Anda di halaman 1dari 14

PRESENTASI RENCANA PERAWATAN

MODUL ILMU KESEHATAN GIGI ANAK


PERAWATAN PULPEKTOMI PADA GIGI DECIDUI MOLAR PERTAMA KIRI
RAHANG BAWAH

Disusun oleh :
Ichda Nabiela Amiria Asykarie
J 530 145 007

Dosen Pembimbing :
Drg. Lasmi dewi, Sp. KGA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang merupakan proses lanjutan dari radang
pulpa akut maupun kronis atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba- tiba akibat
trauma. Terbukanya pulpa karena karies akhirnya diikuti oleh infeksi pulpa, sedangkan
terbukanya pulpa karena trauma diikuti oleh infeksi, jika pulpa yang terbuka
terkontaminasi saliva. Pulpa yang infeksi meradang sehingga terjadilah nekrosis pulpa,
gigi permanen yang sedang berkembang dapat terkena. Nekrosis pulpa dapat parsial
atau total.
Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf, dan sel odontoblas, memiliki
kemampuan untuk melakukan defensive reaction yaitu kemampuan untuk mengadakan
pemulihan jika terjadi peradangan. Akan tetapi apabila terjadi inflamasi kronis pada
jaringan pulpa atau merupakan proses lanjut dari radang jaringan pulpa maka akan
menyebabkan kematian pulpa atau nekrosis pulpa. Hal ini sebagai akibat kegagalan
jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau penyembuhan. Semakin luas
kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat sisa jaringan pulpa yang sehat
untuk mempertahankan vitalitasnya.
Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali adanya infeksi bakteri pada jaringan
pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan lingkungan
oral akibat terbentuknya tubula dentinalis dan direct pulpal exposure,
memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang

hal ini
pada

jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan
bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada
akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Tubula dentinalis dapat terbentuk sebagai hasil
dari prosedur restorasi yang kurang baik atau akibat restorasi material yang bersifat
iritatif. Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada email, fraktur dentin, proses erosi,
atrisi dan abrasi. Dari tubula dentinalis inilah infeksi bakteri dapat mencapai jaringan
pulpa dan menyebabkan peradangan. Sedangkan direct pulpal exposure bisa disebabkan
karena proses trauma, prosedur restorasi, dan yang paling umum adalah karena adanya
karies. Hal ini

mengakibatkan bakteri menginfeksi jaringan pulpa dan terjadi

peradangan jaringan pulpa.


Perawatan endodonti dapat didefinisikan sebagai perawatan atau tindakan yang
diambil untuk mempertahankan gigi vital, gigi mati atau gigi non vital, dalam keadaan

berfungsi dilengkung gigi. Terapi akar baik pada gigi tetap mau pun gigi sulung tetap
sama. Hanya tehnik yang digunakan untuk mencapai keberhasilannya berbeda. Pada
gigi sulung saluran akar harus diisi dengan bahan pengisi yang dapat diserap, yang akan
teresorpsi dengan kecepatan yang sama dengan akar gigi.
Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien dewasa,
yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan
periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima
secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa tidak terdapat lagi simtom,
dapat berfungsi dengan baik dan tidak ada tanda-tanda patologis yang lain. Faktor
pertimbangan khusus diperlukan pada saat memutuskan rencana perawatan yang sesuai
untuk gigi geligi sulung yaitu untuk mempertahankan panjang lengkung rahang.
Banyaknya kunjungan pada anak sering sekali membuat pasien tidak kooperatif dan
sering juga kesibukan oleh orang tua yang menyebabkan perawatan endodonti pada
anak sering mengalami kegagalan. Kurangnya sarana prasarana terutama foto rontgen
dalam praktek dokter gigi juga membuat penanganan endodonti pada anak sering
mengalami kegagalan. One visit endodonti pada anak merupakan alternative suatu
perawatan yang bisa dilakukan untuk mempersingkat waktu dan dilakukan seideal
mungkin (Yanti, 2015).
Perawatan endodontik pada gigi sulung juga bertujuan menjaga kesehatan anak dan
mempertahankan gigi sulung yang pulpanya telah terbuka sampai periode eksfoliasi
normal dan gigi permanen erupsi. PSA (perawatan saluran akar) diindikasikan pada
infeksi pulpa irreversible. Keberhasilan perawatan endodontik tergantung dari reduksi
atau eliminasi bakteri pada saluran akar dan dapat ditingkatkan dengan penggunaan
bahan pengisi saluran akar yang bersifat antimikroba (Harty, F., 1993).
A. Definisi Pulpektomi
Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh
akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang
telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversible atau untuk gigi dengan
kerusakan jaringan keras yang luas. Meskipun perawatan ini memakan waktu yang
lama dan lebih sukar daripada pulp capping atau pulpotomi namun lebih disukai
karena hasil perawatannya dapat diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan
pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh
hasil perawatan yang baik pula.

B. Indikasi Pulpektomi (Tarigan, R., 2004)


1. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital,
nekrosis sebagian maupun gigi sudah non vital.
2. Saluran akar dapat dimasuki instrumen.
3. Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari sepertiga
apical.
C. Kontraindikasi Pulpektomi
1. Resorpsi akar gigi yang meluas.
2. Kesehatan umum yang tidak baik.
3. Pasien tidak kooperatif.
4. Gigi goyang disebabkan keadaan patologis.

D. Prosedur Perawatan Pulpektomi Vital pada Gigi Desidui


1

Rontgen foto panoramik untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar
serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.

Pemberian anastesi local untuk menghilangkan rasa sakit pada saat perawatan.
Keringkan mukosa dan lakukan asepsis pada area penyuntikan
menggunakan povidone iodine
aplikasikan bahan topical anastesi selama 1 menit.
Lakukan anastesi blok mandibula

Isolasi daerah kerja.

Preparasi kavitas sesuai dengan lesi karies

Jaringan karies dibuang dan atap kamar pulpa dibuka dengan menggunakan
round bur diamond steril.

Jaringan kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavator atau round


bur kecepatan rendah.

Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan


dengan menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline atau
akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.

Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas
kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan pulpa
diangkat dengan file endodontik. Mulai dengan file ukuran no. 15 dan diakhiri
file ukuran no. 35. Pada gigi sulung, preparasi dilakukan hanya untuk
mengangkat jaringan pulpa, bukan untuk memperluas saluran akar.

Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran dan
darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril yang
telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam saluran
akar selama 5 menit. Jangan sekali-kali mengalirkan udara langsung ke saluran
akar.

10 Apabila pendarahan terkontrol dan saluran akar sudah kering maka saluran
akar dapat diisi dengan pasta pengisi saluran akar (ZOE, vitapex, endoflas)
mulai dari apeks hingga batas koronal dengan ,menggunakan jarum lentulo
atau injeksi.
11 Rontgen foto untuk memastikan bahwa saluran akar sudah terisi dengan baik.
12 Lakukan penumpatan / menggunakan zink fosfat semen atau semen ionomer
kaca.
13 Lakukan restorasi permanen (restorasi PCC / SSC)
14 Pasien diminta datang kembali dalam waktu satu atau dua minggu untuk
mengevaluasi keberhasilan perawatan.

Gambar 1 : Tehnik Pulpektomi Vital pada Gigi Molar Sulung


BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
No. RM
Nama Pasien
Tanggal Lahir
Umur
Alamat

: J11811
: Akmal Mayfiano
: 28 Mei 2009
: 6 th
: Matesih, Karanganyar

B. Anamnesis
Pemeriksaan Subjektif

Motivasi :
Pasien datang dengan pakdhe dan ibunya untuk memeriksakan dan

melakukan perawatan pada giginya.


CC :
Pasien ingin memeriksakan dan melakukan perawatan giginya yang

banyak berlubang
PI :
Menurut keterangan ibu pasien, pasien pernah merasakan sakit pada
gigi belakang bawah kanan dan kirinya, dan pasien pernah diberi obat

oleh bidan setempat ketika giginya sakit.


PMH :
a. Menurut keterangan ibu pasien, pasien tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik dan tidak memiliki riwayat alergi obat maupun

makanan
b. Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit
PDH :
Menurut keterangan ibu pasien, pasien belum pernah ke dokter gigi
FH :
Umum

a. Ayah : tidak memiliki riwayat penyakit sistemik maupun alergi


b. Ibu : memiliki riwayat hipertensi
Gigi
a. Ayah : giginya banyak yang berlubang
b. Ibu
: giginya banyak yang berlubang dan beberapa sudah

tanggal
SH
a. Menurut keterangan ibu pasien, pasien memiliki kebiasaan
menyikat gigi 3x sehari.

C. Pemeriksaan Objektif
1) Kesan umum kesehatan penderita :
Jasmani
: Sehat
Mental
: Kooperatif
2) Vital Sign :
Nadi
: 60 x/ menit
Pernafasan
: 16 x/ menit
Suhu
: 36 C
Berat Badan : 13 kg
Tinggi badan : 115 cm
D. Pemeriksaan Ekstra oral

Deformitas
Nyeri
Tumor
Gangguan Fungsi

Fasial

Neuromuskular

Kelenjar

Kelenjar

Tulang

Ludah
-

Limfe
-

Rahang
-

Bentuk Muka : Simetris


Profil Muka : Cembung
Bibir
: Sedang
E. Pemeriksaan Intra Oral
Mukosa Bibir
: tidak ada kelainan
Mukosa Pipi
: tidak ada kelainan
Dasar mulut
: tidak ada kelainan
Lidah
: tidak ada kelainan
Gingiva
: tidak ada kelainan
Orofaring
: tidak ada kelainan
Oklusi
: Normal bite
Torus palatinus
: Tidak ada
Torus Mandibula
: Tidak ada
Palatum
: U / Normal
Supernumerary Teeth : Ada (52)
Diastema
: Tidak ada
Gigi Anomali
: Tidak ada

TMJ
-

Gigi Tiruan
Lain-lain

: Tidak ada
: dilakukan rontgen panoramik

F. Odontogram

G. Gambaran Kasus

H. Pemeriksaaan Penunjang

I. Diagnosis dan Rencana Perawatan


ELEMEN

55

HASIL PEMERIKSAAN

Terdapat karies kedalaman


dentin pada bagian
mesiopalatal
Perkusi sondasi -

DIAGNOSIS

Nekrose

RENCANA PERAWATAN

Palpasi - ce 54

Tinggal akar

Presistensi

Eksodonsi

14

Partial eruption

53

Tinggal akar

Presistensi

Eksodonsi

52

Tinggal akar

Radices

Eksodonsi

12

Partian eruption

62

Tinggal akar

Radices

Eksodonsi

63

Tinggal akar

Radices

Eksodonsi

64

Tinggal akar

Radices

Eksodonsi

65

Terdapat karies kedalaman

Nekrose

email pada bagian


mesiooklusodistal dan palatal
Perkusi sondasi Palpasi - ce 73

Terdapat karies kedalaman

Karies superficial

Restorasi SIK kavitas klas I

email pada bagian labial gigi


Perkusi sondasi Palpasi - ce +
84

Terdapat karies kedalaman

Nekrose dengan

dentin pada bagian

luksasi derajat 1

mesiooklusodistal
Perkusi sondasi Palpasi - ce 45

impaksi

impaksi

observasi

BAB III
DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN
A. Pembahasan
Prosedur PSA meliputi preparasi secara mekanis, irigasi saluran akar,
medikasi intrakanal, dan pengisian dengan material antimikroba. Faktor-faktor
penyebab kegagalan antara lain kompleksnya anatomi gigi sulung, pemilihan
bahan pengisi, peletakan bahan pengisi yang kurang adekuat, atau kondisi
patologis yang sudah meluas.3
Menurut anatomi gigi sulung secara umum, jumlah saluran akar gigi molar
sulung mandibula adalah 2-4 dengan pola morfologi mengikuti bentuk eksternal
akar. Pada penelitan banyak ditemukan variasi karena karena saluran akar pada
gigi sulung memiliki banyak ramifikasi dan delta. Gigi molar sulung mandibula
pertama dikatakan memiliki banyak variasi karena akar yang lebih tebal.
Kompleksitas anatomi saluran akar ini menimbulkan kesulitan secara klinis. Hal
ini menyebabkan pentingnya pemilihan teknik dan material untuk PSA gigi
sulung karena preparasi mekanis secara menyeluruh sulit dilakukan.3
B. Tahapan Perawatan
1. Rontgen foto panoramik untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar
serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.
2. Pemberian anastesi local untuk menghilangkan rasa sakit pada saat
perawatan.
Keringkan mukosa dan lakukan asepsis pada area penyuntikan
menggunakan povidone iodine
Aplikasikan bahan topical anastesi selama 1 menit.
Lakukan anastesi blok mandibula
3. Isolasi daerah kerja.
4. Preparasi kavitas sesuai dengan lesi karies
5. Jaringan karies dibuang dan atap kamar pulpa dibuka dengan menggunakan
round bur diamond steril.

6. Jaringan kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavator atau round


bur kecepatan rendah.

7.

Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan


dengan menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline
atau akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.

8. Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas
kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan
pulpa diangkat dengan file endodontik. Mulai dengan file ukuran no. 15 dan
diakhiri file ukuran no. 35. Pada gigi sulung, preparasi dilakukan hanya
untuk mengangkat jaringan pulpa, bukan untuk memperluas saluran akar.
9. Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran
dan darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril
yang telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam
saluran akar selama 5 menit. Jangan sekali-kali mengalirkan udara langsung
ke saluran akar.
10. Apabila pendarahan terkontrol dan saluran akar sudah kering maka saluran
akar dapat diisi dengan pasta pengisi saluran akar (ZOE, vitapex, endoflas)
mulai dari apeks hingga batas koronal dengan ,menggunakan jarum lentulo
atau injeksi.
11. Rontgen foto untuk memastikan bahwa saluran akar sudah terisi dengan
baik.
12. Lakukan penumpatan /

menggunakan zink fosfat semen atau semen

ionomer kaca.
13. Lakukan restorasi permanen (restorasi PCC / SSC)
14. Pasien diminta datang kembali dalam waktu satu atau dua minggu untuk
mengevaluasi keberhasilan perawatan.

BAB IV
SARAN DAN KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai