Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT TANAMAN TOMAT

Rebah Semai
Rebah
semai
tanaman
tomat
adalah
Pythium
debarianum. Rebah semai biasa menyerang tanaman
tomat pada fase pembibitan dan tanaman muda setelah
pindah tanam. Pengendalian kimiawi menggunakan
fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida,
simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf.
Dosis dosis terendah yang tertera pada kemasan.

Layu Bakteri
Bakteri
penyebab
layu
tanaman
tomat
adalah
Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan
tanaman, tanaman tomat terserang mengalami kelayuan
daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendalian
antara lain
dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman
tomat terserang, melakukan penggiliran tanaman serta
penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari
golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin,
streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau
oksitetrasiklin. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.
Sebagai
pencegahan,
secara
biologi
berikan trichoderma pada saat persiapan lahan, umur
20hst
dan
35
hst
dilakukan
pengocoran
menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh ,
wonderfat. dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

Layu Fusarium
Cendawan penyebab layu tanaman tomat adalah
Fusarium oxysporum. Tanaman tomat terserang
mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian
menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya
pengendaliannya dengan meningkatkan pH tanah,
memusnahkan tanaman tomat terserang, melakukan
penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi
menggunakan fungisida berbahan aktif benomil,

metalaksil
atau
propamokarb
hidroklorida.
Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai
pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat
persiapan lahan, umur 20hst dan 35 hst dilakukan
pengocoran
dengan pestisida
organik pada
tanah,
contoh super glio, wonderfat. dengan dosis sesuai anjuran
pada kemasan.

Busuk Phytopthora
Penyakit busuk tanaman tomat adalah Phytopthora
infestans. Penyakit ini dapat menggagalkan budidaya
tomat karena menyerang semua bagian tanaman. Batang
terserang ditandai bercak coklat kehitaman dan
kebasah-basahan.
Serangan
serius
menyebabkan
tanaman tomat layu. Daun tomat terserang seperti
tersiram air panas. Buah terserang ditandai bercak
kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan
lunak.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik,
contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah
metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau
dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif
yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb,
propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk pada kemasan.

Bercak Bakteri
Bercak
bakteri
tanaman
tomat
adalah
bakteri
Xanthomonas vesicatoria, berkembang pesat terutama
pada musim hujan. Serangan ditandai adanya bercak
berwarna gelap mengkilap. Pengendalian kimiawi
menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik
dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat,
asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau
dari
golongan
anorganik
seperti
tembaga.
Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.

Bercak Daun Septoria


Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Septoria
lycopersici.
Cendawan
menyerang
semua
fase

pertumbuhan. Gejala serangan berupa bercak-bercak


berwarna coklat yang akhirnya berubah keabu-abuan
pada permukaan daun bagian bawah, tepi daun
berwarna hitam. Pengendalian kimiawi menggunakan
fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa
digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim,
difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak
berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.

Lunak Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri Erwinia
carotovora. Serangan pada daun ditandai adanya bercak
berair disertai perubahan warna daun menjadi
kecoklatan, terutama daun segar, serangan pada
batang
menyebabkan
tanaman
tomat
roboh.
Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari
golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin,
streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau
oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti
tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.

Virus
Virus merupakan penyakit yang
paling banyak
menggagalkan budidaya tomat. Virus tanaman tomat
diantaranya ToMV, PVX, TMV dan CMV. Virus merupakan
penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan
terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya
ditandai pertumbuhan tanaman tomat mengerdil, daun
mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan.
Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan
penangkalnya. Penyakit virus ditularkan dari satu tanaman
ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa
hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus
diantaranya thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau.
Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik
melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat
perempelan.

Beberapa upaya penanganan virus antara lain :


membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang
virus), mengendalikan hama/serangga penular virus,
memusnahkan tanaman tomat terserang virus, kebersihan
alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar
tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap
tanaman tomat.
STRATEGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
PADA BUDIDAYA TOMAT
Pengendalian hama ulat tanah dan nematoda dilakukan
secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida,
yaitu
1gram
per
lubang
tanam.
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu
kebul, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida
harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif
yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan
(jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara
berturut-turut).
PANEN
Tomat tipe determinite dapat dipanen pada umur 65 hst dan
tipe indeterminate umur 75 hst. Buah 25% masak siap
untuk dipanen

Anda mungkin juga menyukai