BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam keperawatan adalah penekanan
yang diberikan pada unit keluarga. Keluarga - bersama dengan individu ,
kelompok dan komunitas adalah klien atau penerima asuhan keperawatan.
Kita menyadari bahwa kesehatan anggota keluarga berhubungan erat dengan
kualitas kehidupan keluarga, karena keluarga membentuk unit dasar dalam
masyarakat, merupakan lembaga sosial yang memiliki pengaruh paling besar
terhadap anggotanya. Unit dasar ini sangat mempengaruhi perkembangan
seorang individu, sehingga dapat menjadi penentu keberhasilan atau
kegagalan hidup seseorang .
Keluarga menempati posisi antara individu dan masyarakat. Keluarga
menyediakan sumber daya penting dalam memberikan layanan kesehatan
yang efektif bagi masyarakat. Saat perawatan difokuskan pada keluarga ,
efektifitas perawatan terbukti meningkat ( Gillis & Davis , 1993 ) dalam
sebuah unit keluarga , setiap gangguan ( penyakit, cidera , perpisahan ) yang
mempengaruhi satu anggota keluarga atau lebih dapat, dan sering kali
memang , sedemikian rupa mempengaruhi anggota yang lain dan juga
mempengaruhi unit tersebut secara keseluruhan. Terdapat sebuah keterkaitan
yang kuat antara keluarga dan statu kesehatan anggotanya sehingga peran
keluarga amat penting dalam setiap aspek pelayanan kesehatan individu
anggota keluarganya , mulai dari promosi kesehatan hingga tahap rehabilitasi.
Pengkajian dan pemberian layanan kesehatan keluarga adalah hal yang
penting dalam membantu tiap anggota keluarga mencapai tingkat kesehatan
yang optimum (Gillis & Davis , 1993 dalam Friedman, 2010)
Salah satu teori keperawatan keluarga yang sering digunakan adalah teori
Friedman. Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari
teori sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional
sebagai teori-teori utama yang merupakan dasar dari model dan alat
pengkajian keluarga. Teori-teori lain yang ikut berperan kedalam dimensi
struktural dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress keluarga.
Diagnosa keperawatan keluarga dan strategi intervensi didasarkan pada
identifikasi data, tahap perkembangan keluarga, , struktur keluarga , fungsi
keluarga ,data lingkungan
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Mengidentifikasi Data
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang
terus menerus dan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap
informasi yang dikumpulkan secara sitematik mengunakan alat pengkajian
keluarga,
kemudian
diklasifikasikan
dan
dianalisis
untuk
Nama keluarga
Tipe Keluarga
Alamat dan telepon
Komposisi keluarga
Penggunaan genogram 3 generasi
Latar belakang kebudayaan (etnik)
Identifikasi Religius
- Agama keluarga
- bagaimana keluarga menangapi masalah (sehat/sakit) apakah
-
Keluarga baru dimulai pada saat dua orang individu menjadi pasangan
suami istri melalui perkawinan yang sah membentuk keluarga. Pasangan
suami istri baru perlu mempersiapkan kehidupan baru sehingga keduanya
membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Pada tahap ini
masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan
pasangannya.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a. Membentuk pernikahan yang memuaskan satu sama lainnya.
b. Berhubungan secara harmonis dengan kerabat/sanak saudara.
c. Perencanaan keluarga (keputusan menjadi orang tua atau memiliki
anak).
2. Tahap II : Keluarga dengan kelahiran anak pertama.
Tahap ini dimulai dari keluarga menantikan kelahiran yang berawal dari
kehamilan sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
bayi berusia 30 bulan.Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan
oleh pasangan suami istri. Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan
yang besar dalam keluarga sehingga pasangan harus beradaptasi dengan
perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Pada masa ini terjadi transisi
menjadi orang tua bagi keluarga baru sehingga membutuhkan persiapan
mental.
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain adalah :
a. Membentuk
keluarga
muda
sebagai
suatu
unit
yang
stabil
yang cukup agar mampu menangani diri mereka sendiri tanpa orang tua di
berbagai tempat. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi
perkembangan
anak
khususnya
kemandirian
anak
agar
tugas
perkembangan pada fase ini terpenuhi. Pengalaman di Taman kanakkanak, pusat penitipan anak atau program lainnya adalah cara yang baik
untuk membantu anak dalam tahap perkembangan ini.
Adapun tugas perkembangan keluarga pada tahap III ini adalah :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga akan tempat tinggal/rumah,
ruang privasi, ruang bermain dan keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru dan tetap memenuhi kebutuhan anak
lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
pernikahan, dan hubungan orang tua- anak) dan di luar keluarga
(hubungan dengan keluarga besar dan komunitas).
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak sekolah.
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia
6 tahun dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas yaitu pada usia 12 tahun.
Pada fase ini biasanya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Saat ini anak-anak memiliki
aktivitas dan minat mereka sendiri selain aktivitas di sekolah. Di tahap ini
pula orang tua belajar berpisah dengan anak dan memberi kesempatan
pada anak untuk bersosialisasi dengan aktivitas di sekolah dan di luar
sekolah.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi belajar
dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Family With Teenagers ( oldest child 13 -19/20 years )
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 th,berlangs 6-7 th, Tujuan
keluarga tahap ini adalah melonggarkan ikatan yg memungkinkan tangggung
jawab dan kebebasan yang lebih optimal bagi remaja untuk menjadi dewasa
muda. Pada tahap ini konflik perkembangan yang terjadi menjadi tantangan
bagi perawat, Otonomi yang meningkat (kebebasan anak remaja), Budaya
a.
dan
anggota
keluarga
ke
arah
penyelesaian
tugas-tugas
keluarga
meliputi
empat
hal
yaitu
keluarga inti, yaitu apakah keluarga berada pada tahap perkembangan I, II,
III, IV, V, VI, VII atau VIII ?
2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan untuk tahap
perkembangan saat ini ?
Tugas perkembangan keluarga apa saja yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta apa yang menjadi kendala tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi ?
Apabila keluarga dengan anak prasekolah maka pertanyaan pengkajian
dapat meliputi
tugas-tugas perkembangan keluarga anak prasekolah, antara lain:
Apakah keluarga sudah memiliki rumah,apakah merasa nyaman,apakah
anak
sudah
sosialisasi,
bagaimana
cara
orang
tua
menstimulasi
perkembangan anak,
Apakah ada hubungan yang tidak sehat dalam keluarga ? apa penyebabnya ?
apakah pernah membicarakan penyelesaian masalah tersebut? bagaimana
hubungan keluarga dengan komunitas ?apakah anak mengalami masalah
kesehatan fisik seperti penyakit menular, cedera akibat jatuh, luka bakar dan
lain-lain yang sering terjadi pada anak prasekolah ?
3. Riwayat keluarga Inti.
Keluarga inti adalah keluarga yang terbentuk karena pernikahan, terdiri atas
suami, istri dan anak-anak (biologis, adopsi atau keduanya). Pengkajian
riwayat keluarga mulai dari lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan
kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadiankejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan
(perceraian, kematian,kehilangan dan lain-lain) yang terjadi dalam
kehidupan keluarga.
4. Riwayat keluarga sebelumnya.
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan,
seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam dengan kedua orang
tua). Pengkajian dapat meliputi antara lain ; bagaimana riwayat kesehatan
mengancam) dan
- Pembuangan sampah (tetutup atau terbuka, jarak TPS dari rumah).
b. Lingkungan Tetangga Dan Komunitas
Lingkungan tetangga dan komunitas dimana keluarga tinggal sangat
mempengaruhi keluarga. Dalam lingkungan yang homogenya baik pola
perilaku, nilai dan minat yang sama, secara alamiah mereka cenderung
10
Homogenitas
Friedman,
1999).
Pengkajian : lingkungan tetangga dan komunitas
1) Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi :
- Tipe lingkungan/komunitas (desa, sub kota, kota),
-
3) Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitasfasilitas umum lainnya seperti:
-
11
diharapkan sesuai perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan (Friedman, 2003). Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai isteri/suami atau anak.
1.1. Jenis-jenis peran :
1.1.1. Peran- peran formal
Peran- peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap kandungan struktur
peran kelurga seperti ayah, ibu, dan anak.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Peran Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat
1.2.3.
12
1.3.
tersebut.
2. Nilai keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam
keluarga. Nilai adalah sebuah keyakinan abadi yang berfungsi sebagai
pedoman bagi tindakan (Friedman, 2003). Sedangkan nilai-nilai keluarga
didefinisikan sebagai suatu sistem ide sikap dan kepercayaan tentang nilai
suatu keseluruan atau konsep yang sadar maupun yang tidak sadar mengikat
bersama-sama seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya (Friedman,
2003). Kebudayaan keluarga merupakan suatu sumber sistem nilai dan
norma-norma yang menentukan pemahaman individu sifat serta makna
kehidupan. Nilai-nilai bersifat dinamis serta berfungsi sebagai pedoman
umum bagi perilaku dalam keluarga sebagai nilai-nilai tersebut membimbing
perkembangan aturan-aturan dari keluarga (Friedman, 2003).
Norma-norma merupakan pola-pola perilaku yang dianggap menjadi hak
dari sebuah masyarakat tertentu, dan pola-pola perilaku semacam itu
disarankan pada sistem nilai dari keluarga berbeda dengan aturan-aturan
keluarga yang merupkan suatu refleksi keluarga menunjuk pola pangaturan
khusus yang keluarga pertahankan yaitu tentang apa yang dapat diterima dan
tidak dapat diterima serta diatur keluarga diatur oleh nilai-nilai yang lebih
abstrak (Friedman, 2003).
Variabel utama yang mempengaruhi nilai keluarga:
1. Status sosioekonomi
Status sosioekonomi keluarga mempengaruhi gaya hidup keluarga dan
juga merupakan faktor yang sangat kuat dalam nilai keluarga.
2. Etnisitas dan alkulturisasi keluarga
13
kumpulan dua orang atau lebih secara bersama-sama karena suatu ikatan lahir dan
emosional dan setiap individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga (Friedman, 2010). Jika peran tersebut dapat dijalankan
dengan baik oleh setiap anggota keluarga, maka diharapkan keharmonisan
keluarga dapat terbangun yang mana dapat diukur melalui pola komunikasi yang
baik antar anggota keluarga.
Pola komunikasi dapat berupa pola komunikasi fungsional atau disfung
sional. Pola komunikasi fungsional dalam keluarga dapat dikaji dari adanya
komunikasi yang jelas dan kongruen, adanya ekpresi perasaan, komunikasi
terbuka dan fokus. Sedangkan komunikasi disfungsional dalam keluarga dapat
dilihat dengan adanya kondisi yang berpusat pada diri sendiri, kebutuhan terhadap
persetujuan secara total atau menyeluruh, kurangnya empati, dan adanya
komunikasi tertutup.
4. Teori Pengkajian Struktur Kekuasaan
14
15
16
dengan
mengkaji
keseimbangan
antara
stressor(lama
dan
kekuatannya, sifat serta kekuatan unsur pendukung baik dari dalam atau luar
keluarga, keluarga dapat berupaya melenyapkan atau mengurangi potensi stressor
dan memperkuat sumber keluarga.
Kekuatan/sumber pendukung merupakan seluruh atribut dan dukungan
yang ada digunakan oleh keluarga dalam situasi krisis. Sumber keluarga secara
individu meliputi : kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan, sifat kepribadian
(Misalnya:optimisme, negativisme, dll), kesehatan fisik, dan kesehatan emosional.
17
resolusi-konflik.
Sumber
komunitas
meliputi
dukungan
18
Strategi ini meliputi (1) mencari informasi dan pengetahuan (2) memlihara
hubungan aktif dengan komunitas yang lebih luas,(3) mengupayakan dukungan
sosial (4) mencari dukungan spiritual
BABIII
PEMBAHASAN
1. Aplikasi pengkajian Friedman dalam tahap perkembangan Lansia
1.1.
Identifikasi data
1.2.
Tahap perkembangan dan riwayat keluarga
1.3.
Data lingkungan
1.4.
Struktur keluarga
1.5.
Fungsi keluarga
1.6.
Stress, koping dan adaptasi keluarga
2. Analisis 5 tugas keluarga dalam tahap perkembangan lansia
2.1.
Mengenal masalah
Transisi peran misalnya: perkawinan, perceraian, kematian orang tua atau
pasangan dan juga lebih kabur sebagai suatu respon berkelanjutan
terhadap pengalaman hidup. Suatu perubahan peran yang dialami oleh
suatu anggota keluarga memaksa perubahan peran pelengkap pada anggota
keluarga lain. Sebagai contoh pada keluarga lansia mempunyai anak yang
19
2.4.
keluarga.
Memodifikasi lingkungan
Keluarga dengan tahap perkembangan lansia dapat melakukan modifikasi
lingkungan bedasarkan dampak dari masalah peran atau nilai yang muncul
dalam keluarga. Sebagai contoh peran sebagai kakek yang sudah
mengalami beberapa penururan fungsi seperti fungsi mendengar,
sebaiknya keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah seperti
mengurangi kebisingan dirumah dan berbicara lebih keras agar ketika
20
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model pengkajian keluarga Friedman menggambarkan kumpulan
pertanyaan pada area pengkajian keluarga yang terdiri dari enam kategori
yang luas : mengidentifikasi data, tahap dan riwayat perkembangan, data
lingkungan , struktur keluarga, fungsi keluarga serta stres, koping, dan
adaptasi keluarga. Model pengkajian ini membantu perawat untuk
memutuskan kategori yang relevan dalam pelaksanaan perawatan
komunitas yang dapat digali lebih dalam lagi dalam setiap kunjungan
keluarga. Model pengkajian keluarga Friedman menjadi penting untuk
diterapkan sebagai dasar intervensi keperawatan pada keluarga karena
keluarga merupakan sumber daya penting dalam pemberian pelayanan
kesehatan. Terdapat sebuah keterkaitan yang kuat antara keluarga dan
status kesehatan anggotanya, sehingga peran keluarga amat penting dalam
setiap aspek pelayanan kesehatan individu anggota keluarganya, mulai dari
promosi kesehatan hingga tahap rehabilitasi.
B. SARAN
21