Anda di halaman 1dari 3

terjadi yang sebaliknya.

yakni petugas perempuan


yang lebih banyak mengalami kecelakaan kerja lebih
dari satu jenis kecelakaan.
Unit Kerja
Petugas yang cenderung mengalami kecelakaan
kerja adalah petugas pada unit kerja medik yakni pada RS Elim Rantepao mencapai 64,3% atau sebanyak
27 orang dan pada RSUD Lakipadada Makale sebanyak 44 orang atau 7l.0%. Sedangkan petugas yang
paling sedikit mengalami kecelakaan kerja adalah
petugas dari unit kerja penunjang medik. yakni di
RSUD Lakipadada Makale sebanyak 6 orang atau
9.7% dan tidak ada satupun petugas dari RS Elim
Rantepao.
Petugas pada unit kerja penunjang medik lebih
sedikit mengalami kejadian kecelakaan kerja oleh
karena pada unit ini. pekerjaan kurang beragam dan
kurang berisiko jika dibanding dengan kedua unit
kerja lainnya. Selain itu. petugas pada unit penunjang
medik umumnya hanya bertugas dari pagi hingga
siang hari sehingga pada jam kerja yang demikian.
konsentrasi petugas masih baikq.
Pada unit kerja medik` petugas pada RS Elim
Rantepao dan RSUD Lakipadada Makale memiliki
kecenderungan yang sama yakni distribusi kecelakaan kerja paling tinggi pada bagian rawat inap. Di RS
[Ehm Rantepao persentase kejadian kecelakaan kerja
pada bagian rawat inap sebesar 879% dan pada
RSUD Lakipadada Makale sebesar 905%. Adapun_
kecenderungan ini disebabkan oleh karena pada hagian rawat inap. ada petugas yang bekerja malam
hingga pagi hari. Hal ini akan mengurangi konsen~
trasi petugas saat bekerja yang berakibat meningkatnya kejadian kecelakaan kerja.
Masa Kerja
Petugas pada RS Elim Rantepao dan RS Umum
Daerah Lakipadada Makale pada umumnya tergolong petugas dengan masa kerja yang sudah lama (2
STh). Namun untuk kategori petugas yang lebih scring mengalami kecelakaan kerja berbeda antara satu
rumah sakit dengan rumah sakit lainnya dimana pada
RS lilim Rantepao petugas yang lebih cenderung
mengalami kecelakaan kerja adalah petugas dengan
masa kerja belum lama (< STh) sebesar 514% dan di
RSUD Lakipadada Makale petugas dengan masa
kerja sudah lama (2 STh) lebih cenderung mengalami
kecelakaan kerja yakni sebesar 79.0/o.
Adapun distribusi kecelakaan kerja pada kedua
rumah sakit berdasarkan masa kerja ialah di RS Elim
Rantepao petugas kategori belum lama bekerja (<
STh) yang mengalami kecelakaan kerja adalah sebe-

sar 51,8%. Hal ini sejalan dengan teori Suma`mur


yang mengatakan bahwa kecelakaan kerja akan lebih
sering terjadi pada tenaga kerja yang belum lama
86
Jurnal MKMI. Oktober 2009. hal 81-88
karena mereka masih dianggap belum mengetahui
seluk beluk pekerjaannya atau dengan kata lain
masih belum berpengalamank Menurut survey yang
dilakukan. petugas di RS Elim Rantepao belum terlalu terampil dan menguasai pekerjaanya dengan baik
sehingga masih perlu banyak belajar dalam penguasaan tugas dan pekerjaannya yang sarat dengan risiko
terhadap kesehatan dan keselamatannya.
Akan tetapi berbeda dengan RSUD Lakipadada
Makale dimana kecelakaan kerja lebih cenderung
dialami oleh petugas dengan kategori sudah lama
bekerja (25Th) yakni sebesar 812%. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun masa kerja petugas semakin
bertambah namun itu belum menjamin bebasnya petugas dari risiko kecelakaan kerja. Walaupun petugas
telah berpengalaman dan tidak asing dengan lingkungan kerjanya tetapi justru karena merasa demikian
sehingga petugas cenderung kurang berhati-hati
bekerja'o. Kondisi yang ditemukan pada petugas
RSUD Lakipadada Makale memperlihatkan bahwa
petugas yang telah lama bekerja justru kurang memperhatikan keselamatan saat bekerja karena mereka
cenderung merasa sudah terampil dan berpengalaman
dalam bidangnya.
Jenis Kecelakaan
Jenis kecelakaan kerja yang paling banyak terjadi pada RS l-Tlim Rantepao dan RSUD Lakipadada
Makale adalah teriris yang kemudian disusul dengan
kejadian tertusuk. Selisih kedua jenis kecelakaan tersebut tidaklah berbeda jauh. Di RS Elim Rantepao
persentase kejadian teriris sebesar 306% dan kejadian tertusuk sebesar 259%. sedangkan di RS Umum
Daerah Lakipadada Makale persentase kejadian teriris sebesar 26.8% dan kejadian tertusuk sebesar
261%. Dalam penelitian ini. kejadian teriris tidak
hanya dialami oleh petugas dari unit medik tetapi sebagian juga terjadi pada petugas dari unit non medik
sehingga kasusnya sedikit lebih banyak dari kasus
kejadian tertusuk. Jumlah kasus kejadian tertusuk
pada umumnya dialami oleh petugas unit medik`
meskipun ada juga beberapa yang dari unit kerja lain
tapi kasusnya tidak sebesar kejadian teriris.
Adapun jenis kecelakaan teriris umumnya disebabkan oleh penggunaan pisau. membuka sampul
obat atau penggunaan benda tajam lainnya oleh
petugas dengan kurang berhati-hati. Sedangkan untuk
jenis kecelakaan tertusuk disebabkan oleh penggunaan jarum oleh petugas unit kerja medik seperti

jarum spoit yang digunakan untuk menyuntik. jarum


jismlu ataupun ubbuculh untuk infus. Biasanya petugas menutup kembali jarum yang sudah terpakai
sebelum dimasukkan ke tempat sampah. Penutupan
kembali jarum bekas dapat menyebabkan petugas
tertusuk jarum jika mereka kurang berhati-hatil '.

Anda mungkin juga menyukai