EBIS Wahyu
EBIS Wahyu
PENDAHULUAN
berbisnis
yang
ada
di
Indonesia
dan
dampak
yang
ditimbulkannya.
BAB II
LADASAN TEORI
yang
mengandung
kebenaran,
tidak
memihak
dapat
tinggal satu manusia di bumi ini, masalah keadilan atau ketidak adilan tidak
berperan lagi. Kedua keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan, jadi keadilan
tidak diharapkan saja atau dianjurkan saja sehingga kita mempunya kewajiban dan
cirri khas yang khusus disebabkan karena keadilan selalu berkaitan dengan hak
orang lain. Kita akan memberikan sesuatu karena alas an keadilan. Kita harus
selalu atau wajib memberikan sesuatu karena alas an lain, kita tidak akan wajib
dan akan memberikannya. Ketiga keadilan menurut persamaan atau equality, atas
dasar keadilan kita harus memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi
haknya, tanpa kecuali. Orang baru pantas disebut orang yang adil, bila ia berlaku
adil terhadap semua orang. Beberapa jenis keadilan yang kita ketahui,
diantaranya:
1. Keadilan
Komutatif
(iustitia
commutativa)
yaitu
keadilan
yang
4. Keadilan
Vindikatif
(iustitia
vindicativa)
adalah
keadilan
yang
BAB III
STUDI KASUS
di
yuridiksi
bebas
pajak
(offshore)
yang
dirahasiakan.
Setidaknya ada 128 politikus dan pejabat publik dari seluruh dunia yang namanya
tercantum dalam jutaan dokumen yang bocor ini. Mereka terkait dengan berbagai
perusahaan gelap yang sengaja didirikan di wilayah-wilayah surga bebas pajak.
Total catatan yang terbongkar mencapai 11,5 juta dokumen. Keberadaan semua
data ini memberikan petunjuk bagaimana firma hukum bekerjasama dengan bank
untuk menjajakan kerahasiaan finansial pada politikus, penipu, mafia narkoba,
sampai
miliuner,
selebritas
dan
bintang
olahraga
kelas
dunia.
Data yang bocor berisi informasi sejak 40 tahun lalu, sejak 1977 sampai awal
2015. Keberadaan dokumen ini memungkinkan publik untuk mengintip
bagaimana dunia offshore bekerja, bagaimana fulus gelap mengalir di dalam jagat
finansial global secara rahasia, mendorong lahirnya banyak modus kriminalitas
dan merampok pundi-pundi negara dari pajak yang tak dibayarkan.
jika digunakan oleh warga negara yang taat hukum. Namun dokumen ini
menunjukkan bagaimana bank, kantor pengacara dan pelaku dunia usaha kerap
tidak mengikuti prosedur hukum yang berlaku untuk memastikan klien mereka
tidak terlibat korupsi, pelarian pajak atau kegiatan kriminal lainnya.
Jutaan dokumen ini menunjukkan bahwa bank-bank besar adalah motor utama di
balik pendirian perusahaan-perusahaan di British Virgin Islands, Panama, dan
surga bebas pajak lain, yang sulit dilacak penegak hukum. Ada daftar sekitar
15.600 perusahaan papan nama (paper companies) yang dibuatkan oleh bank
untuk klien mereka yang ingin keuangan mereka tersembunyi. Di antara bank
tersebut
adalah
UBS
dan
HSBC.
Data ini mencakup email, tabel keuangan, pasport dan catatan pendirian
perusahaan, yang mengungkapkan identitas rahasia dari pemilik akun bank dan
perusahaan di 21 wilayah/yuridiksi offshore, mulai dari Nevada, Singapura
sampai
British
Virgin
Islands.
Di Indonesia, nama-nama para miliarder ternama yang setiap tahun masuk dalam
daftar orang terkaya versi Forbes Indonesia juga bertebaran dalam dokumen
Mossack Fonseca. Mereka membuat belasan perusahaan offshore untuk keperluan
bisnisnya. Salahsatunya adalah Sandiaga Uno, pebisnis terkemuka yang kini
tengah
mencalonkan
diri
menjadi
calon
Gubernur
DKI
Jakarta.
transaksi
merupakan
internasional,
sebuah
pilihan
memiliki
yang
perusahaan
logis
offshore
secara
bahkan
bisnis.
Namun, dokumen Mossack Fonseca mengindikasikan bahwa klien dari firma itu
meliputi penipu skema ponzi, mafia narkoba, penggelap pajak, dan setidaknya
satu terpidana kasus pelecehan seks yang sedang dipenjara. Di Indonesia, dua
nama yang kerap dicari penegak hukum untuk kepentingan penyidikan kasus
korupsi, yakni Muhammad Riza Chalid dan Djoko Soegiarto Tjandra, juga
tercantum dalam dokumen yang bocor ini.
Sumber : https://investigasi.tempo.co/panama
10
(Petral). Dia menyebutkan, berdasarkan catatan dari hasil audit (forensik) yang
telah rampung, pihak ketiga tersebut bukan berasal dari Petral maupun PT
Pertamina (Persero). "Satu yang terbukti, tercatat dari berbagai dokumentasi, ada
pihak ketiga yang bukan bagian dari manajemen Petral dan Pertamina," ujarnya di
Jakarta,
Minggu
(8/11/2015).
Pihak ketiga yang ikut campur serta melakukan intervensi dalam proses
pengadaan dan jual-beli minyak mentah maupun produk BBM ini terbukti
mengatur
tender
di
Petral
Mantan bos PT Pindad (Persero) ini menyatakan, audit Petral sudah selesai pada
Kamis (5/11/2015) kemarin, dan sudah didiskusikan dengan Menteri BUMN Rini
Soemarno. Hasil audit tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo
(Jokowi).
perjalanan ke Lampung. Sudah berikan brief ke Presiden juga dalam garis besar,"
pungkasnya.
Sumber : http://ekbis.sindonews.com
Reporter: Yanuar Riezqi Yovanda
Publikasi: Minggu, 8 November 2015
pajak sebesar Rp 1201,7 triliun atau 67 persen dari seluruh penerimaan negara
dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (ABPN) 2015. Namun, sayangnya
pendapatan pajak belum terserap dengan maksimal karena masih banyak warga
negara Indonesia yang berpenghasilan tinggi menyembunyikan kekayaannya
pada negara tax havens, hal ini dapat dibuktikan dengan ribuan daftar nama
warga negara Indonesia pada dokumen Panama Papers.
Terkait adanya sejumlah pejabat Indonesia yang tertuang dalam skandal
panama papers, tentunya melanggar etika seorang pemimpin. Karena jika kita
mengarah ke undang-undang maka tercatat jelas bahwa setiap negara wajib
memberikan kemakmuran kepada masyarakatnya.
Kemudian jika mengarah pada Pancasila tertuang jelas dikatakan bahwa
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tentunya kasus panama papers
telah melanggar etika UU, karena pemerintah telah mendesak setiap warga
negara untuk membayar pajak.
Kasus Panama Papers yang menyeret para pebisnis dan sebagian pejabat di
Indonesia yang menyimpan kekayaannya pada firma mossack fonseca dapat
tergolong management fraud bahkan organized crime apabila indikasi bahwa
penyimpanan kekayaan tersebut bertujuan untuk menghindari pajak dan
bentuk kejahatan seperti pencucian uang telah terbukti.
3.2.2. Kasus Kedua: Pihak Ketiga Mainkan Tender Petral (Kasus Mafia
Migas Indonesia)
Dalam kasus Petral terdapat peran pihak ketiga (eksternal) yang bekerjasama
dengan pihak internal perusahaan Petral yang memainkan proses tender
pengadaan bahan bakar minyak dan minyak mentah sehingga menyebabkan Petral
12
tidak dapat memperoleh harga terbaik dalam jual beli minyak mentah maupun
bahan bakar.
Jikaa dilihat dari perspektif teori etika bisnis, kasus Petral merupakan bentuk
kejahaan kolusi (collusion) karena kecurangan yang dilakukan dalam kasus Petral
melibatkan lebih dari dua orang dengan tujuan untuk menguntugkan orang-orang
tersebut, tapi merugikan perusahaan atau pihak ketiga. Pada kasus Petral, pihak
yang dirugikan adalah Petral sendiri karena akibat adanya kebocoran informasi
yang dilakukan pihak internal demi keuntungan pribadi kepada pihak luar
menjadikan Petral kehilangan kesempatan untuk bersaing di pasar minyak.
Oleh karena itu, sebaiknya pihak Petral melakukan reshuffle organisasi dan
melakukan sistem pengendalian intern yang kuat sebagai upaya kebocoran
informasi internal perusahaan tidak terjadi lagi
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar,
13
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham.2013.Etika Bisnis Teori, Kasus dan Solusi.Bandung:Alfabeta.
http://www.merdeka.com, diakses pada tanggal 27 Maret 2016
https://investigasi.tempo.co/panama, diakses pada tanggal 27 Maret 2016
14
15