21 - 35
Abstract
The research area is a limestone quarry region prospect, located in Gunung Sudo, Gunung Kidul
Regency, Special Region of Yogyakarta Province. Safety factor of bench in limestone quarry is
extremely determined by rock mass quality. The aim of this research is analyzing of rock mass
strength of limestone in the quarry prospect using the Hoek-Brown failure criterion.
The research
used quantitative method. To obtain rock mass strength analysis of limestone needs some
parameters. The main parameters are uniaxial compressive strength of intact rock, GSI, lithology,
disturbance factor, unit weight and application for slope (height). To solve this analysis is assisted by
Roclab software. The Roclab is a software program for determining rock mass strength parameters
based on the generalized Hoek-Brown failure criterion.
Final result of the research will be used for
safely mine design of the limestone quarry.
Keywords: Rock mass strength, Limestone, Roclab.
parameter
kekuatan massa batuan berdasarkan
generalized Hoek-Brown failure criterion,
2002. Program ini merupakan produksi dari
Rockscience.ltd.
1. Pendahuluan
Batugamping merupakan salah satu jenis
bahan
galian
industri
yang
dapat
dimanfaatkan secara ekonomis dalam
jumlah besar di Indonesia, salah satunya
terdapat di daerah Gunung Sudo, Kabupaten
Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Untuk dapat memanfaatkan
batugamping secara optimal, sangat perlu
memperhatikan kondisi lahan batugamping.
Kondisi lokasi bahan galian sangat beragam
pada lokasi yang berbeda. Aktifitas
penambangan terbuka (kuari) sangat
dipengaruhi oleh kondisi geologi teknik dan
stabilitas
lereng,
dimana
dapat
mengakibatkan tidak amannya suatu lahan
tambang terbuka yang lazim dikenal sebagai
longsoran lereng tambang. Longsoran lereng
penambangan pada umumnya disebabkan
berbagai faktor sifat fisik dan mekanik dari
bahan galian tersebut, geometri lereng,
adanya bidang diskontinuitas, air tanah dan
gempa bumi/getaran.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di daerah
prospek
tambang
kuari
batugamping
Gunung
Sudo,
Desa
Karangasem,
Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung
Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
(Gambar 1).
21
Geologi Regional
Geomorfologi regional bagian selatan
Pulau Jawa merupakan perbukitan
pegunungan, disebut Pegunungan Selatan
(Van Bemmelen, 1949).
Pegunungan
Selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Jawa Tengah dirinci menjadi empat zone,
yaitu zone fisiografi gawir Lajur Baturagung
Plopoh (Baturagung Plopoh Range)
berada
di
utara,
cekungan
antar
pegunungan di tengah, plato karst (Gunung
Sewu Karst) di selatan, dan pantai selatan
menghadap Samudra Hindia. Cekungan
antar pegunungan di Pegunungan Selatan
ada dua, yaitu Cekungan Wonosari
(Wonosari Basin) di barat, dan Cekungan
Baturetno (Baturetno Basin) di timur.
Secara fisiografi lokasi penelitian dan
sekitarnya
termasuk
dalam
jalur
Pegunungan Selatan yang terdapat di Pulau
Jawa bagian tengah dengan bagian utara
yang dibatasi sesar bertingkat (normal) pada
jalur
Sambipitu-Sambeng.
Daerah
Kecamatan Ponjong dari sudut pandang
22
bagian dari Formasi Wonosari (Tmwl). S dan a adalah konstanta massa batuan
Batuan penyusun formasi ini merupakan yang berhubungan dengan besar nilai GSI
batugamping, batugamping napalan-tufan, dan D, sebagaimana dijabarkan Persamaan
batugamping konglomerat, batupasir tufan 5 dan 6.
dan batulanau.
(5)
Pada sebaran daerah Ponjong, arah S exp GSI 100
9
3
D
tinggian dan rendahan morfologi bervariasi,
tidak
disertai
perpindahan
tempat
cm
'
1 sin
(displacement), sedangkan pada sesar ada
perpindahan tempat atas batuan yang
'
'
mengalami pensesaran. Dengan demikian Dimana c dan ditentukan untuk kisaran
temuan arah-arah sesar identik dangan arah tegangan t < 3 < ci /4, maka kekuatan
kekar. Pembentukan sesar ditemui di massa batuan berdasarkan hubungan Mohrkompleks Gunung Sudo (wilayah Ponjong Coulomb dan Hoek-Brown :
bagian utara), dengan arah timurlaut
baratdaya, dan barat timur. Sebagian
a 1
daerah pada Formasi Wonosari yang ' . ( m b 4 s a ( mb 8s ))( m b / 4 s )
ci
mempunyai sudut kemiringan batuan antara cm
2(1 a )( 2 a )
0
0
30 60 , dan juga terdapat daerah yang
'
'
mempunyai sudut kemiringan batuan sekitar Dengan 1 dan 3 tegasan efektif terbesar
0
70 di sekitar zone sesar yang membentuk dan terkecil,
uniaxial compressive
ci
tinggian morfologi Gunung Sudo (408 451
strength of the intact rock material, c '
m).
kohesifitas, ' sudut friksi dalam, mi nilai
Kekuatan Massa Batuan
konstanta batuan padu, dan D faktor
Kriteria Runtuhan Hoek-Brown dan Mohr- gangguan.
Coulomb, seperti pada Persamaan 1 (Hoek
et al., 2002). Besar nilai kekuatan batuan Modulus Deformasi
dapat diketahui seperti compressive strength
Penentuan besar modulus deformasi
dan tensile strength (Persamaan 2 dan 3) .
berdasarkan nilai GSI bisa dilihat dari
Hoek-Brown failure criterion :
Persamaan 9 dan 10.
a
'
1' 3' ci mb 3 s
ci
(1)
Ed (GPa ) 1 D
S . ci
mb
(2)
( GSI 10 ) / 40
(9)
(3)
Untuk ci > 100 MPa, maka :
ci
GSI 100
m b mi exp
28 14 D
2 100
.10
(4)
23
(10)
Program Roclab
2. Metode Penelitian
Tahapan Penelitian
Objek Penelitian
24
Secara
umum
perbedaan
ketinggian
maupun kelerengan di daerah penelitian
sangat mencolok. Jenis hidrologi yang
berkembang di sebagian daerah Ponjong
dan sekitarnya adalah hidrologi kars.
Kondisi batugamping di tambang kuari
batugamping dapat diketahui dengan jelas
dari
beberapa
singkapan
(outcrop)
batugamping.
Lapisan
batugamping
mempunyai arah umum (srike) N 2900 - 3000 E
dan kemiringan (dip) sebesar 320 - 380
(Gambar 5).
Pengambilan
foto
dan
sampel
batugamping dilakukan sebanyak 20 (dua
puluh) titik di daerah Gunung Sudo.
Koordinat
dan
peta
pengamatan
batugamping dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Gambar 6.
25
a. Perbukitan sedang
b. Perbukitan terjal
32
mE
473170
473128
473128
473093
473095
473132
473131
473151
473163
473265
473253
473255
473279
473287
473285
473243
473223
473190
473196
473203
26
mN
9116128
9116094
9116067
9116045
9116009
9115936
9115883
9115852
9115829
9115830
9115835
9115854
9115886
9115916
9115957
9116075
9116080
9116096
9115995
9115936
Gambar 6. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel Batugamping Gunung Sudo
27
Nilai ci
GSI (MPa)
64
30
65
30
59
26
59
26
66
30
65
26
58
26
66
28
66
28
59
26
59
26
64
30
66
28
60
26
59
26
64
26
65
28
66
26
60
26
60
28
3
(gr/cm )
2,31
2,28
2,19
2,28
2,28
2,29
2,28
2,28
2,22
2,16
2,26
2,27
2,31
2,26
2,19
2,24
2,26
2,20
2,26
2,35
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
'
( cm
). Hasil analisis kekuatan massa batuan
pada lapisan batugamping di daerah
Gunung Sudo secara umum mempunyai
kekuatan massa batuan yang sedang,
sehingga
tidak
berpotensi
terjadi
kelongsoran
pada
dinding
lereng
penambangan batugamping. Secara rinci
hasil analisis kekuatan massa batuan
terdapat pada Tabel 3.
Tabel. 3. Hasil analisis kekuatan massa batuan pada Batugamping Gunung Sudo
No
Kode
Sampel
Litologi
Nilai
GSI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0C.1
0C.2
0C.3
0C.4
0C.5
0C.6
0C.7
0C.8
0C.9
0C.10
0C.11
0C.12
0C.13
0C.14
0C.15
0C.16
0C.17
0C.18
0C.19
0C.20
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
Batugamping
64
65
59
59
66
65
58
66
66
59
59
64
66
60
59
64
65
66
60
60
ci
mi
mb
(MPa)
30
30
26
26
30
26
26
28
28
26
26
30
28
26
26
26
28
26
26
28
c
(MPa)
0
()
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
1,383
1,462
1,051
1,051
1,544
1,462
0,995
1,544
1,544
1,051
1,051
1,383
1,544
1,110
1,051
1,383
1,462
1,544
1,110
1,110
0,0054
0,0063
0,0026
0,0026
0,0072
0,0063
0,0023
0,0072
0,0072
0,0026
0,0026
0,0054
0,0072
0,0030
0,0026
0,0054
0,0063
0,0072
0,0030
0,0030
0,502
0,502
0,503
0,503
0,502
0,502
0,503
0,502
0,502
0,503
0,503
0,502
0,502
0,503
0,503
0,502
0,502
0,502
0,503
0,503
0,477
0,498
0,350
0,356
0,522
0,455
0,343
0,499
0,493
0,347
0,355
0,475
0,501
0,368
0,350
0,432
0,475
0,454
0,368
0,391
45,52
45,94
42,95
42,66
46,28
44,97
42,25
45,83
46,04
43,08
42,72
45,61
45,74
43,12
42,95
44,73
45,50
46,20
43,12
43,37
4. Kesimpulan
'
cm
(MPa)
2,185
2,351
1,309
1,309
2,530
2,038
1,215
2,362
2,362
1,309
1,309
2,185
2,362
1,409
1,309
1,893
2,194
2,193
1,409
1,518
(MPa)
-0,118
-0,129
-0,065
-0,065
-0,141
-0,111
-0,059
-0,131
-0,131
-0,065
-0,065
-0,118
-0,131
-0,071
-0,065
-0,102
-0,120
-0,122
-0,071
-0,077
(MPa)
4,920
5,085
3,630
3,630
5,257
4,407
3,517
4,907
4,907
3,630
3,630
4,920
4,907
3,747
3,630
4,264
4,746
4,556
3,747
4,035
Daftar Pustaka
Amran, A., Haswanto, Sugeng, M., B., dan
Nelson R., (2002) Analisa Kestabilan
Lereng di Lokasi Blok Barat PT. Inco
Soroako Sulawesi Selatan, Prosiding
Perhapi. Jakarta.
Hoek, E. (1994) Strength of Rock and Rock
Masses. News J ISRM 2 (2) : p. 416.
Hoek, E., Torres, C.,C., and Corkum, B.,
(2002) Hoek-Brown Failure Criterion,
Rockscience Inc., Toronto, Canada.
28
Zuidam
R.A.V.,
1983,
Guide
to
Geomorphology
Aerial
Photographic
Interpretation
and
Mapping,
ITC
Enschede, The Netherlands.
Sampel OC.2
29
Sampel OC.3
Sampel OC.4
Sampel OC.5
30
Sampel OC.6
Sampel OC.7
Sampel OC.8
31
Sampel OC.9
Sampel OC.10
Sampel OC.11
32
Sampel OC.12
Sampel OC.13
Sampel OC.14
33
Sampel OC.15
Sampel OC.16
Sampel OC.17
34
Sampel OC.18
Sampel OC.19
Sampel OC.20
35