Askep Anaak Kwashiorkor
Askep Anaak Kwashiorkor
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Menurut John Biddulph (2000) Kurang Energi Protein (KEP)
adalah
keadaan
dimana
anak
tidak
dapat
tumbuh
anak-anak,
ibu
hamil
menyusui,
terutama
pada
masyarakat miskin.
(Hardiono, 2004) Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI), ada 3 faktor penyebab Malnutrisi Energi Protein yaitu,
keluarga miskin, ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi
yang baik bagi anak, faktor penyakit bawaan pada anak,
seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare.
Data
World
Health
Organization
(WHO)
tahun
2002
karena
defisiensi
defisiensi
mikronutrient,
tetapi
beberapa
yang
tanda dan gejala seperti tinggi dan berat bedan tidak sesuai
dengan anak seusianya dari kekurangan masukan atau dari
kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolik
yang disebabkan oleh infeksi kronik. Walaupun penambahan
tinggi dan berat dipercepat dengan pengobatan, ukuran ini
tidak akan pernah sama dengan tinggi dan berat badan anak
yang secara tetap bergizi baik.
Penyakit akibat kwarsiorkor ini dikenal dengan kwashiorkor.
Kwashiorkor disebabkan karena kurang protein. Adapun yang
menjadi
penyebab
langsung
1.2.
Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengertian kwarshiorkor?
2) Bagaimana epidemiologi kwarshiorkor?
3) Bagaimana klasifikasi kwarshiorkor?
4) Bagaimana etiologi kwarshiorkor?
5) Bagaimana manifestasi klinis kwarshiorkor?
6) Bagaimana patofisiologi kwarshiorkor?
7) Bagaimana komplikasi dan prognosis kwarshiorkor?
8) Bagaimana pemeriksaan penunjang kwarshiorkor?
9) Bagaimana menyelesaikan kasus asuhan keperawatan
pada anak dengan kwarshiorkor?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berat
dan
masukan
kalori
tidak
cukup.
Akibat
seusianya
dari
kekurangan
masukan
atau
dari
sindroma
dari
gangguan
yang
dikenali
sebagai
yang
berlansung
kronis.
Faktor
yang
dapat
dibutuhkan
anak
untuk
tumbuh
dan
menjadi
hal
yang
menyebabkan
terjadinya
kwashiorkor.
3. Faktor ekonomi Kemiskinan keluarga / penghasilan yang
rendah
yang
berakibat
pada
terpenuhi,
saat
tidak
dapat
memenuhi
keseimbangan
dimana
ibunya
nutrisi
pun
kebutuhan
anak
tidak
tidak
dapat
Pathway
2.4. Patofisiologi
dari
hati
terganggu
dengan
akibat
terjadinya
berat
badan,
tinggi
badan
juga
kurang
Pada
stadium
lanjut
bisa
menjadi
apatis.
Pada
tulang
penderita
kwashiorkor
didapatkan
vakuol
lemak
besar.
Sering
juga
Bila
disertai
penyakit
lain,
terutama
protein
dan
infeksi
menahun.
Defisiensi
kekebalan
tubuh.
Akibatnya
terjadi
defek
lakrimal,
saliva
dan
usus
halus
terjadi
perlemakan.
11. Kelainan Jantung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi
jantung disebabkan hipokalemi dan hipmagnesemia.
12. Kelainan Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting.
Anoreksia kadang-kadang demikian hebatnya, sehingga
segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya
dapat diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat
disebabkan
terjadi
defisiensi
akibat
laktase.
defisiensi
Malabsorbsi
garam
empedu,
tampak
sanagat
kurus,
hanya
tulang
terbungkus kulit
2. Wajah seperti orang
tua
3. Cengeng, rewel
4. Perut cekung
5. Sering disertai siare
kronik atau sembelit
1. Edema
diseluruh
tubuh,
saat
berdiri
dan
duduk
7. Bercak merah kecoklatn pada
kulit,
yang
dapat
berubah
jenis
makanan (anoreksia)
9. Sering disertai anemia, diare,
dan infeksi
2.6. Komplikasi
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena
infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun. Tinggi maksimal
jenis
gangguan
anemia
normositik
sistem
selalu
normokrom
eritropoesis
akibat
perlu
10
dilakukan
untuk
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kasus II
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dirawat di ruang
perawatan anak. Perut tampak buncit dan anak mengalami
kelemahan. Rambut tipis dan berwarna kemerahan. Kedua
punggung kaki edema dan terdapat lesi pada kedua kaki.
Dari pemeriksaan labih lanjut anak dinyatakan kwashiorkor.
B. Pembahasan
1. Pengkajian
a. Nama : Nn. V
b. Usia : 5 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Diagnosa medis : Kwashiorkor
e. Kepala : Rambut tipis dan berwarna kemerahan
f. Abdomen : Perut tampak buncit
g. Ekstremitas : Punggung kaki edema, terdapat lesi di
kedua kaki
h. Kebutuhan nutrisi : Anoreksia
i. Kebutuhan Aktivitas dan latihan : Lemah
2. Analisa Data
No. Data
1.
Masalah
Etiologi
Diagnosa
Asupan
Kep
Perubahan
yang
nutrisi
tidak
kurang
kebutuhan
adekuat,
kebutuhan
tubuh
anoreksia
tubuh
Ds: Perubahan
Do:
nutrisi
Anoreksia
Perut tampak kurang dari
buncit
Diagnosa
dari
medis;
berhubunga
Kwashiorkor
dengan
asupan
yang
tidak
adekuat,
anoreksia
11
2.
Ds: Do:
Rambut
tipis
dan berwarna
kemerahan
Perut buncit
Ganggua
Asupan
Ganguan
pertumbuh
protein
pertumbuha
an dan
yang
perkemang
tidak
perkembang
an
adekuat
an
dan
berhubunga
n
dengan
asupan
protein yang
tidak
3.
Ds: Do:
Punggung
kaki edema
Terdapat lesi
pada
Gangguan
adekuat
Ganggua Gangguan
integritas
n nutrisi,
integritas
kulit
edema
kulit
berhubung
an dengan
kedua
gangguan
kaki
nutrisi,
edema
3. Intervensi
Diagnosa
1. Perubahan
nutrisi
kurang
berhubungan
dengan
anoreksia.
a. Tujuan
Setelah
dilakukan
dari
asupan
kebutuhan
yang
tidak
tubuh
adekuat,
tindakan keperawatan
selama
b. Kriteria Hasil
Keluarga
klien
dapat
menjelaskan
penyebab
tentang
penyebab
klien
sehingga
dapat
meneruskan
absorbsi
dan
memenuhi
defisit
yang
13
motorik,
bahasa/
kognitif
tentang
dan
standar
Meningkatkan
pengetahuan
keterlambatan
perkembangan anak.
2) Lakukan
pemberian
keluarga
pertumbuhan
makanan/minuman
dan
sesuai
secara
bertahap
sesuai
dengan
mengejar
dan
perkembangan
(puskesmas/posyandu)
Rasional : mempertahankan kesinambungan program
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan memberdayakan sistem pendukung yang
ada.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
nutrisi, edema.
a. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24
jam integritas kulit kembali normal.
b. Kriteria hasil
14
lebih
lanjut.
untuk
Tindakan
15
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Behrman, et all. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol. 1. E/15.
Alih bahasa oleh Wahab. Jakarta: EGC.
Brashers,
Valentina
L.
2007. Aplikasi
Klinis
Patofisiologi:
Lynda
Juall.
2007. Buku
Saku
Diagnosa
Fundamental
16