Halaman
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT1
A. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN .............................................
1
B. SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN
PEKERJAAN......................................................................................................
13
1.
2.
3.
4.
PEKERJAAN PONDASI...................................................................................... 27
5.
IPL - i
SPESIFIKASI
TEKNIS
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
(RKS)
A. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN
1.
Lingkup
1.1.
1.2.
1.3.
2.
2.1.
Gambar-gambar Pelelangan/Pelaksanaan.
Persyaratan Teknis Umum/Khusus.
Perincian Volume Pekerjaan/Perincian Penawaran.
Dokumen-dokumen Pelelangan/Pelaksanaan yang lain.
Dalam hal dimana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang
tidak dapat diterapkan pada satu dokumen pun dari pasal 1.2 di atas
maka bagian dari Persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.
Referensi
Atas seluruh Bagian Pekerjaan dalam Perjanjian Kerja ini, kecuali
secara khusus dipersyaratkan lain dalam satu atau lebih dokumen dari
Dokumen Pelelangan/Pelaksanaan, berlaku :
Undang-undang/Keputusan Presiden.
Peraturan/Surat Keputusan dari Departemen/Instansi yang
berwenang.
Peraturan Daerah.
Standard/Norma/Pedoman
yang berlaku di Indonesia untuk Bagian Pekerjaan yang bersangkutan,
dalam mana termasuk, tapi tidak terbatas pada yang tersebut berikut ini
Subyek :
Referensi
Umum
1978
Bahan-bahan Umum
Kapur Bahan Bangunan
Semen Portland
Bata Merah
Umum
Tras dan Semen Merah
Semen Portland
Bata Merah
Kapur Bahan Bangunan
: SII.0013-81
: SII.0021-78
: SII.0024-80
Subyek :
Referensi
Logam
: SII.0085-75
Semen Pozolan Kapur
: SII.0131-75
Semen Portland Pozolan
: SII.0132-75
Besi Tuang Kelabu
: SII.0146-76
Baja Karbon
: SII.0147-76
Logam
: SII.0148-76
Baja Siku
: SII.0163-77
Las Pipa
: SII.0164-77
Besi Tuang Kelabu
: SII.0167-77
Kawat Las
: SII.0192-78
Besi Strip
: SII.0193-78
Paku
: SII.0194-81
Pengantar Tembaga dan Allumunium
: SII.0206-78
Umum
: SII.0242-80
Umum
: SII.0260-79
Cat Dasar Meni
: SII.0283-80
Semen
: SII.0287-80
Logam
: SII.0291-80
Pipa Baja Karbon
: SII.0295-80
Pipa Union
: SII.0296-80
Baja Karbon Cor
: SII.0297-80
Besi Cor
: SII.0298-80
Paku Keling
: SII.0299-80
Baja Siku
: SII.0300-80
Baja
: SII.0302-80
Besi Cor
: SII.0303-80
Logam
: SII.0318-80
Logam
: SII.0319-80
Sekrup
: SII.0320-80
Baja Tulang
: SII.0321-80
Logam
: SII.0392-80
Logam
: SII.0393-80
Logam
: SII.0394-80
Logam
: SII.0395-80
Logam
: SII.0396-80
Logam
: SII.0397-80
Logam
: SII.0398-80
Logam
: SII.0399-80
Besi Tuang Kelabu
: SII.0400-80
Logam
: SII.0401-80
Logam
: SII.0402-80
Logam
: SII.0403-80
2.2.
Alumunium Trusi
Kunci
Engsel
: SII.0405-80
: SII.0406-80
: SII.0407-80
Subyek :
Referensi
: SII.0408-80
: SII.0409-80
: SII.0410-80
: SII.0480-81
: SII.0481-81
: SII.0482-81
: SII.0483-81
: SII.0484-81
: SII.0485-81
: SII.0486-81
: SII.0487-81
: SII.0488-81
: SII.0489-81
: SII.0490-81
: SII.0491-81
: SII.0492-81
: SII.0493-81
: SII.0494-81
: SII.0541-81
: SII.0544-81
: SII.0546-81
: SII.0548-81
: SII.0549-81
: SII.0550-81
: SII.0551-81
: SII.0552-81
: SII.0693-82
: SII.0694-82
: SII.0695-82
Kunci
Kunci
Baja
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Logam
Besi dan Baja
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Cat
Mur dan Baut
Baja
Baja
Alumunium
ataupun nasional dari negara lain, sejauh bahwa atas hal tersebut
diperoleh kesepakatan dari Pengawas.
Brosur Teknis dari Produsen yang didukung oleh Sertifikat dari
Lembaga
Pengujian yang diakui secara Nasional/Internasional.
3.
Bahan
3.1.
Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua Bahan yang
dipergunakan dalam/untuk Pekerjaan ini harus merupakan Bahan yang
baru, penggunaan Bahan
bekas hanya bisa diperkenankan dengan izin tertulis dari Pengawas atas
persetujuan
Pemberi Tugas.
3.2.
Tanda Pengenal
Dalam hal dimana Pabrik/Produsen Bahan mengeluarkan Tanda
Pengenal untuk
Produk/Bahan
yang dihasilkannya, ataupun sebagai pengenal
kwalitas/kelas/ kapasitas; maka semua Bahan dari Pabrik/Produsen
bersangkutan yang dipergunakan dalam Pekerjaan ini harus
mengandung Tanda Pengenal tersebut. Kecuali ditetapkan lain oleh
Pengawas, Bahan sejenis dengan fungsi yang berbeda harus diberi
Tanda Pengenal untuk membedakan satu Bahan dari Bahan yang
lain. Tanda Pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain
yang mana harus sesuai dengan Referensi pada Pasal 2 Persyaratan
Teknis Umum ini kalau ada diatur disana; atau dalam hal dimana
tidak/belum ada pengaturan yang jelas mengenai itu, hal ini harus
dilaksanakan sesuai petunjuk dari Pengawas.
3.3.
3.4.
-
Penggantian (Substitusi)
Atas
Persetujuan
Pengawas
dan
Perencana,
Pemborong/supplier
bisa mengajukan usulan untuk penggantian
sesuatu Bahan/Produk dengan sesuatu
Bahan/Produk
lain
dengan
penampilan
yang
berbeda
dengan yang
diperkenanka
n.
3.5.
-
3.6.
Persetujuan Bahan
Untuk menghindarkan penolakan Bahan di lapangan, dianjurkan
dengan sangat agar sebelum
sesuatu Bahan/Produk
akan
dibeli/dipesan/diprodusir, terlebih
dahulu
dimintakan
Persetujuan
dari
Pengawas
atas
kesesuaian dari Bahan/Produk tersebut pada Persyaratan Teknis,
yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan
pada Contoh/Brosur dari Bahan/Produk yang bersangkutan untuk
diserahkan pada Pengawas di lapangan.
Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas Bahan/Produk, kepada
Pengawas harus diserahkan Contoh dari Bahan/Produk tersebut, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Jumlah Contoh :
Untuk Bahan/Produk, atas mana tidak dapat diberikan sesuatu
Sertifikat Pengujian, kepada Pengawas harus diserahkan
sejumlah Bahan/Produk sesuai persyaratan yang ditetapkan
dalam Standar Produsen Pengujian,
untuk
dijadikan
Benda
Uji
guna
diserahkan
pada
Badan/Lembaga Penguji
yang
ditunjuk
oleh
Pengawas.
Untuk
Bahan/Produk
yang
masih
harus
dibuktikan
kesetarafannya dengan sesuatu Merk Dagang yang disebutkan,
keputusan atas Contoh akan diberikan oleh Pengawas dalam
waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya
pembuktian kesetarafan.
3.7.
Penyimpanan Bahan
Persetujuan atas sesuatu Bahan/Produk harus dimengerti sebagai
perizinan untuk memasukkan Bahan/Produk tersebut ke dalam
Lapangan; dan penggunaan Bahan/Produk
tersebut
dalam
Pekerjaan sejauh bahwa keadaannya tidak
berubah dari kondisi waktu Persetujuan
diberikan.
-
di
tempat,
dengan
cara/peralatan,
dengan
pengamanan,
dan dengan
accesibilitas
yang baik, sesuai dengan ketetapan untuk masing-masing
Bahan/Produk dalam
Persyaratan ini tidak jelas, sesuai dengan petunjuk
Pengawas.
Terbuat dari kaleng atau kertas yang tidak akan rusak selama
penggunaan ini.
Berukuran minimal 40 cm x
60 cm.
Pelaksanaan
4.1.
-
Rencana Pelaksanaan
Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya SPK oleh kedua
belah pihak, Pemborong harus menyerahkan kepada Pengawas :
Jadwal Peralatan.
yang akan
ditentukan
4.2.
4.3.
Gambar
Kerja
harus
diajukan
kepada
Pengawas
untuk
mendapatkan persetujuannya untuk mana gambar-gambar tersebut
harus diserahkan dalam rangkap 2 (dua).
Rencana Harian, Mingguan, dan Bulanan
Selambat-lambatnya
setiap
sore
hari,
Pemborong
harus
menyerahkan
Rencana Kerja Harian, yang berisi Rencana
berikutny
a.
-
Kelalaian
Pemborong
untuk
menyusun
dan
menyerahkan
Rencana Harian, Mingguan maupun Bulanan dinilai sama dengan
kelalaian dalam melaksanakan perintah Pengawas dalam Persyaratan
Administrasi Umum.
4.4.
4.5.
Kualitas
-
4.6.
Semua
biaya
pengujian
dalam
jumlah
dipersyaratkan menjadi beban Pemborong.
seperti
yang
Dalam hal dimana salah satu pihak tidak dapat menyetujui hasil
pengujian dari Badan Penguji yang disetujui oleh Pengawas pihak
tersebut
berhak
mengadakan
pengujian
tambahan
pada
Lembaga/Badan lain yang memenuhi persyaratan badan penguji
seperti tersebut di atas.
dianggap
sepakat
final, kecuali
untuk
tidak
4.7.
Pemeriksaan
dan
persetujuan
oleh Pengawas
atas suatu
pekerjaan tidak melepaskan Pemborong dari kewajibannya untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja.
5.
5.1.
Penyerahan
berupa
guarantee/waaranty
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru danmerupakan
"Hot rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83 ) atau ASTM A 36
atau SS 41 ( JIS. U 3101-1970 ). Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan
ditaruh diatas alas papan.Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus
dibersihkan dari karat dengan mechanical Wire Brush, kecuali untuk bagianbagian/tempat- tempat yang sulit dapat digunakan sikat baja kemudian di cat dengan cat
primer 1 (satu) kali dengan cat ICI Green Primer R 540 - 157 dengan ketebalan minimum
35micron
3 Syarat-syarat
Pelaksanaan a
Gambar Kerja
b.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat di pasang dengan mudah.
c
Penjelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Las yang
dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf. Kontraktor harus menyediakan
tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik dalam
melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat . Permukaan bagian yang akan dilas
harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar.
Bekas potongan api harus digurinda dengan rata.Kerak bekas pengelasan harus
dibersihkan dan disikat.Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak timbul distorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas.Pada pekerjaan las dimana
terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu kali ), maka sebelum dilakukan
pengelasan berikutnya lapisanterdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las /
slag danpercikan-percikan logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7
mm.Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang samasekali.Bila
ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diujidengan cara-cara
seperti dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D1.0. :Pengujian secara
Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0. Dan bila ada kerusakan
maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan
harus
dtanggung
oleh
Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard
yangdipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuaidengan
persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68:
Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing
1974.Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109.Cara
pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109.Semua lokasi
pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yangberhubungan dengan
pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d
Baut
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengandiameternya. Kontraktor
tidak boleh merubah atau membuat lubang barudilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas.
Pembuatan lubang baut harusmemakai bor.Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10
mm, boleh memakai mesin pons.Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutubaut yang
digunakan
adalah
Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam
gambar.Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari
diameter
baut.Pemasangan
dan
pengencangan
baut harus
dikerjakan
sedemikian
rupasehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskanmenggunakan pengencang
baut yang khusus dengan momen torsi yangsesuai dengan buku petunjuk untuk
pengencangan masing-masing baut.Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga
setelah dikencangkan masihdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan,
tanpamenimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.Baut harus dilengkapi dengan 2
ring, masing-masing 1 buah pada keduasisinya.Untuk menjamin pengencangan baut
yang dikehendaki, maka baut-bautyang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan
cat, gunamenghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
e
Pemotongan Besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanyaboleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan denganmesin las sekali-kali
tidak diperkenankan.
Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan ataubalok-balok kayu
untuk
menghindari
kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan adapengiriman dari pabrik
ke lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas.Penempatan elemen konstruksi baja
dilapangan harus ditempat yangkering / cukup terlindung, sehingga tidak merusak
elemen-elementersebut.Pemberi Tugas
berhak untuk menolak elemen- elemen
konstruksi baja yangrusak karena salah penempatan atau rusak.
g
Erection
2. PEKERJAAN AWAL
Pasal 1
: Pembersihan Lapangan
1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari
segala sesuatu yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan
seperti bangunan lama, hasil bongkaran bangunan lama,
pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.
2.
Pekerjaan
Setting Out yang dilakukan
oleh Kontraktor
Pelaksana harus diketahui dan didampinggi oleh Konsultan
Supervisi, Konsultan Perencana, Owner dan Pemilik Bangunan.
4. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out
bangunan yang ada dalam Gambar Bestek kecuali dengan alasanalasan kondisi lahan existing yang berubah dan alasan-alasan
teknis yang disetujui oleh Konsultan Perencana atau Konsultan
Supervisi.
5.
Pasal 4
: Pemasangan Bouwplank
1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank
sebagai acuan tetap pada semua bangunan yang akan dikerjakan
termasuk septictank dan Ground Resevoir.
2. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang
akan dibangun minimal 1 m dan maksimal 2 m.
3.
Pasal 2
mencantumkan
besar anggaran
waktu mulai proyek, dan waktu
Kontraktor
Pelaksana dengan
biaya sendiri harus
membuat kantor konsultan Supervisi (Direksi Keet) untuk
keperluan operasional supervisi.
13
Kontraktor
Pelaksana dengan
biaya sendiri harus
membuat Kantor Lapangan untuk keperluan operasional
pelaksanaan pekerjaan.
dibuat
dari
material
Dinding
Kantor Lapangan minimal papan ukuran 2/20
cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu
kelas II.
Pasal 4
Kontraktor
Pelaksana dengan
biaya sendiri harus
membuat Gudang penyimpanan material untuk melindungi
material yang tidak segera dipakai.
Dinding
Gudang Penyimpanan Material minimal
papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran
5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari
bahan multiplek tebal 6 mm.
: Barak Pekerja
1.
Kontraktor
Pelaksana dengan
biaya sendiri harus
membuat Barak Pekerja untuk keperluan pekerja yang
menginap dilokasi pekerjaan.
Pasal 6
Pasal 7
: Pagar Proyek
Membuat pagar proyek setinggi 2 meter di sekeliling lahan yang
akan di bangun sesuai gambar dan petunjuk Pengawas, dengan
menggunakan bahan-bahan :
- Rangka pagar :
Tiang kayu (Kaso 5/7)
ditancapkan dengan pondasi cor setempat.
- Penutup pagar :
Seng gelombang BJLS 0.20 mm
dengan di finishing cat.
Semua
bahan
persetujuan
Pengawas.
Pasal 8
yang
digunakan
harus
mendapat
Pasal 9
Pemborong
bertanggung
jawab
terhadap
segala
kerusakan yang terjadi,
terjaganya
kebersihan
maupun
hal-hal
lain
yang diakibatkan dalam
pelaksanaan
mobilisasi dan demobilisasi
serta
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
4. PEKERJAAN PONDASI
Pasal 1
8. Pasangan Pondasi Batu Gunung / Kali harus memenuhi ketentuanketentuan sebagai berikut :
- Adukan/spesi yang digunakan minimal 1 Pc : 4 Ps
- Sebelum pemasangan,
dibuat
sesuai dengan Gambar Bestek.
profil
yang
ukurannya
- Pelaksanaan pasangan
pondasi batu Kali tersebut harus
dilakukan sesuai dengan ukuran-ukuran dalam gambar serta
petunjuk-petunjuk dari Konsultan Supervisi.
B.
UMUM
Ruang Lingkup.
Kontraktor harus menyiapkan semua bahan dan
yang
diperlukan.
Kontraktor
harus
menyiapkan,
membuat
dan
semua cetakan dan perancah beton cor yang diperlukan.
tenaga
kerja
membongkar
2.
Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat dan mengajukan perhitungan dan
gambar kerja kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
3.
Standard
Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus
harus
memenuhi standard yang umum dipakai di Indonesia PBI-NI-2-1971
(Peraturan Beton Bertulang 1971), ACI-347 (Recommended Practice for
Concrete Formwork), PUBI-1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan).
Jika persyaratan yang tersebut diatas tidak cukup memadahi, maka
konstruksi harus disesuaikan dengan standard Internasional yang diakui
dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
BAHAN
Semua balok-balok kayu (Kelas III) dan multipleks untuk cetakan harus
bahan baru. Permukaan dan bahan cetakan harus licin, bebas dari celah dan
kotoran. Hal tersebut diatas berlaku untuk sistem konvensional maupun
bekisting siap pakai.
C.
PELAKSANAAN
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh, stabil dan dapat
memikul beban-beban
vertikal
dan horizontal,
dan beban-beban
pelaksanaan lainnya yang mungkin terjadi.
Kontraktor harus memperhitungkan penurunan atau lendutan dari perancah
dimana tidak tidak boleh lebih dari 1/400 bentang dan mempertimbangkan
langkah-langkah
seperlunya sehubungan dengan kedudukan garis
permukaan (level)
yang disyaratkan;
pada akhir pekerjaan
beton
bekisting harus menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan bentuk dan level
yang sesuai dengan gambar-gambar rencana.
29
Bila tidak ditentukan lain dalam gambar, cetakan dibuat dengan camber
pada
tengah bentang sebagai berikut
:
Balok dan pelat
= 0.2 % dari bentang yang
bersangkutan
Cantilever (balok dan plat)
= 0.4 % dari bentang yang
bersangkutan
Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga dapat terjamin
kedudukan dan bentuknya.
Khusus untuk cetakan kolom, dinding dan
balok tinggi harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk menying-kirkan
kotoran- kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, kawat pengikat dan
lainnya. Pekerjaan pengecoran beton boleh dilaksanakan hanya setelah
diinspeksi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Namun demikian bila ada
cetakan dan perancah/bekisting
yang menurut
Konsultan Pengawas
membahayakan atau tidak memadai selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung,
maka Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan kepada
Kontraktor untuk memperkuat/memperbaiki atau membongkar dan mengulangi
pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan tersebut.
Semua biaya yang
timbul merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Perancah harus diinspeksi secara rutin selama pengecoran beton berlangsung
untuk mengetahui lebih dini jika terjadi perlemahan pada sistim cetakan
dan perancah yang menyebabkan terjadinya perubahan kedudukan, ketidakstabilan dan perubahan bentuk. Jika hal ini terjadi, pekerjaan pengecoran
harus segera dihentikan dan Kontraktor diwajibkan untuk memperkuat,
memperbaiki atau membongkar dan mengulangi pekerjaan beton yang
sudah dilaksanakan tersebut jika kerusakan tidak dapat diperbaiki. Semua
biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Cetakan harus kokoh dan cukup kedap air, sehingga dijamin tidak timbul
sirip atau adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
Cetakan harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah menyerap air
dan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mudah dapat dilepaskan
dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton pada saat
pembongkaran dan tanpa harus memindahkan penunjang utama yang
masih diperlukan selama waktu perawatan.
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan ukuran, bentuk dan
kedudukan vertikal maupun kedudukan horizontal, dan harus dilengkapi dengan
block-out untuk lubang-lubang atau opening, chamfers dan detail-detail lainnya
yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana arsitektur, struktur dan M&E.
Toleransi dari permukaan cetakan untuk struktur beton bertulang adalah
sebagai berikut :
Terhadap kelurusan vertikal (plumbness) untuk kolom dan dinding :
Untuk setiap 3 meter ..................................................................... 5
mm Untuk panjang keseluruhan (maksimal) .........................................
25 mm
Terhadap ketinggian/level untuk sisi bawah pelat, balok kolom dan dinding
: Untuk setiap 3 meter ...................................................................... 5 mm
10
20
E.
PEMBONGKARAN
Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan ketentuan dalam Bab 5.8 PBINI2-1971. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas
dengan tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada
beton. Pemasangan kembali penunjang atau re-shoring harus dilakukan segera
setelah pembongkaran cetakan dan harus tetap ditempat sampai beton
mencapai kriteria kekuatan umur 28 hari dan sampai seluruh pekerjaan
pengecoran beton selesai dilaksanakan.
BAGIAN
1. Kolom, dinding dan sisi balok
24 jam
7 hari
14 hari
28 hari
Apabila cetakan dan perancah untuk pelat dan balok dibongkar setelah hari
ke
14, panel pelat dan balok tersebut harus tetap ditunjang (re-shored) setempatsetempat yang posisinya harus direncanakan dan harus mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.
F.
PEMAKAIAN ULANG
Pemakaian ulang cetakan hanya diijinkan bilamana keadaan cetakan masih
betul-betul dalam keadaan baik, dimana masih dapat dikencangkan dengan
baik, masih kedap air, tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton yang
dicetak, dan dianggap layak oleh Konsultan Pengawas.
2. PEKERJAAN BETON
A.
UMUM
1.
Ruang Lingkup.
Kontraktor harus menyiapkan
tenaga kerja yang diperlukan.
Gambar Kerja
Kontraktor
harus membuat dan mengajukan gambar kerja
kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Kontraktor harus memperbaiki gambar-gambar kerja sesuai dengan
semua perubahan yang dilakukan di lapangan (As-built) dan
menyerahkan kepada Pengawas pada akhir waktu pelaksanaan.
3.
B.
Standard
Semua bahan dan konstruksi harus memenuhi standard yang umum
dipakai di Indonesia : PBI-NI-2-1971 (Peraturan Beton Bertulang
1971), SK SNI T-15-1991-03 (Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan
Gedung),
PUBI-1982
(Persyaratan
Umum
Bahan
Bangunan), NI-8 (Peraturan Semen Portland Indonesia), SII (Standard
Industri Indonesia), ACI 318 (Building code requirement for Reinforced
Condrete), ACI 301 (Specification for Structural Concrete for Buildings)
dan ASTM (American Society for Testing and Materials)
SEMEN
1.
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara yang
sesuai dengan syarat-syarat :
).
).
2847-2003
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk
semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan
baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih
diegel dan tidak pecah.
3.
Dalam
pengangkutan
semen
harus terlindungi
dari
hujan.
Harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup
ventilasinya dan diletakan tidak kena air, diletakan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak
boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maksimal
10 sak, setiap
C.
AGREGAT
1.
2.
3.
4.
5.
KASAR
%-lewat ayakan
(berat kering)
100
90 100
AGREGAT
Ayakan
10,00 mm
5,00 mm
HALUS
%-lewat ayakan
(berat kering)
100
90 100
15,0 mm
25 60
2,50 mm
80 100
5,0 mm
2,5 mm
D.
E.
0 10
0 5
1,20 mm
0,60 mm
0,30 mm
0,15 mm
50
25
10
2
90
60
30
10
6.
Konsultan
Pengawas
dapat
meminta
kepada
Kontraktor
untuk mengadakan test kwalitas dari agregat-agregat tersebut dari
tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas, setiap saat
dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
7.
8.
AIR
1.
2.
Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
BESI BETON
1.
2.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuanketentuan diatas, harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana.
F.
G.
3.
Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenankan untuk mencampur-adukan bermacam-macam sumber
besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman
ke site harus disertakan dengan Mill Certificate.
4.
5.
6.
ADMIXTURE.
1.
2.
Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan
disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
3.
Admixture yang telah disimpan lebih lebih dari 6 bulan dan telah
rusak, tidak boleh dipergunakan.
MUTU BETON.
1.
H.
2.
3.
4.
TEST BETON
1.
Konsultan
Pengawas
berhak meminta setiap
saat
kepada
Kontraktor untuk membuat benda uji dari adukan beton yang dibuat.
2.
:
:
:
:
1 x 4 benda uji
1 x 4 benda uji
2 x 4 benda uji
2 x 4 benda uji
Dari setiap set benda uji (4 silinder), satu benda uji digunakan
untuk percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan 2 benda uji untuk
umur 28 hari, sedangkan benda uji keempat harus disimpan sebagai
cadangan dan digunakan bilamana hasil uji tekan 28 hari tidak memenuhi
syarat. Laporan hasil percobaan tekan beton tersebut (satu asli dan satu
copy) harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
3.
4.
I.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
dan
percobaan
benda
uji
PENGECORAN BETON
1.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagianbagian utama dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahukan
Konsultan Pengawas 24 jam sebelumnya untuk mendapatkan
persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan/membongkar beton yang sudah dicor
tanpa persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.
2.
4.
Beton tidak boleh dicor tanpa ijin Konsultan Pengawas atau bila
keadaan cuaca hujan atau panas yang dapat menggagalkan pengecoran
dan pengerasan yang baik, kecuali jika telah disiapkan fasilitas-fasilitas
untuk hal tersebut seperti yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
5.
6.
7.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum
30 cm dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian,
yang akan menyebabkan
pengendapan agregat. Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan
beton tidak boleh melampui
1,5 meter dibawah ujung corong, saluran atau kereta dorong untuk
pengecoran.
8.
9.
10.
11.
J.
2.
Pada waktu adukan beton dicor kedalam bekisting atau lubang galian,
tempat tersebut harus telah betul-betul padat dan tetap; tidak ada
penurunan lagi. Adukan beton tersebut harus memasuki semua sudut,
melalui celah pembesian, tidak terjadi sarang koral dan selama
pengecoran kelebihan air pada permukaan beton harus sedikit saja.
3.
4.
Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak
dikerjakan secara seksama.
5.
6.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum
penggetar dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 ~ 50 cm.
Untuk pengecoran bagian-bagian yang sangat tebal harus dilakukan lapis
demi lapis, sehingga tiap lapisnya dapat dipadatkan dengan baik.
7.
Dalam
keadaan
khusus
dimana
pemakaian
vibrator
tidak
praktis, Konsultan Pengawas dapat menganjurkan dan menyetujui
pengecoran tanpa vibrator.
Kontraktor harus menyediakan alat vibrator cadangan yang cukup dan
harus diletakkan sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.
K.
L.
M.
SAMBUNGAN PELAKSANAAN
1.
2.
3.
PERAWATAN BETON.
1.
Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 Bab 6.6.
2.
3.
PEMBONGKARAN CETAKAN
1.
2.
N.
2.
3.
O.
Umum
Plat
lantai
daerah
basah,
plat
lantai
atap
atau
yang
berhubungan
langsung dengan udara luar, dan daerah lainnya seperti tertera di dalam
gambar-gambar arsitektur harus diberi lapisan kedap air.
Pekerjaan pemasangan lapisan kedap air harus mengikuti prosedur
pemasangan dan petunjuk yang direkomendasi oleh pabrik
pembuat, dan petunjuk Konsultan Pengawas atau Sub kontraktor
spesialis yang khusus dan telah ahli dalam pemasangan material
waterproofing, dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam standarstandar seperti ASTM D
146, ASTM D 412, ASTM D 903 dan ASTM E 154.
2.
Bahan
Membrane waterproofing untuk pemasangan pada plat lantai daerah
basah dan plat lantai atap harus memenuhi spesifikasi bahan sebagai
berikut :
Pelaksanaan
Semua pemasangan harus didasarkan pada prosedur pemasangan dan
petunjuk dari pabrik pembuat bahan-bahan tersebut.
Sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan permukaan beton
yang
akan dikenakan
bahan ini harus diperbaiki
jika ada
kerusakkan- kerusakkan, harus bersih, harus kering dan harus rata.
Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jamin
an dari produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan selama minimal
10 tahun.
Pemborong harus melaksanakan tes rendam dengan air setinggi 10 cm
minimal selama 1x24 jam dan harus memberikan sertifikat jaminan
terhadap kemungkinan kebocoran karena pelaksanaan pekerjaan
atau kerusakan. Jaminan ini harus berlaku selama minimal 10 tahun.
Kebocoran-kebocoran
yang
terjadi harus
dinyatakan sempurna oleh Konsultan Pengawas.
diperbaiki
sampai
1.
2.
Bagian struktur yang dipilih untuk dibebani harus diberi suatu beban
total, termasuk beban mati yang telah bekerja, yang ekivalen dengan
0,85 (1,2
D + 1,6 L ) . Penentuan harga L ( beban hidup ) harus memperhitungkan
reduksi beban hidup seperti yang diizinkan dalam SNI 1727 - 1989 - F
Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung .
3.
Beban uji harus dilakukan dalam tidak kurang dari empat tahapan
penambahan hingga perlengkungan ( arching ) dari bahan beban dapat dihindarkan.
4.
5.
6.
7.
2.
8.
Dalam pasal 12.7, , untuk kantilever harus diambil dua kali jarak
antara tumpuan sampai dengan ujung kantilever, dan lendutan harus
dikoreksi terhadap pergerakkan tumpuan.
9.
10.
bagian
struktur
yang
diuji
ulang
tidak
menunjukkan
gejala keruntuhan yang terlihat secara nyata.
pemulihan lendutan pada uji coba kedua sekurang
kurangnya harus 80 % dari lendutan maksimum yang terukur pada
uji coba tersebut.
: Galian Pondasi
1. Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Kontraktor Pelaksana
harus memastikan lokasi disekitar penggalian bersih dari
pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.
2. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan
tapak pondasi atau Lay Out daerah galian pondasi yang ada dalam
Gambar Bestek dan ini harus dibuktikan dengan pekerjaan
pengukuran posisi perletakan pondasi dengan alat Theodolit
atau cara manual dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
3. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur tanah
di sekitar galian pondasi.
4. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan
Gambar Bestek.
5. Penggalian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
membangun maupun memindahkan rangka/beskiting yang
diperlukan dan juga untuk mengadakan pembersihan.
6. Jika diperlukan Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop
Drawing untuk pekerjaan galian pondasi ini untuk kemudahan
pekerjaan dilapangan.
7. Kesalahan penggalian sehingga kedalaman galian melebihi dari
kedalaman yang diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut
harus diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor
Pelaksana.
8.
23
12. Kontraktor
Pelaksana harus membuat dinding penahan
tanah sementara jika tanah disekitar galian adalah tanah agresif,
labil, dan mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan
pengalian.
13. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
Pasal 2
Pasal 4
Galian
pipa tidak boleh mengganggu
konstruksi bangunan lain yang ada disekitarnya.
struktur
dan
: Timbunan Tanah
1. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan Kontraktor Pelaksana harus
memastikan lokasi disekitar pengalian bersih dari pepohonan,
semak belukar, dan tanah humus.
2. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak
berbungkah-bungkah, bukan tanah liat, bukan tanah sawah, bukan
hasil bongkaran bangunan lama, dan bukan pasir laut.
3. Material timbunan harus melalui proses pemeriksaan
Laboratorium Tanah dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
di
6.
7.
Pasal 5
: Pasir Urug
1.
2.
3. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Pasir urug harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.