Anda di halaman 1dari 3

F.

Notaris Sebagai Pejabat Umum


Istilah Pejabat Umum merupakan terjemahan dari istilah Openbare
Amtbtenaren yang terdapat dalam Pasal 1 PJN dan Pasal 1868 KUHPerdata
yaitu adalah pejabat yang mempunyai tugas yang bertalian dengan
kepentingan publik, sehingga diartikan sebagai Pejabat Publik. Pejabat
Umum adalah pejabat yang diangkat oleh pemerintah serta memiliki
kewenangan tertentu dalam suatu lingkungan pekerjaan yang tetap (karena
memangku suatu jabatan) yang berkaitan dengan pelayanan terhadap
masyarakat. Apakah sama dengan Pegawai Negeri karena sama-sama
diangkat oleh pemerintah. Hal tersebut tidak membuat Jabatan Notaris sama
dengan Pegawai Negeri, karena selain diatur atau tunduk pada peraturan
yang berbeda juga karakteristik notaris bersifat mandiri (autonomous), tidak
memihak

siapapun

(impartial),

tidak

bergantung

pada

siapapun

(independent), yang berarti dalam menjalankan tugas jabatannya tidak dapat


dcampuri oleh pihak lain termasuk pihak yang mengangkatnya.
Pejabat Umum diartikan sebagai pejabat yang diserahi tugas untuk
membuat akta otentik yang melayani kepentingan publik, yaitu orang yang
dengan syarat-syarat tertentu memperoleh kewenangan dari negara secara
atributif yakni pemberian kewenangan yang baru kepada suatu jabatan
berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan atau aturan hukum.
Notaris diberikan kewenangan oleh peraturan perundang-undangan yakni
UUJN, yang berarti juga kewenangan tersebut sebatas apa yang diberikan
oleh UUJN untuk melaksanakan sebagian fungsi publik dari negara
khususnya dalam bidang hukum perdata untuk membuat alat bukti otentik.
Menurut Montesquieu pembagian kekuasaan di suatu Negara terbagi
atas Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Dan ada satu kekuasaan yang tidak
termasuk ketiga pembagian tersebut yaitu pelayanan umum/masyarakat
yang diberikan oleh Negara melalui Undang-Undang dan merupakan
kewenangan yang diterima oleh Notaris di Indonesia secara atributif.
Adapun yang dimaksud dengan alat bukti berdasarkan Pasal 1866
KUHPerdata, yaitu:
1. Bukti tulisan;

2.
3.
4.
5.

Bukti dengan saksi-saksi;


Persangkaan-persangkaan;
Pengakuan;
Sumpah.
Pasal 1867 KUHPerdata menyebutkan bahwa pembuktian dengan

tulisan dilakukan dengan tulisan-tulisan otentik dan tulisan-tulisan di bawah


tangan. Akta otentik merupakan suatu alat bukti yang sempurna, yaitu
apabila akta otentik diajukan sebagai alat bukti dalam suatu persidangan,
maka tidak diperlukan bukti pendukung lain yang menyatakan bahwa akta
otentik tersebut benar. Hal ini dikarenakan suatu akta otentik telah dapat
dipastikan kebenarannya. Akta tersebut otentik setelah Notaris menjadi
pejabat umum yang berarti telah diangkat dan disumpah, barulah akta yang
dibuatnya otentik.
Notaris sebagai pejabat umum diberikan kewenangan oleh
pemerintah untuk membuat akta otentik sebagaimana dimaksud pada Pasal
1868 KUHPerdata, yaitu suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan
oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum
yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta dibuatnya.
Notaris sebagai pejabat umum bukan berarti notaris adalah pegawai
negeri. Walaupun menurut definisi tersebut ditegaskan bahwa Notaris itu
adalah pejabat umum (openbare ambtenaar), ia bukan pegawai menurut
undang-undang atau peraturan-peraturan kepegawaian negeri. Ia tidak
menerima gaji, bukan bezoldigd staatsambt, tetapi menerima honorarium
sebagai penghargaan atas jasa yang telah diberikan kepada masyarakat.
Pasal 2 UU No. 3 tahun 2004 menyatakan Notaris diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri. Yang dimaksud dalam pasal ini bukan menteri
dalam kapasitasnya sebagai pembantu Presiden, melainkan Menteri yang
secara

atributif

mendapat

perintah

dari

undang-undang

untuk

melaksanakannya, jadi Notaris bukan bagian dari pemerintahan.


G. Jenis Notaris
Terdapat 2 (dua) jenis Notaris, yaitu:
1. Notaris Civil Law

Notaris civil law yaitu lembaga notariat berasal dari Italia Utara,
Kelompok negara yang menganut civil law system adalah negara-negara
Eropa seperti Belanda, Prancis, Luxemburg, Jerman, Austria, Swiss,
Yunani, Spanyol dan juga dianut oleh Indonesia, karakteristiknya, adalah:
a. Diangkat oleh penguasa yang berwenang;
b. Bertujuan melayani kepentingan masyarakat umum;
c. Mendapatkan honorarium dari masyarakat umum.
Notaris civil law akan mengeluarkan akta yang sama persis dengan asli
akta (minuta akta) yang disimpan dalam kantor notaris. Akta yang dibuat
oleh seorang notaris dalam civil law system merupakan akta otentik yang
sempurna sehingga dapat dijadikan alat bukti yang sah di pengadilan.
Ciri yang essensial dari Notaris dalam sistem civil law adalah sifat
mandiri yang tidak berpihak, dalam arti memperhatikan semua pihak
yang terlibat dalam transaksi hukum sehingga dapat mencegah perkara
dikemudian hari.
2. Notaris Common Law
Notaris common law yaitu Notaris yang ada di negara Inggris dan
Skandinavia.
Karakteristiknya, adalah Akta yang dibuat tidak dalam bentuk
tertentu. Maksudnya adalah, akta yang dibuat bentuknya tidak ditentukan
secara khusus oleh Undang-Undang seperti Notaris civil law yang
berlaku di Indonesia, dan notaris bukanlah pejabat negara. Mereka tidak
diangkat oleh negara, tetapi mereka adalah notaris partikelir yang bekerja
tanpa adanya ikatan pada pemerintah. Mereka bekerja hanya sebagai
legalisator dari perjanjian yang dibuat oleh para pembuat perjanjian.
Dokumen yang dikeluarkan oleh notaris bukanlah dokumen otentik
karena tidak dibuat di hadapan notaris, hanya pengesahannya yang
dilakukan notaris

Anda mungkin juga menyukai