PBL
PBL
SISTEM KARDIOVASCULAR
OLEH:
KELAS B
KELOMPOK III
Apriani Fransiska Djaini
Ariyanti Halid
Ayu Devinasari
Citra Ibrahim
Dini Fitriani Maspeka
Rano Mamonto
Riksan Kiliu
Sinta Mohammad
Sry Putriani Mee
Taufik Djakaria
Wahyuni J Amiri
e. Susah bicara
f. Tekanan darah rendah
g. Pernafasan meningkat
h. Suhu tubuh rendah
3. MAIN MAP/ Lembar Cheklis
a. MIND MAP
SIANOSIS
TOF
Definisi
Tetralogy of Fallot (TOF)
adalah
penyakit
jantung
kongenital
dengankelainan
struktur jantung yang muncul
pada saat lahir dan terjadi
perubahan aliran darah di
jantung
Etiologi
Penyebabnya
masih
belum diketahui. Beberapa
Faktor endogen diantaranya
Berbagai
jenis
penyakit
genetik
seperti
kelainan
kromosom, ada riwayat Anak
yang
lahir
sebelumnya
menderita penyakit jantung
bawaan, Adanya penyakit
tertentu dalam keluarga seperti
diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan
bawaan
Manifestasi klinis
1. Sesak, biasanya terjadi
ketika anak melakukan
aktivitas
(misalnya
menangis atau mengedan)
2. Berat badan bayi tidak
bertambah
3. Pertumbuhan berlangsung
lambat
4. Jari tangan seperti tabuh
gendering/ gada (clubbing
fingers)
b. Lembar Cheklis
GAGAL JANTUNG
ARITMIA
Definisi
Aritmia atau disritmia adalah
perubahan pada frekuensi dan
irama jantung yang disebabkan
oleh konduksi elektrolit abnormal
atau otomatis
Etiologi
Penyebab dasar suatu aritmia
sering sulit dikenali tetapi
beberapa faktor aritmogenik
berikut ini dapat menjadi
perhatian :
Peradangan
jantung,
gangguan sirkulasi koroner , obat
,
gangguan
keseimbangan
elektrolit,
gangguan
pada
pengaturan
susunan
saraf
autonom,
ganggguan
psikoneurotik dan susunan saraf
pusat,
gangguan
metabolik,
gangguan endokrin, gangguan
irama jantung, gangguan irama
jantung
Manifestasi klinis
1. Perubahan TD ( hipertensi
atau hipotensi ); nadi mungkin
tidak teratur; defisit nadi;
bunyi jantung irama tak
teratur, bunyi ekstra, denyut
menurun;
kulit
pucat,
sianosis, berkeringat; edema;
haluaran urin menurun bila
curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut,
sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan
pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai
berat
4. Nafas
pendek,
batuk,
perubahan kecepatan atau
kedalaman pernafasan
5. Demam; kemerahan
kulit
3
(reaksi obat)
No
Manifestasi Klinis
TOF
Gagal
Aritmia
Jantun
1
2
3
4
5
6
7
Kebiruan
Tinggi dan berat badan rendah
Berjongkok
Susah bicara
Tekanan darah rendah
Pernafasan meningkat
Suhu tubuh rendah
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
a. Apa penyebab kebiruan pada anak berhubungan dengan Teralogi Of
Fallot?
b. Mengapa anak dengan TOF sering berjongkok?
c. Mengapa anak dengan TOF sulit berbicara?
d. Mengapa anak dengan TOF berat badan, tinggi badan dan tanda vitalnya
tidak dalam batas normal?
5. JAWABAN PERTANYAAN PENTING
a. TOF menyebbkan oksigenasi rendah, dikarenakan tercampurnya darah
yang deoksigenasi dan teroksigenasi pada ventrikel kiri yang akan
dipompakan keaorta karena obstruksi pada katup pulmonal dan defek
septum ventrikel. Hal ini sering kulit anak atau bayi penderita TOF terlihat
biru.
b. Posisi jongkok merupakan posisi terbaik pada anak yang sering melakukan
aktivitas, posisi itu diambil sebagai solusi anak untuk mengatasi kelelahan.
Anak akan lebih merasa nyaman setelah lelah beraktivitas. Pada anak
penderita TOF akan lebih sering melakukan hal tersebut sebagai
manifestasi dari kelelahan yang sering dirasakannya. Dengan posisi
jongkok akan menurunkan alirah darah balik yang kurang oksigen,
meningkatkan resistensi sistemik dengan cara menekukkan arteri
femoralis, dapat meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih
banyak dari ventrikel kanan ke paru-paru.
c. Pada TOF dengan kondisi VSD, akan memperlihatkan adanya gagal
tumbuh kembang, yang mempengaruhi kemampuan bicara. Dari
pemeriksaan vital sign diatas didapatkan bahwa Respirasi Rate di kisarkan
4
dimana
mereka
mengalami
malnutrisi
kronik
dengan
b. Apakah TOF hanya terjadi pada anak apakah factor umur berperan dalam
terjadinya penyakit TOF pada seseorang?
c. Apasajakah diagnose keperawatan yang memungkinkan terjadi pada
penderita TOF?
7. INFORMASI TAMBAHAN
8. KLARIFIKASI INFORMASI
9. ANALISA DAN SINTESIS
Anak usia 5 tahun datang ke rumah sakit bersama orang tua dengan keluhan
kebiruan, TB 80 cm, BB 10 kg. orang tua klien mengeluh sering berjongkok, tidak
bisa bermain dengan teman sebaya, klien susah bicara, TD 70/50 mmHg, Nadi
100`x/m, RR 45 x/m, SB 35oC.
Pada kasus diatas informasi yang tertera merupakan informasi yang informasi
yang sangat umum, gejala-gejala yang muncul merupakan gejala umum pada
penyakit kardiovasculer sehingga pengambilan diagnosis yang pasti merupakan
hal yang kurang bijak dan tidak tepat. Oleh karena itu dengan berdasarkan gejalagejala tersebut, dapat dimunculkan beberapa diagnosis banding yang masih
memerlukan tahap-tahap tertentu seperti pemeriksaan penunjang lainnya yang
memungkinkan munculnya kausa penyakit dan penegakan diagnosa yang tepat.
Diagnosa bandingnya merupakan penyakit pada gangguan jantung. Diantaranya
adalah : Tetralogi Of Fallot (TOF) dan aritmia.
Berdasarkan analis kelompok kami mengenai tanda dan gejala yang dialami
oleh anak pada kasus diatas, maka dapat ditetapkan bahwa Differensial Diagnosis
utama adalah penyakit Tetralogi of Fallot.
Pada TOF dapat menyebabkan oksigenasi rendah, dikarenakan tercampurnya
darah yang deoksigenasi dan teroksigenasi pada ventrikel kiri yang akan
dipompakan ke aorta karena obstruksi pada katup pulmonal dan adanya defek
septum ventrikel. Hal ini sering mengakibatkan kulit anak atau bayi penderita
TOF terlihat biru. Anak dengan TOF akan lebih sering melakukan posisi jongkok,
posisi itu diambil sebagai solusi anak untuk mengatasi kelelahan. Anak akan lebih
merasa nyaman setelah lelah beraktivitas. Pada anak penderita TOF akan lebih
sering melakukan hal tersebut sebagai manifestasi dari kelelahan yang sering
6
dirasakannya. Dengan posisi jongkok akan menurunkan aliran darah balik yang
kurang oksigen, meningkatkan resistensi sistemik dengan cara menekukkan arteri
femoralis, sehingga dapat meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih
banyak dari ventrikel kanan ke paru paru.
Gagal tumbuh kembang juga dapat terjadi pada anak penderita TOF, yang
mempengaruhi kemampuan bicara. Dari pemeriksaan vital sign diatas didapatkan
bahwa Respirasi Rate di kisaran 45x/menit,, mengindikasikan Tachipneu,, atau
pernapasan yang cepat. Kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat sehingga
kompensasinya ritme pernapasan harus lebih cepat dari kondisi normal yang
hanya pada kisaran 14-20x/m, sehingga anak akan lebih ekstra menggunakan
saluran pernapasannya (mulut dan hidung) untuk mendukung fungsi respirasinya
ketimbang digunakan untuk bicara.
Pada kondisi anak dengan TOF, terjadi gangguan pada tahap tumbuh
kembang, dimana
lemak subkutan dan otot yang mengecil. Takipneu dan takikardi mempengaruhi
peningkatan kebutuhan energy, peningkatan kebutuhan nutrisi otot otot jantung
dan pernapasan, mempengaruhi berkurangnya asupan makanan serta penggunaan
nutrisi yang tidak efisien.
Pada anak penderita TOF diatas didapatkan TD hanya 70/50 mmhg atau
dikatakan hipotensi sebagai akibat dari menurunnya kemampuan jantung untuk
memompakan darah. HR 120X /menit atau
kompensasi jantung untuk memenuhi kebutuhan organ akan darah, yang tidak bisa
dipenuhi melalui mekanisme pompa jantung sendiri. RR 45x/menit atau takipneu
muncul sebagai akibat dari kompensasi paru untuk memenuhi kebutuhan tubuh
dan organ akan oksigenasi akibat adanya efek dari defek katup ventrikel, yg
menyebabkan tercampurnya darah deoksigenasi dan teroksigenasi. SB 35 derajat
celcius didapatkan karena efek desaturasi oksigen, menyebabkan menurunnya
perfusi ke jaringan perifer.
10. LAPORAN DISKUSI
LAPORAN PENDAHULUAN
TOF (Tetralogi Of Fallot)
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Tetralogy of Fallot (TOF) adalah penyakit jantung kongenital dengankelainan
struktur jantung yang muncul pada saat lahir dan terjadi perubahan aliran darah di
jantung
TOF melibatkan empat kelainan jantung, yaitu:a
a. Stenosis Pulmonal
Hal ini diakibatkan oleh penyempitan dari katup pulmonal, di mana
darahmengalir dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Secara fisiologis,
aliran
darah
arteri
pulmonal
biasanya
pada
kedua
10
4. Patofosiologi
Embriologi jantung bermulai dari adanya tuba. Terdapat dua bagian tuba,
yaitu trunkus arteriosus dan bulbus kordis yang berkembang menuju satu sama
lainnya. Trunkus arteriosus akan mengalami perputaran 180 o dan tumbuh ke arah
bawan, menuju bulbus kordis. Peprutaran ini akan memisahkan aorta dengan
arteri pulmonal. Deviasi ke arah anterior dari perputaran ini menyebabkan ToF.
Deviasi antero-sefalad pada pembentukan lubang septum ventrikular dapat
disertai dengan pembentukan jaringan fibrosa pada septum yang gagal mengalami
proses muskularisasi. Deviasi ini dapat ditemukan pada absennya obsrtuksi
subpulmonal, seperti pada defek septum ventrikel Eisenmenger. Oleh karena itu,
pada pasien dengan ToF, perlu dipastikan adanya morfologi abnormal dari
trabekula septoparietal yang melingkari traktur aliran subpulmonal. Kombinasi
adanya deviasi septum dan trabekulasi septoparietal yang hipertrofi menghasilkan
karakteristik adanya obstruksi aliran ventrikel kanan. Deviasi jaringan muskular
pada lubang septum juga menyebabkan adanya defek septum ventrikel dengan
gangguan alignment dan menyebabkan munculnya overriding dari aorta.
Hipertrofi miokardium ventrikel kanan merupakan konsekuensi hemodinamik
akibat adanya lesi yang disebabkan oleh deviasi lubang septum.
ToF dicirikan dengan empat abnormalitas pada jantung, yaitu
a. Ventricular septal defect (VSD) yang besar
Komunikasi interventrikular muncul karena adanya malaligntment lubang
aliran keluar dari septum ventrikel bagian muskular, ke arah anterior dan
sefalad. Munculnya lubang pada septum merupakan salah satu ciri defek
malalignment. Pada beberapa pasien, batas postero-inferior dari lubang antara
ventrikel dibentuk dengan area fibrosa yang kontinyu antara katup trikuspid
dan aorta, serta melibatkan sisa dari bagian interventrikular pada septum
membranosa. Pada pasien ini, defek VSD disebut diklasifikasikan sebagai
perimembranosa. Ketika aorta meng-override VSD lebih dari 50% dari
bagiannya dan jika ada konus subaortik, defek ini diklasifikasikan sebagai
bentuk double-outlet right ventricle, namun dinamika sirkulasinya sama
dengan tetralogi Fallot .
11
hipertrofi,
yang
memperberat
stenosis
subvalvuler
dan
12
Jika seorang anak minimal memiliki dua dari empat kelainan patologis
(umumnya VSD yang besar untuk menyeimbangkan tekanan pada kedua ventrikel
dan obstruksi RVOT), maka anak tersebut dapat didiagnosis sebagai ToF. Kondisi
hipertrofi pada ventrikel kanan umumnya bersifat sekunder karena adanya
obstruksi RVOT dan VSD. VSD pada pasien ToF berbentuk defek
perimembranosa dengan ekstensi ke arah subpulmonal. Obstruksi RVOT
umumnya ditemukan dalam bentuk stenosis infundibular (45%), namun dapat
juga dalam bentuk atresia pulmonal (15%), setingkat katup pulmonal (10%),
maupun kombinasi antara tingkat infundibular dan katup pulmonal (10%). Pada
kebanyakan pasien, arteri pulmonal utama mengalami hipoplasia. Cabang-cabang
arteri pulmonal pada ToF biasanya berukuran kecil. Stenosis pada origin cabang
arteri pulmonal sering ditemukan. Akibatnya, sering ditemukan pula arteri
kolateral sistemik untuk memperdarahi paru-paru, terutama pada kasus ToF berat.
Pada pasien ToF, perlu dilihat pula apakah terdapat abnormalitas pada arteri
koroner, yang umumnya berbentuk cabang desendens yang muncul dari arteri
koroner dekstra dan memasuki aliran RVOT sehingga insisi pembedahan di
daerah tersebut tidak dapat dilakukan. Defek septum AV komplit juga dapat
ditemukan pada 2% pasien ToF, umumnya pada pasien dengan sindrom Down.
VSD memiliki komponen lubang yang besar yang muncul seiring dengan adanya
komponen inlet pada kanal AV.
5. Manifestasi klinis
1. Sesak, biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas (misalnya
menangis atau mengedan)
2. Berat badan bayi tidak bertambah
3. Pertumbuhan berlangsung lambat
4. Jari tangan seperti tabuh gendering/ gada (clubbing fingers)
5. Sianosis/ kebiruan : sianosis akan muncul saat anak beraktivitas,
makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran
pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan
shunt dari kanan ke kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen
13
percabangan
dari
arteri
koroner
kanan
merupakan
kontraindikasi untuk koreksi primer. Hal ini disebabkan karena kondisi ini
membutuhkan pemasangan kanal antara ventrikular kanan dan atresia
pulmonal untuk meningkatkan jalur aliran darah, yang umumnya
dilakukan setelah pasien berusia 1 tahun. Namun demikian, hal ini dapat
diatasi dengan pendekatan transatrial dan dengan short outflow patch di
atas ataupun di bawah anomali arteri koroner. Metode lainnya adalah
dengan memperbesar aliran outflow tract melalui atrium, sehingga
menghasilkan double outlet (lubang asli dan kanal buatan) yang muncul
dari ventrikel kanan.
Follow-Up Paskaoperasi
Follow-up jangka panjang dilakukan setiap 6-12 bulan, terutama pada
pasien dengan shunt VSD residual, obstruksi residual dari RVOT,
obsrtuksi residual dari arteri pulmonal, aritmia, atau gangguan konduksi.
Adanya regurgitasi katup pulmonal yang signifikan membutuhkan insersi
katup pulmonal homograft melalui prosedur pembedahan paskakoreksi
ToF. Regurgitasi ini umumnya disebabkan oleh stenosis arteri pulmonal
utama maupun percabangannya (baik primer maupun sekunder akibat
operasi shunt). Pada beberapa kasus, membuka stenosis arteri pulmonal
dengan menggunakan balon atau stenting, dibutuhkan untuk mengatasi
regurgitas pulmonal. Pembedahan diindikasikan pada kondisi regurgitasi
18
19
a. Elektrokardiografi
Pada pemeriksaan ini, dapat ditemukan right axis deviation (RAD),
terutama pasien ToF dengan sianosis. Pada pasien asianosis, umumnya aksis
QRS normal. RVH juga dapat ditemukan dengan pola yang tidak biasa,
karena tekanan RV bukan suprasistemik. Pada kondisi asianotik, dapat
ditemukan hipertrofi ventrikel bilateral. Hipertrofi atrium kanan juga dapat
ditemukan dengan pemeriksaan EKG.
b. Foto X-Ray
Pada foto rontgen toraks pasien ToF sianotik, ukuran jantung normal atau
lebih kecil dari normal. Corakan vaskular pulmonal cenderung menurun.
Lapang paru yang hitam terlihat pada pasien ToF dengan atresia pulmonal.
Segmen arteri pulmonal dalam bentuk konkaf dengan apeks yang berbentuk
melengkung ke atas (berbentuk boot-shaped atau coueur en sabot
merupakan ciri khas dari ToF. Pembesaran atrium kanan (25%) dan arkus
aorta kanan (25%) dapat ditemukan. Sementara itu, pada pasien ToF
asianotik, hasil foto toraks tidak dapat dibedakan pada kondisi VSD ukuran
kecil hingga sedang.
c. Ekokardiografi
Pemeriksaan ini dapat mendiagnosis adanya ToF dan mengetahui derajat
keparagannya.
Pasien
dengan
ToF
menunjukkan
adanya
VSD
9. Komplikasi
a. Abses cerebri
b. Gagal jantung
c. Endokarditis
d. Polisitemia dan Sindrom Hiperviskositas
B. KONSEP KEPERAWATAN (PENGKAJIAN)
Pada pasien dengan ToF, umumnya muncul gejala biru yang muncul langsung
setelah kelahiran, maupun beberapa waktu setelah hari. Bayi yang awalnya lahir
tanpa gejala biru akan secara gradual mengalami sianosis.
Pasien yang lahir dengan kondisi biru dapat mengalami perburukan kondisi
karena adanya stenosis infundibular dan polisitemia, sehingga seiring dengan
bertambahnya usia, gejala biru akan semakin memberat. Seringkali, sianosis baru
terjadi kemudian pada usia 1 tahun. Kondisi polisitemia ini juga mengharuskan
klinisi untuk melihat apakah adanya kondisi defisiensi besi relatif yang memberat.
Adanya sesak saat beraktivitas, squatting, maupun hypoxic spells dapat muncul
kemudian. Bayi dengan ToF asianotik dapat mengalami episode asimtomatik
ataupun tanda-tanda gagal jantung karena adanya left to right shunt pada
ventrikel. Jika pada pasien terdapat atresia pulmonal, dapat sianosis berat dapat
muncul langsung setelah lahir. Pada pasien dengan sianosis berat, dapat pula
terjadi retardasi mental. Kondisi koagulopati dapat muncul sebagai komplikasi
pada sianosis dalam jangka panjang.
Pada bayi dengan obstruksi RVOT berat, maka sianosis akan terlihat pada
saat neonatus. Aliran darah paru hampir sepenuhnya bergantung pada aliran
melalui duktus arteriosus. Saat duktus mulai menutup dalam beberapa jam atau
hari usia bayi, maka derajat sianosis akan meningkat dan dapat terjadi kegagalan
21
sirkulasi. Pada anak dengan sianosis yang berusia lebih tua, maka dapat tampak
kulit biru kehitaman, sklera abu-abu dengan pembuluh darah membesar, serta
clubbing pada jari.
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan sianosis dengan derajat yang
bervariasi. Laju pernapasan cenderung cepat. Pada ekstremitas, dapat ditemukan
clubbing finger. Pada pemeriksaan jantung, dapat ditemukan tap pada ventrikel
kanan di sepanjang garis sternal kiri dan systolic thrill pada garis sternal kiri
bagian atas dan tengah (50%). Ejection click pada auskultasi dapat terdengar.
Bunyi S2 umumnya tunggal karena bunyi komponen pulmonal yang terlalu pelan
untuk terdengar. Murmur ejection systolic dengan derajat 3/6 hingga 5/6, yang
dihasilkan oleh stenosis pulmonal, terdengar pada garis sternal kiri atas dan
tengah. Pada pasien, dapat pula terdengar murmur regurgitasi holosistolik karena
adanya VSD. Jika obstruksi RVOT cenderung berat, maka murmur sistolik akan
lebih terdengar pendek dan lebih lembut. Neonatus dengan sianosis berat yang
didiagnosis mengalami ToF dengan atresia pulmonal, murmur terkadang tidak
ditemukan atau terdengar sangat pelan. Jika terdapat PDA, dapat terdengar mumur
kontinyu pada auskultasi. Pada bentuk asianotik, murmur sistolik yang panjang
muncul dari adanya VSD dan stenosis infundibular, terdengar pada garis sternalis
kiri. Hal ini disebabkan oleh adanya VSD dengan small-shunt.
Hypoxic Spell
Hypoxic spell, atau dapat disebut cyanotic spell, hypercyanotic spell, atau
tet spell, harus disadari dengan cepat agar tidak menimbulkan komplikasi yang
membahayakan sistem saraf pusat. Kondisi ini dikarakteristikkan dengan
hiperpnea paroksismal (respirasi dalam dan cepat), iritabilitas dan prolonged
crying, sianosis yang bertambah, dan menurunnya intensitas murmur jantung
karena absennya aliran antegrade yang melewati jalur RVOT. Dengan adanya
asidosis metabolik, terdapat peningkatan resistansi vaskular pulmonal dengan
menurunnya resistansi vaskular sistemik. Cardiac output dapat berkurang karena
adanya iskemi miokard.
22
Hypoxic spell dapat ditemukan pada bayi dengan puncak insidens pada usai 2
hingga 4 bulan. Umumnya, hypoxic spell muncul pada pagi hari setelah menangis,
makan, maupun defekasi. Pada kondisi berat, spell dapat berujung pada lunglai,
kejang, gangguan serebrovaskular, hingga kematian. Munculnya spell tidak
memiliki hubungan dengan adanya sianosis pada kondisi istirahat.
Tatalaksana spell ditujukan untuk memutus siklus yang memperberat spell
dengan cara menurunkan resistansi pulmonal, meningkatkan resistansi sistemik,
meningkatkan resistansi vaskular sehingga berujung pada aliran left to right yang
melewati defek septum dan menuju aliran subpulmonal.. Bayi sebaiknya
ditempatkan pada posisi knee-chest. Posisi ini dapat meningkatkan resistansi
vaskular sistemik dan meningkatkan aliran balik vena sistemik menuju sisi kanan
jantung. Hal ini dapat meningkatkan shunting intrakardiak left to right yang
melewati hubungan interventrikular, sehingga meningkatkan preload dari
ventrikel kanan. Sulfat morfin untuk menurunkan katekolamin dengan dosis 0,2
mg/lg dapat diberikan melalui subkutan atau intramuskular untuk menyupresi
pusat pernapasan dan meredakan hiperpnea. Hal ini dapat memutus vicious circle
dari spell. Morfin dapat meningkatkan periode pengisian ventrikel kanan dengan
menurunkan laju jantung dan meningkatkan relaksasi spasme infundibular.
Oksigen dapat diberikan namun umumnya tidak memberikan efek yang signifikan
pada saturasi oksigen. Oksigen dapat menurunkan vasokonstriksi pulmonal perifer
dan memperbaiki oksigenasi saat aliran darah menuju paru muncul kembali.
Kondisi asidosis pada bayi diatasi dengan pemberian NaHCO3 dengan dosis 1
mEq/kg yang diberikan melalui intravena dan dapat diulang dalam 10 hingga 15
menit. NaHCO3 dapat mereduksi efek asidosis yang menstimulasi pusat respirasi
pada otak. Setelah tatalaksana ini, bayi umumnya akan mengalami penurunan
sianosis dan murmur jantung terdengar lebih keras, menunjukkan adanya
peningkatan aliran darah melalui RVOT yang stenosis.
Jika hypoxic spell tidak merespon dengan tatalaksana yang telah disebutkan,
maka pada bayi dapat diberikan vasokonstriktor (seperti fenilefrin dengan dosis
0,02 mg/kg IV yang dapat meningkatkan tekanan arteri sistemik), ketamin dengan
23
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASCULAR
TOF (TETRALOGY OF FALLOT)
Anak usia 5 tahun datang ke rumah sakit bersama orang tua dengan keluhan
kebiruan, TB 80 cm, BB 10 kg. orang tua klien mengeluh sering berjongkok, tidak
bisa bermain dengan teman sebaya, klien susah bicara, TD 70/50 mmHg, Nadi
100`x/m, RR 45 x/m, SB 35oC.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
24
1) Identitas Pasien
a. Nama
: An.
b. Umur
: 5 Tahun
c. Diagnosa medis
: Tetralogi of fallot
b. Status Kesehatan
1) Status Kesehatan Saat Ini
a) Keluhan utama
Klien mengeluh kebiruan dan orang tua klien mengeluh sering
berjongkok, tidak bisa bermain dengan teman sebaya, klien susah
bicara.
c. Pengkajian Fisik
1) Tanda-tanda Vital
a) Suhu badan
b) Tekanan Darah
c) Nadi
d) Respirasi
2) Keadaan fisik
a) Integumen
: 35o c
: 70/50 mmHg,
: 120/menit
: 45x/menit,
:Kebiruan (sianosis)
d. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan penunjang diagnostik lain :
- TB: 80 cm
- BB: 10 kg.
2. ANALISA DATA
N
O
1
2
Data
Etiologi
Problem
Ds:
DO:
DS:
DO:
25
Diagnosa keperawatan
NOC
NI
26
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. 2012 Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Huda. Nurarif & Kusuma, 2015, NANDA NIC-NOC, Edisi I. Jogjakarta :
Mediaction Publishing.
Judith M, Wilkinson.2015. Diagnosa Keperawatan edisi 9. Jakarta: ECG.
Nike, Budi. 2009. Patofisiologi. Jakarta: EEGC.
Nurarif , Amin H dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA, Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction Jogja
Nurarif, Amin. 2015. Nanda Jilid 1.Yogyakarta: Mediaction.
Nurarif, Amin. 2015. Nanda Jilid 2.Yogyakarta: Mediaction.
Nurarif,Amin.2015.Nanda Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction.
Rianda, Davrina, S.Ked. 2014. Tetralogy of Fallot (ToF). [Online].
http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/tumbuhkembang/tetralogy-of-fallot-tof/. Diakses: 5 april 2016.