PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harmonisasi mengacu pada gerakan yang keluar dari diversitas total, yang
berarti mengupayakan lebih banyak lagi kesamaan dengan memperkecil
perbedaan. Diversitas akuntansi relatif berkurang jika terdapat sejumlah standar
akuntansi yang sama yang digunakan oleh masing-masing negara. Semakin
banyak standar yang sama, semakin kecil diversitas dengan kata lain, standarstandar akuntansi yang digunakan negara-negara di dunia semakin harmonis. Jadi,
harmonisasi akuntansi dapat berupa upaya untuk meningkatkan jumlah standar
yang sama yang digunakan oleh masing-masing negara.
Menurut Hornby (2000 h.589), harmonisasi mengandung pengertian
pengubahan dua objek atau lebih menjadi objek-objek yang selaras antar satu
dengan yang lain, atau pengubahan salah satu objek agar selaras dengan objek
lain. Sehingga, pengertian harmonisasi menyiratkan adanya bentuk baru dari satu
objek atau lebih atau bahkan seluruh objek yang terlibat dalam proses tersebut.
Sementara itu yang dilaksanakan oleh IASB berbeda, IASB menyusun standar
yang diyakini merupakan standar terbaik yang paling dapat diterima oleh seluruh
Negara yaitu IFRS. Kemudian, masing-masing negara memutuskan untuk
mengadopsi, mengacu, atau tetap bertahan pada standar yang sama.
Di samping mengharmonisasi standar-standar yang sudah ada, IASB juga
menerbitkan standar baru yang belum pernah ada, yang diperlukan dalam rangka
memenuhi tuntutan perkembangan dunia bisnis dan keuangan. Misalnya adalah
IFRS 13 tentang nilai wajar.
B. Tujuan
Dengan semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan untuk
menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), diperlukan standar akuntansi
yang
bersifat
internasional
agar
informasi
ekonomi
yang
ada
dapat
PEMBAHASAN
internasional
serta
standar
pelaporan
keuangan
kerja
sama
pertumbuhan
dan
akuntansi
tunggal
untuk
perusahaan-perusahaan
yang
sahamnya tercatat.
5. International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) beranggotakan
sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100
negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO, Otoritas pasar
modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan
pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestik maupun
internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan
sehat. Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masingmasing untuk mendorong perkembangan pasar domestik.
Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard pengawasan efektif
terhadap transaksi surat berharga internasional. Memberikan bantuan
secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui
penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap
pelanggaran.
IOSCO telah
bekerja
secara
ekstensif
dalam
pengungkapan
dan
b.
pengungkapan).
Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait
c.
harmonisasi
(bahkan
standardisasi)
memiliki
banyak
terkait
adalah
perhatian
politik
nasional
seringkali
10
tersebut
internasional,
dapat
diselesaikan
dengan
adanya
yang
mempermudah
akses
laporan
solusi
yang
mungkin
digunakan
untuk
mengatasi
yang
dimasukkan
dalam
laporan
keuangan
tahunan,
anggota
Dewan
Standar
Akuntansi
International
13
Bank Indonesia, Direktorat jenderal pajak dan juga IAPI. Peran Ditjen
Pajak di bidang perpajakan mengalami perubahan standar akuntansi
terkait dengan perhitungan penghasilan kena pajak perlu diatur oleh
peraturan pelaksana Konvergensi IFRS akan mengakibatkan beberpa
perubahan akuntansi dari Ditjen Pajak tentang keuntungan dan
kerugian yang belum terealisasi dari instrument derivative akan dinilai
berdasarkan IFRS . Kerangka perpajakan yang berbeda memungkinkan
perlakuan yang berbeda pula. Hal yang paling utama akan berdampak
pada persediaan, manajemen aset, pajak tangguhan, pelaporan
keuangan, pengakuan pendapatan , pembelian dan lain-lain. Selain itu,
konversi standar akuntansi Indonesia terhadap IFRS akan berdampak
juga pada beberapa praktek akuntansi yang fundamental. Seperti
konsep nilai wajar, pengungkapan keuangan aspek penyajian kembali
laporan keuangan, penentuan mata uang keuangan, dan lainnya yang
harus diketahui oleh semua organisasi maupun lembaga yang berperan
dalam proses adopsi IFRS. Sebagaian besar aspek bisnis dapat
terpengaruh oleh adopsi tersebut . Akibatnya, proses bisnis, sumber
daya manusia, serta sistem operasi akan terpengaruh atau berpotensi
terkena dampaknya sejalan dengan adopsi IFRS.
4. Kesiapan Adopsi IFRS
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaanperusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih
mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus
Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan
Dewan SAK serta peran regulator yang terkait sepakat akan
menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh
kepada IFRS pada tahun 2012. Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai
standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap
dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A),
lintas negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di
Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei
2005), akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga
14
dipikul
perusahaan
untuk
mengikuti
persyaratan
yang
bertambah
dan
kemajuan
dalam
proses
harmonisasi
(SFAC) N0.5
16
nilai,
dan
risiko
perusahaan
yang
sahamnya
investor
memperoleh
informasi
yang
cukup
yang
17
proteksi
investor
merupakan
faktor-faktor
yang
apakah
mengadopsi
kebijakan
meningkatkan
18
saat
ini
sifatnya
belum
menyeluruh,
baru
sebagian
(harmonisasi).
Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi
internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap
negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi
internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan
yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis
kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan
kreditor. Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain
nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan
pada
tiap-tiap
negara,
perbedaan
kepentingan
antara
perusahaan
IFRS, yakni
akuntansi
dan
konsekuensi
pelaporan
keungan.
Untuk
perpajakan,
saat
melakukan
implementasi
IFRS.
Pelaporan
keuangan
penuh
IFRS,
laporan
keuangan
yang
dibuat
20
IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi
oleh para akuntan.
d. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat
ke IFRS.
e. Support pemerintah terhadap isu konvergensi.
Beberapa
sebagai
kendala
menjadi
penghambat
penerapan
IFRS
ini, yaitu berkaitan dengan faktor-faktor: sistem hukum dan politik, sistem
perpajakan dan fiskal, nilai-nilai budaya korporasi, sistem pasar modal dan
peraturan terkait dengan kepemilikan korporasi, kondisi ekonomi dan
aktivitas bisnis, teknologi. Berdasarkan hasil riset Radebaugh dan Gray,
sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara-negara di dunia di bagi
lima kelompok: sistem akuntansi Anglo-Saxon, Germanic, Nordic, Latin,
dan Asia. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada nilai-nilai budaya
korporasi, sistem hukum, politik, dan perpajakan. IFRS dikembangkan
dengan banyak mengacu kepada sistem akuntansi Anglo-Saxon yang
banyak diadopsi negara-negara bekas koloni Inggris.
Ada tiga permasalahan utama dihadapi Indonesia dalam adopsi
penuh IFRS. Pertama, kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK sebagai
finansial accounting standard setter di Indonesia. Kedua, kondisi
peraturan perundangan-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.
Ketiga, kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di
Indonesia. Selain, permasalahan implementasi ini, terdapat pula dampak
yang harus dialami oleh Indonesia:
21
teori
akuntansi,
akuntansi
internasional,
akuntansi
22
a. Konsep
Other
Comprehensive
Income
di
dalam
laba
rugi
komprehensif
b. Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan
hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling
c.
d.
e.
f.
g.
interest)
Pos Luar Biasa tidak lagi diperbolehkan
Perubahan nama laporan keuangan
Tidak diatur tentang format laporan
Prudence vs Conservatism
Dibolehkan menggunakan Revaluation method untuk penilaian PPE
Berikut merupakan satu set lengkap laporan keuangan menurut IFRS
terdiri dari:
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
b. Laporan laba rugi komprehensif untuk periode
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode
d. Laporan arus kas untuk periode
e. Catatan, terdiri dari ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi jelas lainnya
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif paling awal
ketika
entitas
menerapkan
suatu
kebijakan
akuntansi
secara
KESIMPULAN
Seiring memasuki abad 21, banyak pihak yang mulai menerima tujuan
penyelarasan akuntansu dan audit internasioanl. Alasan di balik itu adalah
globalisasi pasar modal asing. Beragamnya praktik akuntansi yang digunakan
untuk menggambarkan suatu realitas yang sama menumbulkan kebingungan,
mengingat investi=or di seluruh dunia mencari laporan keuangan yang dapat
dibandingkan, tidak peduli Dario amna asal Negara laporan keuangan tersebut.
Semula timbul debat mengenai pakah penyelarasan laporan keuangan memang
diperlukan, sekarang debat tersebut berubah menjadi bagaimana cara terbaik
untuka mencapai keselaraasan tersebut.
Kandidat utama yang akan menyususn standar akuntansi internasional
adalah IASC, namun
24