Anda di halaman 1dari 8

Masalah-masalah dengan Sistem

Demokrasi di Indonesia
Penulis merasa sistem demokrasi di Indonesia tengah macet sekarang ini. Banyak sekali
kelemahan dalam sistem ini. Keberadaan partai politik yang tidak bermoral dan media yang
kurang kritis memperburuk pelaksanaan demokrasi. Artikel ini akan mencoba menyajikan
fakta-fakta baru yang erat kaitannya dengan sistem perpolitikkan namun belum banyak
diketahui umum.
Apakah anda mengenali perwakilan anda?
Sewaktu pemiu legislatif 2009 kemarin berapa banyak calon yang anda coblos? Kalau ikut
prosedur umum anda seharusnya memilih 4 orang calon. Satu untuk DPR, satu DPRD
propinsi, satu DPRD kabupaten/kota, dan satu DPD. Nah, dari 4 calon yang beruntung itu
(jikalau mereka terpilih):

Berapa yang anda kenali secari pribadi?

Anda tahu di mana rumah beliau?

Berapa hari dalam 1 minggu beliau berkunjung ke Dapilnya?

Berapa pendapatan beliau (gaji dan tunjangan-tunjangan)?

Puaskah anda dengan hasil kerja beliau?

Kalau ada masalah, bagaimana cara menghubungi beliau?

Penulis sendiri sudah bisa mereka-reka jawaban anda terhadap pertanyaan di atas. Ironis
memang, banyak dari kita tidak kenal perwakilan kita sendiri. Berikut sejumla tips penulis
agar anda lebih berhati-hati memilih di waktu yang akan datang:
1. Pilihlah calon yang langsung datang/diwakili tim sukses ke rumah anda
2. Kalau dia tawarkan uang, ambil uangnya dan pilih calon lain
3. Kalau pileg kemarin terpilih jangan dipilih lagi, satu term cukup, biar mereka usaha
lebih keras
4. Selalu minta email/no hp mereka, gak mau ngasih ya jangan dipilih
Siapa yang bertanggung jawab atas masalah-masalah anda?

Sebetulnya semua rakyat di negara demokrasi ini tidak perlu memikirkan banyak hal.
Sebagian besar hal seperti: kesehatan, pendidikan, & lapangan kerja merupakan tanggung
jawab pemerintah. Rakyat ya tinggal kerja, dapat duit dan habiskanlah duit itu (kalau mau
ditabung ya bagus). Sekarang ini di Indonesia rakyat tidak banyak yang tahu ngadunya ke
siapa. Kalau BBM jelas tanggung jawab pemerintah pusat, Air tanggung jawab pemerintah
daerah. Tapi perlukah kita berunjuk rasa di depan kantor mereka itu? Bukankah lebih elok
kalau kita memanggil perwakilan yang kita pilih sewaktu pileg? Biar mereka yang lalu
marahin Bupati/Presiden? Ancamlah mereka seperti ini: Lu selesaikan atau Lu gak gua
pilih lagi! atau Lu pengen kepilih lagi, mending Lu hajar itu Presiden sekarang!!.
Kita yang menempatkan mereka di atas, kita juga yang punya kuasa menjatuhkan. Jadi kita
gak usah bergantung lagi kepada mahasiswa anarkis atau kaum pengangguran untuk berdemo
mengepung Jakarta.
Rendahnya apresiasi terhadap perwakilan berkualitas
Tentu mudah kalau kita tunjuk tangan dan menghakimi perwakilan kita yang jelek. Tapi saya
mencoba memandang dari sisi yang lain. Kalau ada wakil anda yang berprestasi, apa
yang mampu anda berikan kepada dia? Dipilih lagi doank? Ya jelas gak cukup dong.
Makanya kebanyakan perwakilan yang udah terpilih rata-rata berpikiran seperti ini: Buruan
sikat, mumpung masih sempat!! Saya rasa perlu ada mekanisme di DPR/DPRD/DPD agar
sistem reward dan punishment berlaku, bukan cuma punishment doang.
Yang salah bukan partai tapi anda
Partai itu terdiri dari sekumpulan orang-orang. Ada orangnya yang sangat rakus, rakus,
kurang rakus, dan tidak rakus sama sekali. Tapi memang begini sukanya orang Indonesia.
Yang susah dibikin simple, organisasi sebesar itu dianggap manifesto satu sosok. Jelas ada
masalah di sini.
Tahukah anda? Bahwa anggota DPR yang keluar dari partai akan kehilangan kursi dia
sekaligus? Nah lho, bukannya sekarang udah pake suara terbanyak? Apa haknya partai
memecat beliau dari DPR? Bukannya di negara maju setiap anggota DPR punya hak
mempertahankan kursi meski sudah keluar partai (silakan dicek di Amerika, Inggris, India,
Malaysia, dll) dan hal ini diatur di undang-undang. Emang partai hebat banget ya? Lebih
hebat dari calon yang dipilih secara demokratis? Tanya kepada diri anda, mana yang lebih
berhak partai atau calon? Pertanyan yang mendasar ialah: kenapa anda membiarkan saja
sistem ini berlaku?
Jangan persulit bikin partai, persulit jadi calon
Berapa partai yang ada di Amerika? Demokrat dan Republikan? Salah. Yang betul saya
sendiri tidak tahu pasti berapa jumlah partai di Amerika karena terlalu banyak. Baik di level
negara bagian atau federal. Mekanisme di sana itu begini:
1. Calon gak usah terlalu banyak (2 cukup)
2. Tapi rakyat kan banyak dan aspirasinya macam-macam tuh
3. Jadi bikinlah partai banyak-banyak menampung aspirasi yang banyak itu

4. Lalu partai-partai yang sejenis lalu bersekutu


5. Persekutuan ini lalu meneken kontrak politik dengan si calon
6. Si calon macam-macam pileg berikutnya dia lewat
Kesimpulannya ialah: Kekuasaan partai haruslah sekecil-kecilnya, calon haruslah
sebesar-besarnya.
Banyak lagi yang saya rasa perlu diperbaiki di Indonesia ini, tapi biarlah disimpan untuk di
lain waktu.

Apa arti demokrasi dan permasalahannya


khususnya di negara kita indonesia ini?

2 tahun lalu

Lapor Penyalahgunaan

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak


Semenjak reformasi, yang dilakukan pada tahun 1998, praktis pelaksanaan
demokrasi di Indonesia mengalami banyak tantangan dan hambatan.
Kecenderungan yang terjadi adalah makin memudarnya kerpercayaan
masyarakat terhadap gerakan demokrasi yang saat ini dilaksanakan. Bahkan
kecenderungan masyarakat kelas bawah merindukan kembalinya situasi dan
kondisi seperti pada orde baru makin besar. Tidak dapat dipungkiri memang
demokratisasi yang dilaksanakan di Indonesia saat ini hanya dinikmati oleh elitelit tertentu yang menguasai sumber-sumber daya di masyarakat, sehingga hal
inilah yang kemudian membuat masyarakat menjadi tidak percaya kepada
demokrasi yang sedang dilaksanakan.
Berbagai masalah memang dapat ditemukan di masyarakat, terutama yang
berkaitan dengan pelaksanaan demokrasi. Sekian banyak permasalahan
demokrasi memang mengundang pendapat dari berbagai ahli, Cornelis Lay
(seorang pakar politik UGM) menyebutkan bahwa permasalahan demokrasi yang

ada di Indonesia saat ini jangan-jangan permasalaha demokrasi yang terjadi di


Indonesia saat ini hanya karena kita menamai gerakannya sebagai gerakan
demokrasi. Karena menamainya demokrasilah akhirnya terjadi kebingunangan
bentuk dari demokrasi itu sendiri.
Bahkan dari berbagai teori yang ada pengertian demokrasi selalu menjadi
perdebatan. Dalam argumentasinya mengambil contoh pada negara Amerika,
semenjak berdirinya negara Amerika tidak pernah menyebut diri sebagai negara
demokrasi, disebutkan oleh Lay bahwa Amerika hanya menyebut negaranya
sebagai negara Republik jadi bukan demokrasi.
Secara umum permasalahan demokratisasi di Indonesia adalah sebagai berikut :
1.Defisit Demokrasi
Berdasarkan hasil riset Demos (2005) membuktikan bahwa kebebasan sipil dan
politik- termasuk kebebasan membentuk partai; kebebasan untuk berpartisipasi
dalam asosiasi sosial dan politik indepensen; kebebasan beragama dan
berkeyakinan; serta kebebasan media- sudah dianggap lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya. Namun beberapa hal yang perlu menjadi perhatian adalah :
a.Demokratisasi bukan sekedar liberalisasi politik
b.Masih muncul kesenjangan antara aspek yang esensial/ substantif
(konstistusionalisme; rule of law, supremasi sipil; peradilan yang bebasa;
responsivitas negara; democratic governance; hak-hak warga negara) dengan
aspek instrumental.
c.Kinerja instrumen memburuk.
d.Kebebasan membentuk partai bukanlah mengumbar politik yang pada
akhirnya menghilangkan perwakilan yang berkualitas.
2.Representasi Bermasalah
Problem keterwakilan politik kesenjangan antara agenda masyarakat dengan
agenda partai politik dan parlemen
Belum berjalannya reformasi internal dan desetralisasi kepertaian
kebanyakan partai lebih berpatokan pada elit-elit yang ada di pusat. Meminjam
istilah dari Ketut Putra Erawan, partai politik di Indonesia masih belum mampu
melakukan Institusionalisasi Kepartaian baik di tingkat akar rumput, parlemen,
dan kelembagaan.
Melihat gejala inilah yang mungkin menjadi salah satu alasan kenapa partai
Politik kemudian merekrut artis dan kalangan penekun agama sebagai orang
yang dicalonkannya.
3.Demokrasi Oligarkis

-Hasil riset demos (2005) menunjukkan kehadiran elite oligarkis yang telah
menyesuaikan diri dengan demokrasi.
-Strateginya:
a.Beradaptasi (75 % user & abuser; 14 %promoter)
b.Memonopoli (jalur legislatif 61 %);
c.Memanipulasi proses demokrasi (mendayagunakan sumberdaya publik 10 %;
membeli dukungan suara (13 %); penggunaan cara otoritarian (15 %);
mengerahkan masa (8 %) dan memanipulasi sentimen etnik/ agama (12 %) .
-adapun elite oligarkis tersebut adalah : Aktor-aktor eksekutif, agen-agen
represi;militer atau preman, politisi; anggota parlemen; aktor-aktor bisnis, aktoraktor organisasi sosial, dan tokoh-tokoh informal.
-Adapun pola interaksi aliansi antar elit yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Intra elite politik aktor politik lintas blok (38 %), Aliansi elite politik dengan elite
bisnis (26 %), dan Aliansi elite politik dengan militer (4 %).
-Demokrasi Oligarkis di Indonesia dapat berjalan pada umumnya terbentuk
karena : jaringan sosial yang sangat luas yang dimiliki oleh para elit, penguasaan
sumber-sumber ekonomi pada masyarakat, penguasaan atas kekuatan
kekerasan yang dapat melakukan represi terhadap masyarakat, dan penguasaan
terhadap kekuasaan legal formal di masyarakat.
4.Demokrat Mengambang
Bagaimana dengan aktor pro-demokrasi ?
Tidak engage dalam pemerintahan dan representasi politik
Kurang mempunyai basis dukungan kerakyatan yang kuat tidak punya
konstituen
Terfragmentasi dalam ideologi dan strategi (fokus ke penguatan civil society
tanpa politisasi atau melakukan rekoneksi antara penguatan masyarakat dengan
aksi politik (engage).
Hasil penelitian dari Demos (2007) juga menyebutkan bahwa para pelaku pro
demokrasi kebanyakan bertindak secara populis, salah satu contohnya masuk ke
dalam lingkaran elit/partai yang sudah populer, sehingga gerakan demokrasi
tetap saja tidak berjalan dengan baik.

demokrasi itu satu sistem terpola dalam kebebasan mengeluarkan


pendapat, tetapi kenyataannya di negara kita demokrasi disalah artikan.
banyak hal yang mengatas namakan demokrasi padahal sebenarnya dia

tidak tau makna dari demokrasi itu sendiri. kalau kita cermati
permasalahn demokrasi yang ada di indonesia itu adalah terlalu
banyaknya pengejowantahan arti dari hal yang sebenarnya, banyak yang
menggunakan demokrasi hanya untuk kepentingan pribadinya sendiri
tanpa memikirkan hal lain. apabila masyarakat kita sudah paham benar
dengan makna yang terkandung dalam demokrasi pasti semua tatanan
kehidupan negara kita akan berjalan dengan baik. tak perlu lagi ada
pemaksaan kehendak dengan mengatasnamakan demokrasi dengan cara
cara yang kotor, perbedaan itu perlu tapi kita harus saling menghargai
setiap perbedaan itu, bila pendapat kita memang kurang baik atau
memang bertentangan dengan norma norma yang ada cobalah
mengakuinya dengan legawa. jadikanlah demokrasi ini sebagai alat
pemersatu bangsa bukan alat pemecah bangsa. para elit politik
hendaknyalah berbeda pendapat dalam forum saja jangan sampai di luar
forum pun masih saling menghujat dan menjatuhkan. peliharalah selalu
kemurnian demokrasi ini guna kemajuan negara kita

demokrasi adalah keadaan atau sistem dimana setiap orang bebas


mengemukakan pendapat dan menghargai setiap pendapat. tidak
memaksakan kehendak tetapi tunduk pada suara terbanyak
yangdinyatakan secara resmi
permasalahannya di negara kita adalah bahwa sebagian besar warga
negara indonesia masih salah mengartikan demokrasi itu sendiri, maka
masih suka kebablasan dan memaksakan kehendak sehingga lebih sering
menggunakan kekerasan dalam pengambilan keputusan dari pada
melakukan musyawarah untuk mufakat
Demokrasi ...>>yang dianut di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila
merupakan demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia
yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak
mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Para ahli berpendapat bahwa
demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu
menjawab tantangan jaman karena semua kehidupan berkaitan erat
dengan nilai luhur Pancasila. Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H. yang

mengatakan demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh


hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yang berkeTuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan Indonesia dan
yang berkedaulatan seluruh rakyat. Sedangkan Prof. Dardji Darmodihardjo,
S.H. beliau mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah
paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup
bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan pembukaan
UUD 1945.
Dengan demikian, Demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian :
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan
dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang
mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran,
kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan
berkesinambungan.
2. Demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh
rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi
harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan
dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan
negara demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme,
dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis. Bagi Gus Dur, landasan
demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang kepada semua
orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang
bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia
ingini.Jadi masalah keadilan menjadi penting, dalam arti dia mempunyai
hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi harus dihormati
haknya dan harus diberi peluang dan kemudahan serta pertolongan untuk
mencapai itu.
Rakyat bebas menyampaikan aspirasinya demi kepentingan bersama
Setiap prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi
telah terakomodasi dalam suatu konstitusi NKRI. Prinsip-prinsip demokrasi,

dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan


"soko guru demokrasi.adalah:
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai tolerensi, pragmatisme, kerja sama, dan mufak

Anda mungkin juga menyukai