Anda di halaman 1dari 13

BIOGRAFI PRABOWO SUBIANTO

Nama Lengkap: Prabowo Subianto


Tempat dan Tanggal Lahir: Jakarta, 17
Oktober 1951
Agama: Islam

Anak yang Keras, Cerdas, dan Tegas


Prabowo Subianto adalah anak dari begawan ekonomi, Soemitro Djojohadikusumo, yang
menikah dengan Dora Sigar. Apabila ditelusuri lebih jauh, Prabowo adalah cucu dari Raden
Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI 46) yang juga
merupakan ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPARI) pertama serta
anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Apabila ditelusuri lebih jauh lagi, Prabowo adalah keturunan dari Adipati Mrapat, bupati
Kadipaten Banyumas pertama yang salah satu kakek buyutnya adalah Panglima Laskar
Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu), atau yang lebih dikenal dengan nama Raden
Tumenggung Kertanegara III.
Semasa kecil, Prabowo dididik dengan keras oleh ayah dan ibunya. Hal ini dilakukan agar ia
tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan tegas. Soemitro, ayah Prabowo, mengaku bahwa
dalam mendidik anak, ia menerapkan dua sistem. Pertama, kalau anak meminta waktu,
maka orang tua harus meluangkan. Kedua, orang tua tidak boleh meremehkan anak
seberapa pun nakalnya anak itu. Sementara, Dora, ibu Prabowo, mengaku bahwa dalam
mendidik anak, ia menerapkan sistem disiplin ketat. Tata karma dan etika Belanda
diterapkan Dora dalam mendidik anak, sebagaimana didikan yang ia terima waktu kecil dari
kedua orang tuanya yang sama-sama berpendidikan Belanda.
Prabowo kecil adalah anak yang sangat keras. Sifat kerasnya itu sering terlihat mana kala ia
makan bersama keluarganya di meja makan. Prabowo tidak mau mengikuti tata krama dan
etika yang diajarkan oleh ibunya di meja makan. Karena itu, ketika makan, tangannya sering
kesana kemari dan ia tidak mau melipat serbet diatas pangkuannya. Sifat kerasnya ini
sepertinya diturunkan dari ibunya. Namun, meskipun dikenal sebagai anak yang keras,

Prabowo juga memperlihatkan bahwa ia memiliki gaya berpikir yang kritis dan bebas yang
diturunkan oleh ayahnya.
Setiap harinya, Prabowo juga suka bermain perang-perangan bersama teman-temannya di
halaman belakang rumah. Ketika bermain, ia suka menjadi tokoh baik, seperti tentara yang
menenteng pistol mainan. Bahkan, ia sangat serius jika bermain menjadi tentara. Temanteman sepermainannya suka meniru gayanya, terlebih terkait cara memegang senjata.
Prabowo pun diminta untuk mengajarkan bagaimana cara memegang senjata yang baik
yang dinilai teman-temannya persis seperti tentara perang. Sifat Prabowo tersebut
sepertinya menunjukkan bahwa ia sangat tertarik dengan dunia militer.

Mengikuti Perjuangan Begawan Ekonomi Prof. Sumitro


Djojohadikusumo
Prabowo kecil mulai diajak pindah keluarganya ke Singapura pada sekitar tahun 1950. Waktu
itu, Des Alwi, sosok yang kemudian menjadi diplomat senior Departemen Luar Negeri
Republik Indonesia, menemui Dora di Palembang. Ia mengajak Dora serta anak-anaknya,
termasuk Prabowo, untuk pindah ke Singapura karena alasan keamanan.
Des Alwi dan Soemitro adalah sahabat lama sejak mereka masih sama-sama aktif menjadi
pentolan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Des membantu keluarga Soemitro pindah ke luar
negeri karena merasa bahwa keluarga Soemitro harus dilindungi. Selain itu, ia juga merasa
senasib dengan keluarga Soemitro karena sama-sama diburu aparat keamanan ketika
terlibat dalam pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta).
Sementara, Soemitro pada saat itu masih bergabung dengan Permesta dan ia bersama para
petinggi Permesta sedang mempersiapkan deklarasi Permesta yang pada akhirnya digelar
pada tahun 1957. Sebenarnya, selain keluarga Prabowo, ada sekitar sepuluh keluarga yang
diajak Des Alwi untuk pindah ke Singapura, di antaranya adalah keluarga Tan Goan Po alias
Paul Mawira. Paul Mawira ini adalah sahabat Soemitro yang juga seorang ekonom dan
pernah aktif di PSI. Setibanya di Singapura, keluarga-keluarga pelarian Permesta ini tinggal
berdekatan di kawasan Bukit Timah. Keluarga Soemitro tinggal di Delkeith Road, sementara
keluarga Kartodirdjo tinggal di Margoliouth Road.
Pada sekitar tahun 1959, karena sebuah alasan yang tidak disebutkan dalam berita,
keluarga-keluarga pelarian Permesta ini pindah lagi. Sebagian ada yang pindah ke Penang,
Malaysia, sementara sebagian yang lain ada yang pindah ke Hongkong. Keluarga yang
pindah ke Penang adalah keluarga Kartodirdjo. Adapun keluarga yang pindah ke Hongkong
antara lain keluarga Soemitro dan keluarga Des Alwi. Di sana, mereka sudah disediakan
tempat tinggal oleh kolonel Jacob Frederick Warouw yang tak lain adalah Atase Mliter

Kedutaan Besar Indonesia di Beijing, Cina, yang juga menjabat sebagai wakil perdana
menteri Permesta.
Kolonel Jacob mneyediakan flat-flat kecil yang terdiri dari 3-5 kamar per flatnya untuk
ditempati keluarga Soemitro dan keluarga Alwi. Khusus untuk keluarga Soemitro, Kolonel
Jacob menyediakan flat berkamar tiga yang cukup besar untuk ditempati Soemitro bersama
istrinya, anak perempuannya, dan juga Prabowo.
Selama tinggal di Hongkong, Prabowo suka bermain bersama teman-temannya sepulang
dari sekolah. Kadang, mereka bermain dikawasan perbukitan yang masih berhutan lebat
yang letaknya tidak jauh dari flat. Kadang juga mereka hiking kehutan tersebut, berkemah,
dan meluncur lewat sungai yang ada diatas bukit. Prabowo juga masih sering bermain
perang-perangan bersama teman-temannya. Rupa-rupanya, kesukaannya bermain perangperangan tidak bisa ia tinggalkan meskipun ia sekarang tinggal di Hongkong. Bahkan, ketika
Prabowo mengetahui bahwa salah satu teman bermainnya ada yang anak tentara, Prabowo
meminta izin untuk dipinjami bedil milik ayahnya. Menurut teman-temannya semasa di
Hongkong, Prabowo adalah anak yang berani dan cenderung cepat marah. Namun,
kemarahannya itu juga cepat hilang.
Satu tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1960, Prabowo diajak pindah lagi ke Malaysia. Di
sana, ia tinggal bersama keluarganya di daerah Petaling Jaya, Kuala Lumpur. Selama tinggal
di Malaysia, ayah Prabowo sempat membuka pabrik perakitan alat elektronik merek Preiere
dari Perancis. Kala itu, usia Prabowo menginjak sembilan tahun. Ia pun disekolahkan di
Victoria Intitution, sebuah sekolah paling bergengsi di Malaysia.
Tiga tahun kemudian, Prabowo lagi-lagi diajak pindah bersama orang tuanya. Kali ini, negara
yang dituju adalah Swiss. Di sana, Prabowo disekolahkan di International School yang
terletak di Zurich. Namun, hanya satu tahun Prabowo bersekolah di sana sebelum akhirnya
melanjutkan sekolah menengah atasnya di American School yang ada di London, Inggris.

Menjadi Pemuda yang Cerdas dan Berani Berdebat


Pada sekitar tahun 1967, setelah berhasil menamatkan sekolah di American School yang ada
di Inggris, Prabowo diajak orang tuanya kembali ke Indonesia. Ketika itu, usia Prabowo 16
tahun. Walau masih tergolong muda, tetapi karakter Prabowo sudah terlihat jelas bahwa ia
akan menjadi pemuda yang cerdas dan berani berdebat. Hal ini terlihat mana kala ia suka
bergaul dengan para politikus senior, termasuk juga berdebat dengan mereka. Tidak hanya
itu, Prabowo juga berani berdebat dengan intelektual-intelektual senior seperti Soe Hok Gie
dan Sudjatmoko. Di mata dua intelektual itu, Prabowo adalah pemuda yang cerdas, cepat

memahami persoalan, dan juga berani berdebat. Bahkan, Soe Hok Gie juga pernah menulis
kesan tentang Prabowo ini di buku hariannya.
Dalam kesehariannya, rupa-rupanya Prabowo diketahui sangat gemar membaca buku-buku
politik, di antaranya karya George Mc Turnan Kahin dan karya Leo Tolstoy, sastrawan Rusia
yang banyak menulis buku politik. Selain itu, Prabowo jua diketahui mengagumi tokoh-tokoh
perlawanan, seperti Che Guevara dan Yasser Arafat. Tidak ketinggalan, gerakan
antikolonialisme Mesir yang dipimpin oleh Gamal Abdul Nasser juga sangat dikagumi
Prabowo. Mungkin, inilah yang menjadi penyebab mengapa selama ini Prabowo tumbuh
menjadi pemuda yang cerdas dan berani berdebat.

Membangun Jaringan dengan Para Aktivis Pergerakan


Soemitro yang mengetahui kecerdasan dan keberanian Prabowo dalam berdebat kemudian
menyarankan anaknya itu agar membangun banyak jaringan dengan para aktivis
pergerakan yang pada saat itu ada di Indonesia, seperti kelompok aktivis sosialis, kelompok
aktivis anti-Soekarno, dan kelompok Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).
Prabowo pun mengamalkan saran ayahnya ini sampai akhirnya ia membangun jaringan
dengan Jopie Lasut, seorang tokoh atau petinggi KAPPI.
Prabowo kemudian meminta saran kepada ayahnya atas langkah yang perlu dilakukan
bersama Jopie Lasut. Soemitro menyarankan agar Prabowo mengajak Jopie Lasut berkeliling
Pulau Jawa untuk mengenal lebih dekat negara yang selama satu dekade ditinggalkannya.
Prabowo kemudian berangkat bersama Jopie Lasut dengan mobil ayahnya ditemani sopir
yang merupakan mantan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Sepanjang perjalanan,
Prabowo menemukan bahwa yang menjadi persoalan di Pulau Jawa adalah masalah sosial
dan ekonomi. Maka dari itu, ia mencetuskan ide mendirikan Korps Lembaga Pembangunan
yang tujuannya adalah untuk membantu rakyat, khususnya yang terbelit masalah sosial dan
ekonomi, terkait Korps Lembaga Pembangunan ini, Prabowo mengaku bahwa ia terinspirasi
oleh Korps Perdamaian (Peace Corps) yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat, John F.
Kennedy, pada tahun 1961.
Ketika kegiatan Korps Lembaga Pembangunan ini sudah berjalan, Prabowo bersama Jopie
Lasut banyak membantu komunitas ekonomi, termasuk di antaranya pengrajin sepatu di
Cibaduyut, Bandung. Selain itu, mereka juga membantu para relawan yang dulunya pernah
bergabung dalam Korps untuk bersama-sama membantu rakyat. Di antara para relawan
yang dibantu antara lain Wimar Witoelar, Kuntoro Mangkusubroto, dan Sarmono
Kusumaatmadja. Seiring dengan berjalannya waktu, Korps ini didirikan di beberapa kota
besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali, Semarang, dan Bandung. Namun, pada
akhirnya, kegiatan Korps ini lumpuh karena masalah internal yang terjadi di dalamnya.

Beberapa bulan setelah kegiatan Korps Lembaga Pembangunan vakum, Prabowo


mempunyai ide untuk mengumpulkan anak-anak mantan petinggi PSI yang telah pindah ke
luar negeri karena diburu aparat keamanan. Kemudian, direalisasikanlah idenya itu untuk
kemudian berdiskusi dengan para ekonom dan turun ke desa-desa. Salah satu tokoh yang
diajaknya berdiskusi adalah Emil Salim yang pada saat itu bekerja sebagai dosen di Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Niat Prabowo untuk membangun jaringan dengan para
aktivis pergerakan kemudian berhenti mana kala ia memutuskan untuk masuk di akademi
militer.

Meniti Karier di Akademi Militer


Pada tahun 1970, Prabowo memutuskan untuk masuk di Akademi Militer Nasional (AMN)
yang ada di Magelang, Jawa Tengah, atas sponsor Kepala Intelijen Negara yang pada saat itu
dijabat oleh Sutopo Juwono. Di akademi ini, Prabowo mulai mengenal dunia militer, mulai
dari strategi bertahan hidup (sebagai tentara), strategi perang, sampai peralatan alutsista.
Prabowo mengaku bahwa meski sejak kecil ia sangat menyukai dunia militer, namun baru
kali ini cita-citanya kesampaian. Sebelum masuk di akademi militer ini, Prabowo sebenarnya
sudah diterima di University of Colorado dan George Washington University, Amerika
Serikat. Akan tetapi, ia malah lebih memilih belajar di akademi militer daripada belajar di
bangku kuliah.
Setelah empat tahun berjalan, Prabowo menamatkan pendidikannya di AMN. Dua tahun
kemudian, ia bergabung dengan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopasandha), cikal bakal
Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dari sini, karier Prabowo mulai melejit, apalagi setelah
ia menikah dengan Siti Hediati Heriyadi (mbak Titik) yang tak lain adalah putri Presiden
Soeharto pada saat itu.
Dalam sebuah catatan sejarah, disebutkan bahwa pada tahun 1976, Prabowo berhasil
menjadi Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha. Setahun kemudian,
Prabowo juga berhasil menjadi Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha.
Sementara, setelah menikah, Prabowo berhasil menjadi Wakil Komandan Detasemen-81
Kopassus tahun 1983-1985. Kemudian, ia berhasil menjadi Wakil Komandan Batalyon
Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad tahun 1985-1987.
Karier Prabowo ternyata tidak berhenti sampai di sini. Ia pun menjadi Komandan Batalyon
Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad pada tahun 1987 sampai tahun 1991, Kepala Staf Brigade
Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad tahun 1991-1993, Komandan Group-3/Pusat
Pendidikan Pasukan Khusus tahun 1993-1995, Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus

pada tahun 1994, Komandan Komando Pasukan Khusus tahun 1995-1996, hingga akhirnya
ia berhasil menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI pada tahun 1998.
Menyikapi karier Prabowo yang cepat melejit ini, Soemitro, ayah Prabowo berkomentar,
Kenaikan pangkat yang cepat dari anak saya itu sudah jelas mengundang ketidaksenangan
bagi beberapa orang. Kondisi kecemburuan seperti ini sudah merupakan sifat umum dari
manusia dimana pun.

Prabowo, Pemimpin yang Dicintai Prajurit


Pada tahun 1997, Prabowo dituduh mendalangi penculikan terhadap sejumlah aktivis proReformasi. Dalam penculikan ini, setidaknya tiga belas orang dikabarkan hilang, termasuk di
antaranya aktivis Herman Hendrawan, Petrus Bima, dan seniman teater rakyat Widji Thukul.
Penculikan ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu menjelang pemilu Mei 1997, menjelang
pelaksanaan sidang MPR pada bulan Maret 1998, serta tepat menjelang pengunduran diri
Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.
Terkait penculikan ini, Prabowo sendiri mengaku bahwa ia hanya memerintahkan Tim Mawar
untuk menculik sembilan orang aktivis yang kesemuanya sudah dilepaskan kembali setelah
diculik. Mereka adalah Desmond Junaidi Mahesa, Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang, Faisol
Reza, Rahardjo Walujo Djati, Nezar Patria, Aan Rusdianto, dan Mugianto dan Andi Arief.
Pada bulan Mei 1998, Prabowo dituduh akan melakukan kudeta dan menggerakkan tentara
ke Jakarta dan sekitar kediaman Presiden Habibie. Karena tuduhan rencana kudeta tersebut,
Prabowo diberhentikan (secara hormat) dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad oleh
Wiranto atas perintah Presiden Habibie.?Atas pemberhentian itu, Prabowo berkata,
Keputusan memecat saya adalah sah. Saya tahu banyak di antara prajurit saya akan
melakukan apa yang saya perintahkan. Tetapi, saya tidak mau mereka mati berjuang demi
jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya
dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang setia. Setia kepada
negara, setia kepada republik.

Mengasingkan Diri di Jerman dan Yordania


Berbagai tuduhan membuat Prabowo meninggalkan tanah air. Ia kemudian dikabarkan
mengasingkan diri di Jerman dan Yordania. Di dua negara tersebut, Prabowo membangun
bisnis bersama adiknya yang telah lama menggeluti dunia bisnis, Hashim Djojohadikusumo.
Berkali-kali Prabowo berniat untuk kembali ke tanah air. Namun, niatnya itu selalu
diurungkan mana kala ia dinasehati oleh Ahmad Soemargono, ketua Komite Indonesia, dan

Fadli Zon, ketua Partai Bulan Bintang, untuk tetap menetap di salah satu negara tersebut.
Alasan yang dikemukakan oleh kedua orang ini dalam menasihati Prabowo selalu sama,
yakni Prabowo akan ditembak mati oleh para sniper jika ia kembali ke tanah air. Prabowo
yang pada saat itu masih kecewa dengan tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepadanya
lantas percaya dengan nasihat kedua orang itu.
Kegiatan Prabowo selama di Jerman dan Yordania tak terpantau jelas oleh media Nusantara.
Yang jelas, Prabowo mengatakan bahwa aktivitasnya adalah merintis bisnis keluarganya di
bidang perdagangan umum. Namun, di luar merintis bisnis, Prabowo juga dikabarkan
mempunyai aktivitas memberi ceramah di sebuah sekolah komando angkatan bersenjata.
Ini persis sebagaimana yang diberitakan oleh seorang wartawan Jerman, Ia beberapa kali
memberi ceramah di sebuah sekolah komando angkatan bersenjata di Jerman.
Di Jerman, Prabowo juga dikabarkan memperoleh perlindungan istimewa dari pemerintah
setempat. Setelah ditelusuri lebih lanjut, hal ini sepertinya ada kaitannya dengan
aktivitasnya memberikan ceramah tersebut. Sementara itu, di Yordania, Prabowo juga
mendapatkan perlindungan istimewa dari Raja Abdullah, Raja Yordania pada saat itu yang
diketahui sebagai teman dekat Prabowo. Di Yordania, Prabowo dikabarkan melatih tentara
militer setempat.
Selama tinggal di Jerman dan Yordania, Prabowo berkali-kali mendapatkan surat dari Wiranto
untuk menghadiri pesta ulang tahun TNI. Namun, ketika Prabowo meminta saran Fadli Zon,
ketua Partai Bulan Bintang itu justru mengatakan bahwa dibalik surat itu, ada niatan Wiranto
untuk menangkap Prabowo karena banyaknya kasus di dalam negeri yang menyangkut
keamanan negara dan melibatkan Prabowo.
Sekembalinya ke tanah air, Prabowo membeli sebagian saham PT Kertas Nusantara yang
berlokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur. PT. Kertas Nusantara pada mulanya adalah
bernama Kiani Kertas. Perusahaan ini sebelumnya dimiliki oleh Bob Hasan. Kemudian,
Prabowo membeli sahamnya menggunakan pinjaman senilai 1,8 triliun rupiah dari Bank
Mandiri.
Selain memiliki PT. Kertas Nusantara, Prabowo juga diketahui memiliki perusahaan bernama
Nusantara Group yang membawahi 27 perusahaan di dalam dan luar negeri. Perusahaanperusahaan yang dimiliki Prabowo bergerak di bidang perkebunan, tambang, batu bara, dan
kelapa sawit.

Perjalanan Karier Politik

Di awal perjalanan politiknya, Prabowo bergabung dengan Partai Golkar, kemudian


mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvensi Capres Golkar
tahun 2004.
Usaha Prabowo untuk menjadi calon presiden dari Partai Golkar mendekati kemenangan.
Namun ia harus merelakan mana kala ia hanya lolos sampai putaran akhir karena kalah
dengan suara yang dimiliki Wiranto. Setelah kekalahan itu, Prabowo tidak hanya diam. Ia
lanjut mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Pada akhirnya, terpilihlah Prabowo sebagai ketua umum HKTI mengalahkan pesaingpesaingnya seperti Jafar Hafsah dan Setiawan Jodi. Prabowo kemudian resmi dilantik
sebagai ketua HKTI pada tanggal 5 Desember 2004.
Selama menjadi ketua HKTI, Prabowo gencar tampil dalam iklan di televisi menyuarakan
harapan masyarakat tani yang ingin hidupnya diperhatikan oleh pemerintah dan sejahtera,
karena sebagaimana yang diketahui, bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya, terutama
dalam bidang pertanian. Setelah sukses menjadi ketua HKTI, Prabowo melanjutkan untuk
menjadi ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Hasil musyawarah
nasional APPSI menyatakan bahwa Prabowo dipilih secara aklamasi sebagai ketua umum
APPSI untuk periode 2008-2013. Prabowo pun dilantik sebagai ketua APPSI pada tanggal 6
Agustus 2008. Selama menjadi ketua APPSI, Prabowo gencar mengkritik kebijakan
pemerintah terkait pembukaan supermarket/hipermarket baru yang jaraknya tidak begitu
jauh dengan pasar tradisional. Padahal, kebijakan ini sangat merugikan para pedagang
pasar tradisional.
Disamping mengkritik, Prabowo juga menyuarakan agar pemerintah membatasi jumlah
supermarket/hipermarket yang ada di kota-kota di seluruh Indonesia. Sebab, bagaimanapun,
keberadaan lokasi perbelanjaan tersebut sangat merugikan pedagang pasar tradisional.
Dalam sebuah wawancaranya dengan wartawan, Prabowo berkata, Selama ini,pedagang
pasar tradisional selalu dianaktirikan, sehingga ketika pasar modern didirikan, para pemilik
modal pedagang pasar harus rela dibubarkan karena ada pembongkaran.
Selain menjadi ketua HKTI dan APPSI, Prabowo sekarang juga menjabat sebagai Ketua
Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) serta Presiden PERSILAT. Kecintaannya pada seni
bela diri pencak silat dimulai sejak ia masuk Akademi Militer. Saat menjabat sebagai
Komandan KOPASSUS, seluruh pasukannya diwajibkan untuk berlatih silat. Selama menjadi
Ketua Umum IPSI, tim nasional pencak silat Indonesia selalu juara umum di ajang
internasional seperti SEA GAMES dan ASEAN Games. Salah satu cita-cita Prabowo adalah
menjadikan pencak silat salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade.

Mendirikan Partai Gerindra & Maju Sebagai Calon Presiden

Menjadi Ketua Umum HKTI menyadarkan Prabowo bahwa kemampuan organisasi advokasi
untuk mewujudkan perubahan nyata sangat terbatas. Akhirnya pada tahun 2008_, Prabowo
mendirikan partai yang diberinya nama Gerindra (Gerakan Indonesia Raya). Ketika pemilu
legislatif tahun 2009 digelar, partai ini berhasil meloloskan wakilnya ke DPR karena berhasil
meraih 4,2 persen suara. Namun, keberhasilan ini rupanya tidak berhasil membawanya
menjadi wakil presiden yang pada saat itu berpasangan dengan Megawati dari Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Kekalahan Prabowo dalam pemilu tahun 2009 rupanya tidak menyurutkan minatnya untuk
maju lagi dalam pemilu 2014. Namun, kali ini ia tidak mencalonkan diri sebagai wakil
presiden, melainkan sebagai calon presiden. Dalam pemilu 2014 ini, Prabowo diprediksi
akan menjadi capres terkuat, melebihi Jokowi yang dicalonkan oleh PDIP. Prediksi tersebut
dihasilkan bukan tanpa survei, melainkan hasil survei dari sebuah majalah mingguan di
Inggris, The Economist, dan jurnal di Amerika Serikat, The Wall Street Jurnal. Keduanya telah
melakukan survei jauh-jauh hari dan hasilnya menempatkan Prabowo sebagai calon terkuat
dan jauh mengungguli calon-calon dari partai lain.
Alasan Prabowo bisa menjadi capres terkuat nomor satu dalam pemilu 2014 adalah
kepiawaiannya dalam merekrut tim sukses pemilu yang siap tempur dan siap bekerja keras.
Selain itu, ia juga piawai dalam merekrut mantan-mantan jenderal yang satu visi
dengannya, juga kumpulan aktivis 98 yang selama ini keras berteriak mendukungnya, para
petani yang terhimpun dalam HKTI, dan para pedagang pasar tradisional yang terhimpun
dalam APPSI. Namun, hasil survei tersebut hanyalah prediksi. Hasilnya tentu dapat kita
buktikan sendiri pada 9 Juli 2014.

Profil Lengkap
Nama Lengkap: Prabowo Subianto
Tempat dan Tanggal Lahir: Jakarta, 17 Oktober 1951
Agama: Islam
Pendidikan:
* SD (Hongkong)
* Victoria Institution (Malaysia)
* International School (Swiss)
* American School In London, United Kingdom
* AKABRI Magelang
Kursus/Pelatihan:

* Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (1974)


* Kursus Para Komando (1975)
* Jump Master / Instruktur Terjun Payung (1977)
* Kursus Perwira Penyelidik (1977)
* Free Fall / Terjun Bebas (1981)
* Counter Terorist Course, GSG-9 Germany (1981)
* Special Forces Officer Course, Ft. Benning USA (1981)
Jabatan:
* Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976)
* Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1977)
* Wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus (1983-1985)
* Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985-1987)
* Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991)
* Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad (1991-1993)
* Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993-1995
* Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994)
* Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996
* Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
* Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)
* Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI (1998)
* Ketua Umum HKTI Periode 2004-2009
* Ketua Umum HKTI Periode 2010-2015
* Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) Periode 2001-2011
* Komisari Perusahaan Migas Karazanbasmunai di Kazakhstan
* Komisaris Utama PT Tidar Kerinci Agung
* Presiden dan CEO PT Nusantara Energy
* Presiden dan CEO PT Jaladri Nusantara
* Dewan Penasihat Organisasi Kosgoro
* Ketua Yayasan Pendidikan Kebangsaan (Universitas Kebangsaan)
* Pendiri Koperasi Swadesi Indonesia (KSI)
Penghargaan:
* Bintang Kartika Eka Paksi Naraya
* Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun
* Satya Lencana Seroja Ulangan-III
* Satya Lencana Raksaka Dharma
* Satya Lencana Dwija Sistha

* Satya Lencana Wira Karya


* The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja
* Bintang Yudha Dharma Naraya
Prestasi:
* Selaku warga negara yang peduli, pada usia yang sangat muda (16 tahun) Prabowo turut
mendirikan lembaga swadaya masyarakat pertama di Indonesia bernama Lembaga
Pembangunan. Di Lembaga Pembangunan, Prabowo bersama Soe Hok Gie, Jusuf Abraham
Rawis dan aktivis lainnya mengorganisir mahasiswa Indonesia untuk turut serta dalam
menjalankan berbagai usaha-usaha kerakyatan diantaranya pembangunan infrastruktur
desa.
* Selaku prajurit KOPASSUS, Prabowo berhasil mengamankan Presiden Fretilin, Nicolau
Lobato, dalam operasi penangkapan pada tanggal 31 Desember 1978. Waktu itu, Prabowo
Subianto bertindak sebagai kapten yang memimpin 28 pasukan elit.
* Selaku prajurit KOPASSUS, Prabowo nerhasil memimpin operasi penyelamatan peneliti
Ekspedisi Lorentz 95 yang disekap oleh Organisasi Papua Merdeka dalam operasi
pembebasan sandera mapenduma pada tahun 1996. Waktu itu, Prabowo Subianto bertindak
sebagai komandan. Prabowo membuktikan kepada konsultan-konsultan militer dari Delta
Force Amerika dan SAS Inggris bahwa misi penyelamatan yang mereka vonis mission
impossible dapat diselesaikand dengan baik oleh KOPASSUS.
* Selaku prajurit KOPASSUS, tim Prabowo berhasil mengibarkan bendera merah putih di
puncak tertinggi dunia, Gunung Everest, di kawasan Himalaya pada tanggal 26 April 1997.
Waktu itu, Prabowo Subianto bertindak sebagai pemrakarsa yang memimpin tim yang terdiri
dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan mapala UI untuk mendaki puncak Everest. Maka,
Indonesia berhasil menjadi negara pertama di kawasan tropis sekaligus negara pertama di
Asia Tenggara yang mencatat sukses menggapai puncak Everest.
* Prabowo berhasil mengharumkan nama Kopassus di dunia internasional dengan berbagai
prestasinya, sehingga KOPASSUS diakui sebagai salah satu pasukan elit terbaik dunia,
memiliki kesejahteraan yang paling baik dibandingkan satuan lainnya dan juga memiliki
kelengkapan militer yang dapat disejajarkan dengan satuan elite militer dunia.
* Selaku pembina olahraga polo berkuda di Indonesia, pada Januari 2014 Prabowo telah
berhasil menjadikan tim polo berkuda Indonesia menjuarai Kejuaraan Polo Berkuda se-Asia.
Tim nasional Indonesia yang terdiri dari putera-putera petani berhasil mengalahkan tim
nasional India, Cina, dan Korea Selatan yang diwakili oleh putera-putera raja-raja.

* Selama menjabat sebagai Ketua Umum IPSI, prestasi tim nasional pencak silat Indonesia
selalu berkibar di kejuaraan internasional. Selama 20 tahun terakhir, Prabowo memastikan
tim nasional pencak silat mendapat pendidikan terbaik, latihan tanding terbaik, dan fasilitas
pelatnas terbaik. Bahkan, Prabowo mengawasi langsung latihan dengan menjadikan
rumahnya tempat latihan silat.
* Selaku Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo menjadikan Gerindra alat politik
bagi putera-puteri terbaik bangsa seperti Basuki T Purnama (Ahok), M. Ridwan Kamil, dan
Bima Arya Sugiarto untuk maju di pilkada dan memimpin daerahnya. Ketiganya sekarang
diakui sebagai pemimpin yang berhasil membawa perubahan nyata di provinsi DKI Jakarta,
kota Bandung dan kota Bogor. Prestasi Ahok, Ridwan Kamil dan Bima Arya juga adalah
prestasi Prabowo.
* Selaku Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo menjadikan Gerindra partai politik
dengan transparansi proses dan transparansi keuangan terbaik, diakui oleh Transparency
International Indonesia (TII) dan Indonesia Corruption Watch (ICW). Di awal tahun 2013,
Partai Gerindra mempelopori pendaftaran calon anggota DPR dan DPRD secara terbuka dan
pemilihan berdasarkan prestasi (merit based).
* Masih bicara mengenai transparansi, selaku Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra
Prabowo gigih memastikan kader Gerindra menghemat uang negara. Salah satu sikap yang
diambil adalah memastikan tidak ada kader Gerindra di DPR dan DPRD yang mengikuti
kebiasaan jalan-jalan dengan kedok studi banding ke luar negeri.
* Selaku Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo menjadikan Gerindra partai
pertama dan satu-satunya partai politik yang mendeklarasikan sebuah rencana aksi yang
akan dijalankan. Rencana aksi yang dinamakan 6 Program Aksi Transformasi Bangsa ini
disusun oleh Prabowo bersama dengan ratusan profesor dan guru besar dengan targettarget yang jelas dan terukur.
* Selaku Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo selalu menekankan akan
pentingnya aksi nyata berkesinambungan. Salah satu realisasi dari konsep ini adalah
layanan ambulans gratis Partai Gerindra yang sudah berjalan sejak tahun 2010. Saat ini
armada ambulans gratis Partai Gerindra terdiri dari 400 mobil dan 400 tim relawan
kesehatan yang siap memastikan setiap warga tidak mampu dapat memperoleh bantuan
kesehatan secara gratis.
* Selaku warga negara biasa yang terdorong untuk membantu sesama warga negara,
Prabowo pernah membantu kepulangan 200 BMI yang mengalami kesulitan di Yordania.
Prabowo juga pernah membebaskan seorang BMI korban perdagangan manusia asal NTT,

Wilfrida Soik di Malaysia dari tuntutan mati di Pengadilan Kelantan dengan merangkul
pengacara terbaik Malaysia Tan Sri Dr. Muhammad Shafee Abdullah.
* Selaku warga negara biasa yang peduli, selama enam tahun terakhir Prabowo konsisten
menyelenggarakan Piala Garuda turnamen sepakbola tingkat nasional untuk kelompok
usia U-12, U14 dan U16. Piala Garuda telah berhasil meluluskan beberapa orang pemain ke
tim nasional U-19, tim yang telah berhasil mengharumkan nama bangsa di berbagai ajang
internasional. Adalah cita-cita Prabowo agar tim nasional Indonesia suatu hari dapat
bertanding dan memenangkan piala dunia.
* Selaku warga negara yang peduli dan memahami pentingnya pendidikan, Prabowo
mengelola beasiswa penuh hingga tingkat mahasiswa untuk seluruh warga yang
membutuhkan yang tinggal di sekitar rumahnya di Desa Bojong Koneng, Megamendung,
Kabupaten Bogor.
* Selaku warga negara yang peduli dan memahami pentingnya pendidikan, Prabowo
bersama Prof. Yohanes Surya menyelenggarakan Olimpiade Fisika Tingkat Asia (APHO).
Dalam kompetisi ini, Prabowo bersama Prof. Yohanes Surya membuktikan bahwa setiap anak
bangsa yang mendapatkan kesempatan untuk belajar dengan baik dapat berprestasi di
tingkat internasional.
* Selaku Calon Presiden 2014, Prabowo telah terbukti sebagai satu-satunya Calon Presiden
yang berani menandatangani kontrak politik untuk mewujudkan aspirasi kaum buruh
Indonesia sekiranya dipercaya sebagai Presiden RI Periode 2014-2019.
* Selaku Calon Presiden 2014, Prabowo telah terbukti sebagai satu-satunya Calon Presiden
yang menemukan dan berjanji akan menutup kebocoran kekayaan Republik Indonesia yang
jumlahnya (menurut tim pakar Prabowo) adalah Rp. 1.160 triliun per tahun.

Anda mungkin juga menyukai