung yang mengapung di air pindah
ke pola yang sama, naik turun di suatu lingkaran yang lambat, yang dibawa
oleh pergerakan air. Posisi partikel setiap saat selama orbit tersebut bergerak
diberikan oleh koordinat horizontal dan vertical terhadap pusat orbit. Di
bawah permukaan, gerakan berputar gelombang itu semakin mengecil. Ada
gerak orbital yang mengecil seiring dengan kedalaman air, sehingga kemudian

di dasar hanya akan meninggalkan suatu gerakan kecil mendatar dari sisi ke
sisi yang disebut surge.
Teori Gelombang Airy juga bisa disebut dengan teori gelombang
amplitude kecil, bahwa asumsi tinggi gelombang adalah sangat kecil jika
dibandingkan terhadap panjang gelombang atau kedalaman laut. Periode
gelombang diasumsikan sebagai variable konstan yang tidak berubah terhadap
waktu. Gelombang Linear yang sering diidealisasikan sebagai teori
gelombang aplitudo kecil (airy) menggunakan 2 parameter nondimensional,
yaitu wave stepness (H/L)dan relative depth (d/L) . Wave Stepness atau
kecuraman gelombang adalah perbandingan antara tinggi gelombang dibagi
dengan panjang gelombang. Harga wave stepness yang besar menyebabkan
teori gelombang Airy tidak valid digunakan. Sedangkan relative depth atau
kedalaman relatif adalah perbandingan kedalaman dibagi panjang gelombang.
Kedalaman relatif menentukan apakah gelombang terdispersi atau tidak dan
menentukan apakah kecepatan gelombang menjalar, panjang dan tinggi
gelombang dipengaruhi oleh kedalaman.
Berdasarkan kedalaman relatif (d/L) didefinisikan kondisi dari
gelombang yang terjadi, yaitu diklasifikasikan menjadi 3 kondisi, Shallow
Water, Transitional dan Deep Water.
1. Gelombang di Laut Dangkal (Shallow Water) jika
d/L 1/25
2. Gelombang di Laut Transisi (Transitional )jika
1/25 < d/L < 1/2
3. Gelombang di Laut Dalam (Deep Water) jika
d/L 1/25
Hal ini penting karena persamaan yang digunakan akan berbeda pada setiap
kondisi. Berikut adalah tabel persamaan yang digunakan dalam teori Airy:

Teori Gelombang Non linear


Gelombang non linear artinya amplitudo gelombang pada puncak dan lembah
besarnya berbeda, dengan acuan dari SWL (Still Water Level). Teori
Gelombang Non Linear ini dijelaskan dalam Teori Gelombang Stokes. Stokes
mengembangkan formulasi dari teori gelombang Airy yang mengasumsikan
tinggi gelombang adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan panjangnya
atau

kedalamannya.

Apabila tinggi

gelombang

relatif

besar,

maka digunakan teori gelombang yang memiliki orde lebih tinggi, yaitu teori

gelombang Stokes atau teori gelombang lain. Teori gelombang stokes dapat
bervariasi sesuai tinggi orde yang digunakan. Semakin tinggi orde semakin
banyak suku tambahan pada formula besaran2 gelombang. Teori gelombang
stokes orde 2, orde 3, orde 4, orde 5 dan seterusnya.
Teori Gelombang Lain
1.
Teori Gelombang Soliter, atau teori gelombang tunggal yaitu
gelombang yang terdiri dari satu puncak gelombang. Apabila gelombang
memasuki perairan dangkal maka amplitudo gelombang menjadi semakin
tinggi. Puncaknya menjadi tajam dan lembahnya datar.
2.
Teori Gelombang Cnoidal, merupakan teori gelombang untuk
gelombang yang bersifat periodik dengan puncak tajam dan dipisahkan
oleh lembah yang panjang.
Perbandingan teori gelombang diatas adalah semakin tinggi ordenya maka
puncak gelombang akan semakin curam dan lembah gelombang semakin
landai.

Gelombang

yang

terjadi

di

laut

lepas

kenyataannya

adalah

gelombang irregular (acak). Namun untuk memudahkan perhitungan dapat


digunakan teori gelombang diatas. Untuk menentukan teori yang cocok
digunakan, kita dapat melakukan validasi teori-teori di atas. Oleh karena itu
digunakan Grafik Region of Validity sebagai acuan.

Jika diketahui besarnya tinggi gelombang H, periode gelombang T, dan


kedalaman laut d, maka kita dapat menggunakan grafik diatas. Caranya
dengan menghitung dimensionless parameter yang dalam praktiknya kita
perlu mengambil titik perpotongan d/gT2 dan H/gT2. Titik Perpotongan dari
kedua garis diatas akan berada dalam daerah teori gelombang yang cocok
digunakan. Dimensionless parameter adalah parameter tak berdimensi atau
tidak memiliki satuan yang sering digunakan dalam dunia teknik pantai.
Parameter ini menghubungkan antara satu variable dengan variable lain
melaui grafik atau rumus pada umumnya.
B. Hubungan gelombang dengan perencanaan pelabuhan
Gelombang merupakan faktor penting di dalam perencanaan bangunan
pantai dan pelabuhan. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya,

10

gelombang dapat terjadi karena angin, pasang surut, gangguan buatan seperti
gerakan kapal dan gempa bumi. Pengaruh gelombang terhadap perencanaan
bangunan pantai dan pelabuhan antara lain adalah sebagai berikut:

Besar kecilnya gelombang sangat menentukan dimensi dan kedalaman

bangunan pemecah gelombang.


Gelombang menimbulkan gaya tambahan yang harus diterima oleh
kapal dan bangunan dermaga.
Pada perencanaan pelabuhan penumpang dan barang, diusahakan

tinggi gelombang serendah mungkin, oleh karena itu diperlukan pembuatan


pemecah gelombang. Dengan adanya pemecah gelombang maka akan terjadi
difraksi (pembelokan arah dan perubahan karakteristik) gelombang. Dalam
difraksi gelombang ini terjadi transfer energi dalam arah tegak lurus
penjalaran gelombang menuju daerah terlindung, apabila tidak terjadi difraksi
gelombang, daerah di belakang rintangan akan tenang. Tetapi karena adanya
proses difraksi maka daerah tersebut terpengaruh oleh gelombang datang.
Transfer energi ke daerah terlindung menyebabkan terbentuknya gelombang
di daerah tersebut, meskipun tidak sebesar gelombang diluar daerah
terlindung.
Gelombang dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai,
menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus (onshore
offshore transport) dan sepanjang pantai (longshore transport), serta
menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai.
Gelombang merupakan faktor utama dalam penentuan tata letak (lay
out) pelabuhan, alur pelayaran dan perencanaan bangunan pantai. Oleh karena
itu, pengetahuan tentang gelombang harus dipahami dengan baik yaitu dengan
cara memahami karakteristik dan perilaku gelombang baik di laut dalam,
selama penjalarannya menuju pantai maupun di daerah pantai, dan
pengaruhnya terhadap pantai.

11

Pemecah gelombang (breakwater) adalah bagunan yang digunakan


untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang.
Bangunan ini memisahkan daerah perairan dari laut lepas, sehingga perairan
pelabuhan tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang besar di laut. Daerah
perairan dihubungkan dengan laut oleh mulut pelabuhan dengan lebar tertentu
dimana kapal keluar masuk melalui celah tersebut.
Dalam perkembangannya pembuatan dan konstruksi pemecah
gelombang dapat dibagi menjadi 3 generasi. Yang pertama adalah
penumpukan batu-batu besar. Pada mulanya orang berpikiran bahwa
bangunan yang dapat menghadapi gelombang yang besar adalah bangunan
yang mempunyai berat yang besar. Semakin besar beratnya akan semakin kuat
menghadapi gempuran gelombang. Itulah sebabnya batu-batu boulder 2 Ton
dihadirkan di laut untuk menghadapi energi yang besar dari gelombang laut.
Kemajuan pemikiran berkembang ketika didapati bahwa susunan batu-batu
tersebut ambrol. Para insinyur kemudian meneliti bahwa batu-batu boulder
tersebut harus mempunyai keterkaitan atau interkoneksi antar unit. Seiring
dengan semakin susahnya cadangan batu alam (boulder) atau tidak adanya
cadangan di sekitar lokasi maka digagaslah bentuk-bentuk batu buatan
(artifical stone) dengan memperbaiki nilai interkoneksinya. Pada tahap ini
dimulailah generasi ke 2 namun dengan basis pemikiran yang sama yaitu unit
batu pelindung berat. Untuk memperoleh berat yang dimaksud maka dimensi
batu besar. Contoh dari batu-batu ini adalah Dolos, tetrapod, x-block,
hexablock dlsb.
Generasi ke dua didominasi dengan bentuk-bentuk menjari karena
diharapkan dapat membuat interkoneksi antar unit ketika dimasukkan ke
dalam laut. Kata diharapkan sengaja dipakai karena untuk membuatnya
demikian sangatlah sulit sesuai dengan model di laboratorium karena dimensi
yang besar dan berat serta medan di laut. Namun demikian jika dibandingkan
dengan generasi pertama interkoneksi generasi ke dua lebih baik tetapi masih

12

bersifat random. Random artinya pada satu bagian interkoneksi sangat baik,di
bagian lain sedang dan di bagian lainnya tidak baik (renggang). Nah kondisi
ini sangatlah akan berakibat buruk pada jangka panjang karena bagian yang
berinterkoneksi buruk akan lepas menyebabkan menurunkan bagian yang
sedang serta bagian yang baik dan akhirnya rontok semua.
Generasi ketiga dimulai dengan penelitian seorang ilmuwan dan
insinyur dari UGM yaitu Ir. Wasi Tri Pramono MASc.,PhD. Pada telitiannya
beliau menemukan dan mengukur secara simultan (pada t yang sama) tiga
gaya yang bekerja pada saat gelombang pecah (gelombang mengenai
bangunan breakwater). Dari penelitian tersebut kemudian beliau di University
of Windsor menciptakan apa yang disebut sebagai Integrated Armour System.
Disebut sebagai generasi ke 3 karena mulai dari pendekatan masalah serta
bentuknya sangat jauh berbeda dengan konsep yang melatarbelakangi kedua
generasi sebelumnya. Integrated Armour System atau disingkat sebagai IAS
mendasarkan dari distribusi gaya pecah pada satu batuan ke batuan di
belakangnya, demikian seterusnya dan seterusnya sampai gaya menghilang
karena gaya dibelokkan oleh slope. Perambatan gaya dilakukan melalui
konektor khusus yang melalukan gaya desak dan gaya tarik. Dengan
mekanisme kerja seperti ini maka tidak diperlukan batuan-batuan yang besar.
Susunannya yang berpelana kuda membuat konstruksinya tahan akan
goncangan gempa yang sering terjadi dan juga sangat kuat menghadapi
tsunami (kekuatan desak hingga 200 T ).
Breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe
pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan
tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi
perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau
karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang,
seperti halnya pada perencanaan jetty.

13

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai


adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu
dari garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk
perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang
sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan.
Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.

Gambar Ilustrasi pelindung Breawater Pada Areal Pelabuhan


Secara umum Breakwater pada pelabuhan memiliki beberapa fungsi pokok
yaitu :

Melindungi kolam perairan pelabuhan yang terletak dibelakangnya


dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan terganggunya
aktivitas di perairan pelabuan baik pada saat pasang, badai maupun

peristiwa alam lainya di laut.


Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam
gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (Refleksi), sebagian
diteruskan (Transmisi) dan sebagian dihancurkan (Dissipasi) melalui
pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lainlainnya.

14

Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan


dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode,
tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang dan
geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak

bangunan).
Berkurangnya

energi

gelombang

di

daerah

terlindung

akan

mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman


sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan
diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan
stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.
Bentuk/tipe pemecah gelombang berdasarkan tipe bangunannya dapat
dibedakan menjadi tiga:

Breakwater Sisi Miring


Pada umumnya pemecah gelombang sisi miring dibuat dari tumpukan
batuan alam yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar
ataupun beton dengan bentuk tertentu. Pemecah gelombang ini lebih
cocok digunakan pada kondisi tanah yang lunak dan tidak terlalu
dalam. Breakwater sisi miring bersifat fleksibel karena jika serangan
gelombang kerusakan yang terjadi tidak secara tiba-tiba, meskipun
beberapa butiran longsor. Biasanya butir batu pemecah gelombang sisi
miring disusun dalam beberapa lapis, dengan lapis terluar terdiri dari
batu dengan ukuran besar dan semakin ke dalam ukurannya semakin
kecil. Bentuk butiran akan berpengaru terhadap kaitan antara butir
batu yang ditumpuk. Butir batu dengan sisi tajam akan mengait satu
sama lain dengan lebih baik seingga stabil.

15

Gambar Potongan Melintang Breakwater Tipe Miring


Butir batu pelindung ada beberapa macam ada yang berupa batu alam dengan
berat mencapai beberapa ton, batu buatan dari beton yang berbentuk kubus

atau bentuk lainya. Butir pelindung buatan dari beton bisa berupa:
Tetrapod
Cube
Tribar
Quadripod
Accropod
Core-loc
Dolos

16

Gambar Lapisan Pelindung Breakwater Tipe Sisi Miring


Breakwater Sisi Tegak
Breakwater tipe ini biasanya ditempatkan di laut dengan kedalaman
lebih dalam dangan tanah dasar keras. Karena dinding breakwater
tegak, maka akan terjadi gelombang diam atau klapotis yaitu
superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul. Tinggi
gelombang klapotis adalah 2 kali tinggi gelombang datang. Hal-hal
yang perlu diperhatikan:

1. Tinggi pemecah gelombang dia atas muka air pasang tertinggi


tidak boleh kurang dari 1 1/3 -1 kali tinggi gelombang datang.
2. Kedalaman di bawah muka air terendah ke dasar bangunan tidak
kurang dari 1 -1 kali atau lebih baik 2 kali tinggi gelombang
datang.
3. Lebar pemecah gelombang minimal tingginya.
4. Kedalaman maksimum perairan 15-20 m.
5. Untuk kedalaman lebih dari 20 m, breakwater sisi tegak dibangun
di atas breakwater sisi miring (breakwater campuran).
Konstruksi Breakwater Tegak dapat berupa:

Blok beton

17

Dibuat dari blok-blok beton massa yang disusun secara vertikal.


Masing-masing blok dikunci dengan beton bertulang yang dicor di
tempat setelah blok-blok tersebut disusun. Puncak pemecah
gelombang dibuat diding beton yang dicor ditempat .Fondasi
terbuat dari tumpukan batu yang diberi lapis pelindung dari blok
beton.

Gambar Breakwater blok beton

Kaison (caisson)
Pemecah gelombang ini dibuat di daratan dan kemudian dibawah
ke lokasi yang telah ditentukan dengan ditarik oleh kapal.
Pengangkutan ke lokasi dilakukan pada waktu air tenang. Setelah
sampai ke lokasi kaison tersebut ditenggelamkan ke dasar laut
dengan mengisikan air ke dalamnya dan kemudian diisi dengan
pasir. Bagian atasnya kemudian dibuat lantai dan dinding beton.
Kaison dibuat seperti kotak dengan sisi bawah tertutup dan
dengan dinding-dinding diafragma yang membagi kotak.

18

Gambar Potongan Melintang Breakwater Tipe Caisson

Sel papan pancang (sheet pile cells)


Pemecah gelombang ini terdiri dari turap beton dan tiang beton
yang dipancang melalui tanah lunak sampai mencapai tanah
keras. Bagian atas dari turap dan tiang tersebut dibuat blok
beton .Pemecah gelombang ini dibuat apabila dasar laut terdiri
dari tanah lunak yang sangat tebal, sehingga penggantian tanah
lunak dengan pasir menjadi mahal.

19

Gambar Sheet Pile Cells

Breakwater Gabungan
Pada pemecah gelombang gabungan konstruksi dikombinasikan antara
pemecah gelombang sisi Tegak yang dibuat di atas pemecah
gelombang

sisi

miring. Breakwater campuran

dibuat

apabila

kedalaman air sangat besar dan tanah dasar tidak mampu menahan
beban dari pemecah gelombang sisi tegak. Pada waktu air surut
bangunan berfungsi sebagai pemecah gelombang sisi miring, sedang
pada waktu air pasang berfungsi sebagai pemecah gelombang sisi

20

tegak. Adapun pertimbangan lebih lanjut mengenai perbandingan sisi


tegak dengan tumpukan batunya. Pada dasarnya ada tiga macam yaitu:
Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi,

sedangkan bangunan sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas.


Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak

harus menahan air tertinggi.


Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari
bangunan sisi tegak.

Gambar Potongan Melintang Breakwater Tipe Gabungan


Berdasarkan sistem semburan breakwater dibedakan menjadi:

Semburan Air
Semburan Udara

Pada pemecah gelombang tipe gabungan ini, digunakan pancaran air


dan udara untuk menghancurkan gelombang laut yang datang. Kedua
sistem ini menggunakan supply udara dan air untuk dipancarkan ke
permukaan laut yang berfungsi sebagai penghancur gelombang yang
datang.

21

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan Breakwater:


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Ukuran dan layout pelabuhan.


Bahan breakwater
Kedalaman perairan
Kondisi tanah dasar laut
Besar dan arah gelombang
Pasang surut.

22

BAB III
KESIMPULAN

1. Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dari ukuran kecil
(riak) sampai yang paling panjang (pasang surut), dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal.
2. Hubungan gelombang dengnan perencanaan pelabuhan:
Besar kecilnya gelombang sangat menentukan dimensi dan kedalaman

bangunan pemecah gelombang.


Gelombang menimbulkan gaya tambahan yang harus diterima oleh
kapal dan bangunan dermaga.

Anda mungkin juga menyukai