Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

KELOMPOK KERJA KIA KB


PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
DI RW V KELURAHAN DUPAK KECAMATAN KREMBANGAN
KOTA SURABAYA
PERIODE 24 OKTOBER 9 DESEMBER 2016

Oleh :
MAHASISWA B17 GELOMBANG II

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan
millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan
manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota perserikatan
bangsa-bangsa/ PBB untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan,
yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar
untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,
menurunkan angka kematian anak, peningkatan kesehatan ibu, memerangi
penyebaran HIV/ AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, kelestarian
lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam pembangunan.
Sebagai salah satu anggota PBB, Indonesia memiliki dan ikut melaksanakan
komitmen tersebut.
Pembangunan secara umum sering diartikan sebagai upaya
multidimensi untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih
baik. Tujuan MDGs menempatkan manusia sebagai focus utama
pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan
akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Empat dari sasaran MDGs terkait
secara langsung dengan peningkatan kesehatan masyarakat.
Masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi di Indonesia
diantaranya adalah tingginya angka pertumbuhan penduduk, disparitas status
kesehatan,

beban

ganda

penyakit,

yang

mana

data

epidemiologi

menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi penyakit, baik penyakit


menular yang baru dan lama (re-emerging dan new emerging disease)
maupun tidak menular, dan penyakit degenerative (non communicable
disease), peningkatan kematian akibat kecelakaan, dan menurunnya mutu
kesehatan keluarga, terutama kesehatan ibu dan anak ( Konas Jen X, 2003 ;
WHO Report, 2002)

Salah satu indicator yang digunakan untuk menggambarkan


pencapaian pembangunan suatu Negara adalah Human Development Index
(HDE/ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari 3 domain
yakni kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.IPM Negara Indonesia berada di
peringkat 108 dari 177 negara di dunia, lebih rendah dari Negara-negara
ASEAN lainnya, seperti Singapur, Malaysia, Brunei darusalam dan
Thailand. Dari tahun ke tahun angka kematian ibu dan angka kematian bayi
sebagai salah satu bagian dari indicator IPM menurun landai dan masih
menjadi masalah. Dari 5 juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap
tahunnya, diperkirakan 20 ribu ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan
atau persalinan.
Pertumbuhan dan perkembangan balita seharusnya sesuai dengan
berat badan dan umur balita. Sehingga diperlukan pemantauan tiap bulan
dalam kegiatan posyandu balita untuk memantau perkembangan kesehatan
balita. Kemampuan ibu dalam membawa balita untuk ikut Posyandu Balita
dapat mengidentifikasi masalah kesehatan pada balitanya. Saat ibu dan
balita

membutuhkan

penyesuaian

ini,

perawat

membantu

untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Hal ini dilakukan ibu agar dapat
mengetahui gizi balita dan merancang intervensi untuk meminimalkan
terjadinya angka kejadian gizi buruk. Dari data yang didapatkan dari total
277 KK di RW V Kelurahan Dupak Bangunrejo didapatkan responden ibu
hamil 11 orang dan 1 orang tidak rutin ANC dan 2 orang tidak pernah ANC.
Dan berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat terdapat 1 bayi
meninggal setelah persalinan. Berdasarkan hasil FGD 3 balita yang pada
kartu KMS masuk kategori Bawah Garis Kuning (BGK), yang berada di RT
5 dan RT 13.
Posyandu balita di RW V dibagi menjadi 16 Posyandu dan 1
Posyandu tambahan yang tidak masuk RT manapun. Untuk RT kelolaan
yaitu RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 terdapat Posyandu Bayam, Posyandu Sawi,
Posyandu Tunjung Biru, Posyandu Edelweis, Posyandu Wortel, dan
Posyandu Kembang Kol. Pelaksanaan Posyandu dikelola oleh kader yang
telah dilatih oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan diawasi pelaksanaannya

oleh bidan Puskesmas Dupak. Hasil pendataan menunjukkan adanya 3 balita


yang menunjukkan angka penimbangan di bawah garis kuning (BGK).
Untuk pemeriksaan ibu Hamil, ibu hamil di RW V diperiksa di Bidan atau
Puskesmas maupun banyak yang memeriksakan di Rumah Sakit. Untuk
akseptor KB 46,3% menggunakan pil KB dan 39,8% menggunakan suntik.
Sebagian besar penggunaan KB menggunakan KB hormonal dengan alasan
penggunaan KB non hormonal dan IUD jarang diaplikasikan kerena
ketakutan warga terhadap KB non hormonal khususnya IUD tersebut.
Dalam mencegah dan mengurangi potensi komplikasi permasalahan
kesehatan ibu dan balita, perlu deteksi dini gangguan kesehatan agar tidak
berkembang menjadi masalah yang lebih berat. Hal-hal yang dapat
dilakukan antara lain dengan melakukan promosi kesehatan dimana program
ini akan mengurusi setiap persoalan dan kesadaran pada ibu, promosi
kesehatan pada ibu balita disaat posyandu balita sehingga dapat mengurangi
angka kejadian gizi buruk dan dapat memantau perkembangan, pertumbuhan
dan permasalahan balita setiap bulan serta dapat memberikan informasi pada
ibu-ibu balita tentang masalah kesehatan.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1

Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas khususnya
kesehatan ibu dan anak diharapkan masyarakat RW V Kelurahan Dupak
Kecamatan Krembangan Surabaya dapat meningkatkan kemampuannya
untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan ibu dan anak yang
optimal.

1.2.2

Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas, masyarakat dapat:
1. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan ibu secara mandiri.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan anak secara mandiri.
3. Mengerti dan memahami pentingnya program Keluarga Berencana.
4. Mengerti dan memahami pentingnya program posyandu balita.

1.3 Manfaat Kegiatan


1.3.1

Bagi mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas pada ibu dan
balita secara nyata kepada masyarakat.
2. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas pada ibu dan balita.
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika pada ibu dan balita

1.3.2

Bagi Masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
pada ibu dan balita
2. Mendapatkan

kemampuan

untuk

mengenal,

mengerti

dan

mamahami masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian


masalah kesehatan yang ada pada ibu dan balita
3. Ibu balita mengetahui gambaran status kesehatan anaknya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
1.3.3

Bagi Pendidikan
1. Salah satu indikator keberhasilan program studi ilmu keperawatan
fakultas keperawatan Universitas airlangga Surabaya program
profesi khususnya di bidang keperawatan komunitas pada ibu dan
balita
2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan
model praktek keperawatan komunitas pada ibu dan balita
selanjutnya

1.3.4

Bagi Profesi

1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi


secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas pada
ibu dan balita sehingga profesi mampu mengembangkannya.
1.4 Ruang Lingkup
Asuhan keperawatan komunitas ini dilaksanakan di RW V Kelurahan
Dupak di RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 dalam masalah kesehatan ibu, bayi dan
balita dan KB.
1.5 Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan penerapan
metode pendekatan pada kader, keluarga dan masyarakat melalui asuhan
keperawatan profesional yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan kultural
secara mandiri maupun kolaborasi lintas sektor.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimulai pengkajian keperawatan, hasil analisis
data, penapisan masalah, penentuan prioritas diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan dan simpulan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu
dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga,
kelompok/agregat dan masyarakat. Komunitas adalah sekelompok manusia
yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain
yang berada diluarnya sertasaling ketergantungan untuk memenuhi keperluan
barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari hari
(Kutanegara, 2011).
2.2 Konsep Dasar Kesehatan Ibu dan Anak
2.2.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
2.2.2 Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal,
bagi ibu dan keluarganya untukmenuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah:
1) Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalamupaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10
keluarga, Posyandu dan sebagainya.
2) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,

Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau


TK.
3) Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
menyusui, bayi dan anak balita.
5) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
2.2.3 Prinsip Pengelolaan Program KIA
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan
peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :
1) Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2) Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada
peningkatanpertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
3) Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga
kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
4) Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan)
dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
2.2.4 Pelayanan KIA
1) Pelayanan antenatal
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama
masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Standar minimal 5 T untuk pelayanan antenatal terdiri dari:
(1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
(2) Ukur Tekanan darah
(3) Pemberian Imunisasi TT lengkap
(4) Ukur Tinggi fundus uteri
(5) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama


kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama,
minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan
ketiga.
2) Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat:
(1) Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,
pembantu bidan dan perawat.
(2) Dukun bayi
Terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga
kesehatan yangdinyatakan lulus.
Tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh
tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum
dinyatakan lulus
3) Deteksi dini ibu hamil berisiko
Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah:
(1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .
(2) Anak lebih dari 4
(3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau
lebih dari 10 tahun
(4) Tinggi badan kurang dari 145 cm
(5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari
23,5 cm
(6) Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat
cacat kengenital.
(7) Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau
panggul.
Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan
normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu
maupun bayi Risiko tinggi pada kehamilan meliputi:
(1) Hb kurang dari 8 gram %

(2) Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole
lebih dari 90 mmHg
(3) Oedema yang nyata
(4) Eklampsia
(5) Perdarahan pervaginam
(6) Ketuban pecah dini
(7) Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
(8) Letak sungsang pada primigravida
(9) Infeksi berat atau sepsis
(10)

Persalinan premature

(11)

Kehamilan ganda

(12)

Janin yang besar

(13)

Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.

(14)

Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi

kehamilan.
Risiko tinggi pada neonatal meliputi:
(1) BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram
(2) Bayi dengan tetanus neonatorum
(3) Bayi baru lahir dengan asfiksia
(4) Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari
setelah lahir
(5) Bayi baru lahir dengan sepsis
(6) Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram
(7) Bayi preterm dan post term
(8) Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
(9) Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.
2.2.5 Indikator Pelayanan KIA
Terdapat 11 indikator kinerja penilaian standar pelayanan minimal
atau SPM untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang wajib dilaksanakan
yaitu:
1) Cakupan Kunjungan ibu hamil K4

Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan


petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan
standar 5T dengan frekuenasi kunjunganminimal 4 kali selama hamil,
dengan syarat trimester 1 minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali
dan trimester III minimal 2 kali.
Standar 5 T yang dimaksud adalah:
(1) Pemeriksaaan atau pengukuran tinggi dan berat badan
(2) Pemeriksaaan atau pengukuran tekanan darah
(3) Pemeriksaan atau pengukuran tinggi fundus
(4) Pemberian imunisasi TT
(5) Pemberian tablet besi
Definisi operasional
Perbandingan antara jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
ANC sesuai standar K4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
dengan penduduk sasaran ibu hamil
Cara perhitungan
Pembilang : Jumlah ibu hamil yang telah memperoelh pelayanan
ANC sesuai standar K 4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Penyebut : Penduduk sasaran ibu hamil
Konstanta : 10
Sumber data :
(1) Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai
standar K4 diperoleh dari catatan register kohort ibu dan laporan PWS
KIA.
(2) Perkiraan penduduk sasaran ibu hamil diperoleh dari Badan Pusat
Statistik atau BPS kabupaten atau propinsi jawa timur.
2) Cakupan Komplikasi Kebidanan
3) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
4) Cakupan Pelayanan Nifas
5) Cakupan Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi
6) Cakupan Kunjungan Bayi
7) Cakupan Imunisasi Bayi (Universal Child Immunization)

8) Cakupan Pelayanan Anak Balita


9) Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI
10) Cakupan Perawatan Balita Gizi Buruk
11) Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Dasar
2.3 Konsep Keluarga Berencana (KB)
2.3.1 Pengertian KB
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
(Manuaba, 2003). Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang
memakai individu atau pasangan suami istri untuk:
1)

Mendapatkan obyek-obyek tertentu.

2)

Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.

3)

Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.

4)

Mengatur interval diantara kehamilan.

5)

Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur


suami istri.

6)

Menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Hanafi, 2004)

2.3.2 Tujuan KB
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah
masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,
menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang
berkualitas.
Menurut WHO (2003) tujuan KB adalah menunda / mencegah
kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur) dengan
usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
Alasan menunda / mencegah kehamilan:
1) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai
anak dulu karena berbagai alasan.
2) Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.

3) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda


masih tinggi frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan
tinggi.
4) Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak
pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra
indikasi terhadap pil oral.
2.3.2 Manfaat KB
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para
akseptor akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak
dan keluarga, antara lain:
1) Manfaat untuk ibu
(1) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
(2) Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
(3) Menjaga kesehatan ibu
(4) Merencanakan kehamilan lebih terprogram
2) Manfaat untuk anak
(1) Mengurangi risiko kematian bayi
(2) Meningkatkan kesehatan bayi
(3) Mencegah bayi kekurangan gizi
(4) Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
(5) Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
(6) Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3) Manfaat untuk keluarga
(1) Meningkatkan kesejahteraan keluarga
(2) Harmonisasi keluarga lebih terjaga
2.3.3 Sasaran Program KB
1) Usia ibu < 20 tahun: kontrasepsi yang reversibilitasnya tinggi/kembali ke
kesuburan tinggi
2) Usia ibu > 35 tahun: kontrasepsi effektif/kegagalan rendah dan
reversibel/ireversibel
3) Usia reproduksi sehat: effektif, reversible dan tidak mengganggu ASI
2.3.4 Jenis Pelayanan Program KB

Ada berbagai macam alat kontrasepsi di Indonesia. Terdiri dari KB


hormonal, non hormonal, alamiah, dan kontrasepsi mantap.
1) KB hormonal
Efek samping dari metode kontrasepsi hormonal ini adalah:
(1) Menstruasi menjadi tidak teratur atau tidak mens sama sekali (kecuali
pil)
(2) Kenaikan berat badan
(3) Muncul flek hitam pada wajah
(4) Mual, pusing, atau muntah
Cara kerja:
(1) Menekan ovulasi
(2) Mencegah implantasi
(3) Mengentalkan lendir servik, sehingga sulit dilalui oleh sperma
(4) Pergerakan tuba terganggu, sehingga transportasi telur juga terganggu
Jenis :
(1) Pil oral kombinasi
a) Afektif dan reversible
b) Harus diminum setiap hari
c) Efek samping yang serius jarang terjadi
d) Efek samping yang sering timbul yaitu mual dan bercak perdarahan
atau spotting
e) Tidak dianjurkan pada wanita yang sedang menyusui
f) Dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi darurat
(2) Suntik
Merupakan metoda kontrasepsi yang efektif, aman, dapat dipakai oleh
semua WUS, kembalinya ke kesuuburan lebih lambat (4 bulan), cocok
untuk masa laktasi karena tidak mempengaruhi ASI.
(3) Implan
Efektif 5 tahun untuk Norpalan (terdiri dari 6 batang ), 3 tahun untuk
Indoplan/Implano, klien merasa kenyamanan, dapat dipakai oleh
semua ibu usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan memerlukan
pelatihan, kesuburan akan kembali setelah dicabut, efek samping

utama berupa perdarahan tidak teratur, bercak dan aminorhea dan


aman dipakai saat menyusui.
2) KB non hormonal
(1) AKDR (IUD)
a) Menghambat kemampuan sperma masuk tuba fallopi.
b) Mencegah implantasi telur dalam uterus.
c) Mencegah sperma dan ovum bertemu.
(2) Kondom
a) Menghalangi bertemunya sperma dan sel telur.
b) Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke
pasangan lain.
3) KB yang tanpa memakai alat apapun (alamiah)
(1) Coitus interuptus (senggama terputus)
Adalah suatu metode koontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum
terjadi ejakulasi intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia
eksterna wanita. Cara kerja: alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina. Dengan
demikian tidak ada pertemuan antara apermatozoa dengan ovum
sehingga kehamilan dapat dicegah.
(2) Kalender
Metode KS dengan tidak melakukan sanggama pada masa subur,
effektivitasnya 75%-80%, , faktor kegagalan karena salah menghitung
masa subur dan siklus haid yg tidak teratur Masa subur siklus
terpanjang dikurangi 11 dan siklus terpendek dikurangi 18.

(3) MAL (Metode Amenorrea Laktasi)


Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara
eksklusif. MaL dapat dipakai sebagai kontraseepsi bila: menyusui
secara penuh, lebih efektif jika pemberian belum haid, usia bayi
kurang dari 6 bulan. Efektifitasnya sampai 6 bulan dan harus

dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya. Cara


kerjanya yaitu menekan ovulasi.
4) Kontrasepsi mantap
(1) Tubektomi (MOW)
Pengikatam/pemotongan tuba fallopi kiri dan kanan pada wanita untuk
mencegah transport ovum dari ovarium melalui tuba ke arah uterus,
dilakukan dengan cara operasi, effektivitas : tinggi, reversibilitas:
rendah, disebut kontrasepsi mantap
(2) Vasektomi (MOP)
Pengikatan/pemotongan vas defferen kiri dan kanan pada pria untuk
mencegah transport spermatozoa dari testis, dilakukan dengan cara
operasi kecil / minor surgery, efektifitas: tinggi, reversibilitas : rendah,
disebut kontrasepsi mantap.
2.4 Konsep Posyandu
2.4.1 Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan suatu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011).
Menurut Siswanto (2011), Posyandu disebut juga Integrated Health Post,
yaitu wadah peran serta masyarakat yang dikelola oleh dan dari masyarakat
untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar serta memantau pertumbuhan
balita untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini.

2.4.2 Tujuan Posyandu


Secara umum tujuan penyelenggaraan posyandu adalah menunjang
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui
upaya

pemberdayaan masyarakat. Sedangkan tujuan khusus adalah

meningkatnya peran serta masyarakat, peran lintas sector dan cakupan

kangkauan pelayanan posyandu yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB


dan AKABA (Depkes, 2011).
2.4.3 Sasaran Posyandu
Sasaran penyelenggaraan posyandu adalah masyarakat, utamanya bayi
berusia kurang dari 1 tahun, anak balita usia 1 sampai 5 tahun, ibu hamil, ibu
menyusui dan ibu nifas serta pasangan usia subur (Depkes, 2011).
2.4.4 Manfaat Posyandu
Menurut Depkes (2011), posyandu mempunyai banyak manfaat bagi
masyarakat, kader dan perngurus posyandu, puskesmas dan tenaga kesehatan
serta bagi sektor lain.
1) Bagi Masyarakat
Memperoleh kemudahan dan efisien dalam mendapatkan informasi,
pelayanan dan pemecahan masalah kesehatan dasar.
2) Bagi Kader dan Pengurus Posyandu
Memperoleh informasi kesehatan dasar terlebih dahulu dan dapat
membuktikan aktualisasi dirinya dalam penyelesaian masalah kesehatan
dasar.
3) Bagi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan
Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar
dan pemberdayaan masyarakat serta mendekatkan akses pelayanan
kesehatan dasar pada masyarakat.
4) Bagi Sektor Lain
Lebih spesifik dalam pemecahan masalah kesehatan dasar dan
meningkatnya efisiensi pemberian pelayanan terpadu.
2.4.5 Tingkat Perkembangan Posyandu
Menurut Depkes (2011), tingkat perkembangan posyandu dibagi
menjadi 4 tingkatan, yaitu posyandu pratama, madya, purnama dan mandiri.
1) Posyandu Pratama
(1) Kegiatan rutin bulanan kurang dari 8 kali setahun
(2) Jumlah kader kurang dari 5 orang
(3) Pelaksanaan 5 kegiatan dasar posyandu kurang dari 50%

2) Posyandu Madya
(1) Melaksanakan kegiatan rutin lebih dari 8 kali dalam setahun
(2) Jumlah kader 5 orang atau lebih
(3) Pelaksanaan 5 kegiatan dasar posyandu baru terlaksana 50%
3) Posyandu Purnama
(1) Kegiatan rutin lebih dari 8 kali setahun
(2) Jumlah kader 5 orang atau lebih
(3) Mampu menyelenggarakan kegiatan tambahan
(4) Cakupan kegiatan utama lebih dari 50%
(5) Memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat dengan kurang dari
50 KK di wilayah kerja
4) Posyandu Mandiri
(1) Kegiatan rutin lebih dari 8 kali setahun
(2) Jumlah kader 5 orang atau lebih
(3) Cakupan kegiatan utama 50%
(4) Mampu menyelenggarakan program tambahan
(5) Memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat dengan lebih dari 50
KK di wilayah kerja
2.4.6 Kegiatan Posyandu
Kegiatan di posyandu didukung oleh penyelenggaran dengan sistem 5
meja. Meja 1 sebagai tempat pendaftaran dan pencatatan bayi, balita, ibu
hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur. Meja 2 sebagai tempat
penimbangan bayi dan anak balita. Meja 3 sebagai tempat pengisian KMS
dan buku KIA. Meja 4 sebagai tempat penyuluhan tentang hasil penimbangan
balita, pemberian tablet zat besi, pelayanan makanan tambahan, oralit,
vitamin A dan pil ulangan. Meja 5 sebagai tempat pelayanan oleh tenaga
professional kesehatan sesuai kebutuhan setempat (Manuaba dkk, 2007).
Menurut Depkes (2011), kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan
utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan.
1) Kegiatan Utama
(1) Kesehatan Ibu dan Anak

Mencakup pelayanan ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan
balita. Pelayanan ibu hamil meliputi imunisasi, pemberian tablet zat
besi, perencanaan persalinan, pencegahan komplikasi dan kelas ibu
hamil. Pelayanan ibu nifas dan menyusui meliputi penyuluhan KB,
ASI eksklusif dan pemberian kapsul vitamin A. Pelayanan bayi dan
balita

meliputi

penimbangan

berat

badan,

penentuan

status

pertumbuhan, penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan.


(2) Keluarga Berencana
Pelayanan KB oleh kader meliputi pemberian kondom dan pil
ulangan, sedangkan pelayanan KB oleh tenaga kesehatan meliputi
konseling dan suntikan KB.
(3) Imunisasi
Pelayanan imunisasi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang meliputi
lima imunisasi dasar lengkap.
(4) Gizi
Meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian makanan tambahan serta suplementasi
vitamin A dan zat besi.
(5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Dilakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, cara
pencegahan dan penangulangan diare secara tepat serta pemberian
oralit dan obat Zinc.
2) Kegiatan Tambahan
Kegiatan tambahan dilakukan setelah 5 kegiatan pokok terlaksana.
Posyandu yang melaksankan kegiatan tambahan adalah posyandu purnama
dan mandiri. Contoh kegiatan tambahan adalah bina keluarga balita, kelas
ibu hamil dan balita, pengamatan terhadap kejadian luar biasa, usaha
kesehatan gigi dan mulut.

BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS POKJA KIA KB
3.1

Pengkajian Winshield Survey


Praktik keperawatan kesehatan komunitas dilakukan di RW V

Kelurahan Dupak Kecamatan Krembangan selama 7 minggu mulai tanggal


24 Oktober 9 Desember 2016. Data yang didapatkan dari pengamatan
melalui komponen Windshield Survey adalah sebagai berikut :
1) Lingkungan Fisik
(1) Bangunan
Mayoritas rumah adalah bangunan permanen terbuat dari tembok.
Tidak terdapat rumah yang tidak permanen di RW V.
(2) Arsitektur
Arsitektur rumah bermacam-macam antara satu rumah dengan rumah
lainnya. Lantai mayoritas terbuat dari keramik sebanyak 245 rumah,
namun sebagian ada yang terbuat dari semen yaitu 31 rumah.
(3) Batas Wilayah
Barat

: Sungai Bosem

Utara

: Sungai dan jalan tol

Timur

: Dupak Bangunsari

Selatan

: RW 4 Kelurahan Dupak

2) Pelayanan Kesehatan
Tempat pelayanan kesehatan di RW V Kelurahan Dupak yaitu Puskesmas
Dupak, Posyandu balita dan Posyandu lansia.
3) Sosial dan Ekonomi

Tingkat ekonomi masyarakat RW V adalah tingkat menengah ke atas


dengan mata pencaharian terbesar adalah pegawai swasta kemudian
wiraswasta. Penghasilan warga sebagian besar 1-3 juta per bulan sebanyak
204 orang.Terdapat beberapa toko di depan rumah yang menjual bahanbahan keperluan sehari-hari dan juga terdapat warung makan.
4) Keamanan dan Transportasi
Transportasi menggunakan kendaraan pribadi (motor, sepeda, mobil)
selain itu juga jalan kaki. Jalan di RW V tidak dilalui kendaraan umum.
Kondisi jalan di RW V baik dan beraspal serta paving.
5) Pemerintahan dan Politik
Lingkungan di RW V Kelurahan Dupak terdapat 1 balai RW dan 21 balai
RT yang digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat.
6) Komunikasi
Rata-rata warga mempunyai televisi, radio, dan handphone.Media cetak
yang dibaca oleh sebagian besar masyarakat adalah koran dan majalah.
7) Pendidikan
Mayoritas warga RW V pernah mengenyam pendidikan dengan sebagian
besar merupakan lulusan SMA sebanyak 183 orang. Ada 10 orang yang
tidak pernah sekolah dan mengalami buta aksara.
8) Rekreasi
Tempat bermain bagi anak anak adalah di sekitar jalanan di RW V.

3.2 Data Primer dari Kuesioner


3.2.1

Proporsi penduduk pasangan usia subur berdasarkan penggunaan


alat Kontrasepsi

KB Pada Pasangan Usia Subur


3% 1% 5%
1%
4%

46%

40%

IUD

Pil

Suntik

Kondom

Implan

MOW

MOP

Gambar 3.1 Proporsi penduduk pasangan usia subur berdasarkan


penggunaan alat kontrasepsi di RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW
V Kelurahan Dupak Bangurejo Kecamatan Krembangan Kota
Surabaya pada tanggal 24-27 Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan usia subur
menggunakan alat kontrasepsi KB pil sebanyak 57 orang (46%), suntik
sebanyak 49 orang (40%), IUD 6 orang (5%), kondom 5 orang (4%),
MOW 4 orang (3%), implant 1 orang (1%), dan MOP 1 orang (1%).
3.2.2

Proporsi penduduk pasangan usia subur berdasarkan keluhan


penggunaan alat kontrasepsi

Keluhan KB
8%

92%

Ya

Tidak

Gambar 3.2 Proporsi penduduk pasangan usia subur berdasarkan keluhan


penggunaan alat kontrasepsi di RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW
V Kelurahan Dupak Bangurejo Kecamatan Krembangan Kota
Surabaya pada tanggal 24-27 Oktober 2016

Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil pasangan usia subur


yang mengalami keluhan terhadap penggunaan alat kontrasepsi yaitu
sebanyak 10 orang (7,7%)

3.2.3

Proporsi penduduk pasangan usia subur tidak mengikuti program


keluarga berencana

Alasan Tidak KB
24%
54%
22%

Takut

Dilarang

Lain-lain

Gambar 3.3 Proporsi penduduk pasangan usia suburberdasarkan alasan


tidak mengikuti program keluarga berencana di RT
2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo
Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27
Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian penduduk pasangan
usia subur tidak mengikuti program keluarga berencana dikarenakan
sedang menjalani program hamil yaitu sebanyak 20 orang 54,1%)
3.2.4

Proporsi penduduk pasangan usia subur berdasarkan penyakit


kelamin yang diderita

Penyakit Kelamin

100%
Gonorhea

Siphilis

HIV

Lain-lain

Gambar 3.4 Proporsi penduduk pasangan usia subur berdasarkan penyakit


kelamin yang diderita di RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V
Kelurahan Dupak Bangurejo Kecamatan Krembangan Kota
Surabaya pada tanggal 24-27 Oktober 2016
Berdasarkan gambar diatas seluruh penduduk pasangan usia subur tidak
mengalami penyakit menular seksual. Berdasarkan laporan Puskesmas
bulan Oktober 2016 dari 6834 Wanita Usia Subur hanya 22 orang dari 25
wanita beresiko yang pernah di Screening IVA dengan hasil 1 orang
menunjukkan hasil positif.
3.2.5

Proporsi Ibu hamil berdasarkan kunjungan Ante Natal Care (ANC)

Ibu Hamil yang Melakukan Antenatal Care


18%
9%
73%

Rutin

Tidak Rutin

Tidak Pernah

Gambar 3.5 Proporsi ibu hamil berdasarkan jumlah kunjungan Ante Natal
Care (ANC) di RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan
Dupak Bangurejo Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada
tanggal 24-27 Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil rutin
melakukan kunjungan Ante Natal Care (ANC) yaitu sebanyak 8 orang
(72,7%), tidak rutin 1 orang (9,1%) dan tidak pernah 1 orang (18,2%)
karena ibu lebih sering ke rumah sakit.
3.2.6

Proporsi Ibu hamil berdasarkan Imunisasi TT

Imunisasi TT

25%

75%

Lengkap

Tidak Lengkap

Tidak Pernah

Gambar 3.6 A. Proporsi ibu hamil berdasarkan imunisasi TT di RT


2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo
Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27
Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil telah
melakukan imunisasi TT yaitu sebanyak 6 orang (75%).
3.2.7

Proporsi penduduk berdasarkan buku KIA

Kepemilikan Buku KIA

33%

67%

Punya

Tidak Punya

Gambar 3.7 Proporsi ibu hamil berdasarkan kepemilikan buku KIA di di


RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo

Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27


Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki
buku KIA yaitu sebanyak 6 orang (66,7%), dan 3 orang belum punya
karena klien memeriksakan kehamilan ke rumah sakit.
3.2.8

Proporsi ibu hamil berdasarkan konsumsi pil Fe

Konsumsi Pil Fe

29%
57%
14%

Rutin

Tidak Rutin

Tidak Pernah

Gambar 3.8 Proporsi ibu hamil berdasarkan konsumsi pil Fe di di RT


2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo
Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27
Oktober 2016
Gambar

diatas

menunjukkan

bahwa

sebagian

besar

ibu

hamil

mengkonsumsi pil Fe secara rutin yaitu sebanyak 4 orang (57,1%), tidak


rutin 1 orang(14,3%), dan tidak pernah 2 orang (28,6%).
3.2.9

Proporsi ibu hamil berdasarkan keluhan pada saat hamil

Keluhan Kehamilan

100%
Anemia

Gambar

Pre Eklampsia

Lain-lain

3.9 Proporsi ibu hamil berdasarkan keluhan di RT


2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo
Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27
Oktober 2016

Gambar diatas menunjukkan ibu hamil tidak mengalami keluhan saat


kehamilan.
3.2.10 Proporsi Ibu hamil berdasarkan Gizi

Status Gizi Ibu Hamil

22%

78%

Baik

Cukup

Kurang

Gambar 3.1.9 Proporsi ibu hamil berdasarkan gizi di RT 2,3,4,5,6,7,8,13,


dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo Kecamatan
Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27 Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki
gizi yang baik yaitu sebanyak 7 orang (77,8%) dan untuk ibu hamil yang
mengalami gizi cukup sebanyak 2 orang (22,2%). Berdasarkan hasil
Posyandu di RT 8, terdapat 2 orang ibu hamil mengalami KEK (Kurang
Energi Kronis).
3.2.11 Proporsi ibu hamil berdasarkan rencana persalinan

Rencana Persalinan
17%

83%

Spontan

SC

Gambar 3.11 Proporsi ibu hamil berdasarkan rencana persalinan di RT


2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo
Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27
Oktober 2016

Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil(83,3%)


berecana untuk bersalin normal.

3.2.12 Proporsi ibu menyusui berdasarkan ASI

Ibu Nifas/Ibu Menyusui (ASI)


13%

87%

Lancar

Tidak Lancar

Gambar 3.1.11 Proporsi ibu nifas atau


ibu menyusui
di RT
2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo
Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27
Oktober 2016
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas atau ibu
menyusui sebanyak 14 orang (87,5%) ASI lancar.
3.2.13 Proporsi ibu nifas atau ibu menyusui sesuai dengan keluhan yang
dialami

Keluhan BUTEKI
6%

94%

Ya

Tidak

Gambar 3.13 Proporsi ibu nifas atau ibu menyusui berdasarkan keluhan
yang dialami di RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan
Dupak Bangurejo Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada
tanggal 24-27 Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas atau ibu
mkenyusui tidak mengalami keluhan saat menyusui maupun saat masa
nifas.Keluhan yang paling banyak muncul adalah ASI tidak keluar dan
nyeri jahitan.
3.2.14 Proporsi balita berdasarkan berat balita di KMS

Berat Badan di KMS


2%

99%

Hijau

Kuning

Merah

Gambar 3.14 Proporsi balita berdasarkan berat badan balita di KMS di RT


2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo
Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27
Oktober 2016
Gambar diatas hampir seluruh balita memiliki berat badan di KMS
berwarna hijau yang berarti memiliki gizi baik yaitu sebanyak 67 balita
(98,5%), dan 1 orang balita (1,5%) balita berada di garis kuning.
3.2.15 Proporsi balita berdasarkan status pemberian ASI ekslusive

ASI Eksklusif

42%
58%

Ya

Tidak

Gambar 3.1.14 Proporsi balita berdasarkan pemberian ASI Ekslusive di RT


2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo
Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27
Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan sebagian besar balita mendapat ASI ekslusif
yaitu sebanyak 37 balita (57,8%), alasan balita tidak mendapat ASI
ekslusif karena ASI tidak lancar, ibu sibuk bekerja,dan tidak memiliki
kulkas untuk menyimpan ASI.

3.2.16 Proporsi balita berdasarkan status imunisasi

Imunisasi Dasar
12%

88%

Lengkap

Belum Lengkap

Tidak Lengkap

Gambar 3.1.15 Proporsi balita berdasarkan status imunisasi di RT


2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo
Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27
Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan sebagian besar balita status imunisasi
lengkap yaitu sebanyak 59 balita (88,1%)
3.2.17 Proporsi balita berdasarkan jumlah kunjungan Posyandu balita

Posyandu
11%

89%

Rutin

Tidak Rutin

Tidak Pernah

Gambar 2.28 Proporsi balita berdasarkan kunjungan Posyandu balita di RT


2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo

Kecamatan Krembangan Kota Surabaya pada tanggal 24-27


Oktober 2016
Gambar diatas menunjukkan hampir seluruh balita rutin datang ke
Posyandu yaitu sebanyak 57 balita (89,1%)

3.2.18 Proporsi balita berdasarkan mendapat Vit. A

Vitamin A
13%

2%

86%

Rutin

Tidak Rutin

Tidak Pernah

Gambar 3.18 Proporsi balita berdasarkan Vit A di RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan


14 RW V Kelurahan Dupak Bangurejo Kecamatan Krembangan
Kota Surabaya pada tanggal 24-27 Oktober 2016

Gambar di atas sebagian besar balita mendapat Vit A secara rutin setiap
enam bulan sekali yaitu sebanyak 55 balita (85,9%)
3.2.19 Proporsi balita berdasarkan usia mendapat makanan pendamping
ASI

Makanan Pendamping ASI

39%
61%

<6 bulan

>6 bulan

Gambar 3.19 Proporsi balita berdasarkan usia balita mendapat makanan


pendamping ASI di RT 2,3,4,5,6,7,8,13, dan 14 RW V
Kelurahan Dupak Bangurejo Kecamatan Krembangan Kota
Surabaya pada tanggal 24-27 Oktober 2016

Gambar diatas menunjukkan sebagian besar balita mendapat makanan


pendamping ASI di usia lebih dari 6 bulan yaitu sebanyak 38 balita
(61,3%), dan balita yang mendapat MPASI < 6bulan sebanyak 24 balita
(38,7%).
3.3 Hasil Focus Group Discussion (FGD)
Tanggal 1 November 2016 telah dilaksanakan pengkajian melalui
proses Focus Group Discussion (FGD) antara mahasiswa dengan kader
Posyandu KIA. Berikut resume kegiatan wawancara Pokjakes KIA.
Tabel 3.1 Hasil FGD kader KIA/ KB
N
O
1

PERTANYAAN

NAMA

Apa saja

Ibu Sumini

masalah terkait

(RT2)

JAWABAN
1. Pemberian

ASI

Eksklusif

tidak

berjalan

disebabkan karena ibu-ibu bekerja dan dari lahir

Kesehatan Ibu

sudah memberikan susu formula, pemberian

dan Anak di

Makanan Pendamping ASI pun diberikan usia <6

masing-masing

bulan padahal penyuluhan sudah dilakukan.

RT?

2. Kontrol kehamilan kurang koordinasi karena


biasanya ibu-ibu tidak melaporkan ketika hamil
awal karena sebagian besar kontrol di Rumah
Ibu Maryam
(RT 3)

sakit.
1. Masalah ibu hamil di RT 3 sama seperti RT yang
lain, ibu hamil kebanyakan ke RS sendiri, kontrol
tidak ke Puskesmas padahal kegiatan Posyandu
dan Puskesmas sudah disampaikan. Hal ini
berkaitan dengan kepercayaan ibu-ibu dengan
tenaga ahli.
2. Kegiatan Imunisasi berfokus di Posyandi dan

Ibu Fitria
(RT 5)

Puskesmas
1. PHBS: bagian tengah ke barat belum punya WC.
Balita-balita banyak yang pup di got. Kebersihan
hewan peliharaan tidak dijaga padahal ada bayi,
balita dan ibu hamil.
2. Masalah imunisasi: kebanyakan orang Madura,
ada yang tahu petingnya imunisasi, ada pula yang
tidak ingin anaknya diimunisasi karena
menganggap tidak penting.
3. Bayi usia <6 bulan sudah dikasi bubur pisang
4. Ada anak yang BGM tapi tidak bisa diintervensi
karena ibu menolak anak dikatakan gizi kurang.
5. Ibu hamil tidak tahu mengenai perawatan

Ibu
Sumariyah
(RT 13)

payudara
1. ASI Eksklusif: banyak ibu yang kerja sehingga
kurang maksimal.
2. Ibu Hamil: Posyandu ibu hamil tidak maksimal
karena lebih banyak ke RS, karena ibu hamil lebih
percaya ke RS.
3. Ibu Nifas: sudah dilakukan penyuluhan ke rumah
ibu nifas tentang gizi dan aktivitas

4. Imunisasi: rujukan ke Puskesmas dan jaminan


2

Apakah ada bayi

Ibu Jamirah

sosial
Di RW 5 ada balita BGM, tapi ketika akan di rujuk

BGM? Dan

(RT2)
Ibu

orangtua tidak mau anaknya di rujuk.


Dari ibu persepsi anak sudah dari sananya kecil,

Maryamah

sehingga tidak ingin anaknya dikatakan BGM.

Apakah sudah

(RT 5)
Ibu Fitria

Kebanyakan ibu takut untuk PAP Smear. Ibu-ibu

dilakukan

(RT 5)

sudah disarankan tentang pemeriksaan HIV dan PMS

apakah sudah
ditangani?
3

penyuluhan

lainnya sudah disarankan, tetapi ibu kebanyakan

tentang PAP
Smear?

Ibu

menolak karena menganggap tidak beresiko


Sudah dikasi penyuluhan tapi sedikit yang sadar

Sumariyah
4

(RT 13)
RT 3,4
RT 5

Tidak ada BGM


Ada 2 BGM, sudah dirujuk ke bidan tapi ibu tidak

Apa saja

RT 6, 7
RT 13, 14
RT 2
Ibu Fitria

perhatian
Ada 1 balita BGM
Tidak ada BGM
Tidak ada BGM
1. Sudah penyuluhan tentang KB, hanya ibu takut

permasalahan

(RT 5)

Berapa jumlah
balita BGM di
masing-masing
RT?

KB?

untuk menggunakan IUD karena takut, itu karena


pengetahuan ibu kurang.
2. Pengetahuan tentang KB kurang, ibu-ibu tidak
tahu tentang KB pria sehingga sering salah
persepsi.
3. Ibu sering diberikan penjelasan tentang KB tapi
ibu tidak mengerti dan menolak karena tidak
mempercayai

kader

yang

memberikan

Apa saja

Ibu Bekti

penyuluhan.
Penyuluhan disertai demonstrasi

kegiatan yang

(RT 7)
Ibu Fitria

1. Memberikan penyuluhan untuk memompa ASI

diharapkan
dalam bidang
KIA dan KB ini?

(RT 5)

untuk memberikan ASI Eksklusif


2. Penyuluhan penyimpanan ASI dan membersihkan
botol ASI

3. Penyuluhan perawatan payudara pada ibu hamil,


ibu hamil resiko tinggi
4. Penyuluhan ditambah lembar bai, leaflet, dsb
Ibu
Sumarsih

5. Penyuluhan KB
1. Penyuluhan PAP Smear dan pencegahan PMS
ketika kegiatan PKK
2. RT 13: penyuluhan ketika kegiatan PKK
3. Yang lain: Posyandu
4. RT 3: sering diadakan penyuluhan PAP Smear
sehingga tidak perlu.

BAB 4
ANALISA DATA KESEHATAN KOMUNITAS POKJA KIA KB
DI RW V KELURAHAN DUPAK KECAMATAN KREMBANGAN KOTA
SURABAYA
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan mulai 24
Oktober 27 Oktober 2016 kepada warga RW V dan FGD dengan kader Pokjakes
KIA KB, diperoleh diagnosa kesehatan komunitas, kemudian dilakukan
penapisan masalah untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan.
4.1 Analisa data
Data Subyektif

Data Obyektif

Pasangan Usia Subur


1. Kader mengatakan ibu 1. Sebagian besar ibu-ibu
tidak
berani
untuk
menggunakan
KB
menggunakan KB non
hormonal seperti pil
hormonal seperti IUD dan
(46,3%) dan suntik
tidak mengerti tentang
(39,8%).
macam-macam
KB 2. 10
orang
(7,7%)
lainnya.
mengalami
keluhan
2. Ibu-ibu tidak mengerti
selama penggunaan KB
tentang KB Pria sehingga 3. 9 orang ibu (24,3%)
sering salah persepsi
mengatakan
takut
menggunakan KB, 8
orang (21,6%) tidak
menggunakan
KB
karena alasan dilarang
menggunakan KB
Kader mengatakan kader Berdasarkan
laporan
sering
mengadakan Puskesmas bulan Oktober
penyuluhan
tentang
Pap 2016 dari 6834 Wanita Usia
Smear dan pemeriksaan darah Subur hanya 22 orang dari
untuk
penyakit
menular 25 wanita beresiko yang
seksual tetapi ibu-ibu takut pernah di Screening IVA
karena merasa pemeriksaan dengan hasil 1 orang
akan terasa menyakitkan dan menunjukkan hasil positif.
merasa bukan dari kelompok
beresiko
untuk
terkena
penyakit reproduksi maupun
penyakit menular seksual

Diagnosa
Keperawatan
Kurang pengetahuan
tentang KB pada
pasangan usia subur
di RW V Kelurahan
Dupak

Ansietas tentang
pemeriksaan
kesehatan rutin pada
wanita usia subur
dan menopause di
RW V Kelurahan
Dupak

lainnya
Kelompok Ibu Hamil
Kader mengatakan ibu hamil 1. Terdapat 2 orang ibu
kadang-kadang lolos dari
hamil
(22,2%)
pendataan karena tidak
mengalami gizi cukup.
melapor ketika hamil dan
Berdasarkan
hasil
lebih sering memeriksakan ke
Posyandu di RT 8,
Rumah Sakit karena lebih
terdapat 2 orang ibu
percaya dengan SDM di
hamil mengalami KEK
Rumah Sakit
(Kurang Energi Kronis).
2. Terdapat
2
orang
(18,2%) ibu hamil tidak
pernah melakukan ANC
dan 1 orang (9,1%) ibu
hamil
tidak
rutin
melakukan ANC.
3. Terdapat 2 orang (25%)
ibu hamil tidak pernah
melakukan imunisasi TT
4. Terdapat
3
orang
(33,3%) ibu hamil tidak
mempunyai buku KIA.
5. Terdapat
2
orang
(28,6%) ibu hamil tidak
mengkonsumsi pil Fe.
Kelompok Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
Kader
mengatakan
ibu 1)
menyusui
sudah
banyak Terdapat 2 (12,5%) orang
mendapatkan
informasi
buteki ASInya tidak
mengenai ASI eksklusif, cara
lancar.
perawatan payudara dan cara 2)
menyusui bayi, namun ibu Terdapat 27 orang (42,2%)
belum melaksanakan secara
ibu tidak memberikan
optimal informasi tersebut
ASI Eksklusif.
dan tidak mengetahui cara 3)
penyimpanan ASI maupun Alasan
ibu
tidak
membersihkan botol ASI.
memberikan
ASI
eksklusif adalah karena
bekerja,
tidak
mempuyai sarana untuk
menyimpan
ASI
(kulkas).
Kelompok Balita
1. Kader
mengatakan 1) Terdapat 1 orang
sebelum umur bayi <6
(1,5%) balita pada garis
bulan
ibu-ibu
sudah
kuning.
memberikan
makanan 2) Terdapat 8 orang

Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan pada ibu
hamil di RW V
Kelurahan Dupak

Diskontinuitas
pemberian
ASI
Eksklusif pada ibu
menyusui di RW V
Kelurahan Dupak

Kurang pengetahuan
tentang pemberian
makanan
pendamping
ASI,

pendamping ASI
(11,9%) balita
mengatakan
mendapat imunisasi
terdapat keluarga yang
tidak lengakp karena
tidak
mengetahui
alasan sakit ketika akan
pentingnya
imunisasi
di imunisasi dan ibu
sehingga
balita
tidak
menganggap imunisasi
pernah di imunisasi.
tidak penting.
3. Terdapt 3 orang balita 3) Terdapat 7 orang
BGM
(Bawah
Garis
(10,9%) balita tidak
Merah) tetapi ibu kurang
rutin mengikuti
perhatian dan menganggap
Posyandu.
anaknya berada pada gizi 4) Terdapat 8 orang
cukup.
(12,5%) balita tidak
rutin mengikuti
Posyandu dan 1 orang
(1,6%) balita tidak
pernah Posyandu.
5) Terdapat 24 balita
(38,7%) balita
mendapat makanan
pendamping ASI pada
saat usia <6 bulan.
2. Kader

pentingnya
imunisasi dan nutrisi
pada balita di RW V
Kelurahan Dupak

4.2 Penapisan Masalah


Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun
penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Penapisan Masalah
No
1

Diagnosa
Keperawata
n
Kurang
pengetahuan
tentang KB
pada
pasangan usia
subur di RW
V Kelurahan
Dupak.

Jumla
h

Keterangan
A
3

B
3

C
3

D
4

E
4

F
4

G
4

H
4

I
4

J
2

K
4

L
3

42

Keterangan
Keterangan kriteria:
A. Sesuai dengan peran perawat
komunitas
B. Jumlah yang beresiko
C. Besarnya resiko
D. Potensi pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan
program
pemerintah
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya Dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya SDM
Keterangan Pembobotan:

2.

Ansietas
tentang
pemeriksaan
kesehatan
rutin pada
wanita usia
subur dan
menopause di
RW V
Kelurahan
Dupak

Ketidakefekti

40

36

1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
Keterangan kriteria:
A. Sesuai dengan peran perawat
komunitas
B. Jumlah yang beresiko
C. Besarnya resiko
D. Potensi pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan program
pemerintah
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya Dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya SDM
Keterangan Pembobotan:
1. Sangat rendah
M. Rendah
N. Cukup
O. Tinggi
5. Sangat Tinggi
Keterangan kriteria:

fan
pemeliharaan
kesehatan
pada ibu
hamil di RW
V Kelurahan
Dupak

Diskontinuita
s pemberian
ASI Eksklusif
pada ibu
menyusui di
RW V

A. Sesuai dengan peran perawat


komunitas
B. Jumlah yang beresiko
C. Besarnya resiko
D. Potensi pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan
program pemerintah
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya Dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya SDM

38

Keterangan Pembobotan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
Keterangan kriteria:
A. Sesuai dengan peran perawat
komunitas
B. Jumlah yang beresiko
C. Besarnya resiko
D. Potensi pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas

Kelurahan
Dupak

Kurang
pengetahuan
tentang
pemberian
makanan
pendamping
ASI,
pentingnya
imunisasi dan
nutrisi pada
balita di RW

F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan
program pemerintah
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya Dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya SDM

37

Keterangan Pembobotan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
Keterangan kriteria:
A. Sesuai dengan peran perawat
komunitas
B. Jumlah yang beresiko
C. Besarnya resiko
D. Potensi pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan
program pemerintah
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya Dana

V Kelurahan
Dupak

K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya SDM
Keterangan Pembobotan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi

4.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan scoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan
komunitas di RT 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 13, 14 RW V Kelurahan Dupak Bangunrejo
Kecamatan Krembangan adalah sebagai berikut:
1

Kurang pengetahuan tentang KB pada pasangan usia subur di RW V

42

Kelurahan Dupak.
2

Ansietas tentang pemeriksaan kesehatan rutin pada wanita usia subur

40

dan menopause di RW V Kelurahan Dupak


3

Diskontinuitas pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di RW V

38

Kelurahan Dupak
4

Kurang pengetahuan tentang pemberian makanan pendamping ASI,

37

pentingnya imunisasi dan nutrisi pada balita di RW V Kelurahan


Dupak
5

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada ibu hamil di RW V


Kelurahan Dupak

36

BAB 5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW V KELURAHAN DUPAK KECAMATAN KREMBANGAN KOTA SURABAYA
POKJA KIA
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas. Dari diagnosa tersebut,
kami melakukan perencanaan bersama dengan seluruh penanggungjawab pokjakes dan menentukan sarana dan prasarana yang akan
digunakan untuk melaksanakan promosi kesehatan.
Adapun perencanaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Intervensi keperawatan asuhan keperawatan komunitas RW V Kelurahan Dupak, November Desember 2016
No
1

Diagnosa
Keperawatan
Kurang
pengetahuan
tentang KB
pada pasangan
usia subur di
RW V
Kelurahan
Dupak

Tujuan
Jangka Panjang:
Pengetahuan
tentang KB
meningkat: PUS
menggunakan
KB yang sesuai
Jangka pendek:
Sasaran paham
mengenai KB

Kriteria Hasil
Wanita usia Subur
dapat
mempertimbangkan
untuk menggunakan
Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang

Intervensi
Penyuluhan
tentang
Metode
Kontrasepsi
pada Wanita
dan Peia

PJ
Mhs:
Wiwit
Widyawa
ti

Waktu
Kader:

Tempat

Metode

Media

Ceramah

Flipchart
dan
Leaflet

Ansietas
tentang
pemeriksaan
kesehatan rutin
pada wanita
usia subur dan
menopause di
RW V
Kelurahan
Dupak

Diskontinuitas
pemberian ASI
Eksklusif pada
ibu menyusui
di RW V
Kelurahan
Dupak

Jangka Panjang:
Wanita Usia
Subur rutin
memeriksakan
kesehatan
Jangka Pendek:
Ansietas
menurun, ibu-ibu
paham tentang
prosedur
pemeriksaan
Jangka Panjang:
Manajemen cara
pemberian ASI
eksklusif ibu
pada bayi
meningkat
Jangka Pendek:
1) Keaktifan ibu
2) Ibu tau cara
menyimpan
ASI eksklusif
3) Ibu tau cara

1. Ibu mengerti
mengenai prosedur
pemeriksaan
kesehatan
2. Ibu mau
memeriksakan
kesehatan ke
Puskemas maupun
pelayanan
kesehatan lainnya

Penyuluhan
Pap Smear
dan IVA

Mhs:
Achmad
Ali Basri

Kader:

Ceramah

Flipchart
dan
Leaflet

1) Motivasi ibu
1) Penyulu
memberikan ASI
han
ekslusif pada
tentang
bayinya meningkat
ASI
2) Ibu dapat
Eksklusi
mempraktekan dan
f dan
melakukan cara
cara
penyimpanan ASI
penyimp
serta membersihkan
anan ASI
botol ASI
3) Kebutuhan ASI
2) Perawata
ekslusif pada balita
n
terpenuhi
payudara

Mhs:
Husna
Ardiana

Kader:

Ceramah
dan
Demonst
rasi

Flipchart
, Lealfet,
Poster,
Phantom
payudara
dan alat
untuk
members
ihkan
botol
susu.

membersihka
n botol susu

Jangka Panjang:
1. Gizi balita
baik
2. Balita sehat
Jangka Pendek:

Kurang
pengetahuan
tentang
1. Keaktifan ibu
pemberian
2. Ibu paham
makanan
tentang gizi
pendamping
pada balita
ASI,
3. Ibu paham
pentingnya
mengenai
imunisasi dan
pentingnya
nutrisi
pada
imunisasi
balita di RW V
Kelurahan
Dupak

4) Ibu menyusui dapat


mempraktekan cara
perawatan payudara
untuk
memperlancar ASI

pada ibu
menyusu
i

1. Ibu mengerti
1. Homevisit
tentang pentingnya
balita di
imunisasi pada
Bawah
anak dan bersedia
Garis
membawa anaknya
Merah
2.
Penyuluha
ke Posyandu
2. Ibu memberikan
n
makanan
makanan
pendamping ASI
pendampi
disaat usia bayi
ng ASI
3. Penyuluha
diatas 6 bulan
3. Ibu dengan balita di
n
Bawah Garis Merah
Imunisasi
mau membawa
anaknya ke
Puskesmas dan
mengerti perawatan
dan gizi untuk
balita

Mhs:
Vivi
Silvia
Anggara

Kader:

Ceramah
,
demonstr
asi dan
berkoord
inasi
dengan
Puskesm
as dalam
pemberia
n nutrisi
pada
balita
BGM

Flipchart
dan
leaflet.

Ketidakefektifa
n pemeliharaan
kesehatan pada
ibu hamil di
RW V
Kelurahan
Dupak

Jangka Panjang:
1. Motivasi ibu dalam
Manajemen kelas
mengikuti kelas ibu
ibu
hamil
hamil meningkat
berjalan
sesuai 2. Ibu teratur dalam
dengan
jadwal
mengikuti kelas ibu
dan
tidak
hamil sesuai jadwal
ditemukan
ibu 3. Ibu
memahami
hamil
resiko
materi
yang
tinggi
disampaikan dalam
kelas ibu hamil
Jangka Pendek:
4. Ibu
dapat
mempraktekkan
1 Motivasi dan
senam ibu hamil
keaktifan ibu
5. Nutrisi ibu hamil
meningkat
baik
2 Ibu
memahami
materi yang
disampaikan
dalam kelas
ibu hamil

Mengadakan
kelas ibu
hamil
dengan
materi
kehamilan,
perubahan
tubuh ibu
hamil,
keluhan
umum,
pelayanan
kesehatan,
pengaturan
gizi dan
senam ibu
hamil

Mhs:
Inas
Husnun

Kader:

Ceramah
dan
Demonst
rasi

Flipchart
, leaflet
dan
audio
senam
ibu
hamil.

Anda mungkin juga menyukai