Anda di halaman 1dari 24

ABSTRAKSI

Dengan semakin lancarnya arus informasi di seluruh dunia. yang menimbulkan


berbagai penafsiran informasi yang beredar. Informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan, menjadi elemen yang paling banyak diperdebatkan.
Perbedaan standar, persepsi, kebijakan, dan format atau bentuk dari informasi
yang tersedia tersebut dapat memengaruhi keputusan yang diambil. Salah satu
informasi yang sering diperdebatkan adalah informasi akuntansi yang berupa
laporan keuangan. Terdapat berbagai macam standar akuntansi yang ada di dunia.
Standar akuntansi yang dianut oleh negara-negara akan menimbulkan perbedaan
persepsi, kebijakan dan format penyusunannya. Oleh karena itu, para akuntan di
seluruh dunia merasa perlu untuk mengurangi kesenjangan yang timbul karena
aliran dan standar yang dimiliki oleh tiap-tiap negara melalui harmonisasi
akuntansi internasional dan pengungkapannya. Terdapat beberapa standar
akuntansi yang sangat berpengaruh di seluruh dunia seperti US GAAP, UK
GAAP, IAS dan lain-lain. Standar akuntansi ini dapat menjadi ancaman dalam
praktik harmonisasi akuntansi. Makalah ini akan berfokus pada dorongan
internasional terhadap harmonisasi akuntansi internasional dan pelaksanaannya di
Indonesia maupun secara global.

Keyword : harmonisasi, standar, akuntansi, internasional

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harmonisasi mengacu pada gerakan yang keluar dari diversitas total, yang
berarti mengupayakan lebih banyak lagi kesamaan dengan memperkecil
perbedaan. Diversitas akuntansi relatif berkurang jika terdapat sejumlah standar
akuntansi yang sama yang digunakan oleh masing-masing negara. Semakin
banyak standar yang sama, semakin kecil diversitas dengan kata lain, standarstandar akuntansi yang digunakan negara-negara di dunia semakin harmonis. Jadi,
harmonisasi akuntansi dapat berupa upaya untuk meningkatkan jumlah standar
yang sama yang digunakan oleh masing-masing negara.
Menurut Hornby (2000 h.589), harmonisasi mengandung pengertian
pengubahan dua objek atau lebih menjadi objek-objek yang selaras antar satu
dengan yang lain, atau pengubahan salah satu objek agar selaras dengan objek
lain. Sehingga, pengertian harmonisasi menyiratkan adanya bentuk baru dari satu
objek atau lebih atau bahkan seluruh objek yang terlibat dalam proses tersebut.
Sementara itu yang dilaksanakan oleh IASB berbeda, IASB menyusun standar
yang diyakini merupakan standar terbaik yang paling dapat diterima oleh seluruh
Negara yaitu IFRS. Kemudian, masing-masing negara memutuskan untuk
mengadopsi, mengacu, atau tetap bertahan pada standar yang sama.
Di samping mengharmonisasi standar-standar yang sudah ada, IASB juga
menerbitkan standar baru yang belum pernah ada, yang diperlukan dalam rangka
memenuhi tuntutan perkembangan dunia bisnis dan keuangan. Misalnya adalah
IFRS 13 tentang nilai wajar.
B. Tujuan
Dengan semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan untuk
menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), diperlukan standar akuntansi
yang

bersifat

internasional

agar

informasi

ekonomi

yang

ada

dapat

diperbandingkan di berbagai belahan dunia. Dengan mengadopsi standar


akuntansi internasional tersebut, diharapkan informasi ekonomi yang dihasilkan
memiliki kualitas yang tinggi, sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh
pasar global dan menimbulkan daya saing usaha yang lebih besar pada entitas
ekonomi yang menganutnya.

Dengan mengadopsi standar akuntansi internasional tersebut diperlukan


harmonisasi dan konvergensi dari standar lama ke standar internasional. Oleh
karena itu makalah ini disusun untuk mengidentifikasi dan memberikan gambaran
awal mengenai pentingnya harmonisasi dan konvergensi standar akuntansi yang
ada ke standar akuntansi internasional. Selain itu, makalah ini juga digunakan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Internasional pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Lampung.

PEMBAHASAN

Akuntansi sebagai penyedia informasi yang bersifat ekonomi dipengaruhi oleh


kondisi ekonomi, ideologi ekonomi, politik, sosial dan standar akuntansi yang
dianut oleh negara tersebut. Semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian di
Indonesia dan dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean, maka dibutuhkan
informasi sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Transaksi antar negara
akan menjadi sebuah kegiatan yang wajar. Perbedaan prinsip-prinsip akuntansi
yang ada pada setiap negara memunculkan kebutuhan akan standar akuntansi
yang berlaku secara internasional yang dikeluarkan oleh IASB yang disebut
International Finansial Reporting Standard (IFRS).
Dengan adanya standar akuntansi internasional tersebut maka diperlukan
harmonisasi standar akuntansi yang ada dengan IFRS. Dengan menggunakan
IFRS, maka pelaporan akuntansi akan menjadi berkualitas tinggi dan kerangka
akuntasi berbasis prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan
disklosur yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi
tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah
membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan
dunia.
Dengan mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan
global sehingga perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global, karena perusahaan
akan memiliki daya saing lebih besar. Perkembangan IFRS merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan Standar Akuntansi
Keuangan. Konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan investasi,
meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya penyusunan laporan
keuangan, dan mengurangi cost of capital.
A. Harmonisasi Diversitas Akuntansi Keuangan
1. Standar Akuntansi dan Auditing
Standar akuntansi merupakan peraturan untuk menyajikan laporan
keuangan, yaitu Generally Accepted Accounting Principles (GAAP),
atau prinsip akuntansi yang diterima umum, yang menentukan tipe
informasi yang harus termuat dalam laporan keuangan dan bagaimana

menyajikan informasi tersebut. Standar akuntansi mendefenisikan praktik


akuntansi keuangan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima.
Standar auditing adalah peratutan mengenai bagaimana menjalankan
audit. Audit laporan keuangan merupakan sebuah proses teknis yang
dijalankan oleh pihak independen (dalam hal ini auditor). Auditor akan
mencari bukti untuk menyusun sebuah opini mengenai seberapa jauh
laporan keuangan sesuai dengan GAAP.
Standar akuntansi dan standar auditing saling berhubungan. Standar
akuntansi mendefenisikan informasi finansial yang berguna. Standar
auditing memberikan petunjuk bagaimana seorang auditor menentukan
apakah informasi finansial tersebut dapat diandalkan. Informasi finansial
yang andal dan berguna akan menempatkan investor, kreditur, dan pihak
lain dalam posisi yang lebih baik agar mampu mengambil keputusan.
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kerancuan komunikasi
finansial, sekitar 50 negara telah menciptakan mekanisme penentuan
standar akuntansi keuangan nasional sendiri. Mekanisme ini dapat
meyelaraskan diversitas akuntansi keuangan dalam suatu negara. Namun,
masih terdapat diversitas internasioanl. Diversitas ini mengakibatkan
kurangnya data banding pelaporan keuangan dari suatu negara dengan
negara lain. Akibatnya, risiko timbulnya kerancuan saat laporan keuangan
dikomunikasikan secara transnasional mungkin terjadi.
Masalah mengenai perbedaan standar auditing lebih rumit lagi. Pada
dasarnya, suatu auditor menjamin pengguna bahwa mereka dapat
memercayai informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan.
Sayangnya, jika auditor di seluruh dunia tidak mendapatkan pelatihan yang
setara dan juga tidak mengacu pada standar yang sama, kemungkinan
besar kualitas pekerjaan mereka juga akan bervariasi. Tentunya hal ini
akan menyebabkan bervariasinya keandalan laporan keuangan.
Dalam penentuan standar auditing dan akuntansi internasional,
tentunya akan menemukan banyak pro dan kontra.
Manfaat harmonisasi yang ada yang banyak dibahas adalah:
1. Meningkatkan daya banding laporan keuangan internasional. Standar
semacam ini akan meningkatkan kompetisi bisnis global.
5

2. Menigkatkan efisiensi analisis dan penggunaan laporan keuangan atau


dengan kata alain akan meningkatkan kredibilitas seluruh sistem
pelaporan keuangan.
Kontra yang muncul dari harmonisasi diantaranya:
1. Penentuan standar internasional adalah solusi yang terlalu sederhana
untuk mengatasi maslah yang terlalu kompleks.
2. Beragamnya perbedaan latar belakang dan tradisi nasional yang
melekat pada standar akuntansi nasional.
3. Potensi pelanggaran terhadap independensi nasional.
4. Politisasi seluruh bidang akuntansi.
5. Terlalu banyaknya standar nasional dan internasional yang harus
diterapkan secara bersamaan.
2. Dorongan Dunia Internasional Terhadap Harmonisasi Akuntansi
Dorongan internasional tehadap harmonisasi terbagi atas badan yang
mewakili pemerintah dan badan yang mewakili profesi akuntansi atau
pihak lain yang berkaitan. Dorongan internasional dalam harmonisasi
akuntansi internasional didukung oleh badan atau lembaga antara lain:
1. International Accounting Standards Boards (IASB)
Tujuan dari IASB untuk melakukan Harmonisasi Akuntasi adalah:
a. Mengembangkan kepentingan umum, satu set standar akuntansi
global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dapat diterapkan,
berkualitas tinggi, transparan dan dapat dibandingkan dalam
laporan keuangan.
b. Mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut
secara ketat.
c. Membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan standar
akuntansi

internasional

serta

standar

pelaporan

internasional kearah solusi berkualitas tinggi


2. United Nation (PBB)
Salah satu tujuannya adalah untuk mendukung

keuangan

kerja

sama

internasional dalam mengatasi permasalahan internasional di bidang


ekonomi, sosial, budaya dan kemanusiaan.
3. Organization for economic coopeeatuon and development (OEDC)
OECD merupakan organisasi internasional negara-negara industri
maju yang berorientasi ekonomi pasar. Dengan keanggotaan yang
terdiri dari negara-negara industri maju yang lebih besar, OECD sering
menjadi lawan yang tangguh terhadap badan-badan lain (seperti PBB
6

atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang


memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan
dengan kepentingan anggota-anggotanya.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan

pertumbuhan

dan

perkembangan ekonomi di negara-negara anggota dan memberikan


informasi penjelasan bagi anggotanya
4. Uni Eropa (Europen Union-EU)
Tujuannya adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan Eropa.
Untuk tujuan ini, EU telah mengambil langkah inisiatif yang sangat
besar untuk mencapai pasar tunggal bagi perubahan modal dalam
tingkat EU. Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat
berharga dan derivatif yang terintegrasi. Mengaplikasikan satu set
standar

akuntansi

tunggal

untuk

perusahaan-perusahaan

yang

sahamnya tercatat.
5. International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) beranggotakan
sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100
negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO, Otoritas pasar
modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan
pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestik maupun
internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan
sehat. Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masingmasing untuk mendorong perkembangan pasar domestik.
Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard pengawasan efektif
terhadap transaksi surat berharga internasional. Memberikan bantuan
secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui
penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap
pelanggaran.
IOSCO telah

bekerja

secara

ekstensif

dalam

pengungkapan

internasional dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan


perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui pasar global
surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses
yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk
memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada
seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini
7

bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan


terhadap proyek-proyek IASB.
6. International Federation of Accountants (IFAC)
IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159
organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta
orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah untuk
mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi
standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi
secara konsisten demi kepentingan umum.
7. International Standards of Accounting and Reporting (ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya
kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit
pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya adalah untuk mendorong
harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR
mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan
praktik terbaik, termasuk yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR
merupakan pendukung awal atas pelaporan lingkungan hidup dan
sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan
akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.
IASB mewakili kepentingan dan organisasi sektor swasta. Komisi EU
yang sering disebut sebagai Komisi Eropa (Europe Commission-EC),
Kelompok Kerja OECD dan ISAR merupakan lembaga (entitas) politik
yang memperoleh kekuasaaan melalui perjanjian internasional. Kegiatan
utama IFAC meliputi penerbitan panduan teknis dan profesional dan
mendorong adopsi pengumuman IFAC dan IASB. IOSCO mendorong
standar aturan yang tinggi, termasuk standar akuntansi dan pengungkapan
yang diharmonisasi untuk perolehan dan perdagangan modal lintas batas.
Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu GAAP global yang
terharmonisasi. Dalam tulisan tersebut diuraikan beberapa manfaat
harmonisasi akuntansi internasional yaitu antara lain:
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di
seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas
tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan
memperbaiki efisiensi alokasi modal.
8

2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik;


portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan
keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
3. Harmonisasi Akuntansi Internasional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata harmonisasi
adalah pengharmonisan; upaya mencari keselarasan. Sedangkan arti kata
harmonisasi yang dikaitkan dengan akuntansi merupakan proses untuk
meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat
meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang
berasal dari berbagai negara. Upaya untuk melakukan harmonisasi standar
akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar
Akuntansi Internasional pada tahun 1973.
Harmonisasi akuntansi internasional merupakan salah satu isu
terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur
pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan
laporan keuangan. Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi:
a. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran

dan

b.

pengungkapan).
Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait

c.

dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.


Standar audit.
Penerapan Standar Akuntansi Internasional digunakan sebagai hasil

dari suatu perjanjian internasional atau politis, keputusan oleh bada


pembuat standar akuntansi internasional ataupun kepatuhan secara
sukarela (atau yang didorong secara profesional) dari para penggunanya.
1. Keuntungan Harmonisasi Internasional
Para pendukung harmonisasi akuntansi internasional mengatakan
bahwa

harmonisasi

(bahkan

standardisasi)

memiliki

banyak

keuntungan. Beberapa keuntungan dari penerapan harmonisasi

akuntansi internasional yang disebutkan oleh para pendukung


harmonisasi akuntansi internasional tersebut antara lain:
a. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di
seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan
berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia
akan memperbaiki efisiensi alokasi modal,
b. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik;
portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang,
c. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan
keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi,
d. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat
disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas
tertinggi.
2. Kritik atas Standar Internasional
Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada
awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak
mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi
yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula
bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki fleksibilitas yang
terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan
salah satu nilai terpenting yang dimilikinya.
Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi
fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang,
tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang
berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara
politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional
akan menimbulkan standar yang berlebihan. Perusahaan harus
merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, sosial, dan
ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi
ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Argumen

terkait

adalah

perhatian

politik

nasional

seringkali

berpengaruh terhadap standar akuntansi bahwa pengaruh politik

10

internasional tidak terhindari lagi akan menyebabkan kompromi


standar akuntansi.
3. Perlunya Harmonisasi Standar Akuntansi Indonesia
Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi international
untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham
dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian untuk mengadopsi
standar international itu bukan perkara mudah karena memerlukan
pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah
melakukannya namun sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya akan
dilakukan full adoption atas standar inetrnasional tersebut.
Adopsi standar akuntansi international tersebut terutama untuk
perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik merupakan
perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga
secara internasional. Jika terjadi jual beli saham di Indonesia atau
sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi
yang dipergunakan dalam penyusunan laporan.
Ada beberapa pilihan untuk melakukan adopsi, menggunakan
IAS apa adanya, atau harmonisasi. Harmonisasi adalah kita yang
menentukan mana saja yang harus diadopsi , sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya adalah PSAK no 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS
nomor 19. Standar berhubungan dengan imbalan kerja atau employee
benefit. OJK telah memberikan sinyal kepada semua perusahaan go
public tentang kerugian apa yang akan kita hadapi bila kita tidak
melakukan harmonisasi, Dalam pernyataannya OJK menjelaskan
bahwa kerugian yang berkaitan dengan pasar modal yang masuk ke
Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di
negara lain. Perusahaan asing akan kesulitan untuk menterjemahkan
laporan keuangannya dulu sesuai standar nasional kita sebaliknya
perusahaan Indonesia yang listing di negara lain, juga cukup kesulitan
untuk membadingkan laporan keuangan sesuai standar di negara
tersebut. Hal ini akan menghambat perekonomian dunia, dan aliran
modal akan berkurang dan tidak mengglobal.
4. Harmonisasi Standar Laporan Keuangan Secara Global
11

1. Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama


Berkembangnya penerbitan dan perdagangan ekuitas diseluruh
dunia, masalahmasalah yang berhubungan dengan pendistribusian
laporan keuangan dalam yurisdiksi luar negeri menjadi lebih penting.
Masalahmasalah
konvergensi

tersebut

internasional,

dapat

diselesaikan

dengan

adanya

yang

mempermudah

akses

laporan

keuangan untuk lintas batas negara. Dua pendekatan yang diajukan


sebagai

solusi

yang

mungkin

digunakan

untuk

mengatasi

permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:


a. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan
keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal,
tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran
akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang
saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan
dilaporkan.
b. Pengakuan Bersama (resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara
asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan
pada prinsip-prinsip negara asal.
2. Konvergensi IFRS
Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya
standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan
Internasional IFRS.
Tentang tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa
penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk periodeperiode

yang

dimasukkan

dalam

laporan

keuangan

tahunan,

mengandung informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari:


a. Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan
mmengandung infomasi berkualitas tinggi
b. Tranparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang
periode yang disajikan
c. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk
para pengguna
d. Meningkatkan investasi
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh adanya suatu
perubahan sistem IFRS sebagai standar global yatitu :
12

a. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di


seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan
berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia
akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal
b. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
c. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan
keputusan mengenai merger dan akuisisi
d. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard
dapat disebarkan dalam mengembangkan standard global yang
berkualitas tertinggi.
Demikian peran regulator dalam mensosialisasikan betapa besar
tujuan dan manfaat yang diperoleh menuju ke IFRS . "Perusahaan juga
akan menikmati biaya modal yang lebih rendah, konsolidasi yang lebih
mudah, dan sistem teknologi informasi yang terpadu," kata Patrick
Finnegan,

anggota

Dewan

Standar

Akuntansi

International

(International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar


Nasional IFRS di Jakarta.
3. Tantangan dalam Konvergensi
Dalam rangka menyongsong pemberlakuan Standar Akuntansi
Keuangan yang sudah secara penuh menggunakan standar akuntansi
internasional (Konvergensi IFRS) pada awal tahun 2012, Bapepam
maupun lembaga keuangan lainnya memandang perlu untuk
mengambil langkah-langkah sosialisasi dini kepada publik mengenai
dampak konvergensi IFRS terhadap laporan keuangan . Saat ini
perusahaan Indonesia masih menerapkan standar laporan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Menghadapi pengalihan ke IFRS, terdapat beberapa tantangan
mendasar yang perlu dicermati peran regulator terhadap perusahaan
perusahaan di Indonesia diantaranya perubahan peraturan, pengukuran
nilai wajar, penetuan dampak yang akan terjadi. Sistem IT , konversi
data historis, dan ketersediaan professional. Perubahan atas perlakuan
transaksi akuntansi tentunya akan signifikan, sehingga akan terdapat
amandemen regulasi tentang standar akuntansi. Namun yang perlu
dicermati, amandemen sejatinya yang dikeluarkan oleh Bapepam,

13

Bank Indonesia, Direktorat jenderal pajak dan juga IAPI. Peran Ditjen
Pajak di bidang perpajakan mengalami perubahan standar akuntansi
terkait dengan perhitungan penghasilan kena pajak perlu diatur oleh
peraturan pelaksana Konvergensi IFRS akan mengakibatkan beberpa
perubahan akuntansi dari Ditjen Pajak tentang keuntungan dan
kerugian yang belum terealisasi dari instrument derivative akan dinilai
berdasarkan IFRS . Kerangka perpajakan yang berbeda memungkinkan
perlakuan yang berbeda pula. Hal yang paling utama akan berdampak
pada persediaan, manajemen aset, pajak tangguhan, pelaporan
keuangan, pengakuan pendapatan , pembelian dan lain-lain. Selain itu,
konversi standar akuntansi Indonesia terhadap IFRS akan berdampak
juga pada beberapa praktek akuntansi yang fundamental. Seperti
konsep nilai wajar, pengungkapan keuangan aspek penyajian kembali
laporan keuangan, penentuan mata uang keuangan, dan lainnya yang
harus diketahui oleh semua organisasi maupun lembaga yang berperan
dalam proses adopsi IFRS. Sebagaian besar aspek bisnis dapat
terpengaruh oleh adopsi tersebut . Akibatnya, proses bisnis, sumber
daya manusia, serta sistem operasi akan terpengaruh atau berpotensi
terkena dampaknya sejalan dengan adopsi IFRS.
4. Kesiapan Adopsi IFRS
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaanperusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih
mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus
Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan
Dewan SAK serta peran regulator yang terkait sepakat akan
menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh
kepada IFRS pada tahun 2012. Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai
standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap
dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A),
lintas negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di
Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei
2005), akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga

14

(Agustus 2005), ataupun UOB terhadap Buana (Juli 2005).


Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, The World is Flat,
aktivitas M&A lintasnegara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena
IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan
industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi
daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
Bagi pelaku bisnis pada umumnya, pertanyaan dan tantangan
tradisionalnya: apakah implementasi IFRS membutuhkan biaya yang
besar? Belum apa-apa, beberapa pihak sudah mengeluhkan besarnya
investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang
harus

dipikul

perusahaan

untuk

mengikuti

persyaratan

yang

diharuskan. Jawaban untuk pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS


membutuhkan biaya, energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya
untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen
manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan
syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di
masa depan.
5. Evaluasi
Pertentangan mengenai harmonisasi atau konvergensi memang
tidak dapat sepenuhnya diselesaikan. Opini opini yang menantang
harmonisasi memiliki manfaat tersediri. Namun, bukti bukti terbaru
menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi akuntansi internasional
mengenai akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima secara
luas sehingga kecenderungan konvergensi internasional akan terus
berlanjut atau bahkan meningkat. Jumlah Negara yang menggunakan
IFRS

bertambah

dan

kemajuan

dalam

proses

harmonisasi

pengungkapan dan audit dinilai mengesankan.


Hal terakhir, perbedaan perbedaan di setiap Negara mengenai
faktor pokok yang menyebabkan adanya variasi dalam praktik
akuntansi, pengungkapan, dan audit makin berkurang seiring dengan
makin meratnya pasar modal dan pasar barang diseluruh dunia.
Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung
sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti
15

menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi,


pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang
mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan
semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi
Standar Prlaporan Keuangan Internasional (Internasional Finansial
Reporting Standards-IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS
secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau
mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional dalam faktor-faktor
dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan,
dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk
semakin internasional.
5. Disklosur
Disklosur mempunyai arti penting dalam akuntansi di negara common
low. Dalam arti luas, disklosur dalam pelaporan keuangan berkenaan
dengan informasi yang berasl dalam laporan keuangan maupun infromasi
tamabahan yang meliputi catatan kaki, peristwa pasca laporan, analisis
manajemen mengenai operasi tahun mendatang, ramalan operasi dan
keuangan dan laporan keuangan tamabahan yanag mencakup disklosur
segmen dan penyajian laporan keuangan yang yang tidak menggunaka kos
historis.
Tetapi, Statement of Financial Accounting Concept

(SFAC) N0.5

mendefenisikan disklosur dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu


informasi selain yang disajikan di dalam laporan keuagan.
a. Disklosur dan Pasar Modal
Investor merupakan pemakai laporan keuangan yang utama, dan
laporan keuangan ini digunakan oleh perusahaan untuk menarik modal
dari investor. Sementara itu investor merupakan pemakai eksternal
yang tidak mempunyai akses privat terhadap seluruh informasi
perusahaan, sehingga bagi investor terjadi asimetri informasi yang
merugikan pihak investor . Disklosur merupakan upaya untuk
meniadakan atau paling tidak mengurangi asimetri infromasi tersebut.
Dalam hal ini disklosur merupakan penyajian informasi yang

16

diperlukan bagi terlaksananya operasi optimum pasar modal yang


efisien. SEC menyiratkan bahwa disklosur mempunyai dua aspek
yaitu disklosur protektif dan informative. Disklosur protektif
berkenaan dengan proteksi terhadap investor yang tidak canggih dari
perlakuan yang tidak adil, sedangkan disklosur informative berkenaan
dengan penyajian informasi yang bermanfaat untuk tujuan analisis
investasi
b. Disklosur dan Tranparansi
Disklosur menjadikan perusahaan transparan. Bushman dan
Smith (1983, dalam Radebaugh, 2006) mendefenisi transparansi
sebagai ketersediaan yang luas dari informasi yang relevan dan andal
mengenai kinerja periodic, posisi keuangan, kesempatan investasi,
pengaturan,

nilai,

dan

risiko

perusahaan

yang

sahamnya

diperdaganagkan pada public. Dalam perspektif internasioanl,


transparansi diukur sebagai kombinasi dari faktor-faktor yang terkait
dengan perusahaan tertentu dan faktor-faktor yang terkait dengan
masing-masing negara yang bersangkutan.
c. Disklosur sukarela dan disklosur regulatori
Disklosur sukarela adalah disklosur yang dilakukan oleh
manajer secara sukarela, berisikan sebagian informasi yang tidak
dimiliki pihak eksternal. Keuntungannya disklosur sukarela adalah
untuk meningkatkan minat para analis keuangan dan investor terhadap
perusahaan. Disklosur regulatori merupakan disklosur yang dibuat
perusahaan karena adanya tuntutan pihak yang berwenang (regulator).
Hal ini dilakukan untuk melindungi investor . Bursa ingin menjamin
bahwa

investor

memperoleh

informasi

yang

cukup

yang

memungkinkan mereka untuk mengevaluasi prospek dan kinerja


perusahaan. Para regulator biasanya menuntut perusahaan asing yang
listing untuk memberikan informasi keungan dan non keuangan yang
hampir sama dengan yang dituntut terhadap perusahaan domestik.
Disklosur yang memadai akan memberikan proteksi yang memadai
pula kepada investor.

17

d. Praktik Disklosur dan Pelaporan


Praktik disklosur laporan tahunan mencerminkan tanggapan
manajer terhadap persyaratan disklosur regulatori dan juga merupakan
dorongan untuk memberikan infromasi kepada pemakai laporan
keuangan dengan sukarela.
e. Disklosur pada negara berkembang
Disklosur pada negara berkembang biasanya lebih sempit dan
kurang andal. Disklosur yang tidak lengkap dan menyesatkan serta
kurangnya

proteksi

investor

merupakan

faktor-faktor

yang

menyumbang terjadinya krisis keuangan Asia Timur tahun 1977.


Tingkat disklosur yang rendah di Negara berkembang adalah sejalan
dengan system keuangan dan pengaturan perusahaan negara tersebut.
Pasar ekuitas tidak berkembang dengan baik. Sebuah penelitisn
menyajikan bukti yang mendukung pandngan bahwa kualitas dan
tinkat disklosur di Negara berkembang lebih rendah dari Negara maju.
Penelitian ini berkenaan dengan kenyataan sulitnya memahami laba
serta mengaburkan kinerja ekonomi di Negara berkembang. Bukti
lainnya adalah jumlah akuntan dan auditor yang dimiliki Negara
berkembang masih sangat terbatas.
f. Implikasi bagi Para Manajer dan Pemakai Laporan Keuangan
Pemakai laporan keuangan harus waspada terhadap berbagai
variasi praktik pelaporan keuangan dan tingkat disklosur. Para
Manajer dinegara yang secara tradisonal diklosurnya rendah harus
mempertimbakan

apakah

mengadopsi

kebijakan

meningkatkan

disklosur akan memberikan manfaat yang signifikan terhadap


perusahaan. Di samping itu para manajer yang memutuskan untuk
meningkatkan disklosur pada bidang-bidang yang oleh para analis dan
investor dianggap penting sepeti misalnya disklosur segmen, akan
memperoleh keunggulan kompetitif atas perusahaan-perusahaan yang
mempunyai kebijakan disklosur terbatas.
6. Harmonisasi IFRS di Indonesia

18

Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara


penuh (full adoption) standar akuntansi internasional atau International
Finansial Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang
berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally
Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah
mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan
Indonesia

saat

ini

sifatnya

belum

menyeluruh,

baru

sebagian

(harmonisasi).
Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi
internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap
negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi
internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan
yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis
kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan
kreditor. Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain
nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan
pada

tiap-tiap

negara,

perbedaan

kepentingan

antara

perusahaan

multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi


proses harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah
prinsip akuntansi.
Terdapat beberapa manfaat dalam penerapan konvergensi IFRS:
a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan
SAK secara internasional (enhance comparability),
b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi,
c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising
melalui pasar modal,
d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Namun, terdapat hal-hal yang menjadi perhatian manajemen dalam
implementasi
informasi

IFRS, yakni

akuntansi

dan

konsekuensi
pelaporan

perpajakan, legal, sistem

keungan.

Untuk

perpajakan,

manajemen perusahaan harus melakukan daftar peraturan perpajakan yang


mungkin mengalami benturan dengan IFRS, 10 seperti PMK RI No.
79/PMK.03/2008, tanggal 23 Mei 2008, Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan yang berlaku efektif sejak 23 Mei
19

2008. PMK RI No.79/PMK.03/2008 mengharuskan revaluasi aktiva


tetap dikenakan pajak.11 Disamping masalah perpajakan, perusahaan juga
harus mempertimbangkan benturan legal dalam menerapkan IFRS,
misalnya Undang-Undang No.19 tahun 2003 tentang, Badan Hukum
Milik Negara pasal 4 ayat 2: penyertaan modal negara dalam rangka
pendirian atau penyertaan pada BUMN dapat bersumber dari keuntungan
revaluasi aktiva.
Isu pelaporan keungan adalah isu sentral yang harus diperhatikan
pada

saat

melakukan

implementasi

IFRS.

Pelaporan

keuangan

mencangkup proses dan output pelaporan keuangan itu sendiri. Sistem


informasi akuntansi harus disesuaikan dengan IFRS, serta proses
pengukuran dan penilaian aktiva dan kewajiban banyak mengalami
perubahan.
12 Penerapan IFRS pada suatu perusahaan harus dilakukan berawal
dari laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi lokal,
dilakukan dengan dua cara:
a. Rekonsiliasi terhadap laporan keuangan

yang disusun berdasarkan

lokal GAAP sehingga sesuai dengan IFRS.


b. Menyusun laporan keuangan secara terpisah dengan langsung
mengacu kepada IFRS.
Penerapan IFRS berdampak terhadap perusahaan dalam banyak hal.
Aspek pelaporan interim dan basis penilaian adalah hal yang paling
banyak terkena dampak. Penerapan IFRS dengan cara adopsi penuh, hal
yang paling signifikan

yang harus diperhatikan adalah koreksi laba

ditahan sebagai akibat penerapan pertama dari IFRS. Efeknya bisa


mengurangi laba atau sebaliknya justru bisa menambah laba. Sasaran
konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar secara material
sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009, yang berlaku efektif tahun 20112012.
Kovergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Sepanjang
tahun 2009, DSAK-IAI telah mengesahkan 10 PSAK baru, 5 ISAK, dan
mencabut 9 PSAK berbasis industri dan mencabut 1 ISAK. Dengan
mengadopsi

penuh

IFRS,

laporan

keuangan

yang

dibuat
20

berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan


laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut akan
memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan
bisnis.14 Beberapa kendala dalam adopsi IFRS ke PSAK:
a. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
b. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar
IFRS masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti
IFRS tersebut.
c. Infrastuktur profesi akuntan

yang belum siap. Untuk mengadopsi

IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi
oleh para akuntan.
d. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat
ke IFRS.
e. Support pemerintah terhadap isu konvergensi.
Beberapa
sebagai

kendala

menjadi

penghambat

penerapan

IFRS

standar akuntansi dan pelaporan keuangan di dunia hingga saat

ini, yaitu berkaitan dengan faktor-faktor: sistem hukum dan politik, sistem
perpajakan dan fiskal, nilai-nilai budaya korporasi, sistem pasar modal dan
peraturan terkait dengan kepemilikan korporasi, kondisi ekonomi dan
aktivitas bisnis, teknologi. Berdasarkan hasil riset Radebaugh dan Gray,
sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara-negara di dunia di bagi
lima kelompok: sistem akuntansi Anglo-Saxon, Germanic, Nordic, Latin,
dan Asia. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada nilai-nilai budaya
korporasi, sistem hukum, politik, dan perpajakan. IFRS dikembangkan
dengan banyak mengacu kepada sistem akuntansi Anglo-Saxon yang
banyak diadopsi negara-negara bekas koloni Inggris.
Ada tiga permasalahan utama dihadapi Indonesia dalam adopsi
penuh IFRS. Pertama, kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK sebagai
finansial accounting standard setter di Indonesia. Kedua, kondisi
peraturan perundangan-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.
Ketiga, kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di
Indonesia. Selain, permasalahan implementasi ini, terdapat pula dampak
yang harus dialami oleh Indonesia:

21

a. Mahasiswa harus belajar tentang konsep yang ada Conceptual


framework.
b. Mahasiswa harus menguasai teori-teori yang mendasari pelaporan
keuangan: ekonomi makro, keuangan, portofolio, dll.
c. Mahasiswa harus menguasai valuation theory.
d. Mahasiswa harus belajar membuat judgments ( memahami BC
dalam setiap standar).
e. Pembentukan IFRS Task Force.
f. Kajian-kajian dan riset mengenai IFRS.
g. Pengajaran principle based, bukan rule based dan pengungkapan
berdasarkan IFRS.
h. Penggunaan text book berbasis IFRS.
i. Pengetahuan mengenai pengungkapan berdasarkan IFRS.
j. Pemutakhiran materi ajar terutama untuk mata kuliah yang terkena
dampak besar dari konvergensi IFRS.
k. Mata kuliah yang terkena dampak paling besar: akuntansi keuangan
menengah,

teori

akuntansi,

akuntansi

internasional,

akuntansi

keuangan lanjutan, seminar akuntansi /akuntansi topik khusus,


statistika akuntansi, dan metodologi penelitian
Selain dampak terhadap dunia pendidikan IFRS juga menimbulkan
dampak positif dan negatif terhadap dunia bisnis. Berikut ini adalah
berbagai dampak yang ditimbulkan dari program konvergensi IFRS yang
disampaikan dalam seminar IAIDampak konvergensi IFRS terhadap
Bisnis tanggal 28 Mei 2009 :15
a. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan
keuangan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.
b. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak
menggunakan nilai wajar.
c. Kinerja keuangan (laporan laba rugi) lebih fluktuatif apabila hargaharga fluktuatif.
d. Smoothing income semakin sulit menggunakan balance sheet approach
dan fair value.
e. Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan
laporan keuangan sedikit menurun, bila professional judgment
ditumpangi kepentingan untuk mengatur laba (earning management).
f. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
Dampak IFRS terhadap Sistem Akuntansi dan Pelaporan:

22

a. Konsep

Other

Comprehensive

Income

di

dalam

laba

rugi

komprehensif
b. Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan
hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling
c.
d.
e.
f.
g.

interest)
Pos Luar Biasa tidak lagi diperbolehkan
Perubahan nama laporan keuangan
Tidak diatur tentang format laporan
Prudence vs Conservatism
Dibolehkan menggunakan Revaluation method untuk penilaian PPE
Berikut merupakan satu set lengkap laporan keuangan menurut IFRS

terdiri dari:
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
b. Laporan laba rugi komprehensif untuk periode
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode
d. Laporan arus kas untuk periode
e. Catatan, terdiri dari ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi jelas lainnya
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif paling awal
ketika

entitas

menerapkan

suatu

kebijakan

akuntansi

secara

retrospektif atau membuat pernyataan ulang retrospektif item dalam


laporan keuangan, atau ketika reclassifies item dalam laporan
keuangan
Pengukuran dan Pengungkapan dalam Finansial Statement:
a. Peningkatan penggunaan nilai wajar (fair value)
Standar IFRS lebih condong ke penggunaan nilai wajar, terutama
untuk properti investasi, beberapa aset tak berwujud, aset keuangan,
dan aset biologis. Jadi, diperlukan sumber daya yang kompeten untuk
menghitung nilai wajar bahkan perlu menyewa jasa konsultan penilai
terutama untuk aset-aset yang tidak memiliki nilai pasar aktif.
b. Penggunaan estimasi dan judgement
Akibat karakteristik IFRS yang lebih berbasis prinsip, akan
lebih banyak dibutuhkan judgement untuk menentukan bagaimana
suatu transaksi keuangan dicatat.
c. Persyaratan pengungkapan yang lebih banyak dan lebih rinci
IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi tentang risiko
baik kualitatif maupun kuantitatif. Pengungkapan dalam laporan keuangan
harus sejalan dengan data/informasi yang dipakai untuk pengambilan
keputusan yang digunakan oleh manajemen.
23

KESIMPULAN
Seiring memasuki abad 21, banyak pihak yang mulai menerima tujuan
penyelarasan akuntansu dan audit internasioanl. Alasan di balik itu adalah
globalisasi pasar modal asing. Beragamnya praktik akuntansi yang digunakan
untuk menggambarkan suatu realitas yang sama menumbulkan kebingungan,
mengingat investi=or di seluruh dunia mencari laporan keuangan yang dapat
dibandingkan, tidak peduli Dario amna asal Negara laporan keuangan tersebut.
Semula timbul debat mengenai pakah penyelarasan laporan keuangan memang
diperlukan, sekarang debat tersebut berubah menjadi bagaimana cara terbaik
untuka mencapai keselaraasan tersebut.
Kandidat utama yang akan menyususn standar akuntansi internasional
adalah IASC, namun

beberapa peristiwa mengakibatkan lambatnya langkah

IASC diantaranya adalah pengukuhan IOSCO. Di lain hal bermunculan kritik


bahwa IASC hanya akan melayani kepentingan pasar modal besar dan tidak
benar-benar berperan sebagai badan internasional.

24

Anda mungkin juga menyukai