Anda di halaman 1dari 14

SOP PERAWATAN LUKA BAKAR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Perawatan Luka Bakar
Tanggal terbit

Disahkan oleh:
Ka. Prodi PSIK

Ns. Hikayati., M.Kep


NIP.19760220 200212 2 001
Pengertian Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak
langsung dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik,
bahan kimia, dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan
suhu rendah (frost bite). Luka bakar ini dapat
mengakibatkan kematian, atau akibat lain yang berkaitan
dengan problem fungsi maupun estetik (Rendy &
Margareth, 2012 dalam Purnomo, 2014).
Tujuan
1. Mencegah infeksi pada luka
2. Mempercepat penyembuhan luka
Indikasi
Pasien yang mengalami luka bakar
Alat dan
1. Bak instrument digunakan untuk meletakkan alatbahan
alat steril
2. Pinset anatomis untuk memegang kassa pada saat
membersihkan luka.
3. Gunting debridemen untuk mengangkat jaringan
mati dan membersihkan luka dari kotoran yang
berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi
tubuh.
4. Kassa steril digunakan untuk membersihkan luka
dan menutup luka.
5. 2 Kom untuk meletakkan cairan NaCl 0,9 % dan
betadine
6. Spuit 5cc atau 10cc digunakan untuk menghisap
bula
7. Sarung tangan dan talk
8. Gunting plester untuk memotong plaster.
9. Plester/perekat untuk merekatkan kassa pada luka
agar kuat
10. Desinfektan cairan yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran
jasad renik seperti bakteri dan virus. Desinfektan
yang digunakan adalah betadine.
11. NaCl 0,9% untuk membersihkan luka

Ya

Tidak

Prosedur

12. Bengkok digunakan untuk meletakkan barangbarang yang telah digunakan


13. Perban untuk menutup luka.
14. Perlak dan alasnya untuk mencegah kotornya
tempat tidur pasien oleh karena cairan pembersih
luka ataupun cairan yang keluar dari luka pasien.
15. Obat luka bakar sesuai order misalnya
bioplacenton
A. Tahap pra interaksi
1. Persiapan alat
2. Menempatkan alat didekat pasien
B. Tahap orientasi
1. Memberi salam pada pasien
2. Melalukan
verifikasi
pasien,
dengan
menanyakan nama, tanggal lahir dan melihat
nomor rekam medis
3. Menjelaskan prosedur tindakan dan tujuan
pada pasien, beri kesempatan pasien untuk
bertanya
4. Menanyakan kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Jaga privasi pasien
2. Mengatur posisi pasien
3. Memasang perlak dan alasnya
4. Cuci tangan
Bebaskan tangan dari perhiasan terlebih
dahulu seperti cincin, jam, gelang dll.
6 langkah cuci tangan yaitu:
a. Tuang cairan handrub pada telapak tangan
kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut dengan arah
memutar.
b. Usap dan gosok juga kedua punggung
tangan secara bergantian
c. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
d. Bersihkan ujung jari secara bergantian
dengan posisi saling mengunci
e. Gosok dan putar kedua ibu jari secara
bergantian
f. Letakkan ujung jari ke telapak tangan
kemudian gosok perlahan
5. Gunakan talk dan handscoon
6. Membuka balutan sebelumnya, bila sulit
basahi dengan NaCl 0,9 %, membuka plaster

dan balutan searah dengan tumbuhnya rambut


dan membuka balutan dengan hati-hati
7. Membersihkan
luka
bakar
dengan
menggunakan kassa steril yang telah dibasahi
dengan NaCl 0,9% dari mulai seputaran luka,
membersihkan dari arah bagian atas kebawah
disetiap sisi luka dengan arah keluar menjauh
dari luka (1 kassa steril untuk 1 kali usap jika
pada luka bakar kotor dan1 kassa steril untuk 2
kali usap pada sisi depan dan belakang kassa
steril untuk membersihkan luka bersih).
8. Lakukan debridemen bila ada nekrotik
jaringan, bila ada bula jangan dipecahkan,
tetapi hisap dengan spuit steril setelah hari
ketiga
9. Ulangi pembersihan luka dengan kassa steril
yang telah diberi NaCl 0,9%.
10. Keringkan luka dengan kassa steril.
11. Berikan obat luka bakar sesuai dengan order,
misalnya obat bioplacenton.
Dilakukan dengan cara, inspeksi terlebih
dahulu kondisi kulit, bersihkan semua bagian
kulit dari debris, kemudian keringkan,
selanjutnya kocok terlebih dahulu dan oleskan
obat pada kassa balutan dan jelaskan kepada
pasien bahwa akan terasa dingin.
12. Tutup luka dengan kassa steril kering, pasang
perban dan beri plester supaya kuat
13. Membereskan alat-alat dan merapikan pasien
14. Melepaskan handscoon dan mencuci tangan.
D. Tahap terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien selama dan
sesudah prosedur dilakukan
2. Mengevaluasi kebutuhan frekuensi ganti
balutan luka
3. Mengevaluasi adanya tanda-tanda alergi
terhadap plaster
4. Mengevaluasi adanya tanda-tanda infeksi
5. Mengevaluasi hasil tindakan, ialah: mencatat
hasil
tindakan
perawatan
luka
pada
dokumen/catatan keperawatan, perhatikan
teknik asepthik dan antiseptik, jaga privasi
klien, perhatikan jika ada pus/jaringan
nekrotik,catat karakteristik luka

6. Mendokumentasikan tindakan, ialah: ukuran


luka (luas dan kedalaman luka), kondisi luka,
kondisi kulit sekitar luka, pakah ada nyeri pada
luka, jenis balutan yang digunakan.
7. Mencatat obat yang digunakan untuk merawat
luka

SOP PERAWATAN LUKA DIABETES MELITUS


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Perawatan Luka Diabetes Melitus
Tanggal terbit

Pengertian

Tujuan
Indikasi
Alat dan
bahan

Disahkan oleh:
Ka. Prodi PSIK

Ns.Hikayati., M.Kep
NIP.19760220 200212 2 001
Luka DM disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah
sehingga suplai oksigen berkurang dan berakibat
iskemia, dan karena saraf pada penderita DM rusak
maka akan terjadi rasa baal saat mereka terluka. Luka
yang tidak ditangani tersebut akan menyebabkan luka
menjadi parah dan akhirnya akan menjadi luka
gangren.
1. Mencegah infeksi
2.
Mempercepat penyembuhan luka
Pasien DM yang mengalami luka
1. Bak instrumen digunakan untuk meletakkan
alat-alat steril
2. Pinset anatomi untuk memegang kassa dan
kapas pada saat membersihkan luka.
3. Gunting debridemen untuk mengangkat
jaringan mati dan membersihkan luka dari
kotoran yang berasal dari luar yang termasuk
benda asing bagi tubuh.
4. Kasa steril digunakan untuk membersihkan
luka dan menutup luka.
5. 2 Kom untuk meletakkan cairan NaCl 0,9 %
dan betadine
6. Sarung tangan dan talk
7. Gunting plester untuk memotong plaster.
8. Plester atau perekat untuk merekatkan kassa
pada luka agar kuat

Ya

Tidak

Prosedur

9. Perlak dan alasnya untuk mencegah kotornya


tempat tidur pasien oleh karena cairan
pembersih luka ataupun cairan yang keluar dari
luka pasien.
10. Desinfektan cairan yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran
jasad renik seperti bakteri dan virus.
Desinfektan yang digunakan adalah betadine
11. NaCl 0,9% untuk membersihkan luka
12. Bengkok digunakan untuk meletakkan barangbarang yang telah digunakan
13. Perban untuk menutup luka.
14. Obat sesuai order
A. Tahap pra interaksi
1. Persiapan alat
2. Menempatkan alat didekat pasien
B. Tahap orientasi
1. Memberi salam
2. Melakukan verifikasi pasien dengan
menanyakan nama, tanggal lahir dan lihat
nomor rekam medis
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien, berikan kesempatan pasien
untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan pasien sebelum
prosedur dilakukan
C. Tahap kerja
1. Menjaga privasi pasien
2. Mengatur posisi pasien agar luka dapat
terlihat dengan jelas
3. Memasang perlak
4. Cuci tangan
Bebaskan tangan dari perhiasan
terlebih dahulu seperti cincin, jam, gelang
dll.
6 langkah cuci tangan yaitu:
a. Tuang cairan handrub pada telapak
tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan
arah memutar.
b. Usap dan gosok juga kedua punggung
tangan secara bergantian
c. Gosok sela-sela jari tangan hingga
bersih

d. Bersihkan ujung jari secara bergantian


dengan posisi saling mengunci
e. Gosok dan putar kedua ibu jari secara
bergantian
f. Letakkan ujung jari ke telapak tangan
kemudian gosok perlahan
5. Memakai talk dan handscoon
6. Membasahi plester dengan NaCl 0,9 %
dan buka dengan pinset anatomis
7. Membuka balutan lapis terluar
8. Membersihkan sekitar luka dan bekas
plester
9. Membuka balutan lapis dalam
10. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk
mengeluarkan pus
11. Melakukan debridement
12. Membersihkan luka dengan menggunakan
cairan NaCl 0,9 % sampai bersih dari arah
dalam ke luar
13. Melakukan
kompres
desinfektan
(betadine) dan tutup dengan kasa steril
kering
14. Pasang perban dan plester
15. Merapikan alat dan mencuci tangan
D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi respon pasien
2. Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan, ialah: mencatat hasil tindakan
perawatan luka pada dokumen/catatan
keperawatan, perhatikan teknik asepthik
dan antiseptik, jaga privasi klien,
perhatikan jika ada pus/jaringan nekrotik,c
atat karakteristik luka
3. Mendokumentasikan hasil kegiatan, ialah:
mencatat tanggal dan jam perawatan luka,
mencatat ukuran luka (luas dan kedalaman
luka), kondisi luka, kondisi kulit sekitar
luka, apakah ada nyeri pada luka, jenis
balutan yang digunakan, obat yang
digunakan pada saat perawatan.

SOP PERAWATAN LUKA KECELAKAAN


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Perawatan Luka Kecelakaan
Tanggal terbit

Pengertian
Tujuan
Indikasi
Alat dan
bahan

Disahkan oleh:
Ka. Prodi PSIK

Ns.Hikayati.,M.Kep
NIP.19760220 200212 2 001
Memberi pertolongan pada luka yang timbul
akibat kecelakaan dengan cepat dan tepat
1. Mencegah infeksi
2. Mempercepat penyembuhan luka
Pasien kecelakaan yang mengalami luka
1. Bak
instrument
digunakan
untuk
meletakkan alat-alat steril
2. Spuit irigasi 30cc untuk mengirigasi luka
3. Soft koteker/tube feeding (digunakan
untuk irigasi luka yang dalam)
4. Pinset anatomi untuk membantu dalam
proses penjahitan luka,
5. Gunting jaringan digunakan untuk
membersihkan luka jika ada jaringan yang
nekrotik atau mati.
6. Bengkok untuk menampung cairan irigasi
luka
7. Kassa digunakan untuk membersihkan
luka dan menutup luka.
8. Sarung tangan bersih dan steril dan talk
9. Kom untuk meletakkan cairan NaCl 0,9 %
dan betadine
10. Pembalut luka untuk membalut luka.
11. NaCl 0,9% untuk membersihkan luka
12. Obat sesuai order dokter
13. Plester untuk merekatkan kassa pada luka
agar kuat
14. Perlak/alas untuk mencegah kotornya
tempat tidur pasien oleh karena cairan
pembersih luka ataupun cairan yang keluar
dari luka pasien
15. Tas plastik kotoran untuk tempat
membuang balutan kotor bekas luka
pasien.
16. Hecting set, lidokain dan tulle atau salep

Ya

Tidak

oxitetrasiklin jika luka robek


Prosedur

1. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan


inform consent
2. Meletakkan perlak/alas dibawah tubuh
pasien
3. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk
menopang cairan irigasi luka
4. Membantu mengatur posisi pasien agar
cairan irigasi dapat mengalir dari ujung atas
ke ujung bawah luka
5. Membuka dan menempatkan tas plastik
kotoran didekat area kerja
6. Mencuci tangan
7. Bila plester kotor, kenakan handscon dan
beri alkohol 70% pada plester yang
menempel dikulit untuk melepaskannya,
melepaskan
plaster
searah
dengan
tumbuhnya rambut.
8. Melepaskan /mengangkat pembalut kotor
bila pembalut lengket pada luka, basahi
dengan NaCL steril sampai balutan dapat
dilepas dapat menggunakan pinset.
9. Membuang pembalut lama kedalam plastik
kotoran dan lepas handscon
10. Mengkaji jumlah, jenis dan bau cairan luka,
observasi kondisi luka (warna dasar luka,
kedalaman
luka,
jaringan
nekrotik,
granulasi dan epitel, kontraksi luka, dan
keadaan kulit sekitar luka, Jika ada jaringan
nekrotik bersihkan dengan gunting jaringan.
11. Menuangkan cairan irigasi steril (NaCl
0,9%) kedalam komb steril 200-500 ml
12. Mengenakan handscon steril
13. Menghisap cairan irigasi kedalam spuit
(sambungkan dengan soft koteler/feeding
tube bila dipakai mengirigasi luka yang
dalam)
14. Menyemprotkan cairan irigasi kedalam luka
secara perlahan. Jika luka tidak dalam,
semprotkan cairan irigasi dan pertahankan
ujung spuit 2,5cm diatas luka
15. Melakukan irigasi beberapa kali sampai

cairan irigasi tampak bening dan jernih


16. Mengeringkan luka dengan kasa steril yang
telah dilumuri betadine dengan arah dari
luar kedalam dari tepi luka (setiap 1 kassa 1
usapan)
17. Beri obat sesuai order dokter
18. Menutup luka dengan kassa dan rekatkan
dengan plester
19. Lepaskan handscon
20. Membereskan
peralatan
dan
beri
kenyamanan bagi pasien
21. Mencuci tangan
22. Mendokumentasikan jam dan tanggal
penggantian balutan luka, mencatat obat
yang dipakai pada saat perawatan luka,
mengecek pembalut dan area luka,
mencatat penampilan luka dan cairan luka.
Perawatan luka robek
1. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan
inform consent
2. Meletakkan perlak/alas dibawah tubuh
pasien
3. Mencuci tangan
4. Memakai handscoon bersih
5. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk
menopang cairan irigasi luka
6. Membantu mengatur posisi pasien agar
cairan irigasi dapat mengalir dari ujung atas
ke ujung bawa luka
7. Membuka dan menempatkan tas plastik
kotoran didekat area kerja
8. Mengkaji jumlah, jenis dan bau cairan luka,
observasi kondisi luka (warna dasar luka,
kedalaman
luka,
jaringan
nekrotik,
granulasi dan epitel, kontraksi luka, dan
keadaan kulit sekitar luka
9. Menuangkan cairan irigasi steril (NaCl
0,9%) kedalam komb steril 200-500 ml
10. Menghisap cairan irigasi kedalam spuit
(sambungkan dengan soft koteler/feeding
tube bila dipakai mengirigasi luka yang
dalam)
11. Menyemprotkan cairan irigasi kedalam luka

secara perlahan. Jika luka tidak dalam,


semprotkan cairan irigasi dan pertahankan
ujung spuit 2,5cm diatas luka
12. Melakukan irigasi beberapa kali sampai
cairan irigasi tampak bening dan jernih
13. Mengeringkan luka dengan kasa steril
14. Mendisinfeksi daerah sekitar luka.
15. Menutup / mengelilingi luka dengan doek
steril.
16. Memberikan anestesi lokal dengan lidokain
pada jaringan sekitar luka.
17. Melakukan debridement jika di perlukan
18. Menjahit jaringan :
Model jahitan simpul tunggal : menusuk
jaringan pada pinggir luka dari kulit hingga
jaringan
di
bawahnya
kemudian
menyebrang ke pinggir luka di sisi lain
dengan jarak tusukan yang sama, kemudian
membuat simpul pada salah satu sisi.
Menjahit dengan cara yang sama di
sepanjang luka.
19. Berikan tulle atau salep oxitetrasiklin
20. Tutup dengan kasa steril kering
21. Fiksasi dengan plester
22. Bersihkan kotoran atau darah disekitar luka
23. Bereskan peralatan dan lepaskan handscoon
24. Cuci tangan dan rapikan pasien.
25. Dokumentasikan kegiatan
Mendokumentasikan jam dan tanggal
penggantian balutan luka, mencatat obat
yang dipakai pada saat perawatan luka,
mengecek pembalut dan area luka,
mencatat penampilan luka dan cairan luka.

SOP MEMBALUT LUKA


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Membalut Luka
Tanggal terbit

Disahkan oleh:
Ka. Prodi PSIK

Ns.Hikayati.,M.Kep
NIP.19760220 200212 2 001
Pengertian Suatu penanganan luka untuk menutup dan
membalut luka sehingga dapat membantu proses
penyembuhan luka
Tujuan
1. Menutupi bagian yang cedera dari udara,
cahaya, debu dan kuman.
2. Menopang yang cedera.
3. Menahan dalam suatu sikap tertentu
Indikasi
Untuk luka bersih tidak terkontaminasi dan
luka steril
Alat dan
Balutan segitiga, balutan persegi panjang, plester,
bahan
gunting, perban (sesuai dengan bagian yang akan
dibalut dan kebutuhan)
Prosedur
A. Tahap pra interaksi
1. Persiapan alat
2. Menempatkan alat didekat pasien
B. Tahap orientasi
1. Beri salam, identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada pasien, beri kesempatan klien
untuk bertanya
3. Menanyakan kesiapan pasien
C. Tahap kerja
1. Jaga privasi
2. Atur posisi pasien yang nyaman
3. Cuci tangan
4. Pasang handscon
5. Balut luka pasien
a. Untuk balutan di kepala: gunakan
perban segitiga, dasar segitiga
dilipat 5cm sebanyak 2 kali,
Letakkan bagian tengah lipatan itu
diatas
dahi.
Bagian
yang
mengandung lipatan diletakkan

Ya

Tidak

b.

c.

d.

e.

sebelah luar. Ujung puncak segitiga


ditarik ke belakang kepala sehingga
puncak kepala tertutup kain segi
tiga. Kedua ujung lipatan tadi
dililitkan ke belakang kepala lalu
kembali ke dahi dan dibuat simpul
di dahi.
Untuk balutan di mata: buat
lingkaran perban disekitar dahi dan
belakang kepala beberapa kali, lalu
secara berangsur-angsur dililitkan
sedikit demi sedikit ke mata yang
cedera dan belakang kepala,
sehingga seluruh mata tertutup
(untuk satu mata). Jika dua mata
yang akan dibalut Mulailah seperti
membalut satu mata. Setelah
melingkarkan
lapisan
perban
terakhir disekitar depan dan
belakang kepala, teruskan dengan
melingkari mata yang lain dengan
cara yang sama, tetapi dengan arah
sebaliknya. Ujung perban terakhir
dilekatkan dengan sepotong plester.
Untuk balutan ditelinga: Balutlah
perban melingkar dahi dan belakang
kepala beberapa kali, lalu berangsur
angsur diarahkan ke arah telinga
yang sakit. Lakukan balutan perban
itu terus sampai seluruh telinga
tertutup. Usahakan lapisan perban
terakhir berada di lingkaran dahi
lalu dilekatkan dengan plester
Untuk balutan dibahu: Ujung
puncak segitiga tegak lurus pada
dasar sepanjang 25 cm. Kedua ujung
yang baru dibuat dililitkan secara
longgar ke leher, lalu diikat ke
belakang. Dasar segi tiga ditarik
sehingga bagian bahu yang cedera
tertutup. Lalu kedua ujung dasar
segi tiga dililitkan ke lengan dan
diikat.
Untuk balutan di dada: Puncak

segitiga tegak lurus pada dasarnya


sepanjang 25 cm. Ikatlah kedua
ujung puncak itu secara longgar
dibelakang leher, sehingga dasar
segi tiga berada di depan dada.
Lipatlah dasar segi tiga beberapa
kali sesuai dengan kebutuhan lalu
ujung dasar tadi diikat di punggung.
f. Untuk balutan di tangan: Bila
seluruh telapak tangan akan dibalut,
dapat dipakai perban segi tiga.
Letakkan dasar segitiga pada telapak
tangan. Ujung puncak segitiga di
lilitkan ke punggung tangan,
sehingga seluruh jari jari tertutup,
lalu kedua ujung dasar segi tiga
dililitkan beberapa kali pada
pergelangan tangan dan diikat. Bila
segi tiga terlalu besar, buatlah
beberapa lipatan pada dasar segi
tiga.
g. Untuk balutan di pergelangan
tangan: Mulailah dengan melilitkan
perban
beberapa
kali
pada
pergelangan tangan, lalu arahkan
perban ke distal melilit punggung
tangan
dan
telapak
tangan.
Masukkan lilitan diantara ibu jari
dan jari telunjuk, miring pada
punggung
tangan
menuju
pergelangan tangan. Lilitkan satu
kali lalu ulangi pekerjaan itu sambil
menggeser perban sedikit demi
sedikit sehingga seluruh pergelangan
tangan terbalut.
h. Untuk balutan di siku : Bengkokkan
sedikit siku yang akan dibalut.
Balutkan perban beberapa kali pada
pertengahan siku. Arahkan lilitan
perban bergantian ke proksimal dan
ke distal. Lanjutkan lilitan perban ke
lengan atas dan ke lengan bawah
berulang ulang sampai seluruh
sendi siku terbalut. Ujung lilitan

perban terakhir dilekatkan dengan


plester.
i. Untuk balutan di kaki: Mulailah
perban dari bagian punggung kaki
menuju ke ujung jari jari lalu ke
telapak kaki. Peganglah dengan
tangan kiri ujung perban yang ada di
punggung kaki. Dengan tangan
kanan lilitkan perban untuk menutup
jari jari kaki dengan cara tadi
bergantian ke lateral dan medial.
Geserlah sedikit demi sedikit ke
arah tengah jari jari sehingga
seluruh jari terbalut. Di telapak kaki,
arah balutan melintang, sedangkan
telapak kaki arahnya miring.
Kemudian lilitkan perban melintang
punggung dan telapak kaki sehingga
ujung ujung perban tadi terhimpit.
Buatlah lilitan perban sebanyak 3
lilitan sambil menggeser ke arah
pergelangan kaki. Sewaktu lilitan ke
empat berada di punggung kaki,
perban diarahkan di telapak kaki
sekitar tumit. Kemudian dililitkan ke
pergelangan kaki, terus ke punggung
kaki lagi. Ulangi lagi balutan seperti
tadi beberapa kali, sampai seluruh
kaki terbalut. Akhiri balutan pada
pergelangan kaki.
6. Merapikan pasien
7. Membereskan alat
D. Tahap terminasi
1. Akhiri kegiatan
2. Mencuci tangan.
3. Dokumentasikan hasil kegiatan

Anda mungkin juga menyukai