Anda di halaman 1dari 19

PROJECT TEORI EKONOMI MAKRO

NAMA

: JUAN HENRY WILLIAMS MAMANGKEY

NIM

: 15061102034

MATA KULIAH

: TEORI EKONOMI MAKRO

KELAS

: B4

RUANG KULIAH

: GEDUNG I.3

HARI/JAM

: RABU / 07.30-10.00

DOSEN

: HANLY F.DJ. SIWU

PERTEMUAN

: KE-7

POKOK BAHASAN

: ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL

Telah diperiksa dan


disetujui oleh

DAFTAR ISI
A.PENDAPATAN NASIONAL..1
Sejaran Pendapatan Nasional1
Tujuan mempelajari Pendapatan Nasional1
Konsep Pendapatan Nasional........................................................................................2
Produk Domestik Bruto (GDP).................................2
Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP)2
Produk Nasional Neto (NNP)3
Pendapatan Nasional Neto (NNI)..3
Pendapatan Perseorangan (PI)...4
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)...............................................4
Penghitungan Pendapatan Nasional...6
Pendekatan pendapatan.............................................................6
Pendekatan produksi..6
Pendekatan pengeluaran.7
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)...................................7
1.PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA
SEKTOR.............................7
2.PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA
SEKTOR.....................................................................................................8
3.PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN EMPAT
SEKTOR.9

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi.10


Tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional..11
1.Cara Pengeluaran...11
2.Cara Produk Neto..........................................12
3.Cara Pendapatan........................................................................12
Manfaat Perhitungan Pendapatan Negara atau Nasional.............................13
Tujuan mempelajari pendapatan nasional13
Manfaat mempelajari pendapatan nasional..13
Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional.............................13
Permintaan dan penawaran agregat..13
Konsumsi dan tabungan...................................................................................15
Investasi15
2.EFEK PENGGANDAAN (MULTIPLIER EFFECT)..15
3.INFLATIONARY GAP DAN DEFLASIONARY GAP.17
INFLATIONARY GAP /jurang inflasi17
DEFLATIONARY GAP/jurang deflasi...18
4.KESEIMBANGAN FULL EMPLOYMENT ..18
DAFTAR PUSAKA.19

KATA
PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan Project tentang analisis pendapatan nasional dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Hanly F.DJ.
Siwu selaku Dosen mata kuliah Teori Ekonomi Makro Universitas Sam Ratulangi yang telah
memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap project ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Analisis Pendapatan Nasional saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam project ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan project yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga project sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan project ini di waktu yang akan
datang.

PENDAHULUAN

Dalam pertemuan kita yang ke-7 kita akan mempelajari tentang teori ekonomi makro yang
berjudul Analisis Pendapatan Nasional. Materi ini sangat penting karena kita akan mengetahui
kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat dan negara,memperoleh taksiran yang akurat
tentang nilai barang dan jasa dalam satu tahun,membantu pemerintah dalam perencanaan dan
pelaksanaan program pembangunan,mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
perekonomian negara. Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat
dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi ( economic growth )
dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional ( produksi nasional ) pada periode tertentu.
Oleh karena itu, nilai dari pendapatan nasional ( national income ) ini merupakan gambaran dari
aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat pendapatan nasional dapat
mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi. Besarnya kapasitas produksi tersebut
dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang
sedang berkembang maupun negara negara maju, semua mengiginkan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi.Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode, biasanya satu tahun.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisis pendapatan nasional serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan nasional.

A.Pendapatan Nasional
Adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara
dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu
negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk
mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi,
komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat
kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data pendapatan nasional yang telah
dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa
yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan
ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan
pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008, p57).
Sejaran Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang
berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya,
ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup
(konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi
modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur
dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan
perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar
pada suatu negara.
Tujuan mempelajari Pendapatan Nasional

Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat dan negara

Memperoleh taksiran yang akurat tentang nilai barang dan jasa dalam satu tahun

Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan

Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian negara

Manfaat mempelajari Pendapatan Nasional

Mengetahui struktur perekonomian negara (agraris, industri, jasa)

Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara, dengan cara membandingkan pendapatan


nasional dari waktu ke waktu

Dapat membandingkan perekonomian antar daerah

Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian negara lain

Dapat membantu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi

Konsep Pendapatan Nasional

Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu
tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang
dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor atau disebut juga dengan Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa final yang diproduksi dalam
sebuah negara pada suatu periode (Mankiw, 2006, p6), meliputi faktor produksi milik warga
negaranya sendiri maupun milik warga negara asing yang melakukan produksi di dalam negara
tersebut. Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara

Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak
termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut atau disebut
juga dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai barang dan jasa dalam suatu negara
yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut, termasuk nilai produksi
yang diwujudkan oleh faktor produksi yang digunakan di luar negri, namun tidak menghitung
produksi yang dimiliki penduduk atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam negara
tersebut (Sukirno, 2008, p35).
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut : PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net
Factor Income from Abrood)
di mana,
PNB = Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP).
PDB = Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product (GDP).
Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar negeri dikurangi
pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri.
Contoh :
Hardi warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp2.000.000,00 Paul warga
negara asing tinggal dan bekerja di Indonesia, pendapatan Rp3.000.000,00 Ali warga negara
Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp1.000.000,00.
Maka PDB (GDP) = pendapatan Hardi + pendapatan Paul = Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 =
Rp5.000.000,00.
Penghasilan Neto = pendapatan Ali pendapatan Paul = Rp1.000.000,00 Rp3.000.000,00 =
-Rp2.000.000,00,

dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:


PNB (GNP) = PDB + Penghasilan Neto
= Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000,00)
= Rp3.000.000,00

Produk Nasional Neto (NNP)

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan
barang modal (sering pula disebut replacement) atas barang modal dalam proses produksi selama satu
tahun. Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai
dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Persamaan matematiknya: NNP = GNP - Depresiasi
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah dan
depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar maka: NNP
= 2.007.191,1 104.337,9
= 1.902.853,2 milliar

Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah
balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah. Yang dimaksud pajak
tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan,
pajak hadiah, dll.

Jika kita menghitung dari GNP dapat kita rumuskan: NNI = GNP - Depresiasi - Pajak tidak langsung
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah, sedangkan
depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar dan pajak tidak langsung dikurangi subsidi sebesar
85.272,2 milliar maka:
NNI

= 2.007.191,1 104.337,9 85.272,2


= 1.817.519 milliar

Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap
orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer
payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan,
tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang/veteran, penyandang cacat, bunga utang
pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah),
laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan
tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh
setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Rumusan untuk menghitung PI adalah : PI = NNI - (Laba ditahan + pajak perseorangan + iuran
jaminan sosial + transfer payment)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang
disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi
dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan,
pbb, pajak kendaraan bermotor, dll
Rumusan untuk menghitung DI adalah : DI = PI - Pajak Langsung
Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat menambah
pendapatan nasional karena, saving ini akan dimanfaatkan untuk investasi, lewat investasi inilah
pendapatan nasional dapat meningkat.
Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah ini:
GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI

Perbandingan mengenai indikator pendapatan nasional akan lebih jelas bila kita menerapkan dalam
angka:
GDP

Rp.100.000,00

Pendapatan Neto dari LN

Rp.10.000,00 -

GNP

Rp.90.000,00

Depresiasi/Penyusutan

Rp.5.000,00 -

NNP

Rp.85.000,00

Pajak tidak langsung

Rp.3.000,00 -

NNI

Rp.82.000,00

Laba ditahan Rp. 7.500


PPh Persh.

Rp. 2.500

Iuran Sosial

Rp. 1.000 +

Rp.

11.000,00 -

PI

Rp.71.000,00

Pajak Langsung

Rp. 5.000,00 -

6. DI

Rp.66.000,00

Konsumsi

Rp.47.000,00 -

Tabungan (saving)

Rp.19.000,00

Penghitungan Pendapatan Nasional


Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

Pendekatan pendapatan,

dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah
tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor
produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Rumus Pendekatan pendapatan : Y = R + W + I + P
R = rent
W = wage

= sewa
= upah/gaji

I
= interest = bunga modal
P = profit = laba

Pendekatan produksi,

dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari
bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang
dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang
setengah jadi).
Rumus Pendekatan produksi : Y = Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +..(PXQ)n
P = harga
Q = kuantitas

Pendekatan pengeluaran,
dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi
dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan
dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan
selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X M)
Pendekatan Pengeluaran : Y = C + I + G + (X-M)
C
I
G
X
M

= konsumsi masyarakat
= investasi
= pengeluaran pemerintah
= ekspor
= impor

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)


1.

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y=C+I
(C = a + by)
Y = (a + by) + I

Y = a + by + I
Y by = a + I
(1 b)Y = a + I
Y=a+I
1b
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10,
maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y=a+I
1b
= 20 + 10
1 0,75
= 30
0,25
= 120 milyar rupiah

2.

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I),
pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr).
Y=C+I+G
(C = a + byd)
Y = a + b (y Tx +Tr) + I + G
Y = a + by bTx + bTr + I + G
Y by = a bTx + bTr + I + G
(1 b) Y = a bTx + bTr + I + G
Y = a bTx + bTr + I + G
1b
Contoh:

Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10,
pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya
pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a bTx + bTr + I + G
1b
= 20 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
1 0,75
= 149 milyar rupiah

3.PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR


Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I),
pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).
Y = C + I + G (X M)
(C = a + bYd => Yd = Y Tx + Tr)
Y = a + b (Y Tx + Tr) + I + G + (X M)
Y = a + bY bTx + bTr + I + G + (X M)
Y bY = a bTx + bTr + I + G + (X M)
(1 b) Y = a bTx + bTr + I + G + (X M)
Y = a bTx + bTr + I + G + (X M)
1b

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :


g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin

Tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional


1.Cara Pengeluaran
Digunakan di negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat, dimana
pendapatan nasional yang dihasilkan metode ini dapat memberi gambaran tentang sampai dimana
buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan yang
dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati, serta memberikan informasi dan data yang
dibutuhkan dalam analisis makroekonomi (Sukirno, 2008, p37).
Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki empat komponen penting,
* Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga, termasuk barang
tahan lama, barang tidak tahan lama, jasa dan biaya pendidikan (Mankiw, 2006, p12), namun tidak
termasuk investasi, seperti pembayaran asuransi atau uang saku untuk anak (Sukirno, 2008, p38).
* Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah, yang dibedakan
menjadi konsumsi dan investasi (Sukirno, 2008, p38). Yang termasuk dalam konsumsi adalah
pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negri dan pembelian inventaris, sedangkan yang termasuk
investasi adalah pembangunan jalan raya, sekolah, dan lain sebagainya. pembayaran jaminan social
untuk fakir miskin, bantuan untuk korban bencana alam dan subsidi lainnya tidak termasuk dalam
belanja pemerintah, melainkan termasuk dalam pembayaran transfer, karena tidak ada barang/jasa
yang diproduksi (Mankiw, 2006, p13).
* Investasi merupakan pembelian barang yang nantinya digunakan untuk memproduksi barang/jasa
lainnya (Mankiw, 2006, p12). Investasi dapat digolongkan menjadi pengeluaran atas barang modal
dan peralatan produksi, perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun, dan pengeluaran untuk
mendirikan bangunan (Sukirno, 2008, p39).
* Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri oleh orang asing (ekspor) dikurangi
dengan pembelian produk luar negri oleh warga negara tersebut (impor) dalam periode yang sama
(Mankiw, 2006, p13).

2.Cara Produk Neto


Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi
(Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan cara neto diperoleh dengan
menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam
perekonomian negara tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh
sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian negara.
3.Cara Pendapatan
Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan pendapatan-pendapatan
yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk mewujudkan barang dan jasa (Sukirno, 2008,
p44). Pendapatan tersebut digolongkan menjadi pendapatan para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari
usaha perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga neto dan keuntungan perusahaan.
Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional, terdapat berbagai kendala, terutama di Indonesia.
Masalah tersebut antara lain adalah

* Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi terdokumentasi dengan baik
* Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. Sebagai contoh adalah kegiatan
produksi dalam rumah tangga seperti mencuci dan memasak, menanam palawijo untuk konsumsi
pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum seperti transaksi jual beli obat terlarang dan prostitusi, serta
tunjangan yang tidak berupa uang, tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional.
* Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi oleh orang yang
berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli oleh ibu rumah tangga dapat dianggap sebagai barang
jadi, namun jika bahan tersebut dibeli oleh bakery shop, maka dianggap sebagai barang setengah jadi.
Apabila nilai produksi tepung dan gula dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue, maka akan
terjadi perhitungan dua kali.
* Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat menggunakan harga yang sama,
bergantung pada lokasi, musim, harga dollar, dan lain sebagainya.
* Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat depresiasi, terutama untuk
menghitung investasi yang dilakukan oleh negara.
* Informasi kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks harga. Penentuan indeks harga itu
sendiri memiliki beberapa masalah, seperti penentuan barang yang akan digunakan dalam
perhitungan.
Manfaat Perhitungan Pendapatan Negara atau Nasional
Bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data
terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode,
perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui
dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk
menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya,
berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa indonesia termasuk negara
pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di
sektor jasa, dan sebagainya juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai
sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri,
perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan
sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

Tujuan mempelajari pendapatan nasional :


a. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
b. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam
satu tahun
c. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
Manfaat mempelajari pendapatan nasional
a. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara

b. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar
propinsi
c. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
d. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional

Permintaan dan penawaran agregat

Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang


dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang
dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan
penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan
ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan
kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi
tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi
akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

Konsumsi dan tabungan

Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving)
adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan,
dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal
dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.

Investasi

Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

2. EFEK PENGGANDAAN (MULTIPLIER EFFECT)


Multiplier Effect adalah hasil kali pertambahan tiap pos pendapatan nasional. Multiplier
Effect sendiri yang paling populer adalah pengganda Pajak, Pengganda Investasi, dan Pengganda
Belanja Pemerintah. Untuk melogika dengan mudah sebelum masuk ke pembahasan, kita logika dulu
bagaimana pengaruh ketiga efek yang telah disebutkan tadi terhadap pendapatan nasional.

Yang pertama yaitu pajak, apa pengaruh perubahan pajak terhadap pendapatan nasional?
Tentunya kita sekalian tahu bahwa Pajak akan mengurangi konsumsi masyarakat yang dilambangkan
oleh variabel "C" dalam pos pendapatan nasional Y = C + I + G. Menilik hal ini dengan mudah
didapat bahwa pertambahan dalam pajak akan mengurangi konsumsi dan akan menurunkan
pendapatan pun dengan sebaliknya, penurunan pajak akan menaikkan konsumsi dan akan
meningkatkan pendapatan nasional.
Selanjutnya adalah perubahan dalam Investasi dan Belanja Pemerintah yang masing-masing
berturut-turut dilambangkan dalam variabel I dan G. Hal ini akan jelas terlihat bahwa pertambahan
Investasi dan Pengeluaran Pemerintah akan meningkatkan pendapatan nasional pun sebaliknya.
Setelah menganalisa bagaimana akibat terhadap pendapatan nasional, maka kita uraikan pos
pendapatan nasional dengan rumus yang kita punyai.
kita memiliki rumus pos pendapatan nasional sebagai berikut:

Y=C+I+G

Selanjutnya, kita juga memiliki fungsi konsumsi oleh J. M. Keynes seperti berikut:

C = a + b(DI)
dimana C adalah konsumsi, a adalah konsumsi saat pendapatan = 0 atau sering disebut autonomus
consumption, b adalah MPC atau kecenderungan mengkonsumsi marjinal, dan DI adalah disposable
income yang didapat dari Pendapatan dikurangi Pajak atau dapat dirumuskan:

DI = Y - T

sehingga kita dapat Fungsi Konsumsi secara lengakap:

C = a + b(Y-T)

Setelah mendapatkan rumus-rumus diatas, kita substitusikan pada rumus Pos Pendapatan Nasional
dimana:
Y=C+I+G
Y = a + b(Y-T) + I + G
Y= a + bY - bT + I + G

Y - bY = a - bT + I + G
Y(1-b) = a - bT + I + G
rumus terakhir kita dapat:
Y = (a / (1-b)) - ( b / b-1) T + ( 1 / (1 - B)) I + (1 / (1-b)) G

Setelah mendapatkan rumus terakhir ini, maka dapat kita peroleh rumus pengganda pajak:
dengan mengasumsikan variabel lain seperti a, I, dan G tidak berubah didapat bahwa:

Pengganda Pajak = -MPC/(1-MPC)

Jadi, setiap penambahan 1 rupiah dalam pajak, akan menurunkan pendapatan nasional sebesar MPC/
(1-MPC). misal MPC sebesar 0,8 maka penambahan pajak sebesar 1 rupiah akan menyebabkan
penurunan pendapatan nasional sebesar 4 rupiah.
Sama halnya dengan pengganda Investasi dan pengganda pengeluaran pemerintah, tanpa melihat
variabel lain berubah, didapat bahwa:
Pengganda investasi = 1 / (1 - MPC)
Pengganda Pengeluaran Pemerintah = 1 / (1 - MPC)

Asumsikan bahwa MPC sebesar 0,5. jadi tiap investasi bertambah sebesar 1 rupiah, maka akan terjadi
penambahan pendapatan nasional sebesar 5 rupiah. tiap penambahan 1 rupiah dalam pengeluaran
pemerintah akan meningkatkan pendapatan nasional sebesar 5 rupiah.

3.INFLATIONARY GAP DAN DEFLASIONARY GAP


INFLATIONARY GAP /jurang inflasi
Inflationary gap terjadi jika jumlah investasi lebih besar daripada jumlah tabungan pada saat full
employment, I>Sn.
Contoh:
C=0,75Y + 20, I/thn=40, kapasitas produksi nasional = 200.
Sn=Y-C= 200-(0,75x200+20)
200-170=30 jadi I>Sn oleh karena I=40>Sn=30. Inflationary gap yang terjadi sebesar 40-30=10.

DEFLATIONARY GAP/jurang deflasi


terjadi jika jumlah investasi lebih kecil daripada jumlah tabungan pada saat full employment, I<Sn.
Contoh:
C=0,75Y + 20, I/thn=40, kapasitas produksi nasional = 280.
Sn=Y-C= 280-(0,75x280+20)
280-230=50 jadi I<Sn oleh karena I=40<Sn=50. Inflationary gap yang terjadi sebesar 50-40=10.
Adanya deflationary gap (celah deflasi) menunjukan bahwa kegiatan ekonomi belum mencapai
potensinya yang maksimal dan masih banyak terjadi pengangguran. Untuk menghilangkan/mengatasi
deflationary gap dan pengangguran tersebut. Pemerintah dapat mengambil kebijakan fiskal defisit
melalui kenaikan anggaran belanja pemerintah atau pengangguran pajak atau kombinasi keduanya.

Jika anggaran belanja pemerintah (G) dinaikan maka pendapatan nasional (Y) yang ada juga akan ikut
mengalami kenaikan, sebab Y = C + l + G + (X M). Penambahan pengeluaran belanja pemerintah
ini harus dilanjutkan hingga Yaktual menjadi/mendekati YFE deflationary akan hilang / berkurang
ekonomi mengalami penyehatan (recovery).

4.KESEIMBANGAN FULL EMPLOYMENT


Full employment adalah kondisi perekonomian nasional, dimana semua atau hampir semua
orang mau dan mampu bekerja di upah yang berlaku dan kondisi kerja yang mampu melakukannya.
Ini didefinisikan baik sebagai pengangguran 0%, secara harfiah, tidak ada pengangguran (tingkat
pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja tidak dapat menemukan pekerjaan), menurut James
Tobin, [atau tingkat suku kerja saat tidak ada pengangguran siklis. Full employment juga didefinisikan
oleh mayoritas ekonom mainstream sebagai tingkat yang dapat diterima pengangguran alami di atas
0%., kesenjangan dari 0% menjadi karena jenis non-siklus pengangguran. Pengangguran di atas 0%
adalah menganjurkan yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi, yang telah membawa konsep
Non-Accelerating Inflation Rate of Unemployment (NAIRU); mayoritas ekonom mainstream berarti
NAIRU ketika berbicara tentang "full employment".

DAFTAR PUSAKA
http://iinwulandari13.blogspot.sg/2015/02/pendapatan-nasional-ekonomi-makro_27.html
http://ekonomisku.blogspot.sg/2015/04/faktor-yang-memengaruhi-pendapatan-nasional.html
http://kiteklik.blogspot.sg/2011/04/analisis-keseimbangan-model-ekonomi.html
http://elisabeth-irene.blogspot.sg/2015/06/analisis-pendapatan-nasional.html?view=magazine
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/08/06421239/SBY.Buka.Gerakan.Kewirausahaan.Na
sional
https://inspirasitugas.wordpress.com/2010/11/28/pendapatan-nasional-pengeluaran-agregat/
https://superkurnia.wordpress.com/2015/12/18/konsep-dan-metode-perhitungan-pendapatan-nasional/
http://www.ekonomi-holic.com/2014/01/metode-perhitungan-pendapatan-nasional.html#_
http://economic-course.blogspot.sg/2011/06/multiplier-effect.html
http://fcaesaraviandi.blogspot.sg/2015/06/teori-tentang-analisis-pendapatan.html
http://yulhanrinto.blogspot.sg/search?q=menghitung+inflationary+gap+dan+deflationary+gap
http://fcaesaraviandi.blogspot.sg/2015/06/teori-tentang-analisis-pendapatan.html
http://www.ekonomi-holic.com/2012/06/pengertian-inflasi-deflasi-devaluasi.html#_
http://yulhanrinto.blogspot.sg/2013/11/menghitung-inflationary-gap-dan.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AwrwNFTHNdhXOe8AXgfLQwx.;_ylu=X3oDM
TByaW0wdmlxBGNvbG8Dc2czBHBvcwMyBHZ0aWQDBHNlYwNzcg--?
qid=20080617003119AAyvkt0&p=Apakah%20pengertian%20full%20employment...%20dan
%20dampak%20dari%20full%20employment%20itu%20sendiri%3F
https://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AwrwNFTHNdhXOe8AXAfLQwx.;_ylu=X3oDM
TBycWJpM21vBGNvbG8Dc2czBHBvcwMxBHZ0aWQDBHNlYwNzcg--?
qid=20130612195632AA90ChG&p=Apakah%20pengertian%20full%20employment...%20dan
%20dampak%20dari%20full%20employment%20itu%20sendiri%3F
https://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AwrXnCZINthXYxUAUnnLQwx.;_ylu=X3oDMT
Byb2lvbXVuBGNvbG8DZ3ExBHBvcwMxBHZ0aWQDBHNlYwNzcg--?
qid=20100120155828AAFVfrY

Anda mungkin juga menyukai