Anda di halaman 1dari 13

Sebaran Potensi di Daerah Darat dan Pemanfaatannya

Serta Dampaknya
A.

Pertambangan

Manfaat Positif
Kekayaaan sumber daya alam di Indonesia sangatlah kaya. Baik
yang ada di laut berupa ikan, terumbu karang, keindahan dasar lautnya.
Kekayaan alam daratnya lebih banyak lagi, mulai dari flora, fauna, batubatuan mulia, serta pertambangan. Secara objektif kekayaan alam
tersebut dibagi 2: kekayaan alam yang dapat diperbaharui (renewable
resources) dan tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources). Bila kita
melihat Indonesia ini seperti zambrud di dunia. Saking suburnya apa saja
yang ditanam akan tumbuh dengan baik. Pola kegiatan ekonomi di
Indonesia sangat beragam, wisata sosial budaya, pertanian, perikanan,
pertambangan. Sehingga kalau dilihat secara kekayaan yang ada di
Indonesia seharusnya tidak ada orang miskin, karena semua yang ada di
Indonesia
dapat
dimanfaatkan.
Kebanyakan daerah di Indonesia saat ini, sebagian besar sumber
ekonominya mengandalkan sektor pertambangan, mulai dari Aceh sampai
ke Papua.

Dampak Negatif
Merusak ekosistem hutan
Tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran
benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam

berbahaya, dsb). Contoh: Kasus Teluk Buyat (Sulawesi Utara)


dan Minamata (Jepang).
Tailing (produk samping, reagen sisa, serta hasil pengolahan
pertambangan yang tidak diperlukan) hasil penambangan emas
mengandung salah satu atau lebih bahan berbahaya beracun
seperti Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg), Sianida
(CN) dan lainnya.
Bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh senyawa merkuri di
antaranya kerusakan rambut dan gigi, hilang daya ingat dan
terganggunya sistem syaraf.

B.

Obyek wisata

Manfaat Positif
1. Manfaat Ekonomi
1. Langsung, membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk
komunitas lokal, baik itu sebagai pegawai bagian kebersihan,
kemananan, ataupun yang lainnya yang sesuai dengan
kemampuan, seperti : makanan, minuman atau voucher hp,
sehingga masyarakat lokal bisa mendapatkan peningkatan taraf
hidup yang layak. berpengaruh bagi pemerintah daerah yang
akan mendapatkan pendapatan dari pajak.
2. Tidak Langsung, kemajuan pemikiran akan pengembangan suatu
obyek wisata, adanya emansipasi wanita sehingga wanita pun
bisa bekerja.
2. Conservation of Cultural Heritage : adanya perlindungan untuk
benda-benda kuno, bangunan sejarah, seni traditional seperti musik,
drama, tarian, pakaian, upacara adat. Adanya bantuan untuk
perawatan museum, gedung theater, dan untuk dukungan acaraacara festival budaya.
3. Renewal of Cultural Pride : dengan adanya pembaharuan
kebanggaan budaya maka masyarakat dapat memperbaharui
kembali rasa bangga mereka terhadap peninggalan-peninggalan
bersejarah ataupun budaya.
4. Cross Cultural Exchange : pariwisata dapat menciptakan
pertukaran budaya dari wisatawan dengan masyarakat setempat,
sehingga membuat para wisatawan mengerti tentang budaya
setempat dan mengerti akan nilai-nilai dari tradisi masyarakat

setempat begitu pula sebaliknya masyarakat lokal pun bisa tahu


tentang
budaya
dari
para
wisatawan
tersebut baik yang domestik maupun internasional.
DAMPAK NEGATIF
1. Overcrowding and loss of amenities for residents : setiap
pengelola obyek wisata selalu menginginkan tempat wisata untuk
menyedot wisatawan baik domestik maupun internasional, tetapi
ada hal-hal yang harus diperhitungkan karena apabila suatu obyek
wisata terlalu padat, maka bisa menyebabkan hilangnya
kenyamanan bagi penduduk setempat dan membuat masyarakat
setempat menjadi tidak nyaman dan pada akhirnya akan terbentuk
garis batas antara penduduk lokal setempat dengan wisatawan
yang terlalu banyak.
2. Cultural impacts : karena ingin menyuguhkan sesuatu yang di inginkan
wisatawan, tanpa di sadari mereka sudah terlalu mengkomersialkan
budaya mereka sehingga tanpa sadar mereka telah mengurangi dan
mengubah sesuatu yang khas dari adat mereka atau bahkan mengurangi
nilai suatu budaya yang seharusnya bernilai religius. Contoh : upacara
agama yang seharusnya dilakukan dengan khidmat dan khusyuk, tetapi
untuk menyuguhkan apa yang diingini oleh wisatawan maka mereka
mengkomersialkan upacara tersebut untuk wisatawan sehingga upacara
agama yang dulunya khidmat dan khusyuk makin lama makin berkurang.
Yang ke 2 adanya kesalahpahaman dalam hal berkomunikasi, budaya, dan
nilai agama yang dapat mengakibatkan sebuah konflik.
3. Social Problems : adanya percampuran budaya negatif antara wisatawan
dengan masyarakat setempat.(Inskeep, 1991).

C.

HUTAN

Fungsi/Kegunaan/Manfaat
Lingkungan

Hutan

Bagi

Manusia

dan

Hutan memiliki banyak manfaat untuk kita semua. Hutan


merupakan paru-paru dunia (planet bumi) sehingga perlu kita jaga karena
jika tidak maka hanya akan membawa dampak yang buruk bagi kita di
masa kini dan masa yang akan datang.

Fungsi Hutan dan Program Penyelamatan Paru-paru Bumi

1. Manfaat/Fungsi Ekonomi
- Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang
yang bernilai tinggi.
- Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.
- Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke
luar negeri.
2. Manfaat/Fungsi Klimatologis
- Hutan dapat mengatur iklim
- Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen
bagi kehidupan. Daun, ranting, dan dahan rapat menjaga sinar matahari
agar tidak tembus leluasa ke bawah pohon. Kerapatan daun fungsinya
sangat besar, yaitu melindungi kawasan semak belukar di bawahnya agar
dedaunan yang membusuk menjadi humus dan menyerap air sebagai
persediaan air hujan jika musim kemarau tiba.
3. Manfaat/Fungsi Hidrolis
- Dapat menampung air hujan di dalam tanah
- Mencegah intrusi air laut yang asin
- Menjadi pengatur tata air tanah
4. Manfaat/Fungsi Ekologis
- Mencegah erosi dan banjir
- Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah
- sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati. Indonesia
memiliki 10 persen hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan
Indonesia memiliki 12 persen dari jumlah spesies binatang menyusui
(mamalia), pemilik 16 persen spesies binatang reptil dan ampibi. 1.519
spesies burung dan 25 persen dari spesies ikan dunia.
DAMPAK NEGATIF
a. Komponen Fisik Kimia

Pengurangan luasan penutupan lahan akibat kegiatan pembukaan


wilayah hutan, penebangan, penyaradan dan juga akibat
peladangan berpindah yang merupakan dampak tidak langsung;

Pemadatan tanah akibat pelaksanaan


terutama terjadi pada jalan-jalan sarad;

Peningkatan aliran permukaan dan erosi yang selanjutnya dapat


meningkatkan debit sungai dan sedimentasi. Hal ini diakibatkan
oleh pembukaan wilayah hutan, penyaradan dan juga akibat
peladangan berpindah;

Perubahan sifat fisik air, terutama peningkatan kekeruhan akibat


sedimentasi dan perubahan sifat kimia air.

kegiatan

penyaradan,

b. Komponen Biologi

Dampak penting pada vegetasi hutan akibat penebangan antara


lain adalah perubahan struktur, kualitas dan potensi kayu;

Dampak penting pada satwa liar akibat kegiatan pengusahaan


hutan adalah hilangnya/berkurangnya habitat satwa yang
menyebabkan terjadinya migrasi satwa terutama satwa arboreal ke
areal lain, khususnya hutan yang belum dibuka;

Perubahan kualitas air yang selanjutnya dapat menimbulkan


dampak terhadap biota perairan.

D.

PERTANIAN
Manfaat Positif

Pertanian sebagai penyedia pangan

Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya


adalah makanan (pangan). Sampai sejauh ini, pangan masih
disediakan oleh pertanian (dalam arti luas : daging oleh peternakan
dan perikanan). Teknologi modern yang ada sekarang pun belum dapat
membuat makanan sintetis, sehingga untuk kebutuhan pangannya,
manusia masih mengandalkan produk-produk pertanian.

Pertanian sebagai penyedia bahan papan

Walaupun papan atau perumahan, dapat dibuat dari berbagai bahan


sintetis, semisal plastik, seng, beton, dll., tetapi sebagian besar
bahannya menggunakan produk pertanian, terutama kayu. Kayu dan

bahan produk pertanian lainnya juga menjadi bahan baku berbagai


mebel.

Pertanian sebagai penyedia faktor keamanan

Produk pertanian juga banyak digunakan sebagai bahan baku


berbagai alat-alat keamanan, karena beratnya yang ringan dan mudah
dibentuk, misalnya bagian dari komponen senjata, dan alat-alat
perlindungan dan beladiri lainnya.

Pertanian sebagai sumber nafkah (bidang pekerjaan)

Produk kegiatan pertanian merupakan barang-barang bernilai


ekonomis yang dapat diperjualbelikan, sehingga kegiatan pertanian,
bukan saja sebagai suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri,
tetapi juga dapat merupakan pekerjaan untuk mendapatkan nafkah.
Dari proses produksinya, pemanenan, pengolahan, pengepakan,
pemasaran, dll. melibatkan berbagai jenis usaha dan pekerjaan, dan
telah menjadi mata pencaharian berjuta-juta orang di seluruh dunia.

Pertanian sebagai faktor sosio-politik

Mengingat produk pertanian bernilai ekonomi tinggi, maka tentunya


dapat digunakan sebagai suatu alat sosio-politik. Pemerintahan yang
gagal menyediakan produk pertanian yang cukup untuk rakyatnya
sudah terbukti banyak yang jatuh. Rakyat yang kelaparan dapat
berdemonstrasi bahkan menimbulkan kekacauan jika perut mereka
kosong karena produk pertanian sulit dan mahal.

Pertanian sebagai penyedia bahan baku industry

Produk pertanian, selain dapat dikonsumsi secara langsung banyak


juga yang merupakan bahan baku berbagai jenis industri. Sebagai
contoh, tanaman obat merupakan bahan baku industri jamu dan
farmasi, tanaman berminyak, berupa; kelapa sawit, kacang tanah,
bunga matahari, kanola, menjadi bahan baku industri minyak.
Sementara getah karet menjadi bahan baku industri ban dan industri
yang menggunakan lateks.

Pertanian sebagai sumber devisa Negara

Produk pertanian juga tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri di


dalam negeri, tetapi banyak juga yang dapat diekspor untuk memenuhi
kebutuhan negara-negara lain. Kegiatan ekspor ini akan menghasilkan
devisa yang sangat penting untuk membiayai pembangunan. Di antara

produk pertanian Indonesia yang banyak diekspor adalah kayu, kakao,


kopi, karet, rotan, dll.

Pertanian sebagai industri pariwisata dan kesehatan rohani

Tanaman pertanian maupun tumbuhan liar, contohnya perkebunan


teh dan gunung yang menghijau merupakan obyek pariwisata dan
penyedia kesehatan rohani, terutama bagi orang yang sudah penat
dan suntuk serta lelah bekerja. Setiap akhir pekan, apalagi saat
liburan, jalur Puncak Cianjur yang sejuk dan teduh serta menenangkan,
selalu dipenuhi oleh orang-orang untuk berlibur atau menenangkan
diri.
Dampak negatif
Sistem pertanian akan menyebabkan berkurangnya penyerapan air
hujan. Sehingga sering menyebabkan banjir. Penggunaan pestisida
dalam pertanian anorganik akan menimbulkan berbagai masalah,
yaitu:

Penurunan kualitas air tanah serta kemungkinan terjangkitnya


penyakit akibat pencemaran air merupakan implikasi langsung dari
masuknya pestisida ke dalam lingkungan.

Aliran permukaan seperti sungai, danau dan waduk yang tercemar


pestisida akan mengalami proses dekomposisi bahan pencemar.
Dan pada tingkat tertentu, bahan pencemar tersebut mampu
terakumulasi hingga dekomposit.

Pestisida di udara terjadi melalui proses penguapan oleh sinar matahari


terhadap badan air dan tumbuhan. Selain pada itu masuknya pestisda
diudara disebabkan oleh driff yaitu proses penyebaran pestisida ke
udara melalui penyemprotan oleh petani yang terbawa angin.

Gangguan pestisida oleh residunya terhadap tanah biasanya terlihat


pada tingkat kejenuhan karena tingginya kandungan pestisida
persatuan volume tanah. Unsur-unsur hara alami pada tanah makin
terdesak dan sulit melakukan regenerasi hingga mengakibatkan
tanah-tanah masam dan tidak produktif.

WHO ( World Health Organization ) memperkirakan bahwa setengah


juta kasus keracunan pestisida muncul setiap tahunya, 5000 orang
diantaranya berakhir dengan kematian. Pada akhir tahun 1980
dilaporkan bahwa jumlah keracunan pestisida di dunia dapat
mencapai satu juta kasus dengan 20.000 kematian per tahun.

Jenis Pestisida dan potensi bahaya bagi kesehatan manusia


No. Jenis Pestisida Jenis Penggunaan Potensi Bahaya Pada
Kesehatan Manusia
1. Asefat Insektisida: Kanker, mutasi gen, kelainan alat
reproduksi
2. Aldikard Insektisida: Sangat beracun pada dosis rendah
3. BHC Insektisida: Kanker, beracun pd alat reproduksi
4. Kaptan Insektisida: Kanker, mutasi gen
5. Karbiral Insektisida: Mutasi gen, kerusakan ginjal
alat

6. Klorobensilat Insektisida: Kanker, mutasi gen, keracunan


reproduksi
7. Klorotalonis Fungisida: Kanker, keracunan alat reproduksi
8. Klorprofam Herbisida: Kanker, mutasi gen, pengaruh kronis

E.

PERKEBUNAN
Manfaat Positif
Suatu peluang usaha akan menjadi sumber pendapatan yang
memberikan tambahan penghasilan kepada masyarakat jika mampu
menangkap peluang usaha yang potensial dikembangkan menjadi
suatu kegiatan usaha yang nyata. Dengan demikian kemampuan
masyarakat memanfaatkan peluang yang ada akan dipengaruhi oleh
kemampuan masyarakat dalam menangkap peluang itu sendiri. Hal
kedua adalah kemampuan mengorganisir sumberdaya yang dimiliki
sedemikian rupa sehingga peluang yang potensial menjadi usaha yang
secara aktual dapat dioperasikan (Basri, 2003).

Perkebunan merupakan pilar ekonomi bangsa ini tetapi merupakan


katalisator untuk pembangunan pedesaan.

Kegiatan perkebunan akan berpengaruh secara langsung ataupun


tidak langsung pada perkembangan ekonomi daerah ekonomi
regional dan masyarakat di daerah sekitar atau pengolahan.

Dengan adanya industri maka akan menyebabkan dapat


memperluas tenaga kerja dan Kesempatan berusaha, peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar dan mendongkrak PAD
(pendapatan asli daerah).

Sedangkan untuk pemerintahan, perkebunan kelapa sawit dan hasil


dari perkebunan tersebut bisa menjadi penghasilan negara seperti
yang telah dibahas diatas.

Dampak Negatif
penyebab kerusakan dan sering ireversibel substansial
terhadap lingkungan alam. dampak meliputi: deforestasi,
hilangnya habitat dan spesies tertentu, dan peningkatan
yang signifikan dalam gas rumah kaca emisi.
polusi ini diperburuk karena banyak hutan di Indonesia dan Malaysia
berbaring di atas rawa gambut yang menyimpan sejumlah besar
karbon yang dilepaskan ketika hutan ditebang dan rawa
dikeringkan untuk dijadikan perkebunan.
penghancuran ekosistem hutan, terancam punah sejumlah
satwa endemik (Kalimantan), hancurnya tatanan adat dan
kebiasaan
hidup
masyarakat
Dayak
(kalimantan),
terciptanya kemiskinan struktural, konflik tanah yang
berkepanjangan.
Krisis budaya dan krisis tanah,Saat tumbuh, kebun yang dikelola
membutuhkan banyak air. Ini berdampak pada penurunan debet
air sungai yang berada di dekat perkebunan, termasuk
pencemaran oleh limbah pabrik. Beberapa perusahaan di
Indonesia memang mengelolah limbah mereka, tetapi realitasnya
lebih banyak yang membuang limbah ke sungai. Pengaruh dari
limbah ini, selain ikan atau hewan air tidak bisa hidup, air juga
tidak
bisa
dikonsumsi
manusia
karena
sangat
membahayakan kesehatan.

F.

FAUNA DAN FLORA LAINNYA

1. Wilayah Ethiopian

Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun


Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas didaerah
ini adalah: gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah,
harimau. Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya
terdapat di Sungai Nil, Mesir.

2. Wilayah Paleartik

Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa,


Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya,
Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai
Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini
bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan
tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis
fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di
Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing
Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah
ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar.
Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.

3. Wilayah Nearktik

Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara


dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam
kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox,
caribau, domba gunung.

4. Wilayah Neotropikal

Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan


sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik
dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan
Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di
padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah
Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena
jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa
spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular,
kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap
darah.

5. Wilayah Oriental

Untuk daerah oriental, daerah penyebaran biotiknya meliputi daerah Asia


bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung
Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina. Fauna yang

terdapat di daerah penyebaran ini misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah,


Badak, burung Merak.

6. Wilayah Australian

Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku,


pulau-pulau di sekitarnya, dan kepulauan di Samudera Pasifik. Beberapa
hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis
mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini
seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet.
Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon.
Fauna yang terdapat di wilayah ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau
disekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan
binatang-binatang di benua Australia. Daerah ini juga disebut fauna
dataran Sahul., contohnya antara lain: kanguru, kasuari, kuskus, burung
cendrawasih dan berbagai jenis burung lainnya, reptil, dan amphibi.
Persebaran Kawasan suaka alam yang dilindungi di indonesia :

Indonesia meliliki keanekaragaman flora dan fauna baik di Indonesia


bagian barat, tengah dan timur akibat pengaruh keadaan alam,
rintangan alam dan pergerakan hewan di alam bebas. Ketiga
wilayah di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas keragaman
binatang dan tanaman yang ada di alam bebas.

Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber adalah orang-orang
yang mengelompokkan tipe flora dan fauna Indonesia ke dalam tiga
kelompok, yaitu :
1. Fauna Asiatis
Wilayah = Indonesia bagian barat (sumatera, jawa, kalimantan hingga
selat makassar dan selat lombok)
Hewan = badak, harimau, orangutan, gajah, dsb.
2. Fauna Peralihan dan Fauna Asli
Wilayah = Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara)
Hewan = Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, dll.
3. Fauna Australis
Wilayah = Indonesia bagian timur (papua)
Binatang = Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.

- Dalam peta persebaran flora dan fauna Indonesia :


Antara fauna tipe asiatis dan peralihan terdapat garis wallace.
Antara fauna tipe peralihan dan tipe australis terdapat garis weber.

Kondisi flora dan fauna di setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal
seperti :
1. Tinggi rendah dari permukaan laut
2. Jenis tanah
3. Jenis hutan
4. Iklim
5. Pengaruh manusia, dan lain-lain

1. PULAU SUMATRA
a. Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh & Sumatra Utara)
b. Taman Nasional Siberut (Sumatra Barat)
c. Taman Nasional Kerinci Seblat
d. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (Riau)
e. Taman Nasional Berbak (Jambi)
f. Taman Nasional Bukit Duabelas (Jambi)
g. Taman Nasional Bukit Barisan (Bengkulu & Lampung)
h. Taman Nasional Way Kambas (Lampung)
2. PULAU JAWA
a. Taman Nasional Ujung Kulon (Banten)
b. Taman Nasional Kepulauan Seribu (DKI Jakarta)
c. Taman Nasional Gunung Halimun (Jawa Barat)
d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat)
e. Taman Nasional Laut Karimu Jawa (Jawa Tengah)
f. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur)
g. Taman Nasional Meru Betiri (Jawa Timur)
h. Taman Nasional Baluran (Jawa Timur)
i. Taman Nasional Alas Purwo (Jawa Timur)

3. Bali dan Nusa Tenggara


a. Taman Nasional Bali Barat (Bali)

b. Taman Nasional Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat)


c. Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur)
d. Taman Nasional Kelimutu (Nusa Tenggara Timur)
4.

KALIMANTAN
a. Taman Nasional Gunung Palung (Kalimantan Barat)
b. Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan Tengah)
c. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (Kalbar & Kalteng)
d. Taman Nasional Betung Karihun (Kalimantan Barat)
e. Taman Nasional Kayan Mentarang (Kalimantan Timur)
f. Taman Nasional Kutai (Kalimantan Timur)

Anda mungkin juga menyukai