Anda di halaman 1dari 29

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Mikrokontroler ATMega 8535

Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau
pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada mikrokontroler, telah ada
terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Bila dibandingkan dengan mikroprosesor,
mikrokontroler jauh lebih unggul karena terdapat berbagai alasan, diantaranya :

1. Tersedianya I/O
I/O dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada mikroprosesor
dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut. IC I/O yang dimaksud adalah
PPI 8255.

2. Memori Internal
Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga mutlak harus
ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga memerlukan IC
memori eksternal. Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ditambah dengan harganya
yang relatif murah sehingga banyak penggemar elektronika yang kemudian beralih
kemikrokontroler.

Namun

demikian,

meski

memiliki

berbagai

kelemahan,

mikroprosesortetap digunakan sebagai dasar dalam mempelajari mikrokontroler. Inti


kerja dari keduanya adalah sama, yakni sebagai pengendali suatu sistem.

Universitas Sumatera Utara

Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk


mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.
Secara harfiahnya bisa disebut pengendali kecil dimana sebuah sistem elektronik yang
sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan
CMOS dapat direduksi / diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh
mikrokontroler ini. Dengan menggunakan mikrokontroler ini maka:
1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.
2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari
sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.
3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak. Namun
demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL dan
CMOS yang seringkali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekedar
menambah jumlah saluran input dan output (I/O). dengan kata lain, mikrokontroler
adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah
mengandung beberapa bagian yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port
paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog
ke digital (ADC), dan sebagainya hanya menggunakan Minimum System yang
tidak rumit atau kompleks.
Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor
sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah karena didalamnya
sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan IC. Mikrokontroler
AVR (Alf and Vegards RISC processor) standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu
siklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena
memiliki arsitektur CISC (seperti komputer).
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATTiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan
instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan
salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega 8535. Selain mudah didapatkan dan lebih
murah ATMega 8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis

Universitas Sumatera Utara

yaitu ATTiny, AVR klasik, dan ATMega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O
yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM, dan lain sebagainya. Salah satu
contohnya adalah ATMega 8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz membuat ATMega 8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS51. Dengan
fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega 8535 sebagai mikrokontroler yang
powerfull. Adapun blok diagramnya sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 Blok Diagram ATMega 8535

Universitas Sumatera Utara

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega 8535 memiliki bagian
sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog..
12. Port USART untuk komunikasi serial.
Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut :
1. Sistem mikroprosesor 8 bit bebrbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
2. Kapabiltas memori flash 8 Kb, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM (Electrically
Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.

2.1.1

Konfigurasi PIN ATMega8535


Mikrokontroler ATMega8535 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah, dimana 32

pin digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin input/output sesuai
konfigurasi. Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (port), yang masing-masingnya terdiri
atas 8 pin. Pin-pin lainnya digunakan untuk keperluan rangkaian osilator, supply tegangan,
reset, serta tegangan referensi untuk ADC. Untuk lebih jelasnya, konfigurasi pin
ATMega8535 dapat dilihat pada gambar 2.9..

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

Berikut ini adalah susunan pin-pin dari ATMega8535;

VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya

GND merupakan pin ground

Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC

Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter, Komparator Analog, dan SPI

Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI,
Komparator Analog, dan Timer Oscilator

Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Komparator Analog, Interupsi Iksternal dan komunikasi serial USART

Reset merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler

XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukkan clock eksternal (osilator menggunakan
kristal, biasanya dengan frekuensi 11,0592 MHz)

Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Peta Memori ATMega8535


ATMega8535 memiliki dua jenis memori yaitu Data Memory dan Program Memory

ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM Memory untuk penyimpan data.

2.1.3

Program Memory
ATMEGA8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash Memory untuk

menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memory dibagi menjadi dua bagian,
yaitu Boot Flash Section dan Application Flash Section. Boot Flash Section digunakan untuk
menyimpan program Boot Loader, yaitu program yang harus dijalankan pada saat AVR reset
atau pertama kali diaktifkan.

Gambar 2.3 Peta Memori Program

Application Flash Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang dibuat
user. AVR tidak dapat menjalakan program aplikasi ini sebelum menjalankan program Boot
Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat deprogram dari 128 word sampai 1024
word tergantung setting pada konfigurasi bit di register BOOTSZ. Jika Boot Loader
diproteksi, maka program pada Application Flash Section juga sudah aman.

Universitas Sumatera Utara

2.1.4

Data Memory
Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA8535. Terdapat

608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan untuk Register File dan I/O
Memory sementara 512 likasi address lainnya digunakan untuk internal data SRAM. Register
file terdiri dari 32 general purpose working register, I/O register terdiri dari 64 register.

Gambar 2.4 Peta Memori Data

2.1.5

EEPROM Data Memory


ATMEGA8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk menyimpan data.

Loaksinya terpisah dengan system address register, data register dan control register yang
dibuat khusus untuk EEPROM. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 EEPROM Data Memori

2.2 LCD (Liquid Crystal Display)


Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu sistem dengan menggunakan
menggunakan mikrokontroler, LCD (Liquid Crysral Display) dapat berfungsi untuk
menampilakan suatu nilai hasil sensor, menampilakan teks, atau menampilakan menu pada
aplikasi mikrokontroler. M1632 merupakan modul LCD matrix dengan konfigurasi 16
karakter dan 2 baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh baris pixel dan 5 kolom pixel (1
baris pixel terakhir adalah kursor).
Didalam modul M1632 sudah tersedia HD44780 yang dikeluarkan oleh Hitachi,
Hyundai dan modul-modul M1632 lainnya. HD44780 sebetulnya merupakan mikrokontroler
dirancang khusus untuk mengenendalikan LCD dan mempunyai kemampuan untuk mengatur
proses scanning pada layar LCD yang terbentuk oleh 16 COM dan 40 SEG sehingga
mikrokontroler/perangkat yang mengakses modul LCD ini tidak perlu lagi mengatur scanning
pada layar LCD. Mikrokontroler atau perangkat tersebut hanya mengirim data-data yang
merupakan karakter yang akan ditampilkan pada LCD atau perintah yang mengatur proses
tampilan pada LCD saja.

Universitas Sumatera Utara

Adapun konfigurasi dan deskripsi dari pin-pin LCD M1632 antara lain:
1. Pin 1 dihubungkan ke Gnd
2. Pin 2 dihubungkan ke Vcc +5V
3. Pin 3 dihubungkan ke bagian tengan potensiometer 10KOhm sebagai pengatur
kontras.
4. Pin 4 untuk membritahukan LCD bahwa sinyal yang dikirim adalah data, jika Pin 4
ini diset ke logika 1 (high, +5V), atau memberitahukan bahwa sinyal yang dikirim
adalah perintah jika pin ini di set ke logika 0 (low, 0V).
5. Pin 5 digunakan untuk mengatur fungsi LCD. Jika di set ke logika 1 (high, +5V)
maka LCD berfungsi untuk menerima data (membaca data). Dan fungsi untuk
mengeluarkan data, jika pin ini di set ke logika 0 (low, 0V). Namun kebanyakan
aplikasi hanya digunakan untuk menerima data, sehingga pin 5 ini selalu dihubungkan
ke Gnd.
6. Pin 6 adalah terminal enable. Berlogika 1 setiap kali pengiriman atau pembaca data.
7. Pin 7 Pin 14 adalah data 8 bit data bus (Aplikasi ini menggunakan 4 bit MSB saja,
sehingga pin data yang digunkan hanya Pin 11 Pin 14).
8. Pin 15 dan Pin 16 adalah tegangan untuk menyalakan lampu LCD.

Adapun gambar dari LCD 2x16 adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6 Struktur Memori LCD

Modul LCD M1632 memilki beberapa jenis memori yang digunakan untuk menyimpan
atau memproses data-data yang ditampilkan pada layar LCD. Setiap memori mempunyai
fungsi-fungsi tersendiri

Universitas Sumatera Utara

a. DDRAM
DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada. Contohnya karakter
A atau 41h yang ditulis pada alamat 00 akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama
dari LCD. Apabila karakter tersebut di alamat 40h, karakter tersebut akan tampil pada baris
kedua kolom pertama darai LCD.

b. CGRAM
CGRAM merupakan memori untuk menggambarkan pola seluruh karakter dan bentuk
karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Akan tetapi isi memori akan hilang saat power
supplay tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang.

c. CGROM
Adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan pola tersebut ditentukan
secara permanen dari HD44780 sehingga pengguna tidak dapat menubah lagi. Oleh karena
ROM bersifat permanen, pola karakter tersebut akan hilang walaupun power supplay tidak
aktif.

2.3

Dasar Pemrograman Atmega 8535 dengan Bahasa C

2.3.1

Pendahuluan
C adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan berada antara bahasa tingkat

rendah (bahasa yang berorientasi pada mesin) dan bahasa tingkat tinggi (bahasa yang
berorientasi pada manusia). Seperti yang diketahui, bahasa tingkat tinggi mempunyai
kompatibilitas antara platform. Karena itu, amat mudah untuk membuat program pada
berbagai mesin. Berbeda halnya dengan menggunakan bahasa mesin, sebab setiap
perintahnya sangat bergantung pada jenis mesin.

Pembuat bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada tahun
1972. C adalah bahasa pemrograman terstruktur, yang membagi program dalam bentuk blok.

Universitas Sumatera Utara

Tujuannya untuk memudahkan dalam pembuatan dan pengembangan program. Program yang
ditulis dengan bahasa C mudah sekali dipindahkan dari satu jenis program ke bahasa program
lain. Hal ini karena adanya standarisasi bahasa C yaitu berupa standar ANSI ( American
National Standar Institut) yang dijadikan acuan oleh para pembuat kompiler.

2.3.2

Bahasa Pemograman Mikrokontroler

Pengembangan sebuah sistem menggunakan mikrokontroler AVR buatan ATMEL


menggunakan software AVR STUDIO dan CodeVisionAVR. AVR STUDIO merupakan
software yang digunakan untuk bahasa assembly

yang mempunyai fungsi yang sangat

lengkap, yaitu digunakan untuk menulis program, kompilasi, simulasi dan download program
ke IC mikrokontroler AVR. Sedangkan CodeVisionAVR merupakan
Compiler,

software C-cross

dimana program dapat ditulis dalam bahasa C, CodeVision memiliki IDE

(Integrated development Environment) yang lengkap, dimana penulisan program, compile,


link, pembuatan kode mesin (assembler) dan download program ke chip AVR dapat
dilakukan dengan CodeVision, selain itu ada fasilitas terminal, yaitu melakukan komunikasi
serial dengan mikrokontroler yang sudah di program. Proses download program ke IC
mikrokontroler AVR dapat menggunakan System programmable Flash on-Chip mengizinkan
memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.

2.3.3

Pengenal pada bahasa C


Pengenal merupakan sebuah nama yang didefinisikan oleh program untuk

menunjukkan sebuah konstanta, variabel, fungsi, label, atau tipe data khusus. Pemberian
pengenal pada program harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini:
1. Karakter pertama tidak menggunakan angka;
2. Karakter kedua berupa huruf, angka, garis bawah,;
3. Tidak menggunakan spasi;
4. Bersifat case sensitive, yaitu huruf kapital dan huruf kecil dianggap berbeda;
5. Tidak boleh menggunakan kata-kata yang merupakan sintaks atau operator dari
bahasa C.

Universitas Sumatera Utara

Contoh menggunakan pengenal yang diperbolehkan:


1. Nama
2. _nama
3. Nama2
4. Nama_pengenal
Contoh penggunaan pengenal yang tidak diperbolehkan:
1. 2nama
2. Nama+2
3. Nama pengenal

2.3.4

Tipe Data
Pemberian signed dan unsigned pada tipe data menyebabkan jangkauan dari tipe

berubah. Pada unsigned menyebabkan tipe data akan selalu bernilai positif sedangkan signed
menyebabkan nilai tipe data bernilai negatif dan memungkinkan data bernilai positif.
Perbedaan nilai tipe data dapat kita lihat pada tabel di bawah ini,

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Tipe Data


Pemodifikasi Tipe

Persamaan

Jangkauan Nilai

Signed char

Char

-128 s/d 127

Signed int

Int

-32.768 s/d 32.767

Signed short int

Short, signed short

-32.768 s/d 32.767

Signed long int

Long, long int, signed long

-2.147.483.648 s/d
2.147.483.647

Unsigned char

Tidak ada

0 s/d 255

Unsigned int

Unsigned

0 s/d 65.535

Unsigned short int

Unsigned short

0 s/d 65.535

Unsigned long int

Unsigned long

0 s/d 4.294.967.295

Contoh program yang menunjukkan pengaruh signed dan unsigned pada hasil
program,
#include <mega.8535>
#include <delay.h>
Void main (void)
{
int a, b;
// pengenal
unsigned d, e;
a = 50;
b = 40;
d = 50;
e = 40;
PORTC = 0x00;
DDRC = 0Xff; //set PORTC sebagai output
PORTB = 0x00;
DDRB = 0Xff; // set PORTB sebagai output
While(1)
{
PORTB = a b;
PORTC = d e;
delay_ms(100);
};
}

Universitas Sumatera Utara

Program di atas akan memberikan data di PORTB = 10 (desimal) sedangkan PORTC


= -10 (desimal) karena PORT mikrokontroler tidak dapat mengeluarkan nilai negatif maka
PORTB dan PORTC akan memiliki keluaran 0x0A tapi pada kenyataannya PORTC lebih
banyak memakan memori karena tanda negatif tersebut disimpan dalam memori.
Pada program di atas terdapat tulisan //set PORTB sebagai output yang berguna
sebagai komentar yang mana komentar ini tidak mempengaruhi hasil dari program. Ada dua
cara penulisan komentar pada pemrograman bahasa C, yaitu dengan mengawali komentar
dengan tanda // ( untuk komentar yang hanya satu baris ) dan mengawali komentar dengan
tanda /* dan mengakhiri komentar dengan tanda */ .
Contoh:
// ini adalah komentar
/* ini adalah komentar
Yang lebih panjang
Dan lebih panjang lagi */

2.3.5

Statement
Statement adalah setiap operasi dalam pemrograman, harus diakhiri dengan [ ; ] atau [

} ]. Statement tidak akan dieksekusi bila diawali dengan tanda [ // ] untuk satu baris. Lebih
dari 1 baris gunakan pasangan [ /* ] dan [ */ ]. Statement yang tidak dieksekusi disebut juga
comments / komentar.

2.3.6

Fungsi

Function adalah bagian program yang dapat dipanggil oleh program utama.
Penulisan :
[tipe data hasil] [nama function]([tipe data input 1],[tipe data input 2])
{
[statement] ;
}

Universitas Sumatera Utara

2.3.7

Pernyataan berkondisi dan pengulangan


a. Pernyataan if
Pernyataan if digunakan untuk pengambilan keputusan terhadap 2 atau lebih

pernyataan dengan menghasilkan pernyataan benar atau salah. Jika pernyataan benar maka
akan di jalankan instruksi pada blok-nya, sedangkan jika pernyataan tidak benar maka
instruksi yang pada blok lain yang dijalankan ( sesuai dengan arah programnya).
Contoh:
if ( [pernyaratan] ) {
[statement1];
[statement2];
}
else {
[statement3];
[statement4];
}
b. Pernyataan for
Pernyataan for juga digunakan untuk melakukan pengulangan sebuah pernyataan atau
blok pernyataan, tetapi berapa kali jumah pengulangannya dapat ditentukan secara lebih
spesifik. Bentuk pernyataan for adalah sebagai berikut :

for

(nilai_awal ; kondisi ; perubahan)


{
// sebuah pernyataan atau blok pernyataan
}

Nilai_awal adalah nilai inisial awal sebuah variabel yang didefenisikan terebih dahulu
untuk menentukan niai variabel pertama kali sebelum penguangan.
Kondisi merupakan pernyataan pengetesan untuk mengontrol pengulangan, jika
pernyataan kondisi terpenuhi (benar) maka blok pernyataan akan diulang terus sampai
pernyataan kondisi tidak terpenuhi (salah).
Perubahan adalah pernyataan yang digunakan untuk melakukan perubahan niai
variabel baik naik maupun turun setiap kali pengulangan dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

c. Pernyataan While
Pernyataan while digunakan untuk menguangi sebuah pernyataan atau blok kenyataan
secara terus menerus selama kondisi tertentu masih terpenuhi. Bentuk pernyataan while
adalah sebagai berikut :
while (kondisi)
{
// sebuah pernyataan atau blok pernyataan
}
Pernyataan di atas akan mengeluarkan data a ke port C secara berulang-ulang. Setiap
kali pengulangan nilai a akan bertambah 1 dan setelah niai a mencapai 10 maka pengulangan
selesai.

d. Pernyataan Do While
Pernyataan do while hampir sama dengan pernyataan while, yaitu pernyataan yang
digunakan untuk menguangi sebuah pernyataan atau blok pernyataan secara terus menerus
selama kondisi tertentu masih terpenuhi. Bentuk pernyataan while adalah sebagai berikut :

do

{
// sebuah pernyataan atau blok pernyataan
} while (kondisi).

Yang membedakan antara pernyataan while dengan do..while adalah bahwa pada
pernyataan while pengetesan kondisi dilakukan terlebih dahulu, jika kondisi terpenuhi maka
barulah blok pernyataan dikerjakan. Sebaliknya pada pernyataan dowhile blok pernyataan
dikerjakan terebih dahulu setelah itu baru diakukan pengetesan kondisi, jika kondisi terpenuhi
maka dilakukan pengulangan pernyataan atau blok pernyataan lagi. Sehingga dengan
demikian pada pernyataaan do..while blop pernyataan pasti akan dikerjakan minimal satu kali
sedangkan pada pernyataan whilebok pernyataan beum tentu dikerjakan.

Universitas Sumatera Utara

e. Pernyataan Switch
Pernyataan switch digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap
banyak kemungkinana. Bentuk pernyataan switch adalah sebagai berikut :
Switch (ekspresi)
{
case nilai_1
case nilai_2
case niai_3

Defaut
}

: pernyataa_1;break;
: pernyataan_2;break;
: pernyataan_3;break;
: pernyataan_default;break;

Pada pernyataanswitch,masing-masing pernyataan (pernyataan_1 sampai dengan


pernyataan_default) dapat berupa satu atau beberapa perintah dan tidak perlu berupa blok
pernyataan. Pernyataan_1 akan dikerjakan jika ekspresi bernilai sama dengan nilai_1,
pernyataan_2 akan dikerjakan jika ekspresi bernilai sama dengan nilai_2, pernyataan_3 akan
dikerjakan jika ekspresi bernilai sama dengan nilai_3 dan seterusnya. Pernyataan_default
bersifat opsional, artinya boeh dikerjakan apabila nilai ekspresi tidak ada yang sama satupun
dengan salah satu nilai_1, nilai_2, nilai_3 dan seterusnya. Setiap akhir dari pernyataan harus
diakhiri dengan break, karena ini digunakan untuk keuar dari pernyataan swich.
Contoh :
Switch (PINA)
{
case 0xFE
case 0xFD
}

: PORT=0x00;break;
: PORT=0xFF;break;

Pernyataan di atas berarti membaca port A, kemudian datanya (PINA) akan dicocokan
dengan nilai case. Jika PINA bernilai 0xFE maka data 0x00 akan dikeluarkan ke port C
kemudian program keluar dari pernyataan switch tetapi jika PINA bernilai 0xFD maka data
0xFF akan dikeluarkan ke port C kemudian program keluar dari pernyataan switch.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Komponen Komponen Pendukung

2.4.1

Electrolytic Capacitor (ELCO)

Gambar 2.7 Electrolytic Capacitor (ELCO)


Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membrane
oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah perbedaan
polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati hati di dalam
pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan
menjadi rusak bahkan meledak. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power
supply. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya
tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2.
Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang
dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 = 10 Volt.

2.4.2 Ceramic Capacitor


Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena
tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian frekuensi
tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju ke ground.
Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk
sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang
sangat kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8 Ceramic Capacitor

2.4.3

Nilai Kapasitor
Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka/kode

yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memang mudah,
karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya. Sedangkan untuk
kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya kode tersebut
terdiri dari 4 digit, dimana 3 digit pertama merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf
yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama angka yang terakhir berfungsi untuk
menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 2.2 Nilai Kapasitor

Universitas Sumatera Utara

Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai kapasitansinya
adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47F sedangkan toleransinya 5%. Yang harus diingat
didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF (Pico Farad).

2.4.4

Resistor

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang
mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan Variable
R esistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga
perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan
bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor.
Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon
memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai
insulator seperti ditunjukkan pada gambar 2.5 berikut :

Gambar 2.9 Resistor Karbon

Universitas Sumatera Utara

2.5 SENSOR SUHU LM35

2.5.1

Pendahuluan
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk

mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35
yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi
oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan
perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah
dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan ke
sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan
ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 A hal ini berarti LM35
mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat
menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 C pada suhu 25 C
2.5.2

Struktur Sensor LM35

Gambar 2.10 Sensor Suhu LM35

Universitas Sumatera Utara

Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3
pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber
tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout
dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor
LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik
sebesar 10 mV setiap derajat celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV

Gambar 2.11 Skematik rangkaian dasar sensor suhu LM35-DZ

Gambar diatas kanan adalah gambar skematik rangkaian dasar sensor suhu LM35-DZ.
Rangkaian ini sangat sedeCrhana dan praktis. Vout adalah tegangan keluaran sensor yang
terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad celcius. Jadi jika Vout =
530mV, maka suhu terukur adalah 53 derajat Celcius.Dan jika Vout = 320mV, maka suhu
terukur adalah 32 derajad Celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan sebagai
masukan ke rangkaian pengkondisi sinyal seperti rangkaian penguat operasional dan
rangkaian filter, atau rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian
Analog-to-Digital Converter.

Rangkaian dasar tersebut cukup untuk sekedar bereksperimen atau untuk aplikasi
yang tidak memerlukan akurasi pengukuran yang sempurna. Akan tetapi tidak untuk aplikasi
yang sesungguhnya. Terbukti dari eksperimen yang telah saya lakukan, tegangan keluaran

Universitas Sumatera Utara

sensor belumlah stabil. Pada kondisi suhu yang relatif sama, jika tegangan suplai saya ubahubah (saya naikkan atau turunkan), maka Vout juga ikut berubah. Memang secara logika hal
ini sepertinya benar, tapi untuk instrumentasi hal ini tidaklah diperkenankan. Dibandingkan
dengan tingkat kepresisian, maka tingkat akurasi alat ukur lebih utama karena alat ukur
seyogyanya dapat dijadikan patokan bagi penggunanya. Jika nilainya berubah-ubah untuk
kondisi yang relatif tidak ada perubahan, maka alat ukur yang demikian ini tidak dapat
digunakan.

2.5.3

Karakteristik Sensor LM35.

Gambar 2.12 Karakteristik Sensor LM35

1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C seperti terlihat pada
gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 C pada
udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.13 Grafik akurasi LM35 terhadap suhu

Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.
Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100C setara dengan 1
volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1C, dapat
dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka
(interface) rangkaian control yang sangat mudah.
IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit
(IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini
berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki
koefisien sebesar 10 mV /C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1 C maka akan terjadi
kenaikan tegangan sebesar 10 mV.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.14 Rangkaian Sensor LM35


IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena
ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka
sensor mulai dari 55C sampai dengan 150C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah,
difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri
arus 60 A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari
0 C di dalam suhu ruangan.
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat
dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature
sensor.
Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :

Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.

Lineritas +10 mV/ C.

Akurasi 0,5 C pada suhu ruang.

Range +2 C 150 C.

Dioperasikan pada catu daya 4 V 30 V.

Arus yang mengalir kurang dari 60 A

Universitas Sumatera Utara

2.5.4

Rangkaian Sensor Suhu LM35

Gambar 2.15 Sensor Suhu LM35


LM35DZ adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor (TO-92).
Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100 derajat
Celcius. Dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10
milivolt per 1 derajat Celcius, maka komponen ini sangat cocok untuk digunakan sebagai
teman eksperimen kita, atau bahkan untuk aplikasi-aplikasi seperti termometer ruang digital,
mesin pasteurisasi, atau termometer badan digital.
LM35 dapat disuplai dengan tegangan mulai 4V-30V DC dengan arus pengurasan 60
mikroampere, memiliki tingkat efek self-heating yang rendah (0,08 derajat Celcius),
self-heating adalah efek pemanasan oleh komponen itu sendiri akibat adanya arus yang
bekerja melewatinya. Untuk komponen sensor suhu, parameter ini harus dipertimbangkan
dan diupakara atau di-handle dengan baik karena hal ini dapat menyebabkan kesalahan
pengukuran. Seperti sensor suhu jenis RTD PT100 atau PT1000 misalnya, komponen ini
tidak boleh dieksitasi oleh arus melebihi 1 miliampere, jika melebihi, maka sensor akan
mengalami self-heating yang menyebabkan hasil pengukuran senantiasa lebih tinggi
dibandingkan suhu yang sebenarnya. Gambar itu adalah gambar skematik rangkaian dasar
sensor suhu LM35-DZ. Rangkaian ini sangat sederhana dan praktis. Vout adalah tegangan
keluaran sensor yang terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad
celcius. Jadi jika Vout = 530mV, maka suhu terukur adalah 53 derajad Celcius.Dan jika Vout
= 320mV, maka suhu terukur adalah 32 derajad Celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung
diumpankan sebagai masukan ke rangkaian pengkondisi sinyal seperti rangkaian penguat

Universitas Sumatera Utara

operasional dan rangkaian filter, atau rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan
dan rangkaian Analog-to-Digital Converter.

Gambar 2.16 Skema Rangkaian LM35


Rangkaian dasar tersebut cukup untuk sekedar bereksperimen atau untuk aplikasi yang tidak
memerlukan akurasi pengukuran yang sempurna. Akan tetapi tidak untuk aplikasi yang
sesungguhnya. Terbukti dari eksperimen yang telah saya lakukan, tegangan keluaran sensor
belumlah stabil. Pada kondisi suhu yang relatif sama, jika tegangan suplai saya ubah-ubah
(saya naikkan atau turunkan), maka Vout juga ikut berubah. Memang secara logika hal ini
sepertinya benar, tapi untuk instrumentasi hal ini tidaklah diperkenankan. Dibandingkan
dengan tingkat kepresisian, maka tingkat akurasi alat ukur lebih utama karena alat ukur
seyogyanya dapat dijadikan patokan bagi penggunanya. Jika nilainya berubah-ubah untuk
kondisi yang relatif tidak ada perubahan, maka alat ukur yang demikian ini tidak dapat
digunakan.

2.5.5

Prinsip Kerja Sensor LM35


Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap

suhu 1 C akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat
ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya
akan sedikit berkurang sekitar 0,01 C karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan
cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh

Universitas Sumatera Utara

sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi
atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan
suhu udara disekitarnya .
Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari
luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat bertindak
sebagai suatu antenna penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat bertindak sebagai
perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode
bypass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan.
Maka dapat disimpulkan prinsip kerja sensor LM35 sebagai berikut:

Suhu lingkungan di deteksi menggunakan bagian IC yang peka terhadap suhu

Suhu lingkungan ini diubah menjadi tegangan listrik oleh rangkaian di dalam IC,
dimana perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan tegangan output.

Pada seri LM35


Vout=10 mV/oC
Tiap perubahan 1oC akan menghasilkan perubahan tegangan output sebesar 10mV

2.5.6

Kelebihan dan Kelemahan Sensor LM35

Kelebihan:
a. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150 oC
b. Low self-heating, sebesar 0.08 oC
c. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V
d. Rangkaian tidak rumit
e. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal

Kekurangan:
Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai