Anda di halaman 1dari 43

JURNAL BELAJAR (01)

BAB I
LANDASAN FILSAFAT ILMU

A. Melalui proses diskusi dan penjelasan Dosen Pengampu Mata Kuliah maka saya
mendapatkan Tambahan Pengetahuan Baru yaitu :
Ilmu itu berasal dari dorongan ingin tahu manusia yg sangat besar untuk tahu sesuatu
yang menghasilkan pengetahuan yakni segala sesuatu yang diketahui manusia demi
kesadaran manusiawinya. Ilmu berasal dari bahasa arab yaitu alima ya`lamu, ilman yang
berarti mengetahui, memahamidan mengerti benar mengenai sesuatu. Dalam bahasa Inggris
disebut Science, dalam bahasa latin berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire
(mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan). Manusia
memiliki pengetahuan demi ingin tahunya yang tidak terbatas, pengetahuan diterima manusia
dengan atau tanpa menguji kebenarannya. Ilmu adalah kebenaran yang obyektif atau tahu
secara tepatapa sebabnya sesuatu demikian atau mengapa sesuatu demikian atau tahu sebabsebab sesuatu demikian dalam kesadaran manusia. Filsafat ialah hasil pemikiran dan
perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai keakar-akarnya. Filsafat membahas
sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah
kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya
relatif.
Manusia adalah makhluk yang senantiasa berpikir mengenai fenomena-fenomena yang
terjadi disekitarnya. Berpikir dapat melahirkan pengetahuan, manusia sebagai makhluk yang
berpikir yang diberikan oleh Sang Pencipta yang merupakan pembeda dengan makhluk lain
dari CiptaanNya. Hal ini yang menjadikan manusia diberi tugas sebagai khalifah di muka
bumi. Pada hakikatnya manusia selalu berpikir untuk menncari kebenaran. Dalam mencari
kebenaran hendaknya dapat memisahkan hal-hal yang berbau agama atau akidah dengan
ilmu. Hal-hal yang mengenai akidah adalah hal-hal yang menyangkut keyakinan karena
secara fenomena hal-hal tersebut sering terjadi akan tetapi tidak dapat dibuktikan, sedangkan
hal-hal yang bersifat ilmu dapat diuji kebenarannya melalui pembuktian yaitu pembuktian
ilmiah melalui metode ilmiah. Filsafat ilmu membudayakan akal pikiran manusia dalam

konteks berpikir ilmiah. Terdapat beberapa tingkatan pengetahuan yakni fakta, konsep, teori,
prinsip, hokum, dalil dan firman. Pemikiran manusia hanya mampu sampai tingkatan yang ke
6 pengetahuan aw3al sedangkan tingkatan firman adalah pengetahuan yang tidak mampu
dijangkau oleh akal pikiran manusia, sehingga manusia tidak boleh memaksakan untuk
menjangkaunya.
Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu
Suatu ilmu baru muncul setelah terjadi pengkajian dalam filsafat. Filsafat merupakan
tempat berpijak bagi kegiatan pembentukan ilmu itu. Karena itu filsafat dikatakan sebagai
induk dari semua bidang ilmu. Pada taraf selanjutnya, ilmu menyatakan dirinya otonom, ia
bebas sama sekali dengan konsep-konsep dan norma-norma filsafat.
Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa filsafat merupakan usaha sadar yang
dilakukan oleh manusia dengan cara yang bijkasana untuk mengitegrasikan pengetahuan,
pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah dari yang sederhana sampai ke yang lebih
kompleks dengan sikap ilmiah.
Sikap ilmiah yang dimaksud seperti yang dikemukakkan oleh Harsojo dalam
Burhanuddin Salam (1984) sebagai berikut :
1) Obyektivitas, artinya berpikir sesuai dengan obyeknya, peristiwa, atau bendabenda yang ia sedang pelajari/selidiki,
2) Sikap relative; ilmu hanya berhubungan dengan dunia fenomena yang penuh
dengan perubahan, dan selalu mengalami perkembangan,
3) Sikap skeptif; memiliki pandangan yang ragu-ragu terhadap suatu ide. Olehnya itu
ilmuwan harus hati-hati dan teliti dalam mengambil suatu keputusan akhir, dalam
memberikan pernyataan dan penilaian ilmiah,
4) Kesabaran intelektual; dalam mempublikasikan hasilnya tidak tergesa-gesa
sehingga tidak menimbulkan kontroversi sebagai contoh tabung lemari es yang
beisi freon bahan yang tidak beracun, tidak korosif, tidak iritasi, dan tidak
terbakar dalam semua keadaan. Akan tetapi laporan laboratorium teknik ITB
melaporkan bahwa ledakan yang menghancurkan lima bangunan rumah dan
menewaskan enam orang berasal dari tabung Freon lemari es yang terbakar,

5) Kesederhanaan; sederhana dalam cara berfikir, menyatakan, dan pembuktian.


Bahasa yang digunakan harus jernih, jelas dan terang, tidak menggambarkan
emosional
6) Tidak memihak kepada etik; ilmu tidakmengadakan penilaian baik dan buruknya
sesuatu yang diteliti, akan tetapi ilmu hanya mengajukan deskripsi benar atau salah
secara relative.
Secara ringkas sikap ilmiah adalah kehati-hatian seorang penulis dalam
mencurahkan gagasan terhadap suatu obyek yang sedang diteliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan yang tidak berdampak negative bagi kehidupan
manusia.
Terdapat tiga kebenaran dalam kehidupan manusia yaitu kebenaran agama, kebenaran
filsafat dan kebenaran ilmu.
a. Kebenaran Agama
- Bersifat mutlak/ absolut tidak pernah berubah sepanjang masa
- Kebenaran agama tidak terikat waktu dan tempat
- Kebenaran agama benar dalam dirinya sendiri
- Kebenaran agama bersumber dari pemilik kebenaran yang sempurna (Tuhan YME)
bukan hasil usaha manusia.
- Kebenaran agama diterima berdasarkan kepercayaan atau keyakinan
b. Kebenaran Filsafat
- Kebenaran filsafat bersifat nisbi terus menerus dapat berubah dan berkembang sesuai
-

common sense di zamannya


Kebenaran filsafat dibatasi waktu dan tempat
Kebenaran Filsafat benar di dalam kesadaran dan pemikiran
Kebenaran filsafat bersumber dari usaha manusia melalui kemampuan berpikir secara

mendalam/fundamental
Kebenaran filsafat diterima kebenaranya berdasarkan akal sehat (common sense)
manusia

c. Kebenaran Ilmu
- Kebenaran ilmu bersifat nisbi dan sebagai hipotesis ilmiahselalu dpat diragukan dan
-

dpt diuji ulang kebenarannya


Kebenaran ilmu dibatasi waktu dan tempat
Kebenaran Ilmu benar di dalam pembuktian secara faktual/empirik atau rasional.

Kebenaran ilmu bersumber dari kemampuan menyelidiki dan menghasilkan ilmu

sebagai hipotesis ilmiah selalu dapat diragukan dan dapat diuji ulang kebenarannya.
Kebenaran ilmu diterima kebenarannya berdasarkan uji empirik atau secara uji
rasional
Ilmu berasal dari kata latin scientia yang berarti pengetahuan (knowledge).
Ilmu

dapt

didefinisikan

sebagai

proses

penyelidikan,

suatu

metode

memformulasi dan menjawab pertanyaan.


Secara etimologi, ilmu pengetahuan terdiri dari dua kata, yakni ilmu dan
pengetahuan. Ilmu dalam bahas Arab, berasal dari kata Alama artinya mengecap atau
memberi tanda. Sedangkan ilmu berarti pengetahuan. Sedangkan dalam bahasa
Inggris ilmu berarti science, yang berasal dari bahasa latin scientia, yang merupakan
turunan dari kata scire, dan mempunyai arti mengetahui (to know), yang juga berarti
belajar (to learn). Dalam Websters Dictionary disebutkan bahwa;
(1) Pengetahuan yang membedakan dari ketidak tahuan atau kesalahpahaman;
penetahuan yang diperoleh melalui belajar atau praktek.
(2) Suatu bagian dari pengetahuan yang disusun secara sistematis sebagai salah
satu objek studi (ilmu teologi).
(3) Pengetahuan yang mencakup kebenaran umum atau hukum-hukum operasinal
yang diperoleh dan diuji melalui metode ilmiah; pengetahuan yang memperhatikan
dunia pisik dan gejala-gejalanya (ilmu pengetahuan alami).
(4) Suatu sistem atau metode atau pengakuan yang didasarkan pada prinsip-prinsip
ilmiah.
Sedangkan pengetahuan merupakan arti dari kata knowledge yang mempunyai arti;
(1) Kenyataan atau keadaan mengetahui sesuatu yang diperoleh secara umum
melalui pengalaman atau kebenaran secara umum.
(2) Kenyataan atau kondisi manusia yang menyadari sesuatu.
(3) Kenyataan atau kondisi memiliki informasi yang sedang dipelajari.
(4)

Sejumlah pengetahuan; susunan kepercayaan, informasi dan prinsip-

prinsip yang diperoleh manusia


Filsafat berasal dari bahasa Yunani : Philoso- Phia atau Philosophos berupa
dua kata Filo atau Philien atau Philos dan Sophia atau Shopos. Philo atau philien
berati cinta dlm arti luas adalah yang diingini dan karena ingin maka berusaha
untuk mencapai yang diinginkan itu. Shofia atau shopos berarti kebijaksanaan atau

pegetahuan atau hikmah yang bermakna pandai atau tahu secaramendalam,


fundamental dan bersifat hakiki.
Filsafat yang berarti cinta pada kebijaksanaan adalah ingin tahu secara
mendalam dan mendasar atau secara fundamental mengenai hakikat kebenaran
sesuatu.Filsafat adalah ingin tahu yg benar. Ilmu adalah Kebenaran ilmu adalah hasil
usaha manusia berpikir dan menyelidiki tentang pengetahuan dan ke ilmuan
menghasilkan kebenaran nisbi, yang selalu dapat berubah dan berkembang.
Proses berfikir filsafat mengenai sesuatu yang ada yaitu manusia mengetahui
bahwa sesuatu itu mungkin ada, kemudian mengetahui bagaimana sesuatu itu ada,
dan mengapa sesuatu itu ada, selanjutnya mengetahui bahwa sesuatu yang ada itu
adalah sebuah kebenaran.
Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika.
Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Dalam
membangun tradisi filsafat, banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama,
menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang
budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu,
filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya.
Tabel 1. Perbedaan filsafat, filsafat ilmu, ilmu, dan ilmu pengetahuan
No
1

Perbedaan
Filsafat
Induk ilmu

Cinta

akan

Filsafat ilmu
Hakikat/substansi

Pengetahuan
Berasal dari filsafat

Ilmu
Anak Filsafat

kajian

Sumber: rasionalisme,

proses penyelidikan

terhadap

kebijaksanaan/ke

obyek yang dapat

empirisme,

arifan

diinderai

dan kritisme

dalam

bertindak
Kajian bersifat

Obyek

komprehensif,

Penyelidikan

segala

Mendeskripsikan

terbatas

obyek

masih

berdasarkan alat indera

mendalam
Ruang lingkup

Menggunakan

dapat diinderai
menggunakan metode

Menggunakan salah satu

kajian

metode

tertentu

metode untuk menjawab

fisik,

meliputi
metafisik,

eksisten

benda,

kajian

realism,

dan

teknik/sarana
sebagai

yang

untuk

mendapatkan
media

informasi yang jelas

obyek

pertanyaan/permasalahan

bahkan

untuk memperoleh

ketuhanan

ilmu pengetahuan

tentang suatu obyek.

B. Manfaat Pengetahuan Baru


Manfaat yang diperoleh setelah mempelajari Permasalahan pokok dalam landasan filsafat
ilmu IPA yaitu:
1. Melalui diskusi kita dapat mengetahui kebenaran suatu ilmu yang merupakan hasil usaha
manusia dalam berpikir dan menyelidiki tentang pengetahuan dan keilmuan yang dapat
menghasilkan kebenaran nisbi, yang selalu dapat berubah dan berkembang
2. Memahami bahwa kebenaran dari ilmu itu sendiri mengenai proses berfikir filsafat
mengenai sesuatu itu ada, bagaimana sesuatu itu ada dan mengapa sesuatu itu ada.
3. Dapat membedakan antara kebenaran filsafat, filsafat ilmu, ilmu dan ilmu pengetahuan.
C. Rencana Selanjutnya Terhadap Pendalaman Materi Pengetahuan Baru
Dalam mempelajari Filsafat Ilmu IPA pada sub pokok bahasan Landasan Filsafat
Ilmu akan memberikan banyak manfaat dan pengetahuan serta pengalaman baru, dengan
pengetahuan baru ini akan memberikan tantangan dalam mempelajari dan mengetahui
hakikat akan landasan filsafat ilmu tentang keberadaan sesuatu yang menjadi objek Imu
Pengetahuan Alam dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam itu sendiri. Filsafat adalah induk
ilmu dengan kepionirannya mennggali dan menjelajahi kesemestaan yang tidak ada batasnya
dengan berpikir mengenai segala sesuatu secara tidak terkotak-kotak seperti pengotakkan
ilmu (Science), filsafat terus mencari hakikat segala sesuatu dalam keseluruhan kehidupan
yang ada dan mungkin ada sehingga filsafat adalah untuk mencari sebuah kebenaran, dan
IPA yang memiliki objek pengetahuan di alam semesta semakin menimbulkan rasa ingin
tahu akan kebenaran objek IPA dan pendidikan IPA itu sendiri.
JURNAL BELAJAR (02)
BAB II
PERSOALAN-PERSOALAN POKOK DALAM PERKEMBANGAN ILMU IPA
A. Tambahan Pengetahuan Baru
Bagi masyarakat filsafat bukan sekadar pengetahuan rasional, tetapi harus dibuktikan
dapat dipraktikkan dalam hidup sehari-hari. Filsafat sebagai wacana kurang dilakukan,
tetapi filsafat sebagai pegangan hidup sejak dulu dipraktikkan. Inilah sebabnya, untuk
mengetahui filsafat seseorang, kita perlu membacanya dalam berkas-berkas hasil

tindakannya.

Filsafat seseorang adalah praktik hidupnya sehari-hari.

Filsafat tidak

berwujud diskusi-diskusi verbal yang abstrak dan rasional.


Beberapa filsuf mengartikan manusia diantaranya yaitu:
a. Dalam pandangan Plato (427 348) manusia dilihat secara dualistik yaitu unsur jasad
dan unsur jiwa, jasad akan musnah sedangkan jiwa tidak, jiwa mempunyai tiga fungsi
(kekuatan)

yaitu

logystikon

(berfikir/rasional,

thymoeides

(Keberanian),

dan

epithymetikon (Keinginan).
b. Ibnu Khaldun (1332 1406). Manusia adalah hewan dengan kesanggupan berpikir,
kesanggupan ini merupakan sumber dari kesempurnaan dan puncak dari segala
kemulyaan dan ketinggian di atas makhluk-makhluk lain.
c. Ibnu Miskawaih. Menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai
kekuatan-kekuatan yaitu : 1) Al Quwwatul Aqliyah (kekuatan berfikir/akal), 2) Al
Quwwatul Godhbiyyah (Marah, 3) Al Quwwatu Syahwiyah (sahwat).
Dari beberapa uraian definisi manusia di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia itu
memiliki hal-hal sebagai berikut:
a. Manusia punya kemampuan untuk bertanya
b. Manusia punya kemampuan untuk berpengetahuan
c. Manusia punya kemauan bebas
d. Manusia bisa berprilaku sesuai norma (bermoral)
e. Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan berbudaya
f. Manusia punya kemampuan berfikir reflektif dalam totalitas dengan sadar diri
g. Manusia mempunyai keinginan untuk berupaya memenuhi kebutuhan baik jasmani
maupun rohani
h. Manusia adalah makhluk yang punya kemampuan untuk percaya pada Tuhan
Manusia mempunyai urutan dalam proses berfikirnya (Menurut John Dewey) yaitu:
a. Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenai sifat, ataupun
dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
b. Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
c. Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau
teori.
d. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan
mengumpulkan bukti-bukti (data).

e. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui


keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Seperti yang diuraikan dalam tahapan proses berfikir manusia menurut John Dewey,
maka dapat diketahui bahwa pengetahuan atau ilmu itu sendiri lahir dari sebuah masalah
yang timbul dari ketidak tahuan manusia terhadap sesuatu yang ada. Sesuatu yang ada
tersebut akan menjadi objek bagi suatu bidang ilmu tertentu yang akan dikaji oleh manusia
yang mempunyai kemampuan berfikir dalam hal ini bertindak sebagai subjek ilmu
pengetahuan. Dimana subjek adalah individu yang punya kemampuan mengetahui (berakal)
dan objek adalah benda-benda atau hal-hal yang ingin diketahui. Individu (manusia)
merupakan suatu realitas dan benda-benda merupakan realitas yang lain, hubungan keduanya
merupakan proses untuk mengetahui dan bila bersatu jadilah pengetahuan bagi manusia.
Dalam perkembangan Ilmu IPA tentunya ditemukan beberapa masalah yang dihadapi,
diantaranya yaitu:
a. Masalah metodologi tentang teori ilmiah saat ini, beberapa contoh diantaranya:
1) metode dalam teori kuantum, relativitas, dan termodinamika.
2) Dalam kasus teori relativitas, filsuf telah mengangkat kedua masalah ontologis
(misalnya, tentang sifat ruang-waktu) dan isu-isu epistemologis (mengenai peran
nyata yang dimainkan dalam pengembangan teori Einstein s, ada juga isu-isu penting
tentang konsistensi relativitas dan kuantum teori - masalah yang pada gilirannya
memicu pertanyaan-pertanyaan umum mengenai kesatuan ilmu pengetahuan dan
realisme.
3) Ajuan pertanyaan tentang testability, bersifat umum, kepercayaan empiris teori,
tentang ruang lingkup teori (khususnya apa yang dapat memberitahu kita tentang
manusia dan masyarakat manusia), tentang unit pilihan tepat (individu, gen,
kelompok), tentang apa sebenarnya gen dan apa sebenarnya spesies, dan tentang
apakah evolusi biologi melibatkan metode khusus - bahkan mungkin teleologia. Barubaru ini filsafat biologi telah mulai memperluas ruang lingkup sendiri dengan
mempertimbangkan isu-isu di luar teori evolusi (biologi molekuler, kedokteran, dll).
b. Masalah utama pengembangan IPA yaitu:
1) Masalah free-will: bebas berfikir yang melahirkan pikiran bebas untuk diikuti.
2) Masalah nilai: sumber informasi nilai

3) Masalah pengetahuan-epistemologi: persepsi terbatas dan tidak sempurna


4) Masalah sebab mental: bagaimana pemrosesan informasi
5) Masalah kesadaran: informasi sebagai milik entitas (biasanya makhluk hidup tapi kita
juga bisa memasukkan mesin sadar artifisial atau komputer) yang merasakan dan
bereaksi terhadap informasi (terutama terhadap perubahan informasi) dalam
lingkungannya).
6) Masalah induksi: induksi yang tidak menyebabkan kebenaran tertentu, tapi seperti
eksperimen, induksi dapat mengandalkan bukti sebagai statistik untuk dan terhadap
hipotesis dan teori-teori kita.
7) Metafisika: Ada aksioma atau asumsi awal untuk semua pemikiran dan penalaran.
8) Masalah badan berfikir: bagaimana abstraksi informasi, ide, atau pengetahuan
dimasukkan ke dalam pikiran manusia, dan bagaimana ide-ide murni bertindak atas
dunia fisik.
9) Masalah berfikir lainnya: memahami transmisi informasi (komunikasi) antara pikiran,
kesepakatan intersubjektif dari komunitas, dan hubungan antara ide-ide dan bendabenda di dunia fisik.
B. Manfaat Pengetahuan Baru
Manfaat yang diperoleh setelah mempelajari Permasalahan pokok dalam perkembangan ilmu
IPA yaitu:
a. Dengan mengetahui hakikat manusia, maka memberikan pemahaman bagaimana cara
berpikir manusia pada umumnya.
b. Memberikan pengetahuan tentang potensi yang ada dalam diri manusia, salah satunya
yaitu kemampuan berfikir dan mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan baik
jasmani maupun rohani. Dengan kemampuan berfikir maka manusia mempunyai
kemampuan untuk memikirkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya kemudian mampu
mencari jawaban dari masalah yang dihadapi tersebut. Terkadang masalah hadir dari
bagaimana memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri, dengan adanya kemampuan berfikir
maka manusia dapat mengetahui cara memenuhi kebutuhan tersebut.

c. Memberikan pengetahuan bagaiman masalah-masalah yang timbul dalam perkembangan


Ilmu IPA, sehingga memberikan kemauan dan kemampuan bagaimana cara untuk
memecahkan masalah tersebut.
C. Rencana selanjutnya terhadap pendalaman materi pengetahuan baru
Mempelajari permasalahan-permasalahan pokok dalam perkembangan ilmu IPA tentu
memberikan pemahaman terkait masalah itu sendiri.Dengan memahami permasalahanpermasalahan tersebut, tentunya memberikan rasa ingin tahu solusi dari permasalahan
tersebut.Untuk itu perlunya pengkajian lebih lanjut daripada karakteristik Ilmu IPA dan
pengembangan Ilmu IPA tersebut, agar dapat mempermudah dalam mengambil langkah
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.Permasalahan yang ditemukan jawaban
atau solusinya dapat langsung diaplikasikan.

JURNAL BELAJAR (03)


BAB III
KARAKTERISTIK ILMU IPA DAN PENGEMBANGAN IPA
1. Tambahan Pengetahuan Baru
Ilmu Pengetahuan Alam secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena
alam.IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar dapat meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak ada habishabisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu per satu, serta mengalirnya
informasi yang dihasilkan jangkauan sains makin luas dan lahirlah sifat terapannya yaitu
teknologi. Menurut James Conant (Holton dan Roller, 1958) mendefinisikan IPA atau sains
(dalam arti sempit) sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan
satu sama lain, dan ada yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi serta
berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Kemudian A.N. Whitehead
(M.T.Zen, 1981) menyatakan bahwa sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman.
Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/fakta, dan orde kedua
didasarkan pada konsep manusia mengenai alam semesta.
Dari waktu ke waktu jarak tersebut makin lama makin sempit sehingga semboyan sains
hari ini adalah teknologi hari esok merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan
kebenarannya oleh sejarah.Bahkan kini ilmu pengetahuan dan teknologi telah manunggal
menjadi budaya IPTEK yang saling mengisi.Jelas bahwa IPA termasuk mata pelajaran yang
harus ditekuni dan dikuasai oleh para pemuda (siswa dan mahasiswa) karena merupakan
fondasi teknologi.
Pendidikan IPA selain terkait dengan berbagai permasalahan yang ada di lapangan juga
harus mampu mengant isipasi masa depan yang senantiasa berubah dan berkembang. Keeton
dalam Djohar (1989) menyatakan bahwa perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat
perkembangan IPTEK akan memberi umpan balik kepada perkembangan budaya manusia,
dan dalam kenyataannya evolusi kultural manusia melaju lebih cepat daripada evolusi
biologisnya. Oleh karena itu, pendidikan IPA berkewajiban membiasakan anak didik
menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari IPA.Metode ilmiah merupakan gabungan
antara pendekatan induktif-empirik dengan pendekatan deduktif-rasional.Kebenaran ilmiah
bukan merupakan kesimpulan rasional yang koheren dengan sistem pengetahuan yang

berlaku, melainkan juga harus sesuai dengan kenyataan yang ada (Jujun S. Suriasumanti,
1987).
Hakekat pembelajaran IPA dewasa ini mencakup tiga aspek yaitu:
a. IPA sebagai Produk
IPA sebagai suatu produk keilmuan yang mencakup konsep, teori dan hukum
yang dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia dan untuk keperluan
praktisnya.Dalam pengajaran IPA, aspek produk tampil dalam bentuk pokok bahasan
yang seringkali disajikan sebagai suatu pengetahuan atau teori yang sudah jadi tanpa
penjelasan bagaimana teori atau hukum itu diperoleh.
b. IPA sebagai Proses
Aspek kedua IPA adalah aspek proses, yaitu metode memperoleh pengetahuan.
Metode ini dikenal sebagai metode keilmuan yang saat ini merupakan hasil
perkembangan sebelumnya. Metode keilmuan memiliki kerangka dasar prosedur yang
dapat dijarkan dalam enam langkah : (1) sadar akan adanya masalah dan perumusan
masalah, (2) pengamatan dan pengumpulan data yang relevan, (3) penyusunan atau
klasifikasi data, (4) perumusan hipotesis, (5) deduksi dan hipotesis, (6) tes dan pengujian
kebenaran hipotesis. Dalam pengajaran IPA aspek proses ini muncul dalam bentuk
kegiatan belajar-mengajar. Ada tidaknya aspek proses dalam pengajaran tergantung pada
guru. Suatu teori yang tertulis dalam buku pelajaran dapat diajarkan begitu saja , namun
dapat pula diajarkan dengan membawa persoalan secara konkret dengan melakukan
berbagai aktivitas baik fisik maupun mental sampai akhirnya merumuskan kembali teori
yang sudah tertulis.
c. IPA sebagai Pemupuk Sikap
Pemupuk sikap adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus
dipertahankan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru
diantaranya tanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka terhadap
pendapat orang lain. Dawson (1995: 24-32) menyatakan sikap dapat diklasifikasi dalam
dua kelompok yaitu seperangkat sikap yang bila diikuti akan membantu proses
pemecahan masalah dan seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap IPA
sebagai suatu cara memandang dunia serta berguna bagi perkembangan karir di masa
depan.
Dalam pembelajaran IPA aspek pemupuk sikap merupakan hal yang penting, guru
secara

sadar

menunjukkan

dan
sikap

terus-menerus
pada

murid.

memperhatikan,
Sikap-sikap

mengarahkan,

yang

positif

menegur

dapat

dan

didukung

perkembangannya misalnya rasa tanggung jawab, bekerja sama, tekun, toleran, jujur,
tidak putus asa dan memiliki rasa percaya diri. Dari keseluruhan uraian di atas, jelas IPA
bukan hanya berisi rumus atau teori melainkan suatu proses dan sikap ilmiah untuk
mendapatkan konsep-konsep ilmiah tentang alam semesta.
Pengembangan Ilmu IPA
Pada saat kita berfikir tentang strategi pengembangan ilmu,akan muncul
pertanyaan dibenak kita, apakah ilmu itu bebas nilai atau tidak. Cara pandang yang
berbeda akan membawa implikasi yang berbeda pula dalam strategi ilmu yang
dipilih. Seringkali orang mengaitkan pilihan antara bebas atau tidak bebas nilai itu
dengan jenis ilmu yang dikembangkan.
Faktor

penghambat

pengembangan

ilmu

yang

lain

adalah

faktor

kekuasaan. Kekuasaan merupakan suatu faktor yang senantiasa diupayakan untuk


dihindari oleh para ilmuwan. Tetapi hal ini sangat sulit untuk ditolak karena
kebayakan negara menempatkan kekuasaan sebagai faktor yang dominan dalam
pengambilan suatu keputusan.
Habernas menegaskan lebih lanjut bahwa ilmu pengetahuan alam
terbentuk berdasarkan kepentingan-kepentingan teknis. Ilmu pengetahuan alam
tidaklah netral, karena isinya tidak lepas samasekali dari kepentingan praktis
kendati dengan cara berbeda. Kepentingannya ialah memelihara serta memperluas
bidang saling pengertian antar manusia dan perbaikan komunikasi. Setiap kegiatan
teoritis

yang melibatkan pola subjek-subjek selalu mengandung kepentingan

tertentu. Kepentingan itu bekerja pada tiga bidang yaitu :


1. Pekerjaan
2. Bahasa
3. Otoritas
Perkembangan selanjutnya ditemukan hukum-hukumalam dan teori-teori
ilmiah yang dapat menjelaskan fenomena alam yang terjadi baik di alam jagat raya
(makrokosmos) maupun alam manusia (mikrokosmos). Selanjutnya, dari hasil
penelitian para ilmuwan tentang alam jagat raya terspesialisasi ilmu menjadi ilmu
astronomi,kosmologi, fisika,kimia dan sebagainya. Kemudian, ilmu tadi mengalami

perkembangan menjadi ilmu yang lebih spesifik lagi dan sekaligus aplikatif dan
terasa manfaatnya.
2. Manfaat Pengetahuan Baru
Manfaat yang diperoleh setelah mempelajari Karakteristik Ilmu IPA dan Pendidikan IPA
yaitu:
a. Memberikan pemahaman bahwa Ilmu IPA merupakan salah satu bidang Ilmu yang
mengajarkan manusia untuk memanfaatkan segala sumber daya alam secara bijak untuk
mencapai kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
b. Memberikan pemahaman bagaiman cara yang baik untuk mengajarkan ilmu IPA kepada
siswa.
c. Memahami bahwa Ilmu IPA tidak dapat dipisahkan dari teknologi karena keduanya saling
bergantung.
d. Memahami karakteristik IPA menyadarkan betapa pentingnya memiliki sikap dan moral
yang baik yang akan menjadi sikap ilmiah. Dengan membiasakan menerapkan sikap yang
ilmiahtersebut, maka akan menanamkan karakter yang baik padda setiap diri manusia.
3. Rencana Selanjutnya Terhadap Pendalaman Materi Pengetahuan Baru
Dengan memahami karakteristik Ilmu IPA dan Pendidikan IPA semakin membuka lebar cara
pandang terhadap pentingnya Ilmu IPA dan Pendidikan IPA itu sendiri. Ilmu IPA yang
merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam sekitar yang dapat diamati.Dengan
kemampuan mengamati dan berfikir yang dimiliki manusia, maka manusia berupaya
membangkitkan minat agar dapat meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang
alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak ada habis-habisnya.Dengan
tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu per satu, serta mengalirnya informasi yang
dihasilkan jangkauan sains makin luas dan lahirlah sifat terapannya yaitu teknologi. Ilmu IPA
dapat dipahami hasilnya yang berupa konsep, teori dan hukum oleh siswa tentunya
dibutuhkan metode atau cara yang baik pula dalam mengajarkan. Agar kelak manusia dapat
memahami Ilmu IPA tersebut layaknya para Ilmuwan yang memahami sesuatu, sehingga
pemahaman itu dapat tertanam dalam diri siswa. Dengan demikan akan lahir manusia yang
mampu memanfaatkan alam ini dengan bijak dengan menciptkan teknologi yang mampu
mempermudah dan mensejahterakan manusia dan makhluk lainnya. Memahami karakteristik
Ilmu IPA tentunya diperlukan pemahaman yang lebih pula terkait apa yang menjadi objek
Ilmu IPA itu sendiri.

JURNAL BELAJAR (04)


BAB IV
OBJEK ILMU IPA DAN PENDIDIKAN IPA
1. Tambahan Pengetahuan Baru
Ilmu Pengetahuan Alam mengarah pada pendekatan logis untuk mempelajari alam
semesta.IPA mempelajari alam dengan menggunakan metode sains.Tingkat kepastian ilmu
alam relatif tinggi mengingat objeknya yang kongkrit, karena hal ini lazim juga disebut ilmu
pasti.Sains merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk mencari
penjelasan tentang gejala-gejala alam.Langkah tersebut adalah merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan
akhirnya menyimpulkan.
Ilmu Pengetahuan Alam dalam kajiannya mempelajari alam semesta, antara lain tentang
keadaan alam dan sifat makhluk hidup, benda-benda langit dan semua proses yang terjadi di
atmosfirnya, zat dan energi, ilmu bumi dan tentang susunan senyawa kimia suatu zat.
Matematika tidak termasuk ilmu alam, melainkan perangkat yang digunakan dalam ilmuilmu alam.
Pada tahap selanjutnya, ilmu terinci dalam beberapa disiplin ilmu yang memerlukan
pendekatan, sifat,objek, tujuan dan ukuran yang berbeda antara disiplin ilmu yang satu
dengan disiplin ilmu yang lain. Selanjutnya, cabang ilmu semakin berkembang dengan segala
variasinya. Dengan perkembangan ini, ilmu menjadi lebih terspesialisasi sehingga dengan
atau tanpa sadar ilmu menjadi bersekat-sekat yang kadangkala memunculkan sifat arogansi
ilmu yang satu terhadap ilmu yang lain. Hal ini tidak lepas dari sifat penganut ilmu tersebut.
Ilmu Pengetahuan Alam mengarah pada pendekatan logis untuk mempelajari alam
semesta. IPA mempelajari alam dengan menggunakan metode sains. Tingkat kepastian ilmu
alam relativ tinggi mengingat objeknya yang kongkrit, karena hal ini lazim juga disebut ilmu
pasti. Sains merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk mencari
penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah ,
merumuskan hipotesis,
akhirnya menyimpulkan

merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan

IPA sebagai ilmu yang mempelajari alam dan semua gejala yang terdapat didalamnya
terbagi dalam beberapa cabang utama, ada delapan cabang utama ilmu pengetahuan alam
yaitu; Astronomi, Biologi, Ekologi, Fisika, Geologi, Geografi, Ilmu bumi, dan Kimia.Namun
dalam kajiannya ekologi masuk kelompok biologi dan geologi, geografi masuk dalam ilmu
bumi. Dimana semua cabang ilmu tersebut memiliki objek kajian masing-masing, yaitu:
a. Astronomi
Ilmu astronomi adalah ilmu tentang matahari, bulan, bintang, dan planet-planet
lainnya.Ilmu astronomi secara etimologi berarti ilmu bintang, yang melibatkan
pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya. Ilmu
astronomi mempelajari asal-usul , evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa
dilihat dari langit (dan diluar bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Ilmu astronomi mempelajari asal-usul , evolusi, sifat fisik dan kimiawi bendabenda yang bisa dilihat dari langit (dan diluar bumi), juga proses yang melibatkan
mereka. Astronomi terbagi dalam beberapa cabang yang dibedakan berdasarkan dua hal
yaitu:
Berdasarkan subyek atau masalah yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Astrometri
: Mempelajari posisi benda langit dan perubahan posisi mereka
Kosmologi: Mempelajari alam semesta secara keseluruhan serta evolusinya
Galaksi Fisika
: Mempelajari struktur dan bagian galaksi kita dan galaksi lain
Ekstragalaksi
: Mempelajari benda, sebagiaan besar galaksi diluar galaksi kita
Ilmu planet
: Mempelajari planet dan tata surya
Pembentukan bintang
: Mempelajari kondisi dan proses yang menyebabkan

pembentukan bintang didalam awan gas, dan proses pembentukan itu sendiri.
7. Astrobiologi
: kajiannya tentang asal, evolusi, penyebaran, dan masa depan
kehidupan di alam semesta.
8. Astrokimia
: studi tentang unsur kimia yang ditemukan di luar angkasa,
umumnya dalam skala yang lebih besar dari tata surya, terutama di awan molekul,
berikut studi mengenai pembentukan, interaksi, serta kehancurannya.

Berdasarkan cara-cara mendapatkan informasi yang meliputi:


1. Astronomi optikal; menunjuk kepada teknik yang dipakai untuk mengetahui dan
menganalisa cahaya pada daerah sekitar panjang gelombang yang bisa dideteksi oleh
mata (sekitar 400-800nm)

2. Astronomi inframerah; mengenai deteksi inframerah


3. Astronomi radio; memakai alat yang benar-benar berbeda untuk mendeteksi radiasi
panjang gelombang mm cm.
b. Biologi
Ilmu biologi adalah ilmu tentang kehidupan dan sifat makhluk hidup (manusia,
binatang, tumbuhan).Ilmu biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang
berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan. Ilmu ini membahas hal-hal yang
masih berkaitan dengan makhluk hidup seperti zat yang membentuk makhluk hidup, zat
yang dibutuhkan makhluk hidup, serta berbagai hal mengenai hubungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannanya.Objek kajian ilmu biologi sangat luas dan mencakup
semua makhluk hidup, seiring dengan berbagai penemuan para ilmuwan. Berbagai aspek
kehidupan yang dikaji antara lain meliputi; Ciri-ciri fisik dan fungsinya, perilaku
dipelajari pada masa sekarang dan masa lalu, bagaimanaa makhluk hidup tercipta,
interaksi antar sesama makhluk hidup dengan alam sekitar, mekanisme pewarisan sifat.
Pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yaitu:

Pembagian berdasarkan keanekaragaman


Pembagian berdasarkan organisasi kehidupan
Pembagian berdasarkan interaksi

Biologi merupakan pohon ilmu yang sangat besar. Karena begitu luasnya cakupan
biologi, maka dibuatlah cabang-cabang ilmu biologi. Cabang biologi terus bertambah
sesuai dengan perkembangan ilmu biologi itu sendiri, berikut adalah beberapa cabangcabang ilmu bilogi, antara lain:
1.
2.
3.
4.

Agronomi, ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya


Algologi, ilmu yang mempelajari tentang alga
Anatomi atau ilmu urai tubuh, ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh
Anatomi Perbandingan, ilmu mengenai persamaan dan perbedaan anatomi dari
makhluk hidup.
5. Anestesiologi, disiplin ilmu yang mempelajari penggunaan anestesi.
6. Apiari, ilmu yang mempelajari tentang lebah termasuk ternak lebah
7. Arachnologi, ilmu yang mempelajari tentang laba-laba.
8. Artrologi, ilmu yang mempelajari tentang sendi (penyakit sendi)
9. Bakteriologi, ilmu yang mempelajari tentang bakteri
10. Bioinformatika, ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk
mengelola dan menganalisis informasi biologis
11. Biologi Molekuler, kajian biologi pada tingkat molekul
12. Biologi Reproduksi, cabang biologi yang mendalami tentang perkembangbiakan
13. Biokimia, kajian biologi yang mempelajari kimia makhluk hidup

14. Biofisika. cabang ilmu biologi yang mengkaji aplikasi aneka perangkat dan hukum fisika
15. Biogeografi, cabang dari biologi yang mempelajari tentang keaneka ragaman hayati
berdasarkan ruang dan waktu
16. Biostatistika, (gabungan dari kata biologi dengan statistika; kadang-kadang dirujuk
sebagai biometri atau biometrika) adalah penerapan ilmu statistika ke dalam ilmu
biologi
17. Bioteknologi, cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,
fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
18. Botani, Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
19. Bryologi, ilmu yang mempelajari tentang lumut
20. Dendrologi, ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu
lainnya, seperti liana dan semak
21. Dermatologi, ilmu yang mempelajari kulit dan penyakitnya
22. Ekologi, ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbale balik antara makhluk
hidup dan lingkungannya
23. Epidemiologi, ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit
24. Embriologi, ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
25. Endokrinologi, ilmu yang mempelajari tentang hormone
26. Entomologi, Ilmu yang mempelajari tentang serangga
27. Etnobotani, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan tumbuhan
28. Etnozoologi, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan hewan
29. Etologi, cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan,
mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya
30. Eugenetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
31. Evolusi, ilmu yang mempelajari perubahan makhluk hidup dalam jangka panjang
32. Enzimologi, ilmu yang mempelajari tentang enzim
33. Farmakologi,ilmu yang mempelajari obat-obatan, interaksi dan efeknya terhadap
tubuh manusia
34. Fikologi, Ilmu yang mempelajari tentang alga.
35. filogeni, kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang
dikaitkan Dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya
36. Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh
37. Fisioterapi, Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadappenderita yang
mengalami kelumpuhan atau gangguan otot
38. Fitopatologi, cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat
serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara
39. Gastrologi, ilmu yang mempelajari tentang salurang pencernaan, terutama lambung dan usus
40. Genetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat pada organisme
41. Genetika kuantitatif, Cabang genetika yang membahas pewarisan sifat-sifat terukur
(kuantitatif atau metrik), yang tidak bisa dijelaskan secara langsung melalui hukum
pewarisan Mendel

42. Genetika molukuler, cabang genetika yang mengkaji bahan genetik dan ekspresi
genetik di tingkat subselular (di dalam sel)
43. Genetika populasi , cabang genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada
ranah populasi

44. Ginekologi, ilmu yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi


wanita (rahim, vagina dan ovarium)
45. Genomika, ilmu yang mempelajari tentang bahan genetik dari suatu organisme atau
virus
46. Harpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia dan ampibia (ular dan kadal)
47. Hematologi, ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya
48. Histologi, ilmu yang mempelajari tentang jaringan
49. Higiene, ilmu yang mempelajari tentang kesehatan makhluk hidup
50. Ikhtiologi, Ilmu yang mempelajari tentang ikan
51. Imunologi, Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun) tubuh
52. Kardiologi, ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah
53. Karsinologi, ilmu yang mempelajari tentang crustacean
54. Limnologi, ilmu yang mempelajari tentang rawa
55. Malakologi, ilmu yang mempelajari tentang molusk
56. Mamologi, ilmu yang mempelajari tentang mammalia
57. Metabolomika, kajian dalam biologi molekular yang memusatkan perhatian pada
keseluruhan produk proses enzimatik yang terjadi di dalam sel
58. Mikobiologi, ilmu yang mempelajari tentang jamur
59. Mikrobiologi, ilmu yang mempelajari tentang organism
60. Miologi, ilmu yang mempelajari tentang otot
61. Mirmekologi, ilmu yang mempelajari tentang rayap
62. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luar organisme
63. Nematologi, ilmu yang mempelajari tentang nematod
64. Nefrologi, cabang medis internal yang mempelajari fungsi dan penyakit ginjal
65. Neurologi, Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem sara
66. Organologi, ilmu yang mempelajari tentang organ
67. Onkologi, ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya
68. Ontogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup dari zigot
menjadi dewasa
69. Ornitologi, ilmu yang mempelajari tentang burung
70. Osteologi, ilmu yang mempelajari tentang tulang
71. Oftalmologi, ilmu yang mempelajari tentang mata ( penyakit mata )
72. Palaentologi, Ilmu yang mempelajari tentang pfosil
73. Paleobotani, ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau
74. Paleozoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
75. Palinologi, ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya,
diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan
scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat
pada sedimen dan batuan sedimen
76. Parasitologi, ilmu yang mempelajari tentang parasit
77. Patologi, ilmu yang mempelajari tentang penyakit
78. Patologi anatomi, ilmu yang mempelajari kelainan struktur mikroskopik dan
makroskopik berbagai organ dan jaringan yang disebabkan penyakit atau proses
lainnya
79. Patologi Klinik, ilmu yang mempelajari kelainan yang terjadi pada berbagai fungsi
organ atau sistem organ

80. Pediatri, ilmu yang mempelajari masalah penyakit pada bayi dan anak
81. Philogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhlukhidup
82. Primatologi, ilmu yang mempelajari tentang primata
83. Proteomika, kajian secara molekular terhadap keseluruhan protein yang dihasilkan
dari ekspresi gen di dalam sel.
84. Protozoologi, ilmu yang mempelajari tentang protozoa
85. Psikiatri, ilmu kedokteran jiwa
86. Pteridologi, ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan paku
87. Pulmonologi, ilmu yang mempelajari tentang paru-par
88. Radiologi, ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran
atau radiasi geombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang
mekanik
89. Reumatologi, ilmu yang ditujukan untuk diagnosis dan terapi kondisi dan penyakit
yang mempengaruhi sendi, otot, dan tulang
90. Rekayasa Genetika, ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetis
91. Rodentiologi, ilmu yang mempelajari tentang rodentia
92. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel
93. Sanitasi, ilmu yang mempelajari tentang lingkungan
94. Taksonomi, ilmu yang mempelajari tentang sistematika makhluk hidup
95. Teknik Biokimia, cabang ilmu dari teknik kimia yang berhubungan dengan
perancangan dan konstruksi proses produksi yang melibatkan agen biologi
96. Teratologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan formasi dari sel,
jaringan, dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia.
97. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang
merugikan bagi organisme hidup.
98. Transkriptomika, bagian dari biologi molekular yang mengkaji tentang produk
transkripsi secara keseluruhan (transkriptom)
99. Urologi, cabang ilmu kedokteran yang mencakup ginjal dan saluran kemih pada pria
dan wanita baik dewasa dan anak serta organ reproduksi pada pria
100. Virologi, ilmu yang mempelajari tentang virus
101. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan
102. Acarologi, ilmu yang mempelajari tentang acarina (tungau)
c. Fisika
Ilmu fisika adalah ilmu tentang zat dan energi (seperti cahaya, panas dan
bumi).Fisika mempelajarai gejala alam yang tidak hidup beserta interaksi dalam lingkup
ruang dan waktu.Para ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang
yang sangat beragam.Mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi
hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.Budaya penelitian
fisika berbeda dengan ilmu lainya karena adanya pemisahan dalam bidang teori dan
eksperimen.Meskipun teori dan eksperimen dikembangkan secara terpisah, namun

keduanya saling bergantung.Fisika juga erat kaitannya dengan matematika.Teori fisika


banyak dinyatakan dalam notasi matematis.
Bidang-bidang yang menjadi objek kajian pada fisika antara lain:
1. Astrofisika adalah cabang astronomi yang berhubungan dengan fisika jagad raya,
termasuk sifat fisik (luminositas, kepadatan, suhu, dan komposisi kimia) dari objek
astronomi seperti planet, bintang, galaksi dan medium antar bintang, dan juga
interaksinya. Kosmologi adalah teori astrofisika pada skala terbesar.
2. Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala
besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu
subjek.
3. Ilmu keplanetan atau planetologi, atau astronomi planet adalah ilmu mengenai planet dan
tata surya, dan menjadi suatu bidang interdisiplin dari berbagai ilmu.
4. Fisika plasma adalah salah satu bidang dari fisika yang mempelajari gas terionisasi yang
dikenal sebagai plasma.
5. Fisika atomik, molekul, dan optik adalah bidang ilmu yang mempelajari interaksi zat-zat
dan cahaya-zat dalam skala atom tunggal atau struktur berisi beberapa atom. Ketiga
bidang ini dikelompokkan menjadi satu karena hubungan mereka, metode yang mirip,
dan kesamaan skala energi yang bersangkutan. Fisikawan kadangkala menyingkat bidang
ini sebagai fisika AMO.
6. Fisika atom dibedakan dari fisika nuklir, meskipun masyarakat memandangnya sama.
Fisika atom tidak berhubungan dengan proses intra-nuklir dipelajari dalam fisika nuklir,
meskipun sifat dari nukleus merupakan hal yang penting dalam fisika nuklir.
7. Fisika molekuler memfokuskan dalam struktur multi-atom dan interaksi internal dan
eksternal mereka dengan benda dan cahaya. Merupakan cabang ilmu yang mempelajari
sifat fisik molekul dan ikatan kimia antar atom yang merekatkannya menjadi molekul
8. Fisika optikal dibedakan dari optik karena dia condong untuk memfokuskan tidak pada
pengontrolan medan cahaya klasik dengan objek makroskopik, tetapi dalam sifat dasar
dari medan optik dan interaksi mereka dengan benda dalam alam mikroskopik. Optika
adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya
dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis.
9. Fisika partikel adalah cabang dari fisika yang mempelajari partikel dasar pembentuk
benda dan radiasi, dan interaksi antara mereka. Dia juga disebut fisika energi tinggi,
karena banyak partikel dasar tidak terjadi dalam keadaan biasa di alam, tetapi dapat
diciptakan dan dideteksi pada saat benturan berenergi partikel lainnya, seperti yang
dilakukan dalam pemercepat partikel.

10. Ilmu Fisika Nuklir adalah ilmu yang mempelajari tentang inti atom, serta perubahanperubahan pada inti atom.
11. Fisika benda terkondensasi adalah bidang fisika yang berhadapan dengan sifat fisika
makroskopik benda. Material butiran adalah bahan atau material yang terdiri dari butiranbutiran bahan lain yang lebih kecil.
12. Biofisika merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mengkaji aplikasi aneka
perangkat dan hukum fisika untuk menjelaskan aneka fenomena hayati atau biologi.
Geofisika adalah bagian dari ilmu fisika yang mempelajari bumi menggunakan
kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi
(udara), geofisika bumi padat dan oseanografi(laut). Beberapa contoh kajian dari
geofisika bumi padat misalnya seismologi yang mempelajari gempa bumi, ilmu tentang
gunung api (Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamikayang mempelajari dinamika
pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik yang digunakan dalam
pencarianhidrokarbon.
d. Ilmu bumi
Ilmu bumi (geografi) adalah pengetahuan untuk mengamati, menggolongkan dan
menganalisis perbedaan berbagai daerah pada permukaan bumi.Ilmu bumi (earth
science, geoscience) adalah suatu istilah untuk cabang-cabang ilmu yang mempelajari
bumi.Dalam melaksanakan kajiannya, ilmuwan dalam bidang ini menggunakan metode
ilmiah yaitu formulasi hipotesa melalui observasi dan pengumpulan data mengenai
fenomena alam yang dilanjutkan dengan pengujian hipotesa tersebut.Dalam ilmu bumi
peranan data sangat penting dalam membentuk dan menguji suatu hipotesa.
e. Ilmu kimia
Ilmu kimia adalah ilmu tentang susunan, unsur, dan ciri-ciri zat , serta reaksireaksi yang

menyebabkan timbulnya zat-zat baru. Atau ilmu yang mempelajari

mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta
perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang
ditemukan sehari-hari. Jangkauan kimia tidak hanya mempelajari materi non hayati,
tetapi juga materi hayati serta proses kimia yang terjadi dalam makhluk hidup itu sendiri
baik yang ada di dalam bumi dan di luar angkasa. Konsep dasar yang dipelajari dalam
ilmu kimia adalah atom, unsure, ion, senyawa, molekul, zat kimia, ikatan kimia, reaksi
kimia, kimia kuantuum, hukum kimia, dan industrikimia.

f. Ilmu Bumi
Ilmu bumi (geografi) adalah pengetahuan untuk mengamati, menggolongkan dan
menganalisis perbedaan berbagai daerah pada permukaan bumi. Ilmu bumi (earth
science, geoscience) adalah suatu istilah untuk cabang-cabang ilmu yang mempelajari
bumi.
Objek Kajian Ilmu Bumi
Dalam melaksanakan kajiannya, ilmuwan dalam bidang ini menggunakan metode
ilmiah yaitu formulasi hipotesa melalui observasi dan pengumpulan data mengenai
fenomena alam yang dilanjutkan dengan pengujian hipotesa tersebut. Dalam ilmu bumi
peranan data sangat penting dalam membentuk dan menguji suatu hipotesa.
Cabang-cabang ilmu bumi antara lain:
1. Geologi

: mempelajari lapisan batuan dari kulit bumi (litosfer) dan perkembangan

sejarahnya.
2. Geofisika : mempelajari sifat-sifat fisis bumi, seperti bentuk bumi, reaksi terhadap
gaya, serta medan potensial bumi (medan magnet dan gravitasi)
3. Geodesi : mempelajari pergerakan bintang dan satelit bumi
4. Ilmu tanah : mempelajari lapisan terluar kulit bumi yang terlibat dalam proses
pembentukan tanah (pedosfer)
5. Glasiologi : mempelajari lapisan es dari bumi
6. Atmosfer : mempelajari lapisan udara antara permukaan bumi sampai lapisan
eksosfer
7. Aeronomi : adalah ilmu yang mengkaji wilayah atas atmosfer.
8. Oceanografi (hidrologi) : mempelajari bagian air dari bumi ( laut dan air tawar )
2. Manfaat Pengetahuan Baru
Manfaat yang diperoleh setelah mempelajari Objek Ilmu IPA dan Pendidikan IPA yaitu:
a. Memberikan kesadaran bahwa ternyata objek kajian Ilmu IPA itu sangat luas.
b. Memberikan dorongan untuk mengetahui lebih banyak lagi kajian-kajian ilmu
pengetahuan alam yang dapat dikaji.
c. Memberikan pemahaman bahwa setiap bidang ilmu memiliki objek kajian yang berbeda,
tetapi satu dan yang lain masih saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan
3. Rencana Selanjutnya Terhadap Pendalaman Materi Pengetahuan Baru
Mempelajarai objek ilmu IPA dan Pendidikan IPA memberikan pemahaman bahwa setiap
cabang Ilmu yang ada dalam Ilmu IPA memiliki objek kajian yang berbeda-beda.Namun

demikian setiap ilmu tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Memahami objek
IPA artinya pasti kemampuan untuk memahami cara mengkaji atau mempelajarinya akan
semakin mudah. Dengan memahami objek IPA, maka memberikan peluang kepada para
ilmuwan untuk mengembangkan kajian ilmu IPA itu sendiri serta menciptakan teknologiteknologi baru yang dapat membantu manusia untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi baik masalah yang diahadapi saat melakukan pengkajian maupun masalah yang
dihadapi langsung oleh manusia dalam kehidupan sehar-hari.Untuk itu, memahami metode
pengembangan Ilmu IPA sangat penting dipelajari kaitannya dengan objek ilmu IPA yang
telah dipahami.

JURNAL BELAJAR (05)


BAB V
METODE PENGEMBANGAN IPA DAN PENDIDIKAN IPA
1. Tambahan Pengetahuan Baru
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Jadi, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak
semua pengetahuan disebut ilmiah, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu yang tercantum dalam metode ilmiah. Ruang lingkup
epistemologi adalah masalah sumber ilmu dan masalah kebenaran ilmu.
Kebenaran merupakan ciri asli dari ilmu itu sendiri. Dengan demikian maka pengabdian
ilmu secara netral, tak bermuara, dapat melunturkan pengertian kebenaran sehingga ilmu
terpaksa menjadi steril. Uraian keilmuan tentang masyarakat sudah semestinya harus
diperkuat oleh kesadaran terhadap berakarnya kebenaran
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya
kemudian mempelajarinya.Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil
pengamatan terhadap gejala alam yang ada.Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan
yang diperoleh dari hasil pemikirannya.Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya
pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran
dari suatu pengetahuan.Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang
baru.Setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini
lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap.
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak
tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya
pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna
dikembangkan metode eksperimen.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia
dan gejala alam, meliputi asal-usul alam semesta degan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Metode ilmiah merupakan suatu cara
yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan suatu permasalahan, serta

menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur, dan terkontrol. Tidak semua


pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu. Adapun syarat-syarat suatu pengetahuan
dapat dikatakan sebagai ilmu adalah sebagai berikut:
a. Logis
b. Objektif
c. Metodik
d. Sistematik
e. Universal
Oleh dasar inilah metode ilmiah dikatakan sebagai ciri ilmu pengetahuan alam
(IPA) sehingga pemecahan masalah yang tidak diterapkan melalui metode ilmiah tidak
dapat dikatakan bersifat ilmiah. Adapun langkha-langkah operasional metode ilmiah,
antara lain:
a. Penginderaan
b. Masalah atau Problem ( Perumusan Masalah )
c. Hipotesis
d. Eksperimen
e. Teori
Ilmu pengetahuan dapat dipandang dengan metode deduktif maupun induktif.
a. Metode Deduktif
Aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang memadai dan
dapat dipercaya adalah akal (rasio). Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akal
saja yang memenuhi syarat yang dituntut oleh sifat umum dan harus mutlak , yaitu
syarat yang dituntut oleh semua pengetahuan ilmiah. Sedangkan pengalaman hanya
dapat dipakai untuk mengukuhkan kebenaran pengetahuan yang telah diperoleh
melalui akal.Akal tidak memerlukan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan
yang benar, karena akal dapat menurunkan kebenaran itu dari dirinya sendiri, dengan
menerapkan metode deduktif. Rene Descartes, memulai metodenya dengan
meragukan segala pernyataan kecuali pada satu pernyataan saja, yaitu bahwa ia
sedang melakukan keraguan itu sendiri.
b. Metode Induktif
Sumber pengetahuan yang memadai adalah pengalaman, yaitu pengalaman lahir
(dunia) dan pengalaman batin (pribadi manusia).Sedangkan akal hanya berfungsi dan
bertugas untuk mengatur dan mengolah bahan-bahan/ data yang diperoleh melalui
pengalaman.Menurut pendapat aliran empirisme metode ilmu pengetahuan bukan

priori tapi a posteriori yaitu metode yang berdasarkan hal-hal yang ada atau
terjadinya kemudian. Aliran ini yakin bahwa manusia tidak punya innate ideas ( ideide bawaan). Aliran ini dipelopori oleh Francis Bacon, kemudian Thomas Hobbes
dan David Hume.Bacon dengan metode eksperimennya, manusia melalui
pengalaman dapat mengetahui benda- benda dan hukum-hukum relasi antara bendabenda.
Metode ilmiah mencoba menggabungkan berpikir deduktif dengan berpikir
induktif dalam membangun pengetahuannya.Argumentasi rasional meski didasarkan pada
premis ilmiah yang teruji kebenarannya mungkin saja terjadi kesalahan dalam
penyusunan argumentasi, sehingga untuk menghindari kesalahan tersebut perlu
dipergunakan metode induktif yang didasarkan pada kebenaran korespondensi.
Metode ilmiah merupakan gabungan metode deduktif dan induktif yang mana
deduktif (rasionalisme ) memberikan kerangka pemikiran yang logis , sedangkan metode
induktif ( empirisme)memberikan kerangka pembuktian atau kerangka pengujian untuk
memastikan suatu kebenaran. Kerangka pemikiran demikian disebut dengan deductohypothetico-verifikatif,

dengan

langkah-langkahnya

yaitu;

Perumusan

masalah,

Penyusunan kerangka berpikir dalam pengujian hipotesis, Perumusan hipotesis,


Pengujian hipotesis, Penarikan kesimpulan.
Pendidikan IPA membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains yang
terdiri atas proses, produk dan aplikasinya, mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan
hati dan ketekunan sadar akan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat serta terjadi
pengembangan ke arah sikap yang positif.
Menyadari hal ini maka pendidikan IPA perlu mendapat perhatian, sehingga dapat
dilakukan suatu usaha yang di sebut modernisasi. Modernisasi sendiri merupakan proses
pergeseran sikap, cara berpikir dan bertindak sesuai dengan tuntunan zaman. Dengan
demikian modernisasi pendidikan IPA memiliki upaya untuk mengubah system menjadi
lebih modern dan akan terus berjalan dinamis.Modernisasi dalam pendidikan IPA
meliputi dua hal yaitu materi IPA dan matematika, serta system penyampaian.
Modernisasi pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju seperti Amerika,
namun untuk Indonesia sendiri belum nampak perkembangannya

Modernisasi yang dilakukan di Indonesia terkait dengan adanya perubahan


kurikulum yang dominant terlihat pada kurikulum 1975, kurikulum ini berpengaruh pada
kurikulum 1984 dan 1994.selanjutnya berubah menjadi Kurikulum 2004 yang biasa
dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai akhirnya sekarang telah
disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Ditinjau dari sudut sejarah, filsafat Barat memiliki empat periodisasi. Periodisasi
ini didasarkan atas corak pemikiran yang dominan pada waktu itu. Pertama, adalah
zaman Yunani Kuno, ciri yang menonjol dari filsafat Yunani kuno adalah ditujukannya
perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna
menemukan asal mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala. Para
filosof pada masa ini mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya, sehingga
ciri pemikiran filsafat pada zaman ini disebut kosmosentris. Kedua, adalah zaman Abad
Pertengahan, ciri pemikiran filsafat pada zaman ini di sebut teosentris. Para filosof pada
masa ini memakai pemikiran filsafat untuk memperkuat dogma-dogma agama Kristiani,
akibatnya perkembangan alam pemikiran Eropa pada abad pertengahan sangat terkendala
oleh keharusan untuk disesuaikan dengan ajaran agama, sehingga pemikiran filsafat
terlalu seragam bahkan dipandang seakan-akan tidak penting bagi sejarah pemikiran
filsafat sebenarnya.

Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para filosof zaman ini

menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman ini lazim
disebut antroposentris. Filsafat Barat modern dengan demikian memiliki corak yang
berbeda dengan filsafat Abad Pertengahan. Letak perbedaan itu terutama pada otoritas
kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan
mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya, maka pada zaman Modern
otoritas kekuasaan itu terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada
zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang
ada pada dirinya sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang mengikat itu adalah agama dengan
gerejanya serta Raja dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut.

Keempat,

adalah Abad Kontemporer dengan ciri pokok pemikiran logosentris, artinya teks menjadi
tema sentral diskursus filsafat
Filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam di Zaman Yunani
Kuno adalah Thales (624-546 SM). Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena

unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air. Air dapat berubah menjadi gas
seperti uap dan benda padat seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air. Selain
Thales, terdapat pula beberapa ahli filsuf yang lain diantaranya adalah Heracleitos,
Permenides, Plato dan lain-lain. Puncak keemasaan pada masa Yunani Kuno dicapai
pada masa Sokrates dan Aristoteles.
Zaman pertengahan dieropa adalah zaman keemasan bagi kekristenan. Abad
pertengahan dibahas sebagai zaman yang khas, karena dalam abad-abad itu
perkembangan alam pikiran eropa sangat terkendala oleh keharusan untuk disesuaikan
dengan ajaran agama. Filosof yunani yang berpengaruh pada abad pertengahan ini
adalah Plato dan Aristoteles, Plato menampakan pengaruhnya kepada Agustinus
sedangkan Aristoteles kepada Thomas Aquinas. Adapun perkembangan filsafat pada
masa ini dibagi menjadi dua zaman yaitu : zaman patrisitik dan zaman skolastik.
Pada zaman modern, perkembangan filsafat mulai ditandai dengan munculnya
berbagai pemikiran-pemikiran yaitu rasionalisme, empirisme, dan kritisme.

Aliran

rasionalisme di pimpin oleh Rene Descartes dan aliran empirisme dipimpin oleh David
Hume. Sedangkan alira kritisme dipimpin oleh Imannuel Kant. Berlanjut pada abad 1819 M.

Pada abad ini banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam filsafat antara

laian: positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, neokantianisme, neotomisme fenomenologi, Hedonisme dan Capitalism. Tokoh-tokoh filsafatyang terlahir di
zaman ini antara lain: A. Comte, William James, Cl. Lvi-Strauss, J. Lacan dan M.
Faoucault dan lain-lain.
Bagi era manusia dewasa (modern) ini pengetahuan hanya mungkin dengan
menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap pemikiran hanya benar secara
ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran yang jelas
dan pasti sebagaimana berat, luas dan isi suatu benda.
Pada periode ini juga muncul aliran Pragmatisme. Pragmatisme berasal dari
kata pragma yang artinya guna.

Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang benar

adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang
bermanfaat secara praktis. Tokohnya William James (1842-1910) lahir di New York,

memperkenalkan ide-idenya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam bidang


seni, psikologi, anatomi, fisiologi dan filsafat.
2. Manfaat Pengetahuan Baru
Manfaat setelah mempelajari Metode pengembangan IPA dan Pendidikan IPA yaitu:
a. Memberikan kemampuan berfikir secara ilmiah, bagaimana mengamati sebuah objek
kajian IPA yang kemudian dari hasil pengamatan tersebut melahirkan sebuah pertanyaan
atau permasalahan dan selanjutnya berusaha mencari tau jawabannya dengan metode
ilmiah, dimana hasilnya atau jawaban tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
b. Dengan mempelajarai materi ini, memotivasi untuk senantiasa memcahkan masalah
secara ilmiah. Karena dengan metode yang ilmiah, permasalahan dapat diselesaikan
dengan secara efektif.
c. Metode pengembangan ilmu IPA dan Pendidikan IPA dapat memberikan inspirasi
bagaimana mengajarkan IPA kepada siswa dengan metode ilmiah seperti yang digunakan
oleh para ilmuwan dalam menyusun suatu konsep, teori maupun hukum.
3. Rencana Selanjutnya Terhadap Pendalaman Materi Pengetahuan Baru
Materi pengembangan ilmu IPA dan pendidikan IPA memberikan kesadaran bahwa betapa
besarnya manfaat ilmu IPA terhadap kehidupan, pengembangan ilmu IPA mampu menjawab
beberapa

permasalahan

yang

dihadapi

masyarakat

di

bidang

teknologi.Metode

pengembangan ilmu IPA yang ilmiah juga terterapkan dalam pendidikan IPA.Setelah
mempelajari metode pengembangan ilmu IPA dan pendidikan IPA, langkah selanjutnya yang
penting untuk dipahami adalah bagaimana metode pengembangan tersebut dapat
terealisasikan.Ilmu IPA dan pendidikan IPA dapat berkembang dengan pesat dan terkendali,
jika didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, serta tenaga professional di
bidangnya. Tenaga profesi tersebut dapat tercipta melalui proses pendidikan yang baik,
olehnya itu dibutuhkan sebuah system pendidikan yang mampu melahirkan generasi
professional yang nantinya dapat membantu mengembangkan ilmu IPA dan pendidikan IPA
itu sendiri.

JURNAL BELAJAR (06)


BAB VI
ALAT/SARANA PENGEMBANGAN ILMU IPA DAN PENDIDIKAN IPA
1. Tambahan Pengetahuan Baru
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sarana pendidikan diklasifikasikan
menjadi tiga macam, yaitu :
1. Habis tidaknya dipakai
a. Sarana pendidikan yng hbis dipakai, segala bahan atau alat yang apabila
digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh, kapur tulis.
b. Sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya, kayu, besi, dan kertas karton
yang digunakan guru dalam mengajar.
c. Sarana pendidikn tahan lama, adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat
digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh,
bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan peralatan olah raga.
2. Bergerak tidaknya saat pada saat digunakan
a. Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yan bisa digerakan
atau dipindah sesuai kebutuhan pemakainya, contohnya almari arsip sekolah.
b. Sarana pendidikan yang tidak bergerak, adalah semua sarana pendidikan yang
tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan misalnya, saluran dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
3. Hubungannya dengan proses belajar mengajar.
Ditinjau dari hubungannya dengn proses belajar mengajar,sarana pendidikan
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Alat pelajaran, adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar
mengajar, misalnya buku, alat tulis, dan alat praktik.
b. Alat peraga, adelah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa
perbuatan-perbuatan, atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada
anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai yang konkret.

c. Media pengajaran, adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara


dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efisiensi
dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu audio, visual, dan
audio visual.
Sekolah sebagai bentuk organisasi diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan. Keberhasilan program
pendidikan dalam proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, prasarana dan sarana, dan faktor
lingkunganlainnya. Apabila faktor tersebut terpenuhi dengan baik dan bermutu serta proses
belajar bermutu pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan di negara ini.
Salah faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses
pembelajaran yaitu sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu
sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.
Sarana prasarana adalah salah satu bagian input, sedangkan input merupakan salah satu
subsistem. Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa
agar siap bersaing terhadap pesatnya teknologi.
a. Alat Peraga IPA
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam mendukung pembelajaran IPA
sehingga penyampaian konsep lebih bermakna yaitu tersedianya alat dan sarana berupa
ruang laboratorium dan alat peraga (alat praktek) yang sesuai.Tapi yang menjadi catatan
bahwa laboratorium bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada dalam melakukan aktivitas
percobaan apalagi bagi sekolah yang masih baru dan belum mampu dari segi
finansial.Justru alat praktek lah yang harus tersedia walaupun nantinya melakukan
aktivitas percobaan di ruang kelas reguler (bukan laboratorium).Yang dimaksudkan alat
praktek disini adalah benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran.Penggunaan alat praktek membantu memudahkan memahami suatu konsep
secara tidak langsung atau bahkan digunakan secara langsung untuk membentuk suatu
konsep.Sedemikian pentingnya alat praktek dalam pembelajaran IPA sudah sepantasnya
pihak sekolah berupaya semaksimal mungkin untuk pengadaannya.
Salah satu tujuan pengajaran IPA adalah agar siswa memahami konsep-konsep
IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Depdikbud, 1994: 61). Apabila

dalam proses belajar mengajar IPA guru tidak menggunakan alat peraga, maka sulit bagi
siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru sehingga
berdampak pada kurangnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini
mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Tiap-tiap benda
yang dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam, dapat disebut alat
peraga.Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat
atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau
meningkatkan persepsi seseorang.Alat peraga dalam mengajar memegang peranan
penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.
b. Sarana dalam Ilmu IPA dan Pendidikan IPA
Sarana pendidikan adalah semua keperluan yang secara langsung dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang
tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif dan efesien, seperti bangunan, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran.Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah keperluan
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran,
seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan
secaralangsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran
biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan.
c. Fungsi Jenis dan Sifat Sarana
Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau
sifatnya, yaitu: Pertama, ditinjau dari fungsinya terhadap PBM. Sarana dan prasarana
pendidikan ada yang berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan
dan ada yang berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM.
prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan),
termasuk dalam prasarana pendidikan ini adalah tanah, halaman, pagar, tanaman,
bangunan sekolah, jaringan jalan, air, letrik, telepon, serta perabot/mobiler. Sedangkan
sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM,
seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.

Kedua, ditinjau dari jenisnya. Fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi


fasilitas fizikal dan fasilitas bukan fizikal Fasilitas fizikal atau fasilitas material yaitu
segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peranan
untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis,
komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan sebagainya. Fasilitas bukan fizikal
yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan,
yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti
manusia, jasa, uang.
Ketiga, Ditinjau dari sifat barangnya. Sarana dan prasarana pendidikan dapat
dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat
mendukung pelaksanaan tugas.Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan
dikelompokkan menjadi barang habis-pakai dan barang tak habis pakai.
1) Barang habis-pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan, dan
dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak
berfungsi lagi, seperti kapur tukis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu dan
sebagainya.
2) Barang tak-habis-pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta
tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama,
tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap-pakai untuk pelaksanaan tugas,
seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan
dan sebagainya.
Sedangkan barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya
atau tidak bisa dipidahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air, dan
sebagainya.
d. Sarana dan Prasarana Dalam Proses Belajar Mengajar
Menurut Nawawi (1987), dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada
dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan
dalam proses belajar mengajar. Sebagai contonya adalah kapur tulis, spidol, atlas dan
sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar.

Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses
belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang
secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan bila tinjau dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar mengajar,
maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi: Pertama, Alat pelajaran. Alat pelajaran
adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar. Alat ini
mungkin berwujud buku tulis, gambar-gambar, alat-alat tulis-menulis lain seperti kapur,
penghapusan dan papan tulis maupun alat-alat praktek, semuanya termasuk ke dalam
lingkup alat pelajaran.
Kedua, Alat peraga. Alat peraga mempunyai arti yang luas. Alat peraga adalah
semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda ataupun perbuatan
dari yang tingkatannya paling konkrit sampai ke yang paling abstrak yang dapat
mempermudah pemberian pengertian (penyampaian konsep) kepada murid. Di samping
itu,

alat

peraga

sangatlah

penting

bagi

pengajar

untuk

mewujudkan

atau

mendemonstrasikan bahan pengajaran guna memberikan pengertian atau gambaran yang


jelas tentang pelajaran yang diberikan. Hal itu sangat membantu siswa untuk tidak
menjadi siswa verbalis.
Dengan bertitik tolak pada penggunaannya, maka alat peraga dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
a) Alat peraga langsung, yaitu jika guru menerangkan dengan menunjukkan benda
sesungguhnya (benda dibawa ke kelas, atau anak diajak ke benda);
b) Alat peraga tidak langsung, yaitu jika guru mengadakan penggantian terhadap benda
sesungguhnya. Berturut-turut dari yang konkrit ke yang abstrak, maka alat peraga
dapat berupa: Benda tiruan (miniatur), Film, Slide, Foto, Gambar, Sketsa atau bagan.
Ketiga, Media pengajaran. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

e. Alat dan Sarana Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam(IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa


pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Pengajaran IPA bertujuan agar siswa: memahami konsep-konsep IPA dan
keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar mempunyai minat untuk
mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar bersikap
ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan
mandiri mampu menerapkan berbagai konsep IPA mampu menggunakan tekhnologi
sederhana mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk memahami
konsep-konsep IPA dan mengembangan ilmu Pengetahuan Alam dibutuhkan alat/
sarana dan prasaran yang mendukung pencapaian tujuan yaitu mencapai pemahaman
konsep, teori dan penerapan ilmu it sendiri.
2. Manfaat Pengetahuan Baru
Manfaat yang diperoleh setelah mempelajari Alat/Sarana Pengembangan Ilmu IPA dan
Pendidikan IPA yaitu:
a. Memberikan pemahaman terkait alat dan sarana pengembangan Ilmu IPA dan Pendidikan
IPA.
b. Mampu membedakan antara alat peraga yang digunakan dalam menunjang pembelajaran
IPA dan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran IPA.
c. Meningkatkan inovasi dan kreatifitas guru dalam memilih dan merancang proses
pembelajaran yang baik sehingga proses pembelajaran menjadi menarik.
d. Memberikan motivasi bahwa Ilmu IPA harus selalu dikembangkan dengan memahami
penggunaan

alat

dan

sarana

prasarana

yang

mendukung,

sehingga

dengan

berkembangnya ilmu IPA maka akan tercipta alat teknologi yang nantinya akan
menunjang pengembangan Ilmu IPA dan Pendidikan IPA itu sendiri.
e. Menjadi bahan motivasi kepada siswa untuk dapat memfaatkan atau mencipta alat
dengan memahami IPA maka dapat menciptakan teknologi baru sesuai dengan ilmu yang
diperolehnya.
3. Rencana Selanjutnya Terhadap Pendalaman Materi Pengetahuan Baru
Setelah memahami alat/sarana dan prasaran pengembangan Ilmu IPA dan Pendidikan
IPA, memberikan pemahaman bagaimana menciptakan proses belajar mengajar yang baik,

menyenangkan, dan menarik dengan menggunakan alat dan sarana yang tepat dalam
membelajarkan materi IPA. Dengan demikian, alat/sarana dan prsarana akan menunjang
pendidikan IPA yang selanjutnya berdampak pada pengembangan ilmu IPA, sehingga dengan
adanya alat/sarana dan prasarana yang memadai dalam pengembangan ilmu IPA maka ilmu
semakin berkembang, selanjutnya ilmu tersebut akan diterapkan atau diajarkan kepada siswa.
Oleh karena itu sangatlah penting memahami hakikat imu IPA dan pendidikan IPA itu sendiri.
Untuk memahami hakikat ilmu IPA dan pendidikan IPA, diperlukan pendalaman materi
terkait aspek filsafat itu sendiri. Dimana beberapa aspek filsafat yaitu aspek ontology, aspek
epistemology dan aspek aksiologi. Dengan memahami ketiga aspek tersebut, maka
pengembangan ilmu IPA dapat dikembangkan dengan tepat.Seperti yang diketahui bahwa
IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Oleh
karena itu seorang peneliti harus mengetahui sesuatu yang menjadi objek kajiannya adalah
benar adanya (ontology), selanjutnya dari sesuatu yang ada tersebut dibutuhkan pengetahuan
terkait metode atau cara yang digunakan dalam memperoleh pengetahuan dari objek
kajiannya (epistemology) selanjutnya dari kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan
metode ilmiah dan hasilnya dapat dibuktikan, maka akan mengahasilkan ilmu (IPA). Ilmu
yang telah diperoleh harus mempunyai nilai manfaat bagi manusia dan makhluk lain
(aksiologi). Hal ini menunjukkan bahwa dalam mempelajari objek ilmu IPA maka tidak dapat
dipisahkan antara kajian ontology, epistemology dan aksiologinya harus menjadi satu
kesatuan yang utuh.

JURNAL BELAJAR (07)


BAB VII
ONTOLOGY, EPISTEMOLOGY, DAN AKSIOLOGI
1. Tambahan pengetahuan baru
Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika dimana
makna etika memiliki dua arti yaitu merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai
penilaian terhadap perbuatan manusia dan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan
perbuatan, tingkah laku, atau yang lainnya.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya,
ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan
pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan
berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.
Hubungan antara ilmu dengan moral oleh Suriasumantri (Ilmu dalam Perspektif Moral,
Sosial, dan Politik : Sebuah Dialog tentang Dunia Keilmuan Dewasa ini, 1996: 15) dikaji
secara hati-hati dengan mempertimbangkan tiga dimensi filosofis ilmu. Pandangan mengenai
hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan pengertian yang benar mengenai kaitan antara ilmu dan moral maka
pembahasan masalah ini harus didekati dari segi-segi yang lebih terperinci yaitu segi
ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
b. Menafsirkan hakikat ilmu dan moral sebaiknya memperhitungkan faktor sejarah, baik
sejarah perkembangan ilmu itu sendiri, maupun penggunaan ilmu dalam lingkup perjalanan
sejarah kemanusiaan.
c. Secara ontologis dalam pemilihan wujud yang akan dijadikan objek penelaahannya (objek
ontologis/objek formal) ilmu dibimbing oleh kaidah moral yang berazaskan tidak
mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan martabat manusia, dan tidak mencampuri
masalah kehidupan.
d. Secara epistemologis, upaya ilmiah tercermin dalam metoda keilmuan yang berporoskan
proses logiko-hipotetiko-verifikatif dengan kaidah moral yang berazaskan menemukan
kebenaran, yang dilakukan dengan penuh kejujuran, tanpa kepentingan langsung tertentu
dan berdasarkan kekuatan argumentasi.

e. Secara aksiologis ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia
dengan jalan meningkatkan taraf hidupnya dan dengan memperhatikan kodrat manusia,
martabat manusia, dan keseimbangan / kelestarian alam. Upaya ilmiah ini dilakukan
dengan penggunaan dan pemanfaatan pengetahuan ilmiah secara komunal universal.
Secara aksiologis ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kebaikan manusia
dengan jalan meningkatkan taraf hidupnya dan dengan memperhatikan kodrat manusia,
martabat manusia, dan keseimbangan/kelestarian alam. Upaya ilmiah ini dilakukan
dengan penggunaan dan pemanfaatan pengetahuan ilmiah dengan didasarkan pada etika
keilmuan.
1.

Aspek Ontologi
Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu
yang ada. Menurut Amsal Bahtiar (2006) Dari aliran ini muncul empat macam aliran
filsafat, yaitu : (1) aliran Materialisme; (2) aliran Idealisme; (3) aliran Dualisme; (4)
aliran Agnotisisme.
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang
paling kuno.Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukan munculnya perenungan di
bidang ontologi.Dalam persolan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita
menerangkan hakikat dari segala yang ada ini?Pertama kali orang dihadapkan pada
adanya dua macam kenyataan.Yang pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran)
dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).Pembicaraan tentang hakikat
sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan yang mungkin adalah realitas; realita
adalah ke-real-an, riil artinya kenyataan yang sebenarnya.Jadi hakikat adalah kenyataan
sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan
kenyataan yang berubah.Jadi ontologi adalah aspek yang membicarakan atau pengkajian
terhadap sesuatu yang ada. Dalam kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai teori
mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal pemakaiannya akhirakhir ini ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada. istilah ontologi
pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M. Untuk menamai
teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam perkembangannya
Christian Wolff (1679-1754 M) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum
dan metafisika khusus. Metrafisika umum dimaksudkan sebagai istilah lain dari ontologi.
Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat yang

membicarakan prinsip paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang
ada.Sedang metafisika khusus masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan
teologi.Kosmologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang alam
semesta.Psikologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang jiwa
manusia.Teologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan Tuhan.
Ontologi Ilmu dalam berpikir untuk mengetahui apa yang ingin diketahui manusia
atau apa hakikat kenyataan itu sebanar-benarnya. Ontologi tidak berpotensi untuk
mendapatkan pengetahuan yg bersifat mutlak.Pengetahuan itu menjadi dasar dalam
berpikir untuk membuat generalisasi sebagai kesimpulan ilmiah yang sifatnya
relatif.Ontologi Ilmu yang mempertanyakan apa yang ingin diketaui manusia itu sebagai
kebenaran ilmu adalah pilihan bebas untuk terus berpikir dan/atau menyelidiki, yang
memungkinkannya untuk memperbaiki, menyempurnakan atau menolak dan menggurkan
2.

kebenaran ilmu sebelumnya, karena ada pemikiran atau bukti-bukti ilmiah baru.
Aspek Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme dan logos.Episteme biasa
diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata atau
teori.Epistemologi secara teori dapat diartikan teori pengetahuan yang benar dan
lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan
istilah Theory of knowledge.
Epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari hakikat dan
lingkup pengetahuan, pengandaian-pengadaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggung
jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.Jadi Epistemologi adalah
pembahasan mengenai metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan.
Epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana proses yang
memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa
yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Lalu benar itu
sendiri apa? Kriterianya apa saja? Sehingga Epistemologi dapat didefinisikan sebagai
cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya
(validitasnya) pengetahuan.
Metode keilmuan dalam membahas obyeknya harus menghasilkan ilmu yang
obyektif yakni yang mampu memberikan makna pada obyeknya sesuai dengan keadaan
sebenarnya dari obyek tersebut. Dengan kata lain kebenaran makna sesuai obyeknya
disebut obyektivitas atau Ilmu yang obyektif. Metode keilmuan mencari makna yang

tersembunyi dari obyeknya melalui pemikiran yang mendalam, mendasar/fundamental


dan radikal adalah kebenaran hakiki obyeknya.
Objek epistemologi ini menurut Jujun S.Suriasumatri berupa segenap proses
yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Proses untuk
memperoleh pengetahuan inilah yang menjadi sasaran teori pengetahuan dan sekaligus
berfungsi mengantarkan tercapainya tujuan, sebab sasaran itu merupakan suatu tahap
pengantara yang harus dilalui dalam mewujudkan tujuan. Tanpa suatu sasaran, mustahil
tujuan bisa terealisir, sebaliknya tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terarah
sama sekali.
3.

Aspek Aksiologi
Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan logos
artinya teori atau ilmu.Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995:19) aksiologi adalah
kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya
etika. Menurut Encyclopedia of Philosophy (dalam Amsal, 2012:164) dijelaskan
aksiologi disamakan dengan value and valuation:
1) Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak, Dalam pengertian yang lebih sempit
seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas
mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian.
2) Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau
nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti
nilainya atau nilai dia.
3) Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai atau
dinilai.
Aksiologi merupakan suatu kajian tentang nilai-nilai yang terkandung dalam prilaku

manusia dalam mengaktualisasikan eksistensi akal fikirannya.Pada abad ke-17 dan 18


pengaruh rasionalisme, empirisme dan idealisme besar pengaruhnya dalam menentukan
sistem nilai.Pada abad sesudahnya prinsip ini melahirkan berbagai aliran pemikiran seperti
positivisme, marxisme dan lainnya.Aliran positivisme dikembangkan oleh A. Comte (17981857) dengan tiga tahap pemikiran dalam hidup manusia, yakni teologis, metafisis dan
positif ilmiah. Sementara aliran marxisme mengejarkan material dialektika dimana semua
hal terdiri dari materi yang dikembangkan dengan dialektika (Harmersma, 1980: 41)
Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah
mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan

berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.Teori tentang nilai yang dalam filsafat
mengacu pada masalah etika dan estetika.
2. Manfaat Pengetahuan Baru
Manfaat yang diperoleh setelah mempelajari aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi
yaitu:
a. Memahami bagaimana segala sesuatu yang dicipatakan dimuka bumi ini memiliki
manfaat bagi kehidupan baik bagi manusia maupun makhluk lain.
b. Memahami bagaiman cara memulai memperoleh ilmu dan pengetahuan.
c. Memberikan kesadaran betapa pentingnya memahami keberadaan sesuatu yang ada
dimuka bumi ini dan hubungannya dengan manusia, kemudian mengetahui bagaimana
memperoleh pengetahuan daris setiap objek yang ada, memahami bahwa keberadannya
memang sebuah kebenaran. Selanjutnya dari pemahaman yang diperoleh pengetahuan
dan ilmu tersebut, manusia menjadi tau apa manfaat yang diperolehnya atau nilai apa
yang dapat ditanamakan pada diri manusia dengan pengetahuan dan ilmu yang diperoleh
tersebut.
3. Rencana selanjutnya terhadap pendalaman materi pengetahuan baru
Dengan memahami aspek ontology, aspek epistemology dan aspek aksiologi, maka
semakin memperkuat keyakinan bahwa untuk memperoleh pengetahuan dan ilmu dibutuhkan
kesadaran akan adanya sesuatu (objek kajian), kemudian dibutuhkan kemampuan berfikir
yang jernih untuk memahami sesuatu tersebut, yang selanjutnya dengan memperoleh
pemahaman atau pengetahuan dari sesuatu tersebut, maka manusia menjadi tahu apa manfaat
sesuatu itu bagi kehidupan. Selain itu kita dapat mengetahi runtutan kebenaran suatu ilmu
dan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai