Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UUPA telah memberikan dukungan dalam pembangunan, khususnya yang berhubungan
dengan tanah. Namun, UUPA juga menunjukan kelemahan dalam kelengkapan isi dan
rumusannnya. Kelemahan UUPA tersebut, pada masa orde baru telah dimanfaatkan dengan
memberikan tafsiran yang menyimpang dari azas dan tujuan ketentuan yang bersangkutan.
Pada masa orde baru, orientasi kerakyatan ditinggalkan, orientasi agraria lebih ditekankan
pada pemberian kesempatan investor-investor dan pemodal-pemodal besar untuk dapat
memiliki tanah guna kepentingan pembangunan.
Akibatnya adalah berupa warisan konflik pertanahan yang tampak sekarang ini. Oleh
sebab itu perangkat-perangkat hukum yang ada dalam UUPA perlu di perbaiki, bila perlu
dengan melakukan perobahan ketentuan dan rumusan lembaga-lembaga dan peraturanperaturannya, agar tersedia perangkat hukum yang lengkap dan jelas, untuk menghindari
penafsiran yang keliru dalam pelaksanaannya. Dengan demikian akan tercipta kepastian
hukum dan memberikan perlindungan hukum yang seimbang kepada semua pihak dalam
pelaksanaan pembangunan dan kehidupan sehari-hari.
Banyaknya konflik-konflik pertanahan yang seringkali merugikan masyarakat,
mendorong perlunya dilakukan pembaruan agraria di negeri ini. Pembaruan agraria itu adalah
sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam. Pembaruan agraria itu hanya akan berhasil, apabila
pembaruan hukum agraria itu mengutamakan petani sebagai pilar utama pembangunan
ekonomi nasional, dengan tidak mengabaikan kepentingan investor-investor dan pemodalpemodal besar sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan.
Mengapa harus petani?, sebab sebagaimana dikatakan oleh Samuel Huntington, jika
syarat-syarat penguasaan tanah itu adil, hingga memungkinkan para petani hidup layak, kecil
kemungkinannya akan terjadi suatu revolusi. Sebaliknya, apabila tidak demikian dimana para
petani hidup miskin dan menderita, revolusi mungkin akan terjadi, kalau tidak dapat
dikatakan revolusi tidak akan dapat dihindarkan, kecuali jika pemerintah segera mengambil
tindakan-tindakan untuk memperbaiki keadaan itu. Tidak ada kelompok masyarakat yang
lebih konservatif dari pada para petani pemilik tanah dan tidak ada pula kelompok yang lebih
revolusioner dari pada mereka, jika memiliki tanah yang terlalu sempit, dengan pembayaran
sewa yang terlalu tinggi.

Untuk mencegah terjadinya peringatan tersebut, salah satunya adalah dengan program
landreform. Landreform dapat dipergunakan sebagai konsep dasar, baik untuk memenuhi
beberapa langkah menuju kearah keadilan sosial maupun untuk mengatasi rintangan dalam
rangka pembangunan ekonomi.
B.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian landreform ?


2. Apa tujuan landerform ?
3. Apa dasar-dasar hukum landerform ?
4. Apa prinsip-prinsip landerform ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Menerangkan pengertian landerform
2. Menerangkan tujuan landerform
3. Menyebutkan dasar-dasar hukum landerform
4. Menyebutkan prinsip-prinsip landerform

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Landerform
Landreform sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu land dan reform. Land artinya tanah,
sedang reform artinya perombakan atau perubahan untuk membangaun atau membentuk atau
menata kembali struktur pertanian baru. Untuk pelaksanaan prinsip-prinsip landreform yang
sudah digariskan dalam UUPA diperlukan peraturan palaksanaan, baik yang berupa Undangundang maupun peraturan pemerintah. Pengertian landreform memiliki sifat politis dan
teknis. Di negara-negara komunis, pengertian politis tersebut lebih bersifat slogan untuk
memenangkan massa dengan isu-isu emosional yang sangat menarik, seperti 'hancurkan tuan
tanah', dst. Bagi Indonesia, sifat politis dari landreform sama sekali tidak bertujuan demikian,
melainkan ditujukan untuk mencapai apa yang ingin dikembangkan dan strategi apa yang
harus dilaksanakan untuk mencapai cita-cita keadilan dalam pemilikan dan penguasaan tanah.

Selanjutnya, sifat teknis dari pengertian landreform adalah apa yang disebut Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) sebagai agrarian reform dalam arti sempit, yakni perombakan
hubungan

manusia

dengan

tanah

dan

lebih

merupakan

tindakan

teknis

untuk

mengembangkan segala lembaga-lembaga, baik ekonomi maupun sosial, yang berkaitan


dengan kehidupan pertanian. Bahkan tindakan-tindakan teknis dimaksud sudah berkembang
kepada pengembangan teknologi, baik dengan sarana penunjangnya, seperti pembangunan
sekolah, jalan, bantuan bank, penyuluhan penggunaan pupuk, pestisida, bibit unggul; dan dari
segi struktur, menetapkan adanya ceiling dan pemilikan minimum atas tanah, juga mengubah
sistem penguasaan atas tanah sehingga lebih memberikan rasa keadilan kepada rakyat (AP
Parlindungan, 1983: 13 dan 1990: 23).
Pada dasarnya landreform memerlukan program redistribusi tanah untuk keuntungan
pihak yang mengerjakan tanah dan pembatasan dalam hak-hak individu atas sumber-sumber
tanah. Jadi landreform lebih merupakan sebuah alat perubahan sosial dalam perkembangan
ekonomi, selain merupakan manifestasi dari tujuan politik, kebebasan dan kemerdekaan suatu
bangsa. Dalam kasus-kasus tanah, landreform dikenal sebagai agrarian reform sekedar untuk
memberikan pengertian perubahan dalam gambaran menyeluruh. Sebaliknya, beberapa pihak
menerjemahkan landreform secara sempit dan tradisionil, yaitu sebagai alat untuk
mengadakan penyediaan tanah bagi para penggarap, yang biasanya dikenal sebagai
redistribusi tanah atau dianggap sebagai landreform in practice.
B.

Tujuan Lenderform
Tujuan landerform menurut Michael Lipton dalam Arie S. Hutagalung (1985)
adalah :

1. Menciptakan pemerataan hak atas tanah diantara para pemilik tanah. Ini dilakukan melalui
usaha yang intensif yaitu dengan redisribusi tanah, untuk mengurangi perbedaan pendapatan
antara petani besar dan kecil yang dapat merupakan usaha untuk memperbaiki persamaan
diantara petani secara menyeluruh.
2. Untuk meningkatkan dan memperbaiki daya guna penggunaan tanah.
Dengan ketersediaan lahan yang dimilikinya sendiri maka petani akan berupaya
meningkatkan produktivitasnya terhadap lahan yang diperuntukkan untuk pertanian tersebut,
kemudian secara langasung akan mengurangi jumlah petani penggarap yang hanya
mengandalkan sistem bagi hasil yang cenderung merugikan para petani.
Hal lain yang juga bisa dimaksimalkan dari pelaksanaan land reform adalah suatu
mekanisme proteksi yang lebih ketat terhadap perubahan penggunaan tanah, karena harus

diakui bahwa pola pewarisan tanah dalam masyarakat Indonesia cenderung makin
mendorong fragmentasi lahan sehingga penguasaan lahan oleh petani semakin kecil.
Guna menjamin efektivitas dari land reform maka selain dilakukan redistribusi tanah
maka harus ada kejelasan yang mengikat bahwa objek tanah/lahan tersebut tidak bisa
berpindah tangan atau beralih peruntukkan penggunaannya, hal ini akan mengurangi
perpindahan penguasaan dan pemilikkan tanah kepada spekulasi tanah atau kegiatan non
pertanian lainnya. Tujuan-tujuan lenderform juga meliputi :
1. Segi Sosial Ekonomi
Landreform dapat memeperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat dengan memeperkuat
hak milik dan memperbaiki produksi nasional khususnya sector pertanian guna
memepertinggi penghasilan dan taraf hidup rakyat.

2. Segi Sosial Politis


Dengan landreform sistem tuan tanah dapat dihapuskan dan pemilikan tanah dalam
skala besar dapat dibatasi sehingga tanah dapat dibagikan secara adil agar menjadi sumbersumber penghidupan rakyat tani.
3. Segi Mental Psikologis
Landreform dapat meningkatkan kegairahan kerja bagi para petani penggarap dengan
jalan memberikan kepastian hak mengenai pemilikan tanah serta dapat memperbaiki
hubungan kerja antara pemilik tanah dengan penggarapnya.
C. Dasar-dasar Hukum
Seiring dengan perubahan konstelasi politik, alam demokrasi yang semakin menguat,dan
dilaksanakannya sistem desentralisasi, maka semangat pembaruan agraria juga menggemadan
kemudian

melahirkan

Ketetapan

MPR

Nomor

IX

Tahun

2001

yang

merekomendasikandilakukannya pembaruan atau revisi terhadap UUPA. Beberapa peraturan


perundang-undangantentang pengelolaan sumber daya alam (agraria) dikeluarkan sejak
dilakukannya reformasipemerintahan di tahun 1998. Baik itu yang kemudian dinilai
merupakan langkah maju maupunyang justru dinilai mundur dari substansi peraturanperaturan sebelumnya. Landreform kembali masuk dalam program penting pembaruan

agraria, yaitu disebutkandalam pasal 5 TAP MPR RI No. IX/MPR/2001 bahwa salah satu
arah kebijakan pembaruan agraria adalah:
- melaksanakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatantanah
(landreform) yang berkeadilan dengan memperhatikan kepemilikan tanah olehrakyat.
-

menyelenggarakan

pendataan

pertanahan

melalui

inventarisasi

dan

registrasi

penguasaan,pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah secara komprehensif dan


sisematis dalamrangka pelaksanaan Landreform.
Selanjutnya pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, redistribusi tanahpun
kembali diagendakan. Berdasarkan catatan Kompas, pembagian 8,15 juta hektar lahan ini
akan dilakukan pemerintah tahun 2007 hingga 2014. Diperkirakan, 6 juta hektar lahan akan
dibagikan pada masyarakat miskin. Sisanya 2,15 juta hektar diberikan kepada pengusaha
untuk usaha produktif yang melibatkan petani perkebunan. Tanah yang di bagian ini tersebar
diIndonesia, dengan prioritas di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi Selatan. Tanah itu
berasaldari lahan kritis, hutan produksi konversi, tanah telantar, tanah milik negara yang hak
guna usahanya habis, maupun tanah bekas swapraja.
D. Prinsip-prinsip Landerform
Sementara pemerintah melalui Program Pembaruan Agraria Nasional(PPAN) Kepala BPN RI
juga menekankan empat prinsip di dalam menjalankankebijakan, program dan proses
pengelolaan pertanahan di masa depan, yaitu(Winoto dalam Napiri M et.al., 2006b):
1.

Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraanrakyat, penciptaan


sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangankemiskinan dan kesenjangan
pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.( Pro sperity)

2.

Pertanahan berkontribusi secara nyata dalam peningkatan tatanan kehidupan bersama yang
lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T). ( E quity)

3.

Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk mewujudkan tatanan kepastianyang harus


dijaga kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan
perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem
pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian
hari. ( Social Welfare)

4.

Pertanahan berkontribusi secara nyata bagi terciptanya keberlanjutan sistemkemasyarakatan,


kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikanakses seluas-luasnya pada

generasi yang akan datang terhadap tanah sebagaisumber kesejahteraan masyarakat.


(S ustainability)

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landreform sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu land dan reform. Land artinya
tanah, sedang reform artinya perombakan atau perubahan untuk membangaun atau
membentuk atau menata kembali struktur pertanian baru. Tujuan landerform menurut
Michael Lipton dalam Arie S. Hutagalung (1985) a dalah Menciptakan pemerataan hak atas
tanah diantara para pemilik tanah. Ini dilakukan melalui usaha yang intensif yaitu dengan
redisribusi tanah, untuk mengurangi perbedaan pendapatan antara petani besar dan kecil yang
dapat merupakan usaha untuk memperbaiki persamaan diantara petani secara menyeluruh.
Untuk meningkatkan dan memperbaiki daya guna penggunaan tanah. Seiring dengan
perubahan konstelasi politik, alam demokrasi yang semakin menguat,dan dilaksanakannya
sistem desentralisasi, maka semangat pembaruan agraria juga menggemadan kemudian
melahirkan Ketetapan MPR Nomor IX Tahun 2001 yang merekomendasikandilakukannya
pembaruan atau revisi terhadap UUPA.

DAFTAR PUSTAKA
Harsono Boedi, 2003, Hukum Agraria Di Indonesia, Penerbit: Djembatan, Jakarta
Rusmadi Murad, 2007, menyikap tabir masalah pertanahan, Penerbit: Mandar Maju,
Bandung
http://www.scribd.com/doc/21061798/Sejarah-Singkat-Land-Reform

http://4iral0tus.blogspot.com/2010/12/tujuan-landreform.html
http://nasih.staff.ugm.ac.id/a/tan/20060925%20ref.htm
http://www.scribd.com/doc/53131086/18/Prinsip-dan-Landasan-Landreform
http://www.scribd.com/doc/53131086/18/Prinsip-dan-Landasan-Landreform
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/23/retribusi-landreform-di-indonesia-bag1/

Anda mungkin juga menyukai