Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Listrik di Indonesia
Ringkasan Berita
PLN mengusulkan agar pemerintah membentuk Badan Pengelola Subsidi Energi
Terbarukan, agar PLN tidak dianggap melakukan inefisiensi ketika membeli listrik dari energi
terbarukan dengan harga tinggi. Efisiensi PLN ditinjau dari angka subsidi pemerintah. Subsidi
kalau bisa tempatnya di badan penyangga, buka ditempatkan di PLN.
PLN senantiasa mendukung pembangunan energi terbarukan, melalui pembangunan
pembangkit listrik dari sumber-sumber energi terbarukan. Salah satu kendala yang
menghambat pengembangan energi terbarukan adalah harganya yang kurang ekonomis.
Pembangunan energi terbarukan untuk mencegah terjadinya krisis listrik pada masa
mendatang.(Sumber : Agustinus, Michael. 25 November 2015. PLN Minta Pemerintah
Bentuk Badan Khusus Pengelola Subsidi Listrik. www.finance.detik.com)
Abstract
This study aimed to analyze the impact of a decrease in electricity subsidies to the electricity
crisis facing by PLN due to their inefficiencies. This study uses quantitative methods with
simple linear regression analysis and historical approach. The object of the research is
subsidized fuel and electricity PLN from 2009 - 2014. The result, we find that the variable
fuel subsidies doesnt have positive and significant effect on the variable power crisis
Keywords: Electricity Subsidiary Decrease, Electricity Crisis, PLN Inefficiency
Abstrak
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penurunan subsidi listrik terhadap krisis
listrik yang dihadapi PLN karena inefisiensi yang dihadapinya. penelitian menggunakan
analisis regresi linier sederhana dan pendekatan historis. objek penelitian adalah subsidi bbm
dan ketenagalistrikan PLN dari tahun 2009 - 2014. hasil dari penelitian yang dilakukan
bahwa variabel subsidi bbm tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel
krisis listrik
Kata kunci : Penurunan Subsidi BBM, Krisis Listrik, Inefisiensi PLN
1.
Pendahuluan
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan amanat dan
tanggung jawab bagi Negara untuk menguasai kekayaan alam termasuk energi untuk
dipergunakan bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Ironi yang terjadi adalah Indonesia,
Negeri yang mempunyai kekayaan sumber energi
mengalokasikan kekayaan sumber energinya hingga ke pelosok negeri. Energi Listrik juga
belum sepenuhnya dikonsumsi oleh seluruh rakyat Indonesia dan masih banyak ditemukan
kelangkaan energi listrik di berbagai pulau, dari luar pulau jawa hingga pulau terpencil.
Listrik merupakan industri yang vital, oleh karena itu keberlangsungan pasokan listrik di
dalam negeri mutlak diperlukan (Anggito Abimanya, 116)
Mengapa energi listrik belum dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, akhir-akhir ini masyarakat dikejutkan dengan
pendapat seorang Menteri yang menggawangi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral
(ESDM), Sudirman Said, mengatakan bahwa Per definisi, DEN sudah menyimpulkan bahwa
situasi ketenagalistrikan kita sudah memasuki krisis. Krisis adalah situasi di mana reserve
marginnya kurang dari 30%,1.
Ancaman krisis listrik terjadi karena Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak dapat
menyediakan tambahan listrik setiap tahunnya karena keterbatasan dana. Akibatnya PLN
dibayang-bayangi dengan darurat krisis listrik dikarenakan inefsiensi yang dialami. PLN
mengalami defisit dikarenakan ongkos membeli BBM dan memproduksi listrik mengikuti
harga pasar (market price) dengan patokan adalah harga pasar BBM dunia yang fluktuatif,
sedangkan Tarif Dasar Listrik (TDL) menjadi kewenangan/keputusan Presiden (Keppres).
1
Oleh karena itu, agar listrik masih tetap bisa beroperasi dan melayani masyarakat secara luas,
pemerintah berkewajiban memberikan subsidi. Tanpa diberikan subsidi, dapat dipastikan
wilayah Indonesia akan mengalami pemadaman bergilir.
2. Tinjauan Teori
Subsidi Listrik
Subsidi menurut Oxford Advanced Learners Dictionary (1990) dalam penelitian
(Chinyere & Ani Casimir. 2013) adalah: the money that is paid by a government or
organization to reducethe cost of services or of producing goods so that their prices can be
kept low. Subsidi Listrik, sebagaimana dapat dipahami definisinya dari Undang-undang
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah alokasi anggaran yang
disalurkan melalui PLN yang menyediakan dan mendistribusikan tenaga listrik sehingga
harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.
Kebijakan Fiskal Energi
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui
kebijakan APBN, berkaitan dengan pengelolaan pendapatan; pengaturan pengalokasian
belanja & kebijakan pembiaayaan. Kebijakan Fiskal berfungsi sebagai instrumen untuk
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan yang berkesinambungan.
Pada tahun 2015, pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal terkait energi, yaitu:
untuk pelebaran ruang fiskal fiscal space, sehingga penurunannya dapat dialihkan untuk
meningkatkan anggaran infrastruktur. Anggaran infrastruktur juga dapat memfokuskan
terhadap penambahan dan pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik. Untuk mempermudah
dalam memahami strategi dan kebijakan penurunan subsidi energi, dapat dilihat kerangka
reformasi birokrasi subsidi di Indonesia pada Gambar 1
Gambar 1. Reformasi subsidi BBM Tahun 2015
Reverse Margin
Dalam makalah ini krisis listrik dikaitkan dengan reverse margin. Karena reverse
margin, menjadi satu-satunya patokan yang menjadi dasar kekhawatiran pemerintah akan
terjadinya krisis listrik. Sulit untuk mengkuantisir informasi krisis listrik, apabila dikaitkan
dengan tingkat pemadaman bergilir, distribusi listrik kepada pelanggan, kepuasan pelanggan,
produksi listrik, dan daya listrik yang terpasang.
Reverse Margin (RM) =
Metode historis dipakai untuk menganalisis hasil tren data, yang meliputi data subsidi
BBM dan data Ketenagalistrikan, antara lain: data distribusi konsumsi listrik, data daya
terpasang dan produksi listrik, serta data kapasitas PLN terhadap pemenuhan kebutuhan
puncak.
2. Pedekatan Kuantitatif dengan Metode Regresi Linier Sederhana dengan uji kesesuaian uji
t dan uji F
Dalam Somantri (2011:243), dinyatakan bahwa Regresi Linier Sederhana bertujuan
untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Model regresi linier sederhana : =
a+bx , dimana adalah variabel tak bebas (nilai duga), x adalah variabel bebas, a adalah
penduga bagi intersap (), b adalah penduga bagi koefisien regresi, dan , adalah parameter
yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistik sampel.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan antara Subsidi listrik (X) dengan
Krisis listrik (Y), dengan kondisi:
1. Hipotesis H0 diterima, jika dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel (X) dan
variabel (Y)
2. Hipotesis H0 ditolak, jika dinyatakan bahwa ada hubungan antara variabel (X) dan
variabel (Y)
Item
Subsidi
Listrik
Persentase
3667% -2%
57%
4%
6%
4%
-36% -42%
Peningkatan/
Penurunan
dati
tahun
sebelumnya
Sumber : Diolah dari Data APBN P 2005 2015 dan RAPBN 2016 Kementerian
Keuangan
Dari tabel 1, dapat dianalisis bahwa, subsidi listrik melonjak pesat dari 0,9 triliun pada
2005 menjadi 33,9 pada tahun 2005, yatu sekitar 3.667% . kenaikan yang sangat pesat
dikarenakan meningkatnya harga minyak mentah internasional dan konsumsi diesel pada
pembangkit listrik. subsidi listrik mencapai puncaknya pada 2011 dengan total 90triliun.
Kemudian sejak tahun 2014 subsidi listrik terus mengalami penurunan sampai dengan tahun
2016. Subsidi listrik tahun 2016 turun 42% daripada tahun 2015.
Perkembangan Ketenagalistrikan
Tren Data Ketenagalistrikan Indonesia yang merupakan Indikator penting PLN
Tabel 2. Tren Indikator Ketenagalistrikan di Indonesia 2005 2013
Rincian
Satuan
Tahun
2005
Daya
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
MW
43762
43048
42537
42715
42096
43638
44343
50287
49833
MWh
22515
24846
25224
25574
25637
32889r
35295
44739
47223
MWh
124505
131710
139711
148058
156797
175976
184173
201714
213750
Terpasang
Produksi
Listrik
Tenaga Listrik
Terjual
Sumber : Data Sekunder Hasil Pengolahan Survey Tahunan Perusahaan Listrik, BPS
Berdasarkan tabel 2 tentang indikator penting ketenagalistrikan di Indonesia, dapat
ditarik kesimpulan bahwa indikator tersebut tiap tahun mengalami peningkatan. PLN terus
meningkatkan kapasitas pemanfaatan energi listrik, termasuk melalui proyek penambahan
pembangkit tenaga listrik. Diharapkan pada tahun kedepan, PLN semakin meningkatkan daya
dan produksi listriknya untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik Indonesia.
Perkembangan Krisis Listrik di Indonesia
Krisis listrik di Indonesia dipicu oleh kemampuan dan daya kapasitas PLN dalam
memenuhi kebutuh puncak pelanggan, yang menggunakan rumus perhitungan Reserve
Margin. Data Reserve Margin dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Kapasitas PLN dalam Pemenuhan Kebutuhan Puncak (Reserve Margin)
Tahun
Daya Mampu
Beban Puncak
Reserve Margin
(MW)
(MW)
2009
22.047
23.438
0.94
2010
23.540
24.917
0,94
2011
25.449
26.664
0,95
2012
28.085
28.881
0,97
2013
29.010
30.834
0,94
2014
31.550
33.321
0,95
Sumber : Data Ketenagalistrikan PLN
Pengujian Hipotesis
Uji f
Untuk menguji signifikansi korelasi ini dengan uji F pada tabel ANOVA.
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Simultan
Variabel bebas Variabel
F
Sig. F
Keterangan
terikat
hitung
Subsidi listrik Krisis Listrik 1,181
0,338
Tidak linier dan
(X)
(Y)
Tidak signifikan
R-square = 0,228
F tabel = 4,28
Sumber : Output Pengolahan Data Regresi Linier Sederhana Melalui SPSS
Pada tabel 4 nilai F hitung sebesar 1,181 dan nilai signifikansi sebesar 0,338. Karena
nilai F hitung lebih kecil daripada nilai F tabel (1,181<4,28) atau nilai signifikansi lebih besar
dari alpha 5% (0,338>0,005) maka hasil regresi ini bukan termasuk model regresi linier. Nilai
koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,228, nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa tidak
adanya hubungan yang signifikan antara penurunan subsidi terhadap krisis listrik.
Uji t
Uji t adalah pengujian secara parsial untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bebas
(prediktor) terhadap variabel terikat (respon).
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Parsial
Variabel bebas Koefisien t hitung Sig. F Keterangan
Konstanta
0,928
48,989 0,000
Tidak signifikan
Subsidi BBM 0,000
1,087
0,338
Tidak signifikan
(X)
t tabel = 3,707
Sumber : Output Pengolahan Data Regresi Linier Sederhana Melalui SPSS
Nilai t hitung yang didapatkan sebesar 1,087 dan nilai signifikasinsi sebesar 0,338.
Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (1,087<3,707) atau nilai signifikansi lebih besar
dari dari alpha 5% (0,338>0,005), maka hipotesis H 0 diterima dan dapat dinyatakan bahwa
penurunan dampak subsidi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap krisis listrik.
Analisis Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil regresi linier sederhana menggunakan uji kesesuaian uji t dan uji F,
kedua uji hitung tersebut sama-sama menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara pemberian subsidi yang diberikan oleh pemerintah melalui PLN dengan krisis listrik di
Indonesia. Krisis listrik semata-mata dipengaruhi oleh faktor internal PLN, yaitu Kapasitas
PLN dalam memenuhi kebutuhan energi listrik. Oleh karena subsidi listrik
6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian atas pengaruh subsidi listrik terhadap ancaman krisis
listrik, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penurunan subsidi listrik tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap krisis
listrik yang menjadi tantangan PLN.
2. Krisis listrik tidak dipengaruhi oleh kurangnya bantuan pemerintah melalui subsidi
melainkan dipengaruhi oleh Kapasitas/Daya Kemampuan PLN untuk dapat memenuhi
Kebutuhan Puncak oleh pelanggan
3. Oleh karena subsidi listrik tidak memberikan dampak yang signifikan akan kemungkinan
bencana krisis listrik yang besar, maka pemerintah dapat meneruskan kebijakan untuk
mengurangi subsidi, termasuk rencana kebijakan penghapusan subsidi bagi golongan
menengah ke atas pada Tahun 2016.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Institusi PLN, diharapkan PLN tidak hanya menggantungkan bantuan pemerintah
melalui subsidi listrik, tetapi PLN perlu untuk memperbaiki inefisiensi dalam mencegah
terjadinya krisis listrik dan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Bagi peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian yang sama dalam penelitian ini agar
lebih menggali informasi dan data yang mendalam mengenai indikator-indikator yang lain
yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya yang sejenis dan kemungkinan
variabel lain yang digunakan untuk mengetahui terjadinya krisis listrik.
Referensi
Nugroho, Hanan, 2005. Tinjauan terhadap masalah subsidi BBM, ketergantungan pada
minyak bumi, manajemen energi nasional, dan pembangunan infrastruktur energi.
Perencanaan Pembangunan Edisi 02, Tahun X, 2005
Abimanyu, Anggito. 2011. Refleksi dan Gagasan Kebijakan Fiskal. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
IISD. 2012. Panduan masyarakat tentang subsidi energi di indonesia, perkembangan akhir
2012. Website: www.iisd.org/gsi
Masrum, Ali, 2014. Pengaruh Pengurangan Subsidi BBM, Kenaikan Harga Minyak dan
nflasi terhadap PDB Riil. Malang: Universitas Brawijaya
Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan. 2015. Website: www.fiscal.kemenkeu.go.id
diakses pada tanggal 29 November 2015 pukul 18.56
Badan pusat statistik (BPS). 2015. Website: www.Bps.go.id diakses pada tanggal 29
November 2015 pukul 19.15
Direktorat
Jenderal
Ketenagalistrikan
Kementerian
ESDM.
2015.
Website: