Inovasi Model

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

INOVASI MODEL TRANSPORTASI SEBAGAI ALTERNATIF

PEMECAHAN MASALAH TRANSPORTASI DI DKI JAKARTA


Ilyalita Permata
21040115120043
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275
Abstract
Many traffic conditions occur, the cause of transportation problems. One cause
transportation problems, especially in Jakarta is the high volume of vehicles. This
led to the emergence of new thinking in determining the model of transport as an
alternative to solve transportation problems in Jakarta.
Keywords : transportation, transportation model, an alternative
I.

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Merujuk pada zaman yang semakin modern dan penuh dengan
teknologi tinggi merupakan dorongan bagi pihak manapun untuk
mampu menciptakan suatu produk yang memiliki daya saing tinggi
ataupun berbagai macam kreativitas yang memiliki manfaat untuk
kedepannya. Hal tersebut dilakukan karena adanya keinginan dan
rasa untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin lama
semakin maju dan canggih. Berkaitan dengan permasalahan
transportasi, DKI Jakarta mengalami permasalahan transportasi
yang cukup serius. Hal tersebut tentu banyak memberikan dampak
kepada tatanan kota Jakarta.
Jakarta yang merupakan wilayah ibukota negara menjadi pusat
perhatian dalam penyelenggaraan kehidupan masyarakat. Jakarta
selain itu juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup
tinggi. Kepadatan penduduk di DKI Jakarta ini dipengaruhi oleh
tingginya urbanisasi yang menjadikan Jakarta sebagai kota

prioritas untuk melakukan perubahan kehidupan. Berikutnya


adalah Jakarta sebagai pusat pembangunan berbagai macam
industrialisasi yang menyebabkan kurangnya kapasitas tempat atau
ruang terbuka di Jakarta.
Dari

jumlah

keadaan

penduduk

yang

tinggi

tersebut

menyebabkan tingginya volume kendaraan karena kepemilikan


kendaraa baik itu secara pribadi maupun komersial. Keadaan ini
mengakibatkan tingginya tingkat kemacetan di Jakarta yang
teramat sulit untuk dicari jalan keluarnya. Dengan banyaknya
penambahan jumlah kendaraan yang tidak dibarengi oleh
perubahan atau peremajaan infrastuktur menjadi salah satu
penyebab masalah kemacetan lalulintas.
Kemacetan lalulintas di Jakarta juga dipengaruhi lagi oleh
rendahnya kinerja lembaga-lembaga yang bertanggung jawab
menyelenggarakan

transportasi

perkotaan,

yang

merupakan

permasalahan stuktural, di samping tidak adanya keterpaduan


antara perencanaan tata guna lahan dan perencanaan transportasi,
rendahnya kinerja pelayanan angkutan umum, serta rendahnya
tingkat disiplin pemakai jalan.
Hal lain yang juga menjadi penyebab dari permasalahan
transportasi di DKI Jakarta adalah ruang jalan menjadi penggunaan
untuk lahan parkir dan area sektor perdagangan kaki lima.
Hal tersebut menyebabkan perlunya memikirkan secara serius
alternatif pemecahan masalah transportasi terutama didaerah
perkotaan. Pemecahan transportasi di Jakarta menggunakan model
transportasi yang ditujukan agar mampu menangani masalah
transportasi yang ada. Model transportasi tersebut merupakan
alternatif dari upaya mengurangi permasalahan transportasi di
Jakarta.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa saja permasalahan transportasi yang terjadi di DKI


Jakarta ?
2) Apa penyebab permasalahan transportasi di DKI Jakarta ?
3) Apa alternatif untuk menyelesaikan permasalahan transportasi
di DKI Jakarta ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1) Dengan memahami adanya penyebab dan permasalahan
transportasi di DKI Jakarta maka mempermudah perencanaan
alternatif sebagai solusi permsalahan.
2) Hendaknya memberikan paradigma masyarakat terhadap
pentingnya permasalahan transportasi.
Manfaat penelitian :
3) Mengetahui penyebab sehingga terjadi masalah transportasi di
DKI Jakarta
4) Mengetahui permasalahan transportasi DKI Jakarta
5) Mengetahui alternatif sebagai pemecahan masalah transportasi
DKI Jakarta
II.

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


II.1Tinjauan Pustaka
II.1.1 Definisi Transportasi
Transportasi atau pengangkutan adalah pemindahan
barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Proses perangkutan merupakan gerakan dari tempat asal,
darimana kegiatan itu dimulai, ke tempat tujuan, ke mana
kegiatan itu berakhir. Unsur-unsur pengangkutan itu sendiri
adalah adanya muatan yang diangkut, adanya kendaraan
sebagai alat angkutan, ada jalan yang dapat dilalui, ada
terminal asal dan tujuan, serta ada sumber daya manusia,
organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan
transportasi tersebut (Nasution, 2004: 15).
Transportasi juga dapat diartikan sebagai usaha
memindahkan,

mengerakkan,

mengangkut,

atau

mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain,

di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat


atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro,
2005)
Sedangkan fungsi transportasi menurut Morlok (1984)
adalah untuk menggerakan atau memindahkan orang dan /
atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan system tertentu untuk tujuan tertentu.
Masing - masing moda transportasi menurut
Setijowarno

dan

Frazila

(2001),

memiliki

cirri-ciri

operasional yang berlainan yakni dalam hal :


a. Kecepatan
b. Tersediannya pelayanan
c. Pengoperasian yang diandalkan
d. Kemampuan
e. Frekuensi adalah banyaknya gerakan atau
hubungan yang dijadwualkan.
II.1.2 Permasalahan Transportasi
Permasalahan transportasi selalu terjadi

hampir

diseluruh kota-kota besar di dunia, dan bahkan sudah dalam


keadaan yang sangat kritis. Penyebabnya antara lain: mulai
terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, urbanisasi
yang cepat, tingkat kedisiplinan lalu lintas yang rendah,
semakin jauh pergerakan manusia setiap harinya, dan
mungkin juga sistem perencanaan transportasi yang kurang
baik. Akibatnya kemacetan, tundaan, kecelakaan, gangguan
kesehatan, dan permasalahan lingkungan yang tidak dapat
dihindari lagi (Tamin, 2000).
II.2Landasan Teori
II.2.1 Teori Kebijakan Proses Hirarki Analitik
Untuk menetapkan kebijakan yang tepat dalam usaha
menurunkan tingkat kepadatan lalu lintas kendaraan
bermotor di perkotaan, digunakan metode proses hirarki
analitik (AHP = Analytic Hierarchy Process), dengan
melakukan analisis terhadap ke tujuh cara yang telah
disebutkan di atas meliputi empat aspek, yaitu aspek

lingkungan, aspek sosial dan budaya, aspek ekonomi, dan


aspek pengelolaan (manajemen) (Sukarto, 2006).
II.2.2 Teori Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT)
Sistem kebijakan pengembangan sistem prasarana
transportasi perkotaan di Indonesia yang menggunakan
pendekatan konvensional yaitu predict and provide atau
ramai dan sediakan harus ditinggalkan dan diganti
dengan pendekatan baru yaitu predict and prevent atau
ramal dan cegah. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah

dengan

melakukan

usaha

pengelolaan

atau

manajemen pada sisi kebutuhan transportasi yang dikenal


dengan Transport Demand Management (TDM)

atau

Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT) (Tamin, 1999).


III.

METODE PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan metode yang digunakan dalam penelitian.
Juga akan diuraikan metode yang digunakan oleh penulis mulai dari
penyediaan data, analisis data, sampai dengan penyajian data yang
telah dianalisis.
III.1

Metode Penyediaan Data

Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian


ini adalah metode kualitatif.
dokumentasi.

Atau bisa dikenal dengan teknik

Dimana penulis mengambil bahan materi dari

beberapa sumber yang berbentuk dokumen (artikel). Penulis tidak


terlibat secara langsung dalam penyusunan artikel sumber tersebut
maupun segala macam penelitian yang dilakukan oleh narasumber.
III.2
data.

Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan adalah metode reduksi
Pengertian reduksi data disini adalah penulis berusaha

menganalisis data dengan memperjelas dan membuang yang


sekiranya tidak perlu untuk dibahas dalam pembahasan. Sehingga
kesimpulan dapat diambil dengan mudah nantinya.

Metode

selanjutnya adalah penyajian data. Berupa teks naratif yang telah

dikembangkan

penulis.

Dan

terakhir

metode

penarikan

kesimpulan. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa kesimpulan


adalah hal yang sangat diperlukan dalam memahami suatu
pembahasan (Miles dan Huberman)
III.3

Metode Penyajian Data


Metode penyajian data yang digunakan adalah metode

penyajian data dalam bentuk

tulisan (Textular Presentation).

Sebagaimana yang sudah sering digunakan para penulis maupun


peneliti lainnya, penyajian dalam bentuk tulisan hanyalah
menampilkan informasi dan hasil bahasan dengan tulisan tanpa
grafis maupun tabel dan gambar.
IV.

PEMBAHASAN
DKI Jakarta jelas sebuah kota yang menjadi sorotan bagi wilayah
Indonesia. Karena selain merupakan ibukota negara, DKI Jakarta juga
menjadi pusat penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal ini menjadi alasan penting untuk membahas apa saja hal yang
berhubungan dengan Jakarta. Dewasa ini, masalah transportasi di
Jakarta menjadi masalah yang cukup mempengaruhi tatanan wilayah
kotanya.

Terdapat penyebab yang menjadi awal dari timbulnya

permasalahan di Jakarta.

Penyebab terjadinya permasalahan di

Jakarta,

tingkat

yakni

kepemilikan

tingginya

kendaraan

secara

volume
pribadi

kendaraan,
maupun

karena

komersial.

Kepemilikan kendaraan ini juga merupakan sebuah tindakan karena


adanya faktor untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakatnya.
Jakarta yang merupakan pusat dari segala aspek kehidupan, seperti
pemerintahan, kegiatan industrial, menjalankan pekerjaan, terus
mendorong setiap individu untuk mempergunakan atau memiliki
kendaraan dalam proses pemenuhan kebutuhan hidupnya. Selain itu,
keterbatasan ruang jalan juga merupakan penyebab dari permasalahan
permasalahan transportasi yang terjadi di DKI Jakarta. Keterbatasan
ruang jalan ini bisa dilihat dari kapasitas operasional jalan yang lebih
rendah dibandingkan dengan kapasitas seharusnya. Penggunaan jalan

yang tidak tepat pada fungsinya juga menjadi penyebab dari masalah
transportasi. Seperti contoh, ruas jalan yang seharusnya bisa
difungsionalkan untuk alur lalulintas kendaraan namun dipakai sebagi
tempat berjualan pedagang kaki lima.

Ruas jalan terkadang juga

digunakan sebagai lahan parkir. Pembahasan tentang pemarkiran


kendaraan yang diparkirkan di badan jalan menjadi penyebab yang
cukup serius dan membawa pengaruh besar terhadap permasalahan
transportasi di Jakarta. Hal tersebut dapat dilihat dari akibat yang
ditimbulkan juga sangat besar, seperti penurunan kapasitas badan jalan
yang akhirnya menggangu operasional pengendara serta penyebab
serius dari kemacetan.
Dari berbagai macam penyebab masalah transportasi, maka titik
yang timbul dari hal tersebut ialah permasalahan transportasi itu
sendiri. Permasalahan transportasi di Jakarta menitikberatkan pada
keadaan lalulintas yang berfokus pada kemacetan, kepadatan dan
kondisi ruas jalan di Jakarta. Pemakaian badan jalan sebagai lahan
parkir tidak hanya satu lajur bahkan kadang-kadang dua lajur atau
lebih disetiap arah. Hal ini diperparah lagi dengan banyaknya
angkutan umum yang menaik-turunkan penumpang dilajur kedua atau
ketiga sebagai akibat karena lajur pertama atau kedua sudah dipenuhi
oleh lahan parkir. Kemacetan dan tundaan tetap tidak bisa dihindari.
Hal ini disebabkan karena kebutuhan transportasi berkembang dengan
pesat sedangkan penyediaan fasilitas prasarana transportasi sangat
lambat sehingga tidak bisa mengikutinya. Masalah lalulintas tersebut
jelas menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi pemakai jalan
terutama dalam hal pemborosan bahan bakar dan pemborosan waktu
dan juga tingkat kenyamanan dan lingkungan. Dapat dibayangkan
berapa banyak uang dan waktu yang terbuang percuma jika kendaraan
terperangkap dalam kemacetan dan berapa banyak uang dan waktu
yang dapat disimpan atau dihindari jika kemacetan tersebut dapat
dihilangkan dari sisi biaya bahan bakar dan waktu tundaan.

Dari beberapa penyebab yang mengakibatkan permasalahan


transportasi di Jakarta, maka menentukan konsep model transportasi
merupakan salah satu alternatif sebagai upaya penanggulangan
masalah transportasi di Jakarta. Pemilihan model transportasi pada
dasarnya

ditentukan

dengan

mempertimbangkan

salah

satu

persyaratan pokok, yaitu pemindahan barang dan manusia dilakukan


dalam jumlah yang terbesar dan jarak yang terkecil. Dalam hal ini
transportasi massal merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan
dengan transportasi individual.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan yang merupakan kebijakan
dalam rangka menurunkan tingkat kepadatan lalu lintas di perkotaan,
antara lain:
(a)

Pembuatan jalur busway. Hal ini dapat membantu

mengurangi kepadatan atau kemacetan lalulintas karena


busway sebagai bis angkutan umum yang memperkecil
tingkat volume kendaraan. Selain itu busway juga memiliki
kapasitas yang besar untuk menampung para pengguna
sarana dan prasarana transportasi.
(b)

Konsep pembatasan penumpang (three in one).

Konsep ini menjelaskan bahwa hendaknya dalam satu


fasilitas kendaraan menampung tiga orang penumpang.
(c)

Membatasi penggunaan kendaraan pribadi.

(d)

Pembatasan kendaraan umum. Cara ini justru

bertolakbelakang dengan tujuan transportasi untuk umum


(public transportation), di samping jumlah kendaraan
umum yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah kendaraan pribadi. Pembatasan kendaraan umum
kurang berdampak terhadap pengurangan volume lalu
lintas, bahkan sebaliknya dapat menimbulkan masalah lain
dalam transportasi umum.
(e)

Usaha yang lebih berjangka panjang dengan

menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-jalan layang

(fly

overs)

atau

underpass

persimpanganpersimpangan

untuk

sebidang,

menghindari
yang

berarti

mengurangi kemacetan lalu lintas. Tetapi cara ini


membutuhkan biaya yang sangat besar, dan bila tidak
dibarengi dengan pembatasan produksi (atau impor)
kendaraan bermotor, pada suatu saat akan timbul kembali
masalah kepadatan lalu lintas.
(f)

Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) dengan

kereta rel (listrik atau diesel) dapat mengurangi penggunaan


angkutan umum bis, mikrolet, dan sebagainya. Namun cara
ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Sama halnya
dengan SAUM adalah sistem MRT (Mass Rapid Transit)
yang berupa subway. Membangun subway secara finansial
tidak layak, karena biaya pembangunan yang sangat tinggi,
tetapi dari segi ekonomi dapat disebut layak, karena sistem
ini akan mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi,
menghemat waktu.
(g)

Pembenahan angkutan umum (bis kota), meliputi

penggantian kendaraan bis dengan kendaraan bis baru yang


lebih baik dan lebih baik jalan, disertai dengan pendidikan
disiplin bagi para pengemudi dan awak bis, pengaturan
jadwal dan rute bis yang lebih menyeluruh dan menjangkau
semua wilayah dalam kota. Cara ini tidak terlalu mahal
dibandingkan dengan SAUM, MRT (subway), atau
pembuatan jalan layang dan underpass, tetapi memerlukan
kesungguhan dan disiplin dari semua pihak (pengelola,
pengemudi, pengatur lalu lintas, dan masyarakat).
V.

PENUTUP
SIMPULAN
Permasalahan transportasi di Jakarta disebabkan karena adanya
pengaruh kemajuan dunia teknologi yang mendorong manusia untuk

dapat mengikuti kemajuan zaman tersebut. Manusia akan terus


berkarya sehingga dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia
menggunakan kendaraan sebagai fasilitas penunjang kegiatan
beraktivitas. Dengan banyaknya jumlah kendara sedangkan disisi lain
yakni kapasitas ruas jalan yang tidak mencukupi untuk memfasilitasi
kendaraan mengakibatkan terjadinya kepadatan dan kemacetan
lalulintas di Jakarta yang sulit sekali untuk diatasi permasalahannya.
Melalui model transportasi seperti yang telah dibahas kurang
menunjukkan perubahan atau perbaikan permasalahan transportasi
secara serius dan efektif karena disamping itu masih terdapat akibat
lain yang ditimbulkan dari adanya model tersebut.
VI.

DAFTAR PUSTAKA
Tamin, Ofyar Z. (1999, Maret). Konsep Manajemen Kebutuhan
Transportasi (MKT) Sebagai Alternatif Pemecahan Masalah
Transportasi

Peroktaan

di

DKI

Jakarta.

Dalam

http://sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-content/uploads/2014/02/VOL-10NO-1-2.pdf. Diakses pada Jumat, 13 November 2015.


Tamin, Ofyar Z, dkk. (1999, Juni). Pengaruh Kegiatan Perparkiran di
Badan Jalan (On-Street Parking) Terhadap Kinerja Ruas Jalan :
Studi

Kasus

di

DKI

Jakarta.

Dalam

http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/37/jbptitbpp-gdl-grey-1999ainekusuma-1835-1999_gl_-1.pdf.

Diakses

pada

Jumat,

13

November 2015.
Sukarto, Haryono. (2006). Pemilihan Model Transportasi di DKI
Jakarta dengan Analisis Kebijakan Prose Hirarki Analitik.
Dalam

http://sipil-uph.tripod.com/vol3.1.3.pdf.

Jumat, 13 November 2015.

Diakses

pada

Anda mungkin juga menyukai