PENDAHULUAN
I.A Latar Belakang
Indonesia
seperti pasang
surut, ombak dan gelombang serta perembesan air laut. Yang ke arah laut
mencakup bagian perairan laut yang dipengaruhi oleh proses alami yang
terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar dari sungai
maupun
yang
disebabkan
oleh
kegiatan
manusia
didarat
seperti
Seharusnya
adalah
pemanfaatan
laut
yang
dapat
sangat
diperlukan,
karena
yang
diinginkanbukan
saja
wajib
memakmurkan
seluruh
rakyat
Indonesia
tanpa
dibandingkan
dengan
perusahaan-perusahaan
asing.
Seluruh
kekayaan alam kita digerus dan dibawa oleh pihak asing. Pemerintah tidak
menjamin ketersediaan energi bagi kebutuhan di dalam negeri sendiri.
Sehingga ketahanan energi nasional menjadi sangat lemah. Sehingga kita
tidak memiliki daya tawar di dunia internasional.
Melalui UU Penanaman Modal Asing yang baru, pihak asing dapat lebih
leluasa dan lebih lama mengeksploitasi sumber kekayaan alam Indonesia,
tanpa harus dipusingkan dengan retribusi atau kompensasi yang berarti
bila terjadi kerusakan alam. Padahal, ketika awal-awal republik ini berdiri,
pihak asing hanya boleh mengelola sumber daya alam Indonesia tidak
lebih dari 35 tahun. Namun dengan UU PMA yang baru ini pihak asing
dapat mengeksploitasi sumber kekayaan alam Indonesia hingga 95-100
tahun lamanya. Itupun belum jelas tanggungjawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility) nya terhadap masyarakat sekitar yang di
daerahnya terdapat kegiatan eksplorasi sumber-sumber energi. Selama ini
paling-paling perusahaan hanya mengeluarkan 2% dari CSR dari jumlah
keuntungan
yang
sangat
besar,
yang
diperoleh
perusahaan
atas
seharusnya
kontraktor
migas,
menjadi
malah
tanggungan
dibebankan
masing-masing
dan
menjadi
pengusaha
tanggungan
pemerintah.
Meski cost recovery cenderung naik dari tahun ke tahun, tetapi produksi
dan
lifting
penurunan.
minyak
dalam
Masalahnya,
negeri
justru
sejumlah
berbalik
arah
kontraktor
mengalami
cenderung
Solusi
Permasalahan utama mengapa aset-aset sumber daya alam (SDA)
Indonesia yang banyak dikuasai pihak asing dinilai penyebabnya adalah
karena kesalahan undang-undang (UU). Menurut pakar perminyakan,
salah satu kesalahan itu terjadi dalam kasus pengelolaan Blok Mahakam
sebagai sumber utama gas bumi di Indonesia. Kesalahan itu bersumber
dari peraturan pemerintah terkait minyak dan gas (Migas) itu sendiri.
Menurut Kurtubi, salah satu contohnya adalah UU Migas No 22/2001 pasal
12 adalah pasal yang melegalkan pencurian Migas oleh pihak asing.
Dalam pasal itu dinyatakan bahwa kuasa pertambangan boleh diserahkan
ke pihak asing. Pasal 12 ini sendiri sudah dicabut oleh Mahkamah
Konstitusi (MK). Tetapi walau Pasal 12 sudah dicabut oleh MK, tetapi ada
cara lain untuk menguasai migas Indonesia untuk pihak asing yaitu
dengan membentuk badan yang bukan perusahaan minyak untuk
mengelola yaitu BP Migas.
Kondisi
sumberdaya
property(milik
bersama)
pesisir
dengan
dan
laut
akses
yang
yang
bersifat
bersifat
common
quasi
open
Dengan
adanya
sifat
sumberdaya
yang
quasi
open
efisienan
ekonomi
karena
semua
pihak
akan
berusaha
pihak
pembangunan
yang
yang
tersentak
hanya
setelah
mengejar
menyaksikan
pertumbuhan
kebijakan
ekonomi
dan
Program
modernisasi
yangbertujuanmenigkatkan
menggunakanteknologi
produksi
hasil
perikan
tangkapan
contohya,
nelayan
lestari
yang
ada.
Degradasi
lingkungan
pesisir
dan
laut
Indonesia
terlibat
aktifdalamtanggung
jawab
sosial
di
luar
politik antara
Untuk
itu
diperlukan
reorientasi
model
Akses
pemanfaatan
teknologi
yangterbatas.
Semakin
tingginya
adalah
dengan
penggunaan
teknologi.
Keterbatasan
dan
tradisional
yang
berakibat
pada
makin
terdesaknya
pemerintah
daerah.
Pemerintah
daerah
dapat
mengelola
masyarakatdi
perikanan
daerah
yang
yang
dijalankan
bersangkutan.
seharusnya
Kebijakan
tidak
hanya
menjaga
kelestarian
sumberdayaperikanan
yang
ada.
Disamping itu, harus pula ada komitmen yang tinggi dan konsisten dalam
menegakkan peraturan hukum yang berlaku agar dapat menghindari
terjadinya konflik-konflik sosialdan ekonomi. Kearifan lokal harus dapat
diakomodir sebagai salah satupranata hukum yang dapat memperkecil
terjadinya konflik antar nelayan. Salah satu bentuk akomodasi kearifan
lokal ini adalahmelalui penyusunan tata ruang wilayah pesisir. Hingga saat
ini masih belum banyakdaerah dan kawasan pesisir yang memilikinya
sehingga belum memiliki kesamaan misi dari berbagai pengaturan dan
kebijakan yang dibuat untuk pengelolaan sumberdaya tersebut.
serta
stakeholderlainnya
pengelolaansumberdaya,
pemanfaatan
dan
mulai
dari
pengawasan.
dalam
setiap
perencanaan,
Pembagian
proses
pelaksanaan,
tanggung
jawab
dan
daerah.Susuna
dalam
model
pengelolaanini
Meningkatkan
pemanfaatan
pendapatan
yang
lestari
masyarakat
dan
dengan
berkelanjutan
bentuk-bentuk
serta
berwawasan
lingkungan.
Keberhasilan
dipengaruhi
pengelolaan
oleh
dengan
model
kemauan
Co-managementini
pemerintah
sangat
untuk
kepada
nelayan
dan
stakeholderlainnya.
managementmembutuhkan
seperti
formulasi
dukungan
kebijakan
Oleh
secaralegal
yang
karena
maupun
mendukung
ke
Co-
finansial
arah
Co-
perikanan.
Pengelolaan
managementmenggabungkanantara
sentralistis
yang
selama
ini
pengelolaan
banyak
dilakukan
Cosumberdaya
oleh
yang
pemerintah
pun
memiliki
peranan
besar
karena
saling
jasa
menjadi
pengembangan
sektor
usaha
yangmemiliki
produktif
kontribusi
masyarakat.
besar
Yangberkaitan
dalam
dengan
kelestarian lingkungan juga tidak lepas dari peran serta dan keterlibatan
sektor industri dimana biasanya limbah industri dibuang ke perairan.
Infrastruktur
pendukungjuga
menjadi
hal
penting
untuk
dapat
atau
forum
komunikasi
antarpemerintahdaerah
yang
perkembangan terburuk
seperti
konflik
antar
dini
nelayan.
khusus
bagi
berkesinambungan.
Pemerintah
Pusat
penanganan
Untuk
untuk
itu,
secara
diperlukan
menjembatani
komprehensifdan
adanya
persoalan
kebijakandari
kemiskinan
dan
nelayan),
pihak
pemerintah
swasta/
(Government).
pengusaha
Sebagai
perikanan
anak
(Private
bangsa
yang
upaya
percepatan
pembangunan
dan
pemerintah
seperti
soal
kebijakan
fiskal
sumberdaya,
bagian
dari
kewenangan
pemerintah,
namuntidak
berarti
Daftar Pustaka
Rudyanto, Arifin, 2008. Kerangka Kerjasama Dalam Pengelolaan
Sumberdaya
Pesisir
Laut.http://maritim.bmkg.go.id/rudy/2008/07/04/ pengelolaan-
Dan