OLEH:
(KELOMPOK 1)
ANGGA NURVIA PUTRA
123210159
BURHANUDDIN RABANI
123210490
123210491
FENNY GUSTANTI
123210409
TOETY MARLIATY
123210708
KELAS A
JURUSAN PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014
Fluida reservoir yang terdapat dalam pori-pori batuan reservoir pada tekanan dan
temperatur tertentu, secara alamiah merupakan campuran yang sangat kompleks dalam
susunan atau komposisi kimianya. Sifat-sifat dari fluida hidrokarbon, menentukan laju
aliran minyak atau gas dari reservoir menuju dasar sumur, mengontrol gerakan fluida
dalam reservoir dan lain-lain.
Fluida reservoir minyak dapat berupa hidrokarbon dan air (air formasi).
Hidrokarbon terbentuk di alam, dapat berupa gas, zat cair ataupun zat padat. Sedangkan
air formasi merupakan air yang dijumpai bersama-sama dengan endapan minyak.
I. KOMPONEN HIDROKARBON
Komponen Hidrokarbon dapat terbentuk menjadi ikatan yang sangat rumit, dari
Hidrokarbon ringan seperti gas sampai minyak berat. Bentuk dari senyawa hidrokarbon
merupakan senyawa alamiah dimana dapat berupa gas, cair maupun padatan.
Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen. Senyawa
karbon dan hidrogen mempunyai banyak variasi yang terdiri dari hidrokarbon rantai
terbuka, yang meliputi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh serta hidrokarbon rantai
tertutup (susunan cincin) meliputi hidrokarbon cylic alipahatic dan hidrokarbon
aromatic. Keluarga hidrokarbon dikenal sebagai seri homolog, anggota dari seri
homolog ini mempunyai struktur kimia dan sifat-sifat fisiknya dapat diketahui dari
hubungan dengan anggota deret lain yang sifat fisiknya sudah diketahui. Sedangkan
pembagian tingkat dari seri homolog tersebut didasarkan pada jumlah atom karbon
pada struktur kimianya.
dan
dikatakan
dalam
keadaan
jenuh
(saturated).
keadaan jenuh
di
2. Volatile Oil
Volatile oil mengandung relatif lebih sedikit molekul-molekul berat
dan lebih banyak intermediates (yaitu etana sampai heksana) dibanding black oil.
Diagram fasa dari volatile oil secara umum ditunjukkan pada Gambar
dibawah. Rentang harga temperatur yang tercakup lebih kecil daripada black oil.
Temperatur kritik- nya jauh lebih kecil daripada black oil, bahkan mendekati
temperatur reservoir. Iso- vol-nya juga tidak seragam jaraknya, tetapi cenderung
melengkung ke atas di depan garis titik gelembung.
Garis vertikal menunjukkan jalur penurunan tekanan pada temperatur
konstan selama produksi. Harap diperhatikan bahwa penurunan yang kecil pada
tekanan di bawah titik gelembung, titik - 2, menyebabkan bebasnya sejumlah besar
gas di reservoir.
Suatu volatile oil dapat menjadi gas sebesar 50% di reservoir pada tekanan
hanya beberapa ratus psi di bawah tekanan gelembung. Iso-vol dengan persentase
cairan jauh lebih kecil melintasi kondisi separator. Oleh karena itu disebut volatile
oil (minyak yang mudah menguap).
3. Retrograde Gas
Diagram fasa untuk retrograde gas lebih kecil daripada untuk minyak
dan titik kritik-nya berada jauh di arah bawah dari lengkungan. Perubahan
tersebut merupakan akibat dari kandungan retrograde gas yang terdiri dari lebih
sedikit hidrokarbon berat daripada minyak.
Diagram fasa dari retrograde gas memiliki temperatur kritik lebih kecil dari temperatur
reservoir dan cricondentherm lebih besar daripada temperatur reservoir. Seperti terlihat
pada Gambar dibawah, awalnya retrograde gas merupakan fasa gas di reservoir, titik - 1.
Bersamaan dengan menurunnya tekanan reservoir, retrograde gas memberikan titik
embun, titik - 2. Dengan menurunnya tekanan, cairan mengembun dari gas untuk
membentuk cairan bebas di reservoir. Cairan ini sebagian tidak mengalir dan tidak
dapat diproduksi.
Jalur
tekanan
reservoir
pada
diagram
fasa
menunjukkan bahwa
pada
beberapa tekanan yang rendah cairan mulai mengembun. Hal ini terjadi di laboratorium;
walaupun demikian, ada kemungkinan hal ini tidak terjadi secara luas di reservoir
karena selama produksi keseluruhan komposisi dari fluida reservoir berubah.
4. Wet Gas
Seluruh diagram fasa dari suatu campuran hidrokarbon dengan molekul-molekul
yang lebih kecil dan menonjol akan berada di bawah temperatur reservoir. Sebuah contoh
dari diagram fasa wet gas diberikan pada Gambar dibawah.
Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam reservoir sepanjang penurunan
tekanan reservoir. Jalur tekanan, garis 1-2, tidak masuk ke dalam lengkungan fasa. Maka
dari itu, tidak ada cairan yang terbentuk di dalam reservoir. Walaupun demikian, kondisi
separator berada pada lengkungan fasa, yang mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di
permukaan (disebut kondensat).
Kata wet (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut basah oleh
air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang terkondensasi pada kondisi permukaan.
Tabel 2 - Hasil Yang Diinginkan Dari Analisa Laboratorium Terhadap Ke-5 Jenis Fluida
Beberapa sifat fluida yang perlu diketahui dan yang akan dibahas disini meliputi : sifat
fisik gas, sifat fisik minyak, dan sifat fisik air formasi.
1. Sifat Fisik Gas
Gas bumi merupakan campuran dari hidrokarbon golongan parafin terdiri dari C1
sampai C4 tiap molekulnya. Tetapi sering ditemukan gas bumi yang mengandung
hidrokarbon dengan berat molekul lebih besar dari molekul C1 sampai C4.
Disamping senyawa hidrokarbon, gas bumi juga mengandung CO2, N2, H2S, He dan
uap air. Pada umumnya prases terbesar pembentuk gas bumi adalaii komponen
methana yang dapat mencapai 98%.
Secara garis besar gas dapat digolongkan sebagai berikut:
- Sweet gas, gas bumi yang tidak mengandung H 2S dalam jumlah yang cukup
berarti.
- Sour gas, gas bumi yang mengandung H2S dalam jumlah yang cukup beraili.
- Dry gas, gas bumi yang tidak mengandung material-gasoline dalam jumlah yang
berarti.
- Wet gas, gas bumi yang mengandung natural gasoline dalam jumlah berarti.
Sifat fisik gas yang akan dibahas disini adalah densitas, viskositas, faktor volume
formasi gas dan kompresibilitas gas. Sifat-sifat ini memberi peranan dalam
perkiran-perkiraan reservoir.
a. Densitas Gas (g)
Berat jenis atau densitas didefinisikan sebagai massa tiap
satuan volume.
g
u
= rapatan gas
= rapatan adara
Sesuai dengan persamaan untuk gas ideal, maka rumus rapatan atau densitas gas
ideal adalah :
=
m PM
=
V RT
dimana :
m
= barat gas, lb
= temperatur, Ro
Rumus di atas hanya berlaku untuk gas berkomponen tunggal. Sedangkan untuk
gas campuran digunakan rumus sebagai berikut :
g =
PM a
zRT
dimana :
z
Ma
Yi
Mi
b. Viskositas Gas
Viskositas gas adalah ukuran tahanan fluida (gas) terhadap aliran yang
mempunyai satuan centipoise atau gram/100/ detik/1 centimeter. Viskositas gas
akan naik dengan bertambahnya suhu, dalam hal ini kebiasaan gas akan
berlainan dengan cairan, untuk gas campuran viskiositasnya tidak tergantung
dari tekanan. Gas sempurna berubah menjadi gas tidak sempurna bila tekanan
dinaikkan dan tabiatnya mendekati tabiat zat cair.
Salah satu cara menentukan viskositas gas yaitu dengan korelasi grafis
(Carr.et.al), dimana cara ini untuk menentukan viskositas gas campuran pada
sembarang tekanan maupun suhu dengan memperhatikan adanya gas-gas ikutan,
seperti H2S, CO2, dan N2. Adanya gas-gas non-hidrokarbon tersebut akan
memperbesar viskositas gas campuran.
Vres
Vsc
atau
B g 0.00504
zT resbbl
P scf .
1 dV
V dP
Vs
Vi
Untuk mengetahui harga Z diperlukan harga Ppc dan Tpc sehingga diperoleh
harga Pr dan Tr. Dari harga yang diperoleh, harga Z (deviation faktor) dapat
dilihat pada grafik korelasi Katz dan Standing.
gd
b. Viskositas Minyak
Viskositas minyak adalah suatu ukuran tentang besarnya keengganan minyak
untuk mengalir. Viskositas merupakan perbandingan shear stress dan shear rate.
Viskositas dinyatakan dengan persamaan :
F
=
dv
A
dy
dimana :
= viskositas , gr/(cm.sec)
= shear stress
dv/dy
Yang mempengaruhi viskositas ialah tekanan, suhu, dan kelarutan gas dalam
minyak.
Dengan menurunnya tekanan reservoir, maka viskositas minyak awalnya turun
dengan adanya pengembangan minyak dan penurunan terus berlanjut sampai
tercapainya tekanan kejenuhannya, maka viskositas cairan akan naik karena
terjadinya pembebasan gas dari cairan. Naiknya viskositas ini karena keluarnya
senyawa-senyawa komponen ringan yang mempunyai viskositas yang lebih
rendah
dari
larutan.
g
+ + 1.25T
o
dimana :
Rs
= temperatur, oF.
minyak
dibagi
menjadi
dua
berdasarkan
kondisi
kejenuhannya, yaitu :
- Kompressibilitas minyak tak jenuh, dimana dipengaruhi oleh berat jenis, tekanan
dan temperatur.
B ob - B oi
B oi ( Pi - Pb )
dimana :
Bob
Boi
Pi
= tekanan reservoir
Pb
jenuh
terhadap
gas
alam
pada
kondidi
reservoir.
yang
oleh
adanya
perubahan
tekanan
yang
Cwp
Cw
dalam air
sumur yang berlaku (Gambar 32). Alat ini dapat dipasang juga pada wireline atau
pada DST string.
Metode ini sangat efektif digunakan saat well testing atau uji produksi pada sumur
eksplorasi dan kadang digunakan saat openhole logging. Beberapa pertimbangan
menggunakan bottom-hole sampling adalah :
- Tekanan alir dasar sumur saat pengambilan contoh fluida lebih besar dari
tekanan jenuh.
- Peralatan yang digunakan tidak memiliki kesulitan untuk menurunkan tabung
sampel ke kedalaman yang diinginkan dan menariknya kembali ke permukaan.
Pertimbangan ini perlu dikaji terutama untuk minyak yang memiliki API gravity
< 10.
- Volume fluida yang diperlukan untuk analisa relatif kecil (beberapa liter).
- Akan dilakukan kajian tentang asphaltene.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memastikan validitas dari contoh fluida adalah :
- Mengukur tekanan buka dari tabung sampel (sampler) pada temperatur ruang
- Mengukur volume sampel pada temperatur ruang
- Mengukur tekanan jenuh sampel pada temperatur ruang
Saat
(dilakukan
dengan
mengamati
perubahan
dengan
mengambil
beberapa
sampel
di
bawah
permukaan dan
membandingkan tekanan saturasinya pada temperatur batas di lokasi sumur. Hal ini
dapat dilakukan menggunakan pompa injeksi merkuri dan pengukur tekanan yang
akurat yang disambungkan pada sampel. Ruang tersebut umumnya mengandung
fasa minyak dan gas bebas akibat pengurangan pada temperatur antara lubang
sumur dan permukaan. Penginjeksian merkuri meningkatkan tekanan di dalam
ruang sampel sampai pada suatu tekanan saturasi yang berhubungan dengan batas
temperatur permukaan, seluruh gas akan terlarut. Tekanan saturasi ini dapat
dideteksi dengan mudah karena adanya suatu perubahan yang mencolok pada
kompresibilitas antara fluida 2 fasa dan 1 fasa. Jika hal tersebut ditentukan secara
ekperimental di lokasi sumur, dimana sampel yang berturut-turut memiliki
perbedaan tekanan saturasi yang nyata, menandakan alat telah rusak atau sumur
tidak dikondisikan dengan baik. Sebagai tambahan, sangatlah perlu menentukan
tekanan dan temperatur statik reservoir dengan uji sumur sebelum pengambilan
sampel.
Secara singkat pelaksanaan pengambilan contoh fluida dengan metode ini adalah
seperti berikut ini. Sumur diproduksi pada laju yang stabil untuk suatu periode
beberapa jam dan rasio gas-minyak diukur dalam scf dari gas separator per stock
tank barrel minyak. Jika rasio ini stabil selama periode pengukuran, maka dapat
dipastikan bahwa dengan merekombinasi minyak dan gas pada rasio yang sama
akan menghasilkan suatu campuran sampel fluida reservoir yang representatif.
Bahkan, hanya sedikit penyesuaian yang harus dibuat untuk menentukan rasio yang
sebenarnya dimana sampel-sampel harus direkombinasi.
Salah satu keistimewaan dari metode pengambilan sampel rekombinasi di
permukaan adalah secara statistik metode ini memberikan harga yang dapat
diandalkan dari rasio gas minyak yang diproduksi, yang diukur melalui suatu
periode beberapa jam; lebih jauh lagi, metode ini memungkinkan pengambilan
sampel fluida dalam jumlah besar. Tentu saja, seperti metode pengambilan sampel
di bawah permukaan, metode pengambilan sampel di permukaan hanya akan
menyediakan rasio gas-minyak yang benar bila tekanan di sekitar sumur adalah
pada atau di atas tekanan gelembung. Jika tidak, rasio gas-minyak di permukaan
akan menjadi lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung pada apakah saturasi gas
bebas di reservoir berada di bawah atau di atas saturasi kritik dimana gas akan
mulai mengalir. Mengingat hal tersebut, maka harus ditekankan bahwa
pengambilan sampel PVT harus dilakukan secepat mungkin di awal masa produksi
lapangan untuk memfasilitasi pengambilan sampel di mana minyak dan gas
digabungkan pada rasio yang benar.