Anda di halaman 1dari 3

Intercultural Dialogue Part I

Tanggal publikasi: 1 May 2008


Kategori: BC Blog Competition - ICD, Philippines, Ragam

I believe that when young people from different socio-economic and cultural backgrounds work
together and understand each other, we may begin to have a more peaceful and tolerant society.
-Bethan McDonald, former volunteer (taken from Global Xchange Site)
Yup setuju banget sama Bethan McDonald (ada hubungannya gak sama restoran itu?) kalo
misalnya kita, generasi muda itu bisa bekerja sama dan bisa saling memahami satu sama lain
dengan latar belakang sosial, ekonomi, serta budaya yang berbeda, kita bisa membuat
lingkungan masyarakat yang damai dan penuh dengan toleransi.
Topik Intercultural Dialog atau Dialog Antarbudaya menurut ridu itu menarik banget, thats why
ridu ikutan periode pertama kompetisi blogging yg diselenggarain British Council. Soalnya, hal
ini pernah terjadi sama ridu, sewaktu ridu terdampar di Negeri Latin Asia, yaitu Filipina.

Mahasiswa dan Dosen ILS


Sewaktu di sana, ridu berkesempatan untuk berkunjung ke ILS (International Language School)
yang merupakan salah satu institusi dari University of Manila. Mahasiswa ILS mayoritas adalah

dari Korea Selatan, lalu selebihnya itu dari China, dan Jepang. Mereka tinggal di sana selama
beberapa bulan untuk belajar bahasa Inggris di ILS.
Fakta-Fakta Orang Korea
Wajah mereka bagi kita udah gak asing, ya karena di Indonesia banyak banget warga keturunan,
terlebih itu yang bikin kita gak asing lagi adalah MENJAMURNYA DRAMA KOREA, Jiah..
trus waktu itu kesan pertama kali pas ridu ketemu sama orang Korea itu langsung ke DRAMA
KOREA. Dodol banget yah gw, bukannya kalo denger Korea itu langsung ke Teknologinya, atau
Kegigihan orang Korea menyaingi Jepang, eh malahan ke Drama. Nah ini ada beberapa faktafakta yang menarik banget tentang orang Korea yang ridu inget.

English Name vs Korean Name

Pas lagi kenalan sama mereka, setelah ridu bilang nama ridu, eh mereka ada pertanyaan
tambahan yaitu : Whats your English Name? Walah.. English Name? maksudnya apaan sih??
Sambil mengerutkan jidat ridu bilang: Pardon, English Name? ternyata dia juga bingung dan
akhirnya sang Dosenlah yang menjelaskan.
Jadi katanya, orang korea itu namanya susah-susah banget dan juga nama mereka itu cuma ada 3
suku kata. Kalo keukeuh make nama mereka, susah banget buat diinget, jangankan diinget
didenger aja kayanya ribet. Kaya misalnya Kim Sang Woo, itu terdengar seperti Pisang Wo. Trus
kalo misalnya Anh Soo Wok, itu terdengar seperti Anak Cowok. Ini gw yg bolot apa emang
gw yg budeg.
Trus akhirnya mereka ngenalin dirinya itu dengan English Name mereka, pokoknya yang
namanya ribet-ribet banget itu jadi diganti sama nama-nama barat yang keren, kaya Reinhard,
Michelle, Leonard, Cindy dan lain-lain. Kenapa gak ganti jadi nama orang jawa yah, kaya
Tugimin, Ngatiyem, Sutikno dll. hihihihi..

Bhs. Inggris Di Korea vs Bhs. Inggris di Indonesia

Gak jauh beda sama di Indonesia, menurut mereka pelajaran Bhs Inggris di sana itu sudah
dimasukkan ke dalam kurikulum, tapi nampaknya tidak efektif untuk skill berbahasa mereka.
Seperti belajarnya cuma teori aja trus nyatet melulu. Tapi gak seperti di Indonesia yang dijadiin
pelajaran yang diujiankan di Ujian Nasional.
Mereka relatif ribet buat belajar bahasa Inggris, disamping jenis hurufnya berbeda dengan bahasa
mereka, konon mereka juga mempunyai lidah yang pendek, yang menyulitkan melafalkan
beberapa istilah Inggris. Beruntung deh kita, sebagai orang Indonesia yang kayanya lebih mudah
buat belajar bahasa Inggris, karena hurufnya gak berbeda, terlebih juga adanya Cinta Laura
(lho?!)
Walaupun kayanya pada annoying banget sama si Cinca Lawra itu, tapi secara gak langsung kita
jadi belajar bahasa Inggris, ya walopun gak disadari sih, tapi dia kan ngomongnya bilingual gitu

(walopun rada maksa) tapi setidaknya selangkah lebih maju lah. Coba di Korea ada gak Cinca
Lawra? hihihi..

Korea Selatan vs Korea Utara

Selama ngobrol santai dengan mereka, ridu menyentuh mengenai hubungan antara Korea Selatan
dengan Korea Utara. Karena mereka sebenarnya serumpun namun semenjak tahun 1944 mereka
jadi terpecah menjadi 2 negara yang sangat berbeda, terutama dari ideologinya.
Ketika ditanya, gimana kabar hubungan antara Korsel dengan Korut, mereka bilang gak tau. Trus
kira-kira sama gak sih bahasa dan budaya antara di Korsel dengan di Korut, trus juga dijawab
gak tau. Sempet mikir sih, ini orangnya dodol apa gimana, kok sama negara tetangga sendiri gak
tau. Eh ternyata, mereka bener-bener gak dapet info sama sekali dari media massa setempat
tentang Korut, walaupun bertetangga. Ya karena kondisi Korut yang tertutup.
Jadi kurang lebih kondisi Korea seperti itu.
Lho kok terdampar di Filipina malahan nyasar ngomongin Korea sih du? Oke, gw juga nyadar
kaleee, kalo postingan ini tuh kaya nyasar. Tapi tenang, ini kan Part I, ntar kan ada
sambungannya dan akan lebih ngebahas tentang Intercultural Dialogue, kalo ini cuma sebatas
appetizer aja, nanti baru deh ada Main Course dan juga Dessert (lho? jadi laper..) Jadi
Intercultural dialog di postingan ini masih yang santai-santai aja.
Oke see u next..

Anda mungkin juga menyukai