Batuan Karbonat
Batuan Karbonat
Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 %
yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil
presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986).Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan
karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat
keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping menurut definisi Reijers &Hsu (1986)
adalah batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua
batuan karbonat adalah batugamping.
Secara umum batuan karbonat ini mengandung fase primer, sekunder dan butiran
reworked. Fase primer ini merupakan mineral presipitasi yang dihasilkan oleh organisme,
sementara mineral karbonat sekunder dihasilkan oleh presipitasi alami non organik
yang terjadi saat proses diagenesis berlangsung. Material reworked ini sama dengan
mekanisme yang terjadi pada batuan terigen klastik yaitu hasil abrasi pelapukan batuan
sebelumnya.
lime mud merupakan istilah untuk material karbonat dengan butiran yang sangat halus
lebih kecil dari ukuran pasir (kurang lebih kayak matrik or lempung versi karbonatlah) dibagi
dua jenis yaitu micrite yaitu butiran karbonat berukuran <0.004 mm dan microsparite
berukuran atnara 0.004 dan 0.06 mm (Raymond, 2002). Komponen - komponen lainnya ada
juga semen karbonat yang genetiknya lebih kearah diagenesis (sementasi) karbonat dan
fragmen yang lebih kasar dalam batuan karbonat dikenal sebagai allochem (memliki jenis
yang macam-macam. Secara umum dibagi dua , yaitu: yang berasal dari cangkang fosil atau
skeletal grain dan fragmen yang bukan dari tubuh fosil atau murni hasil presipitasi).
a.1) Jenis-Jenis Batuan Karbonat
Pada umumnya batuan karbonat dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1. Batuan karbonat yang bersifat kerangka atau sebagai suatu terumbu (reef)
2. Batuan karbonat yang bersifat klastik
3. Batuan karbonat yang bersifat afanitik atau batugamping halus
4. Batuan karbonat yang bersifat dolomit dan kristalin
a. Batuan karbonat yang bersifat kerangka atau sebagai suatu terumbu (reef)
Tipe batuan ini paling banyak didapatkan dalam batuan karbonat Tersier di Indonesia.
Tipe ini sering membentuk tebing terjal pada singkapan, masif tak berlapis atau perlapisan
buruk yang hanya kelihatan dari jauh.
Tipe gamping terumbu ini sering disebut Boundstone oleh Dunham, sedangkan
berdasarkan terdapatnya lumpur karbonat diantara kerangka atau pecahan-pecahan kerangka
Embrie dan Klovan membuat klasifikasi : Framestone, Bindstone, Bafflestone, Rudstone dan
Floatstone.
Terdapat beberapa klasifikasi batugamping yang dapat digunakan, tetapi dalam industri
minyak, klasifikasi Dunham (1962) yang dimodifikasi oleh Embry dan Klovanmerupakan
klasifikasi yang biasa digunakan. Klasifikasi Dunham didasarkan pada tekstur pengendapan
awal. Faktor utama dalam dalam klasifikasi ini yang perlu diamati adalah :
Jika tekstur pengendapannya tidak dapat dikenali, maka klasifikasi Dunham tidak dapat
digunakan, batuan harus dideskripsi berdasarkan ciri fisik atau diagenesis
Batugamping Kerangka
Jika tekstur pengendapannya dapat dikenali, maka klasifikasi Dunham dapat
digunakan dengan pembagian sebagai berikut :
butiran kurang dari 10% dari seluruh batuan maka disebut mudstone. Mudstone terdapat
dalam lingkungan carbonate platform dan cekungan. Calcareous mudstone berasal dari
hancurnya calcareous alga hijau, pemisahan partikel-partikel skelatal besar, dan kemungkinan
penyerapan inorganik dari air laut. Mudstone pada lingkungan cekungan dan slope berasal
dari winnowed platform muds (periplatform ooze) atau berasal dari cangkang-cangkang
nannoplankton coccoliths (nannofosil ooze). Mudstone berakumulasi pada lingkungan energi
rendah.
butiran lebih dari 10% dengan tetap didominasi oleh lumpur disebut wackestone, sedangkan
bila butiran tidak didukung lumpur tetapi dengan matriks disebutpackstone. Wackestone dan
packstone diendapkan pada lingkungan energi transisi dimana arus tidak dapat memindahkan
seluruh lumpur dari area tersebut dan tidak dapat memisahkannya dari butiran pasir. Area
tersebut juga merupakan lingkungan energi rendah seperti pada mudstone hanya saja lebih
dekat pada tempat dimana butiran-butiran pasir diendapkan, atau persentasi butiran-butiran
pasir lebih tinggi diproduksi pada tempat pengendapan tersebut.
Batuan seluruhnya berupa butiran disebut grainstone. Grainstone terbentuk dari butiran
skeletal dan non skeletal; bioclast, ooids dan peloids. Umumnya terbentuk pada lingkungan
energi tinggi seperti beaches, shoals atau nearby reefs.
Jika
butiran
diikat
pada
waktu
pengendapan
oleh binding,
baffling
dan aktivitasframebuilding pada terumbu-pembangunan organisme disebut boundstone.
Floatstone dan rudstone, ditambahkan pada klasifikasi Dunham untuk menggambarkan
terumbu yang kasar-diperoleh dari endapan skeletal. Muddy floatstone adalah butiran skeletal
dalam matriks lumpur; sandy floatstone mengandung matriks calcareous sand. Rudstone
mungkin bersih, tanpa matriks, atau dengan pasir atau matrik lumpur antara tekstur yang
didukung butiran.
Framestone dan bafflestone terbentuk oleh pembangun terumbu skleletal robulus, seperti
corals, stone red algae, bryozoa. Bindstone biasa sebagai komponen pada reef flat.
Stromatolite alga merupakan bentuk tipe dari tekstur bindstone.
Batugamping terumbu adalah jenis sedimen biologi, yang merupakan suatu susunan
dari rangka-rangka organisma yang terdiri atas Algae, Koral, Moluska dan Foraminifera.
Ditinjau dari segi ekologinya, organisma pembentuk terumbu dapat berkembang
dengan baik dan mempunyai penyebaran pada daerah neritik yang dangkal dengan
kedalaman maksimum 60m. Selain itu organisma pembangun terumbu memerlukan pula
syarat untuk kelancaran hidupnya, yaitu sebagai berikut :
1. Sirkulasi air yang baik, berguna untuk membawa makanan dan pergantian oksigen.
2. Air laut yang bersih dan tidak dikotori sedimen, karena hal ini akan memudahkan masuknya
sinar matahari untuk dapat diterima oleh organisma.
3. Salinitas yang normal, berkisar antara 27-38 perseribu.
4. Temperatur air yang agak hangat, antara 20-300C.
b. Batuan karbonat yang bersifat klastik
Tipe klastik ini dapat dibagi lagi menjadi :
a. Bioklastik
b. Interklast/fragmenter
c. Chemiklastik
Gamping Tipe Bioklastik
Tipe gamping ini terdiri seluruhnya dari cangkang-cangkang atau fragmen-fragmen
kerangka organisme. Biasanya dicirikan bahwa fragmen/cangkang pernah lepas, terutama jika
ditransport.
Coquina
Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapannya terdiri dari :
1. Sering merupakan laut yang beragitasi shoal, bagian-bagian dangkal dekat pantai (litoral)
terutama jika bertekstur grainstone-packstone dengan partikel-partikel terabrasi.
2. Dapat pula dibagian-bagian teduh dekat suatu reef, dilagoon, difore reef; merupakan lembaranlembaran dari reef yang dipecah-pecah gelombang kebagian air tenang, terutama jika
bertektur packstone ataupun wackstone, dengan butiran yang terabrasi. Di fore reef biasanya
merupakan breksi-talus runtuhan dari reef, terdiri dari pecahan-pecahan cangkang koral.
3. Sering pula neritik; misalnya jika terdiri dari organisme benthos, tanpa adanya abrasi, misalnya
gamping foraminifera besar yang membentuk bank atau biostrome
Termasuk kedalam tipe bioklastik adalah gamping pelagis : terutamater diri dari
globigerina dan textularia yang menghujani dasar laut dan sering membentuk kapur/chalk.
Terdapatnya gamping bioklastik; sering membentuk biostrome atau bank tetapi
dapat pula sebagai bioherm.
Gamping Klastik Tipe Fragmenter (Bioklastik Maupun Chemical)
Jenis ini sering pula disebut dendrital limestone (Pettijohn, 1957, p. 401) namun
istilah ini tak dianjurkan untuk dipakai. Tipe klastik fragmenter terdiri dari fragmen-fragmen
yang asalnya tak jelas, dan dapat merupakan campuran. Istilah yang sering dipakai:
calcarenite (<2 mm) dan calcirudite (> 2 mm) juga Grainy Limestone, Granular Limestone.
Cara terdapatnya jenis gamping ini adalah berlapis baik sering menyerupai batupasir
dan dengan struktur sedimen silang siur, gelebur-gelombang dan sebagainya.
1. Dari penggerusan gamping yang telah ada, pengancuran terumbu oleh gelombang (microgranuler-clastics).
2. Dari pengendapan langsung secara kimiawi dari air laut yang telah kelewat jenuh akan CaC0 3,
sebagai jarum-jarum aragonit.
3. Dari pengendapan dengan bantuan ganggang hijau (chlorophycea) sebagai jarum-jarum
aragonit.
Lingkungan Pembentukkan
Lingkungan pembentukkannya yaitu :
1. Diendapkan didaerah dangkal yang terlindung lagoon dibelakang terumbu.
2. Penguapan yang kuat, temperatur tinggi/tropis/subtropis
3. Dengan bantuan ganggang.
Biasanya kaya akan zat organik dan diacak-acak oleh binatang, sehingga tidak
memperlihatkan perlapisan.
Batugamping Kristalin
Cara terbentuknya batuan ini, terbagi menjadi tiga yaitu pertama pengendapan
langsung dalam supratidal atau evaporit. Kedua pengendapan dalam pori-pori gamping
klastik di daerah supratidal, sebagai hablur kemudian partikel kalsit terlarut. Ketiga proses
ubahan (replacement) suatu terumbu yang terangkat ke daerah supratidal dengan proses
seepage reflux.
Pada pembentukan dolomit harus memenuhi syarat dimana konsentrasi Mg/Ca ratio
= 5 : 1, sehingga diperlukan penguapan yang luar biasa. Hal ini dapat terjadi di daerah gurun
atau daerah tropis yang kering.